Sistem Akutansi Piutang - Fix.docx

  • Uploaded by: Nurul Azizah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sistem Akutansi Piutang - Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,142
  • Pages: 33
SISTEM AKUNTANSI PIUTANG Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Akuntansi

Disusun Oleh : Kelompok 3 Nama

NIM

Derry Akbar

0617305010

Muhammad Dimas Saputra

0617305010

Nurul Azizah

061730501046

Septiana Qoirunisa

06173050104 Kelas : 3 AF

Dosen Pengampu : Choiruddin,S.E., M.Si,

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2018 iii

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Sistem Akuntansi Piutang” untuk memenuhi tugas Sistem Akuntansi. Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada selaku dosen mata kuliah Sistem Akuntansi yaitu Bapak Choiruddin,S.E., M.Si, yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Mudah- mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Palembang, Desember 2018

Penulis

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................…........2 1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem Akuntansi Piutang 2.1.1 Definisi Sistem Akuntansi Piutang....................................................3 2.2 Prosedur Pencatatan Piutang 2.2.1 Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen....................................3 2.2.2 Dokumen..................................................…......…….........................4 2.2.3 Catatan Akuntansi...............................................…............................4 2.2.4 Organisasi...............................................…..........................…...........5 2.2.5 Metode Pencatatan Piutang...........................…..................................5 2.3 Prosedur Pernyataan Piutang..............................…............................................9 2.4 Distribusi Penjualan...............................................…......................................12 2.5 Faktor-Faktor Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Pemilihan MetodeDistribusi....................................................................................................20 2.6 Fungsi yang terikat dengan Sistem Akuntansi Piutang....................................21 2.7 Studi Kasus.......................................................................................................21 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.….................................................................................................25 3.2 Saran.................................................................................................................25 DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Di zaman yang semakin modern ini menuntut kita untuk mengerti teknologi, bahkan di segala aspek kehidupanpun teknologi adalah otak yang mempermudah pekerjaan kita. Kita ambil contoh saja menutup pintu, kegiatan semudah ini pun bisa dibuat lebih mudah hanya dengan menekan tombol remote pengendali, bagaimana dengan sistem akuntansi yang begitu rumit? Di setiap perguruan tinggi dalam jurusan akuntansi pun sudah banyak mata kuliah sistem informasi akuntansi misalnya di FEB Unila, namun dengan teknologi yang semakin canggih ini pun sering terjadi kesalahan sebuah sistem yang mengarahkan mahasiswa untuk tetap waspada dan tetap mempelajari sistem akuntansi yang masih manual. Sistem akuntansi ini pula yang menjadi dasar materi sistem informasi akuntansi, karena kita mengetahui bahwa sistem informasi akuntasi hanya sebuah program yang mendukung sistem pengendalian akuntansi. Sistem akuntansi dalam pengendaliaanya adalah dengan mengecek dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang ada dengan jurnal yang telah dibuat. Seluruh perusahaan pastilah menjual sebuah produk dimana dalam penjuaaln produk tersebut terdapat akun piutang,pendapatan penjualan, retur dan lain-lain. Kami memfokuskan pada piutang yang semakin dewasa ini bisa saja terjadi kecurangan oleh karyawan dalam mengakui piutang tak tertagih ataupun yang bisa tertagih. Misalkan seorang karyawan bagian kredit yang juga menangani kas dapat saja menandai suatu pelanggan dengan piutang tak tertagih namun karena kurangnya pengendalian sang karyawan mampu menutupi kecurangan tersebut. Kecurangan ini merupakan salah satu dasar pentingnya mempelajari dan memahami sistem pengendalian piutang yang dalam makalah ini akan dijelaskan dan apa saja metode yang bisa diterapkan dalam pengendalian.

4

1.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan sistem akuntansi piutang ? 2. Bagaimana prosedur pencatatan piutang dalam sisitem akuntansi? 3. Bagaimana prosedur pernyataan piutang dalam sistem akuntansi? 4. Apa sajakah metode distribusi penjualan ? 5. Apa saja faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode distribusi ? 6. Bagaimana menyelesaikan sebuah kasus yang berhubungan dengan sistem akuntansi piutang?

