PSIKOLOGI KLINIS PENDEKATAN DIBIDANG FENOMENOLOGIS DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3: DEVI SILVIA NINGSIH FANI ZIKRIL HAKIM FITRI ANNUM MALASARI MARDHIYAH SLASHZIA AYU RATNASARI
TEORI DAN TOKOH FENOMENOLOGI
Carl Rogers : Humanistik Rogers
seorang fenomenologis karena ia sangat
menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berdea-beda tergantung
dengan pengalaman, pengalaman perseptualnya. Pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari
lapangan fenomenal tersebut. DEVI
Konsep diri menurut rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi dua yaitu konsep diri real dan konsep diri idela.
DEVI
Allport : Humanistik Fungsi Autonomy Allport Fungsi otonomi adalah motivasi individu yang bersifat independen (tidak terikat dengan masa lalu). Ada 2 level fungsi otonomi, yaitu : Perseverative functional autonomy (perilaku bukan karena alasan awal, tapi perilaku tersebut sudah mejadi kegiatan rutin/habit), contohnya : perokok. Propriate functional autonomy (perilaku dihubungan pada nilai-nilai, self-image, dan gaya hidup). 3 prinsip propriate functional autonomy : organizing the energy level, astery and competence, propriate paterning. FANI
Allport juga menjelaskan proses dari kepribadian itu dalam sebuah konsepnya, “functional autonomy”. Konsep ini menjelaskan bahwa motif kematangan, kesehatan emosional
seseorang tidak terhubung secara fungsional kepada pengalamannya di masa lalu sejak ia lahir. Dari konsep tersebut dapat diketahui bahwa allport berpendapat bahwa motivasi dari tiap individu itu bersifat independent dan tidak terikat atau terhubung dengan hal yang lainnya FANI
Kurt Lewin : Humanistik Teori Lewin ini dapat dimengerti dalam rangka struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian. Struktur Kepribadian Psikologi yang selalu dipegang Lewin ialah bahwa pribadi itu selalu ada dalam lingkungannya, pribadi tidak dapat dipikirkan lepas dari lingkungannya.
FITRI
1). Dimensi Waktu Kurt Lewin berpegang pada prinsip kekinian. Walaupun menurut prinsip kekinian masa lampau dan masa depan tidak mempengaruhi tingkah laku kini, tetapi sikap, perasaan, pikiran mengenai masa lampau atau masa depan mempengaruhi tingkah laku kini. Karena itu, masa kini harus juga memuat sangkut-pautnya dengan masa lampau dan masa
depan. Lewin menunjukkan bahwa ruang hidup neonatus dapat digambarkan sebagai medan yang daerah-daerahnya relatif sedikit dan kurang jelas bedanya satu sama lain.
FITRI
2). Dimensi realitas-irrealitas Dimensi dalam ruang hidup itu membawa diferensiasi pula dalam dimensi realitas-realitas. Irrealitas berisikan fakta khayal. Diantara kedua bentuk ekstrem itu terdapat berbagai taraf, seperti perbuatan itu lebih mempunyai realitas daripada berbicara tentang perbuatan itu, tujuan yang ideal kurang sifat realitasnya daripada tujuan yang langsung.
FITRI
George A. Kelly Teori konstruk personal George A. Kelly lebih berusaha untukmenjelaskanpribadiorang itusendiri daripada hipotesis dari para psikolog
Konstruksi peronal adalah unit utama teori George A. Kelly. Operasi Kelly untuk mengukur konstruk yang paling terlihat dalam perannya membangun tes perbendaharaan.
ZIA
Menurut George A. Kelly, psikologi sifat mencoba untuk menemukan tempat seseorang pada dimensi kepribadian teori ini. teori konstruk personal sebaliknya mencoba untuk melihat bagaimana orang melihat dan meluruskan kegiatan untuk dimensi sendiri. Itu merupakan Harapan Kelly untuk menemukan sifat dimensi konstruk pribadi dari pada untuk mencari posisi individu pada dimensi teori para psikolog.
