4 Implan.docx

  • Uploaded by: Mira Dewi Kusuma
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4 Implan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,848
  • Pages: 11
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan

telah

berubahnya

paradigma

dalam

pengelolaan

masalah

kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan

untuk

menunda

kelahiran

anak

pertama

(post

poning),

menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan0(ferundity). Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengambil asuhan kebidanan pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant di RSUD Cilacap.

B. Tujuan 1.

Tujuan umum Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant di RSUD Cilacap.

2. Tujuan khusus a.

Untuk mengumpulkan data subjektif pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant di RSUD Cilacap.

b.

Untuk mengumpulkan data objektif pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant di RSUD Cilacap.

1

c.

Untuk menegakkan diagnosa pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant di RSUD Cilacap.

d.

Untuk melakukan penatalaksanaan asuhan pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant di RSUD Cilacap.

2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi KB Implant Alat kontrasepsi implant atau yang juga disebut dengan alat kontrasepsi bawah kulit (KB Susuk) yaitu alat kontrasepsi kombinasi yang berupa batang silastik atau batang putih lentur yang nantinya dipasang dibawah kulit lengan ibu yang fungsinya untuk mencegah kehamilan. Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit (Sarwono,2010). Keefektifitasannya yaitu sangat efektif karena kegagalannya hanya 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan.

B. Jenis Alat kontrasepsi implant terdiri dari 4 jenis, yaitu: 1. Norplant Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm , yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun 2. Implanton Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-Desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun 3. Jadena Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonogestrel dengan lama kerjanya 3 tahun 4. Indoplant Sama dengan Jadena

3

C. Cara Kerja Cara kerja dari metode kontrasepsi implant, yaitu: 1. Lendir serviks menjadi kental 2. Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi 3. Mengurangi transportasi sperma 4. Menekan ovulasi

D. Keuntungan kontrasepsi Keuntungan kontrasepsi dari metode kontrasepsi implant, yaitu: 1. Daya guna tinggi 2. Perlindungan jangka panjang 3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan 4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam 5. Bebas dari pengaruh estrogen 6. Tidak mengganggu kegiatan senggama 7. Tidak mengganggu ASI 8. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan saja 9. Dapat dicabut setiap saat sesuai keinginan

E. Keterbatasan Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hiperamenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea. Beberapa keluhan yang mungkin muncul: 1. Nyeri kepala 2. Peningkatan/ penurunan berat badan 3. Nyeri payudara 4. Perasaan mual 5. Pusing 6. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness) 7. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan

4

8. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS 9. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan 10. Efektifitasannya menurun bila menggunakan obat-obatan tuberculosis atau obat epilepsy 11. Terjadinya kehamilan ektopiksedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)

F. Yang Boleh Menggunakan Implant 1. Usia reproduksi 2. Telah memiliki anak ataupun yang belum 3. Menghendaki

kontrasepsi

yang

memiliki

efektifitas

tinggi

dan

menghendaki pencegahan kehamilan dalam jangka panjang 4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi 5. Pascapersalinan dan tidak menyusui 6. Pascakeguguran 7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi 8. Riwayat kehamilan ektopik 9. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit (sickle cell) 10. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen 11. Sering lupa menggunakan pil

G. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant 1. Hamil atau diduga hamil 2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya 3. Benjolan/ kanker payudara atau riwayat kanker payudara 4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi 5. Mioma uterus dan kanker payudara 6. Gangguan toleransi gula (diabetes)

5

H. Waktu Penggunaan Implant 1. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan 2. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan berhubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja 3. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja 4. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lainnya. 5. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja 6. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonaldan ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu engan benar. 7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan implant, insersi implant dapat dilakukan setiap saat, asal saja klien diyakini tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya. 8. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain. 9. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dank lien ingin menggantinya dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut 10. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.

6

I. Instruksi Bagi Klien Menurut Abdul Bari Saifuddin (2006), Instruksi untuk klien antara lain : 1.

Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi

2.

Perlu

dijelaskan

bahwa

mungkin

terjadi

sedikit

rasa

perih,

pembengkakan, atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan 3.

Pekerjaan rutin haruan tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah insersi

4.

Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga lukasembuh (biasanya 5 hari)

5.

Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar

6.

Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik

J. Efek Samping 1.

Amenorea

2.

Perdarahan bercak (spotting) ringan

3.

Ekspulsi

4.

Infeksi pada daerah insersi

5.

Berat badan naik/turun

7

BAB IV PEMBAHASAN

A. Data Subjektif 1.

Teori Secara teori data subjektif yang dikaji meliputi identitas pasien, alasan datang, keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat perkawinan. Riwayat KB dan pola pemenuhan sehari-hari.