1.3. Tujuan Penulisan Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka makalah ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui maksud dari sistem akuntansi piutang. 2. Mengetahui prosedur pencatan piutang. 3. Mengetahui prosedur pernyataan piutang. 4. Mengetahui metode distribusi penjualan. 5. Mengetahui faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode distribusi.

1.4. Manfaat Penulisan 1. Makalah ini diharapkan mampu bermanfaat bagi pemakalah dalam memahami dan menerapkan ilmu yang dipelajari sehingga berguna baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja. 2. Makalah ini dapat digunakan bagi pembaca (civitas akademik) sebagai bahan referensi.

5

3. Makalah ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi bagi masyarakat umum.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sistem Akuntansi Piutang 2.1.1. Definisi Sistem Akuntasi Piutang Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur yang merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jumal dan buku besar yang meliputi : menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, mensortir, memindahkan dan membandingkan. Jadi, pengertian akuntansi piutang adalah sistem dan prosuder pencatatan piutang yang dilakukan oleh setiap perusahaan. 2.2. Prosedur Pencatatan Piutang Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang adalah disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang. 2.2.1. Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen

6

1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur 2. Riwayat penulisan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur 3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu Dalam akuntansi piutang , secara periodik dihasilkan pernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur yang merupakan unsur pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang.

2.2.2. Dokumen Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang: 1. Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan timbulnya piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order pengiriman untuk memudahkan dalam pengendalian atau sebagai dokumen pendukung. 2. Bukti Kas Masuk, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur. 3. Memo Kredit, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. 4. Bukti Memorial (Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi. 2.2.3. Catatan Akuntansi Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang :

7

1. Jurnal Penjualan,dalam prosedur pencatatan piutang jurnal digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penjualan kredit. 2. Jurnal Retur Penjualan, dalam prosedur pencatatan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan. 3. Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur. 4. Kartu Piutang, dalam prosedrur pencatatan, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo piutang kepada debitur.

2.2.4. Organisasi fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah: 1. Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci rekening kontro piutang dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi sebagai buku pembantu piutang. 2. Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik dengan mengirimkannya kesetiap debitur. 3. Menyelenggarakan catatan riwayat krredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan dari setiap debitur.

2.2.5. Metode Pencatatan Piutang Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut: 1. Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah: Transaksi Penjualan

8

Kredit, transaksi ini di posting dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut. a. Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya piutang dari transaksi retur penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah di catat dalam jurnal retur penjualan. b. Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh debitur di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal umum. c. Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang dicatat dalam jurnal umum

Media Faktur Penjuala n

Bukti Masuk Kas

Memo Kredit

Bukti Memoria l

Jurnal

Bukti Pembantu Jurnal Penjua lan

Jurnal Peneri maan Kas

Jurnal Retur Penjual an

Jurnal Umu m 9

Kartu Piutan g

Bagan 2.a Metode Konvensional

2. Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini: A. Metode Posting Harian: 1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci). Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan diisi dengan jumlah total penjualan harian yang merupakan julah faktur penjulaan selama sehari. Faktur yang diterima dari bagian penagihan diterima oleh bagian piutang dalam batch disertai dengan pita daftar total (prelist tape). Jumlah faktur penjualan yang tercantum dalam pita daftar total tersebut dicatat dalam jurnal penjualan. Selanjutnya, setiap bulan, jurnal penjualan tersebut di posting ke rekening kontrolpiutang dalam buku besar. Setiapbulan pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol piutang dengan daftar saldo (trial balance) yang disusun dari kartu piutang. Ada dua cara menangani media yang akan diposting kedalam kartu piutang: a. Media disortasi meurut abjad sebelum diposting, di posting satu per satu kedalam kartu piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari kartu piutang kemudian dicocokan dengan pita daftar total yang menyertai media pada saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokan

ini

dimaksudkan

untuk

membuktikan

ketelitian posting yang telah dilakukan. b. Media di posting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari bagian penagihan.