ZIA
PERSPEKTIF FENOMENOLOGIS DARI HUMANISTIK - EKSTENSIAL • Pendekatan ini lahir sebagai reaksi atas anggapan dasar psikoanalisis, bahwa setiap hal, termasuk psikopatologi maupun ketidakmampuan fungsional disebabkan olehkejadian yang hayati buruk di masa lalu. Melalui terapi ia dapat belajar untuk
memahaminya, dan melalui penyadaran atau insight akan timbul pembebasan dari permasalahn yang tersembunyi, simtom-simtom dan kegiatan untuk hidup produktif, kehidupan penuh makna. Pada akhir 1940an muncul pemikiran baru sebagai alternative berhubungan dengan berbagai hal yang sukar dilaksanakan dan sukar dipahami dari psikoanalisis, misalnya nondirective counseling, yang kemudian dikenal dengan nama Client-centered Theraphy berdasarkan pemikiran Carl Rogers. • Pemikiran
Rogers
dianggap
penting
ntuk
terapi-terapi
diluar
psikodinamik, yang klasik atau berorientasi pada psikoanalisis saja. FITRI
pendekatan
Konseling Rogerian
Memiliki kedudukan khusus dalam lingkungan bentuk
konseling non theraphy pada umunya, karena merupakan yang pertama-tama lahir sebagai alternative lain dari psikoterapi yang mengguanakan pendekatan medis, khususnya psikoanalisis yang sebelumnya menjadi “kiblat” dari hamper semua jenu psikoterapi yang dikenal. Terapi ini menekankan pada penghayatan psikologis klien pada saat ini berdasarkan pada keyakinan humanistic, bahwa semua orang memiliki
motivasi, kemampuan , dan keinginan meningkatkan diri. FAN
Bagi rogers pencipta terapi ini, yang harus diusahakan
adalah agar klien dapat mengaktualisasikan potensialitasnya sebagai akar cara menanggulangi permasalahannya. Yang dimaksud
rogers
dengan
aktualisasi
diri
adalah
kecendrungan yang timbul dari dalam diri organisme, dalam hal ini
individu, itu sendiri untuk secara optimal
mengembangkan
seluruh
kapasitasnya,
yang
memelihara atau meningkatkan kualitas organisme.
FANI
dapat
Percakapan yang terjalin antara konselor dank lien lebih tepat dari pada wawancara klinis. Dalam percakapan ini yang dikedepankan adalah pemahaman, dan menghindari adanya sifat mencari informasi, menilai, menafsir, serta mendukung. Kalau dilakukan empat tipe percakapan lainnya, berarti seorang konselor berada pada posisi mengatur klien atau konselee, dan itu berarti bahwa konselor berkedudukan lebih tinggi. Hal ini
pula yang menyebabkan dalam konseling tidak ada diagnostik, termasuk selama percakapan berlangsung, karena sedikit sja terjadi diagnostika maka telah terjadi perbedaan kedudukan diantara keduanya.
DEVI
Pentingnya dalam konseling ini keterampilan untuk membuat
singkatan
yang
disebut
paraphrase,
ialah
mengemukakan inti dari apa yang dinyatakan atau lebih di ceritrakan klien dalam hubungan dengan masalah atau gangguannya. Bagaimanapun permaslahan atau gangguan ini sering berhubungan dengan kekalutan dalam pikiran sebenarnya
yang
bersumber
dari
kekalutan
memandang permasalahan. DEVI
dalam
Diagnosis merupakan suatu permasalahan yang dipertanyakan oleh pendekatan lain, yang pada umumnya berpola pikir kedokteran. Penekanan pada hubungan, penerimaan, dan kehangatan merupakan hal yang sering dalam bagian penting program-program pelatihan untuk mereka ynag bekerja dalam pusat-pusat krisis, untuk para professional yang berupaya memberikan kosneling dan para relawan dalam organisasi dan agen-agen untuk kemanusiaan.
Jika pendekatan Client-centered approach digunakan untuk masalah diluar kamar terapi, pendekatan ini sering disebut Person-Cetered Aproach. Dalam menangani masalah pertumbuhan pribadi kelompok penggunaannya dapat berupa pola kerja berpusat pada klien. ZIA
Sisi positif dalam pendektan ini adalah merupakan metode alternative dari metode lain, khususnya psikoanalisis yang mengkantis dan menggunakan
pendekatan biologis. Kebebasan orang memilih merupakan kelebihan dari pendektan ini.
Sisi
negatifnya
adalah
membebaskan
kemampuan
klien
mengembangkan potensinya. Tampaknya prinsip ini kurang memuaskan, karena hilangnya hambatan akan sedikit banyak mengubah klien. ZIA
CONTOH KASUS FENOMENOLOGIS Kasus 1 : “R” seorang mahasiswa, mungkin melihat dirinya sebagai dokter masa depan, tetapi
nilainya yang dikeluarkan dari sekolah kedokteran
ternyata dibawah rata-rata. Perbedaan antara dengan apa “R” melihat
dirinya (konsep diri) atau bagaimana ia ingin melihat dia (ideal konsep diri) dan realitas kinerja akademis yang buruk dapat menyebabkan kegelisahan dan kerentanan pribadi, yang dapat memberikan motivasi yang diperlukan untuk masuk terapi. “R” harus melihat bahwa ada
masalah atau tidak pada dirinya. “R” pesimis untuk menghadapai penyesuaian psikologis untuk mengeksplorasi perubahan dirinya.
