STANDAR PELAYANAN KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN DI BPM
Ada / STANDAR
PERNYATAAN
tidak ada
INPUT
1. Bidan dengan pendidikan terakhir minimal Diploma III (D III) Kebidanan 2. Bidan
yang
telah
mempunyai Surat Tanda Registrasi 3. Kontraspesi dapat
progestin
digunakan
pada
wanita usia reproduktif, nulipara, telah memiliki anak
dan
masa
perimenopause (usia 40 – 50 tahun) dapat digunakan oleh perempuan perokok 4. Kontrasepsi
suntikan
progestin/ Depo Medroxy Progesteron (DMPA) pertama
Acetat
pada (7
minggu
hari)
atau
minggu keenam (42 hari) pasca persalinan terbukti tidak menimbulkan efek negatif terhadap menyusui maupun bayi.
perkembangan
Tidak Dilakukan
Dilakukan
(Ada)
(Tidak ada)
5. Tersedianya
bahan
dan
alat sebagai berikut : a. Depo medroksiprogesteron asetat mengandung 150 mg DMPA, diberikan setiap 3 bulan dengan suntikan intramuskular di bokong; b. Sarung tangan steril c. Kapas alcohol d. Kom steril e. Kasa steril f. Spuit 3 cc g. Needle h. Safety box i. Kartu pelayanan KB PROSES
1. Bidan menanyakan alasan datang atau keluhan utama pasien 2. Bidan
melakukan
anamnesa a. Identitas pasien (nama, umur,
agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat) b. Riwayat
kesehatan
(dahulu,
sekarang,
keluarga) c. Riwayat obstetric 1) Riwayat menstruasi (HPHT,
siklus,
lamanya, darah,
warna
dismenorea,
banyaknya) 2) Riwayat kehamilan persalinan yang
nifas
lalu
abortus,
(tahun,
penolong,
penyulit/komplikasi persalinan, keadaan nifas, ASI Eksklusif pada
anaknya,
penyulit/komplikasi, keadaan
anak
sekarang) d. Riwayat
perkawinan
(status
perkawinan,
pernikahan
ke,
lamanya, umur pertama menikah) e. Riwayat KB (metode yang pernah digunakan, lamanya,
keluhan
alasan dilepas metode yang
diinginkan,
datang atas petunjuk) f. Pola
pemenuhan
kebutuhan sehari – hari (nutrisi,
eliminasi,
aktivitas, hygiene,
seksual, pola
hidup
sehat) g. Psikososialcultural
h. Data pengetahuan 3. Bidan memastikan calon akseptor
KB
ingin
menggunakan metode KB sesuai yang diinginkan 4. Bidan
melakukan
pemeriksaan fisik a. Menimbang
berat
badan b. Mengukur
tekanan
darah c. Memeriksa
daerah
perut dengan palpasi 5.
Memberitahu
hasil
pemeriksaan
kepada
pasien 6.
Bidan memeriksa daerah suntik
apakah
bersih
ataukotor, bila lengan atas atau pantat yang akan
disuntik
terlihat
calon
klien
kotor, diminta
membersihkannya dengan
sabun
Biarkan
danair. daerah
tersebutkering. 7.
Bidan mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan Keringkan
air
mengalir dengan
handuk atau dianginkan.
8.
Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet. Hapus karet yang ada di bagian atas vial dengan kapas yang
telah
dibasahi
dengan alkohol 60-90%. 9.
Bila menggunakan jarum dan semprit suntik sekali pakai,
segera
plastiknya.
buka Bila
menggunakan jarum dan semprit suntik yang telah distrilkan dengan DTT, pakai
korentang/forsep
yang telah diDTT untuk mengambilnya. 10. Pasang
jarum
pada
semprit suntik dengan memasukkan jarum pada mulut
semprit
penghubung 11. Balikkan mulut
vial vial
dengan kebawah.
Masukkan cairan suntik dalam semprit. Gunakan jarum yang sama untuk menghisap
kontrasepsi
suntik dan menyuntikkan padaklien. 12. Bersihkan
kulit
yang
akan
disuntik
kapas
dengan
alkohol
yang
oleh
ethil
dibasahi
/isopropyl alokohol 6090%. 13. Biarkan kering
kulit
tersebut
sehelum
dapat
disuntik. 14. Suntikkan
secara
intramuskular dalam di daerah
pantat
(daerah
gluteal).
Apabila
suntikan
diberikan
terlalu
dangkal,
penyerapan suntikan
kontrasepsi
akan
lambat
dan tidak bekerja segera danefektif. 15. Depo
Provera
(3ml/150mg)
yang
diberikan setiap 3 bulan (12minggu). 16. Jangan memijat daerah suntik.
Jelaskan
pada
klien bahwa obat akan terlalu cepat diserap. 17. Buang jarum dan semprit dalam safety box. 18. Memberitahu ibu bahwa penyuntikan selesai.
sudah
19. Menganjurkan ibu untuk kembali
lagi
sesuai
dengan jadwal atau jika ada keluhan.
OUTPUT
1. Penurunan
kejadian
kehamilan
tidak
diinginkan 2. Calon
akseptor
mendapat
KB
pelayanan
yang cepat, tepat dan aman agar merasa puas 3. Meningkatnya partisipasi WUS dalam pemakaian KB suntik 4. Meningkatnya pemanfaatan bidan untuk konsultasi
pemakaian
KB suntik 5. Menurunnya
angka
kelahiran untuk menekan laju
pertumbuhan
penduduk
LINGKUN Permenkes GAN
RI
Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan pelayanan praktik bidan Permenkes RI Nomor 97 tahun 2014