10

2. Posting lansung kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Dalam metode ini, media di posting kedalam pernyataan piutang dengan kartu piutang dengan kartu piutang sebagai tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.

B. Metode Posting Periodik: 1. Posting Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang diterima dari bagian penaggihan, oleh bagian piutang disimpan sementara, menunggu beberapa hari, untuk nantinya secara sekaligus di posting kedalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.

Kartu Piutan g

Media

Bagan 2.b Metode Posting ditundaMedia dismpan A sementara untuk dapat diposting sekaligus 2. Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada dalam jumlah yang akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi (1) banyak posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut kedalam pernyataan piutang dan kartu piutang. (2) mencatat dan menghitung saldo kartu piutang.. metode ini membagi pekerjaan posting kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata kedalam hari kerja selama sebulan. Setiap pelanggan akan menerima pernyataan piutang pada tanggal hari kerja yang sama setiap bulan.

3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping), dalam metode ini Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang 11

diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum bayar (unpaid invoice file). Pada saat diterima pembayarannya ada dua cara yang ditempuh: a. Jika pelanggan pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan, faktur yang bersangkutan di ambil dari arsip faktur yang belum di bayar dan di cap “lunas”, kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar. b. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalma faktur, jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali kedalam arsip faktur yang belum dibayar.

4. Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer. Metode pencacatatan ini menggunakan batch system. Dalam sistem ini dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.dalam sistem ini dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file) dan pancatatan piutangnya dilkukan secara harian dan setiap hari pula, arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk piutang. 2.3. Prosedur Pernyataan Piutang Pernyataan piutang adalah formulir yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pada tanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang dibentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini: (1) Pernyataan saldo akhir bulan (balance-end-of-month statement). (2) Pernyataan satuan (unit statement). (3) Pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional (running balance statement with conventional account). (4) Pernyataan faktur yang belum dilunasi (open item statement). 12

Pernyataan Saldo Akhir Bulan

Kartu Piutan g

Media

Pernyataan Piutang

Bagan 2.c Prosedur pembuatan pernyataan akhir bulan

Pernyataan Satuan Pernyataan piutang ini berisi : 1. Saldo kewajiban debitur pada awal bulan. 2. Mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap transaksi. 3. Saldo kewajiban debitur pada akhir bulan. Prosedur pembuatan pernyataan piutang dilakukan sebagai berikut : a) Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar; lembar pertama akan berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai catatan piutang (pengganti kartu piutang). b) Saldo piutang

kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip

tembusan pernyataan piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam formulir pernyataan piutang tersebut. c) Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.

d) Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar pertama formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua disimpan dalam arsip menurut nama debitur , dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu piutang).

13

e) Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2 lembar) diambil dan diisi dengan saldo piutang kepada debitur yang bersangkutan pada akhir bulan yang sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang).

Pernyataan Saldo Berjalan dengan Rekening Konvensional Isi pernyataan piutang bentuk

ini tidak berbeda dengan pernyataan

satuan.Perbedaan diantara pernyataan satuan dengan pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah terletak pada cara posting dan isi catatan piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan

piutang saldo berjalan dengan rekening

konvensional adalah sebagai berikut : a) Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 1 lembar. b) Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam formulir

pernyataan piutang yang sebagai tembusannya

adalah kartu piutang. c) Pada akhir

bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang

bersangkutan. d) Pada awal bulan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1 lembar dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut ke dalam pernyataan piutang tetap menggunakan kartu piutang yang dipakai bulan sebelumnya sebagai tembusannya. Dengan demikian kartu piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi informasi mutasi beberapa bulan sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk pernyataan piutang satuan, yang catatan piutangnya hanya berisi mutasi setiap bulan saja. Pernyataan Faktur yang Belum Dibayar Pernyataan piutang bentuk ini berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debitur pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur dan jumlah 14

rupiahnya.Penggunaan bentuk pernyataan piutang ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang tercantum dalam faktur. Prosedur pembuatan pernyataan faktur yang belum dibayar tampak pada gambar dibawah ini.