Dari contoh kasus “R” menggunakan teknik terapi Person Centeredterapy dan dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu alasan klien mencari
terapi
adalah
perasaan
tidak
percaya
diri,
dan
ketidakmampuan untuk membuat keputusan atau secara efektif mengarahkan hidup mereka sendiri. “R” diarahkan supaya melihat
kepotensian diri dia yang sebenarnya, terapi difokuskan ke saat yang sekarang agar “R” dapat melanjutkan hidupnya. Dari contoh kasus tersebut inti dari terapi ini adalah penggunaan
pribadi
terapi
yang
kapasitas
untuk
sadar
akan
dirinya,
meningkatkan kesadaran diri yang memotivasi atau mempengaruhi seseorang dan tujuan hidup individu itu.
CONTOH KASUS FENOMENOLOGI Kasus 2 : Dina adalah siswa SMA Negeri favorit di Jakarta. Dia anak yang cerdas dengan kelebihan pada mata pelajaran eksakta yang diatas rata-rata,
namun Dina memiliki keterbatasan secara fisik, yakni kakinya tidak sempurna atau pincang. Kepincangan kaki mawar akibat kecelakaan motor yang terjadi pada saat Dina SMP. Hal ini yang mengusik cita-
citanya untuk menjadi dokter di kemudian hari. Di lingkungan yang baru ini (SMA), Dina seringkali mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari teman-temannya, diolok-olok “pincang”, disakiti dan dijauhi. Dengan kondisi seperti ini, Dina hanya mau bergaul dengan orang yang dianggapnya nyaman untuk dirinya dan dengan orang-orang yang mau mendekatinya.
Dari aspek kehidupan Dina, keluarganya memiliki kondisi ekonomi yang pas-pasan. Ibunya penjual makanan tradisional dari ketela pohon, ayahnya seorang buruh. Dina merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adiknya sekarang kelas VII SMP dan memiliki tubuh yang normal. Kondisi yang dialami Dina dilingkungan sekolah menimbulkan rasa putus asa terhadap kehidupannya, sehingga memberikan penilaian negative terhadap takdir Rabbnya. Dengan berbagai permasalahan tersebut tentu sangat mempengaruhi keadaan psikologis Dina yang sempat berencana untuk berhenti sekolah.
Klien mengalami ketidakcocokan antara pandangan klien
tentang dirinya sendiri (self-concept) atau pandangan yang disukai klien tentang dirinya. Klien masa depannya berkeinginan menjadi seorang dokter, dan dia pun anak yang cerdas di
sekolah namun dia dikucilkan teman-temannya karena kakinya yang pincang akibat kecelakaan dan membuatnya putus asa. Yang melandasi klien untuk konseling bisa saja karena perasaan tidak berdaya, tidak kuasa dan tidak berkemampuan untuk membuat putusan dan untuk mengarahkan hidupnya sendiri secara efektif
Konselor menciptakan iklim konseling hingga membuat klien bisa mengungkapan dan mengkomunikasikan penerimaan, respek dan pengertian serta berbagai upaya dengan klien dalam mengembangkan kerangka acuan internal dengan memikirkan, merasakan dan mengeksplorasi dalam lingkungan yang aman dan dipercaya aspek-aspek dunia pribadinya yang tersembunyi. Konselor harus mampu menerima tanpa syarat terhadap klien, serta mendorong klien secara perlahan-lahan pada pemahaman terhadap apa yang ada dibalik itu semua.
Konseling diharapkan klien mampu mengeksplorasi lingkungan lebih luas dan perasaannya. Serta klien mampu menyatakan ketakutan dan kecemasannya yang dianggap negative untk
diterima dan dimasukan dalam struktur dirinya. Selanjutnya konselor berusaha memberikan iklim yang mendukung pertumbuhan ketika konseli berusaha berhubungan dengan
perasaannya, dan menetapkan tujuan serta arah yang tampaknya tepat baginya. Sehingga yang diharapkan, konseli dapat menemukan jalan keluarnya sendiri.
Daftar Pustaka
Feist,Jess & Gregory J.Feist.2010.Teori kepribadian eds.7.Jakarta: Salemba Humanika Mischel, Shoda Smith. Introduction to personality eds. 7. John Wiley, 2003; New York Sutardjo A. Wiramihardja.2003. Pengantar Psikologi Klinis Edisi revisi.Jakarta: Schultz, Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan:Model-Model Kepribadian SehatI.Jogjakarta:Kanislus