2.

Praktek Pada pengkajian yang telah dilakukan terhadap Ny. B sudah sesuai teori. Diperoleh data bahwa Ny B umur 20 tahun dengan suami Tn. R umur 20 tahun beralamat di Jl. Gatot subroto 4/6. Ibu mengatakan telah melahirkan 1 hari yang lalu dan langsung dipasang KB Implant, tidak ada keluhan. Riwayat haid menarche 13 tahun, siklus 28 hari, lama haid 6 hari.. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu normal sudah memiliki 1 orang anak. Riwayat perkawinan pertama, sah, lamanya sudah 1 tahun. Riwayat kesehatan sekarang yang lalu dan keluarga baik dan tidak ada riwayat penyakit apapun yang pernah diderita. Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun. Dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari baik..

3. Pembahasan Dalam praktik, tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. B. Data Objektif 1.

Teori Secara teori data objektif yang dikaji meliputi pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan umum, status present, serta pemeriksaan penunjang jika ada.

2.

Praktek Pada pengkajian dan pemeriksaan terhadap Ny. B yang telah dilakukan sudah sesuai teori. Berdasarkan pemeriksaan, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, BB: 52 kg, TB: 156 cm, TD : 120/70

8

mmHg, S: 36,5oC, N: 80x/menit, RR: 21x/menit. Pada pemeriksaan fisik normal tidak ada kelainan. 3.

Pembahasan Berdasarkan data yang didapat, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

C. Analisa 1.

Teori Secara teori untuk menegakkan diagnosa dibutuhkan data subjektif dan objektif yang lengkap.

2.

Praktek Pada pengkajian dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada data subyektif pasien mengatakan telah dipasang KB implant pada tanggal 24 Desember 2016. Didapati diagnosa Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant.

3.

Pembahasan Dalam praktik, tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Data subyektif dan obyektif yang didapat dapat digunakan untuk penegakkan diagnosa.

D. Penatalaksanaan 1.

Teori Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi.

2.

Praktek Untuk

mencapai

tujuan

tersebut

sesuai

dengan

tinjauan

kepustakaan, tindakan yang dilakukan pada Ny. B yaitu : a.

memberitahu hasil pemeriksaan,

b.

memberitahu ibu daerah pemasangan selama 2 hari tetap kering dan bersih,

9

c.

menjelaskan kepada ibu mungkin akan sedikit rasa perih, pembengkakan atau lebam pada daerah pemasangan, tetapi ibu tidak perlu cemas

d.

memberitahu ibu bahwa pekerjaan rutin harian dapat dikerjakan, tetapi hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah pemasangan

e.

memberitahu ibu bahwa balutan penekan jangan dibuka selama 2 hari, sedangkan plester dipertahankan sampai luka sembuh, setelah sembuh daerah tersebut boleh disentuh dan dicuci dengan tekanan wajar.

f.

Menjelaskan kepada ibu daya guna dan efek samping

g.

Menjelaskan kepada ibu jika ada tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau rasa sakit yang menetap selama beberapa hari, segera ke fasilitas kesehatan terdekat.

3.

h.

memberitahu untuk kunjungan ulang,

i.

mendokumentasikan.

Pembahasan Dalam praktik, tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang ada.

10

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Setelah dilakukan

asuhan kebidanan pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0

akseptor baru KB Implant di RSUD Cilacap, dapat disimpulkan bahwa : 1.

Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek pada data subyektif pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant.

2.

Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek pada data obyektif pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant.

3.

Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktekan saat penegakan diagnosa kebidanan pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant.

4.

Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek pada pelaksanaan asuhan pada pada Ny. B Umur 20 Tahun P1A0 akseptor baru KB Implant.

B. Saran 1.

Bagi Lahan Praktek Diharapkan agar dapat melakukan evaluasi dan perbaikan serta peningkatan terhadap mutu pelayanan yang diberikan demi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2.

Bagi Mahasiswa Dengan adanya pembahasan laporan ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan skill dan pengetahuan untuk persiapan diri sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

3.

Bagi Klien Diharapkan klien dan keluarga memperhatikan dan melaksanakan nasihat yang diberikan oleh petugas kesehatan.

11

Related Documents

4:4
June 2020 76
4-4
December 2019 120
4
December 2019 37
4
November 2019 31
4
November 2019 44
4
November 2019 47

More Documents from ""

Ice Breker.docx
May 2020 11
Tm 1 Mual Muntah.docx
December 2019 17
4 Implan.docx
December 2019 23
Siti Rohmatun P1337424314002
December 2019 25