Pernyataan

Kartu Piutan g

Media

Piutang

Berisi saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan

2.4. Distribusi Penjualan Distribusi adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam media dan pengumpulan total ringkasan tersebut untuk keperluan pembuatan laporan. Jika diterapkan dalam penjualan, distribusi penjualan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam faktur penjualan (misalnya hasil penjualan menurut daerah pemasaran) dan pengumpulan total ringkasan penjualan menurut daerah pemasaran tersebut untuk keperluan pembuatan laporan

hasil

penjualan

menurut

daerah

pemasaran.

Dengan

demikian,prosedur distribusi sangat dipengaruhi oleh isi laporan yang akan dihasilkan. Metode Distribusi Penjualan Ada 5 metode dstribusi : 1. Metode berkolom (columnar methods). 2. Metode rekening tunggal dan rekening berkolom (unit account and columnar account methods). 3. Metode summary strip dan metode tiket tunggal (summary strip and unit ticket methods). 4. Metode register ( register method).

15

5. Metode dengan computer.

Metode Berkolom ( Columnar Methods ) Dalam metode ini, distribusi data penjualan dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk setiap unsur dalam klasifikasi, atau satu kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi. Dengan demikian metode distribusi ini ditentukan oleh dua faktor

yaitu jumlah unsur dalam

klasifikasi dan frekuensi kegiatan setiap unsur dalam klasifikasi tersebut. Metode kolom ini terdiri dari : 1. Metode Jurnal Berkolom dengan Tulis Tangan Dalam metode distribusi ini, jurnal penjualan dipakai sebagai alat distribusi. Dalam jurnal disediakan kolom-kolom sesuai dengan unsur klasifikasi yang diinginkan tercantum dalam laporan penjualan. Setiap faktur penjualan akan dicatat dalam jurnal penjualan tersebut, sesuai dengan jenis produk yang bersangkutan dengan faktur tersebut. Secara periodik, kolom-kolom dalam jurnal penjualan tersebut dijumlah, dan jumlah ini disajikan dalam laporan hasil penjualan menurut jenis produk. Gambar dibawah merupakan prosedur distribusi penjualan dengan jurnal berkolom. Faktur Penjualan

Menggunakan jurnal berkolom

Jurnal Penjual an

Laporan Penjualan

Menurut produk, daerah pemasaran, besarnya order, dan sebagainya

2. Metode Worksheet Jumlah kolom yang disediakan dalam jurnal sangat terbatas. Jika jumlah unsur yang terdapat dalam klasifikasi banyak, maka jurnal tidak lagi memadai untuk menampung data yang banyak jenisnya

16

tersebut. Worksheet akan mampu menampung tambahan unsur dalam klasifikasi, lebih banyak yang dapat ditampung oleh jurnal berkolom. Namun jumlah unsur dalam klasifikasi yang dapat ditampung oleh worksheet inipun tetap terbatas. Faktur penjualan dicatat ke dalam worksheet yang bersangkutan setiap hari, dan pada akhir bulan setiap kolom dalam worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut disajikan dalam laporan hasil penjualan menurut jenis produk. Prosedur distribusi dengan menggunakan

worksheet dapat

dilihat pada gambar dibawah.

Faktur Penjualan

Workshe et Workshe et Workshe et Workshe et

Worksheet disediakan untuk satu kelompok klasifikasi

Laporan Penjualan

Gambar : Prosedur Distribusi Penjualan dengan worksheet

3. Metode Jurnal Berkolom yang Diselenggarakan dengan Mesin Pembukuan

17

Dalam metode distribusi ini, jurnal berkolom merupakan alat untuk menampung data sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan dan merupakan sumber informasi untuk membuat laporan penjualan. Jika dalam metode jurnal berkolom dengan tulis tangan, jurnal penjualan diselenggarakan dengan tulisan tangan, dalam metode distribusi ini, jurnal penjualan dihasilkan dari posting transaksi penjualan ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan merupakan tembusan yang dihasilkan dari posting dengan mesin pembukuan transaksi penjualan ke dalam kartu piutang. Laporan penjualan disusun berdasarkan jumlah kolom-kolom yang disediakan dalam jurnal penjualan. Prosedur distribusi penjualan dengan metode jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan mesin pembukuan dapat dilihat pada gambar di bawah.

Faktur Penjualan

Jurnal penjualan merupakan tembusan yang dihasilkan dari posting ke dalam kartu piutang yang diselenggarakan dengan mesin pembukuan

Jurnal Penjuala n Kartu Piutang

Laporan Penjualan

18

Metode Rekening Tunggal dan Rekening Berkolom (Unit Account and Columnar Account Methods) Jika jumlah unsur dalam klasifikasi sudah sedemikian banyak (misalnya perusahaan menjual 150 jenis produk), baik jurnal berkolom maupun worksheet tidak lagi memadai sebagai alat distribusi. Penggunaan rekening tunggal dan rekening berkolom merupakan jawaban untuk menampung unsur klasifikasi yang banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi disediakan satu rekening, dengan demikian jumlah unsur berapa pun dalam klasifikasi dapat ditampung dengan penyediaan rekening ini. Dengan menggunakan rekening ini, setiap transaksi dapat diberi penjelasan sebanyak yang diperlukan. Secara periodik data yang dikumpulkan dalam rekening ini dijumlah,dan kemudian disajikan dalam laporan hasil penjualan seperti yang diinginkan oleh manajemen. Prosedur distribusi dengan menggunakan rekening tunggal dapat dilihat pada gambar dibawah.

Rekenin g Rekenin g

Setiap rekening disediakan untuk menampung satu unsur dalam klasifikasi

Rekenin g Faktur Penjuala n

Rekenin g

Laporan Penjualan

19

Metode Summary Strip dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip and Unit Ticket Methods) Adakalanya distribusi penjualan dapat menggunakan

lebih mudah dilakukan dengan

summary strip. Faktur penjualan disortasi menurut

klasifikasi yang ditetapkan sebelumnya, jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan dicatat

dalam summary strip. Untuk membuat

laporan

periodik, misalnya mingguan, summary strip harian dijajarkan, dilakukan penjumlahan setiap baris dalam summary strip secara mendatar, dan jumlahnya ditulis pada summary strip akhir minggu. Prosedur distribusi dengan metode summary strip dapat

dilihat pada

gambar dibawah. Summary strip akhir minggu

Summary Strip akhir minggu merupakan penjumlahan semua summary strip yang dibuat minggu tersebut. Berfungsi sebagai laporan penjualan.

Faktur Penjualan

Summary Strip

Dikirim kepada manajer pemasaran

20

Distribusi penjualan dengan metode tiket tunggal dilakukan dengan cara mengubah media yang dipakai sebagai dasar distribusi menjadi sebuah media tunggal. Media tunggal adalah media yang berisi satu pendebitan atau satu pengkreditan saja. Media campuran adalah media yang berisi lebih dari satu pendebitan atau lebih dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan dibatasi hanya bisa digunakan untuk merekam satu macam produk yang dijual, maka faktur penjualan ini merupakan media tunggal. Jika setiap faktur dapat digunakan untuk merekam beberapa produk sekaligus, maka faktur ini merupakan media campuran. Dalam distribusi penjualan dengan metode tiket tunggal, faktur penjualan diubah menjadi media tunggal berupa sebuah tiket tunggal. Tiket yang telah diisi data tersebut, kemudian selanjutnya disortasi menurut klasifikasi yang telah ditentukan sebelumnya, setelah itu dihitung jumlahnya untuk kemudian dicatat dalam summary strip atau disebut juga sebagai rekening. Dari

summary strip atau rekening ini kemudian dibuatlah laporan

penjualan. Media tunggal dapat diperoleh dengan berbagai cara berikut ini : 1. Membuat media asli sebagai media tunggal. Sebagai contoh misalnya, untuk memudahkan pembuatan laporan

penjualan menurut jenis

produk, untuk setiap produk dibuatkan satu faktur penjualan. 2. Membuat tiket

tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan

tersendiri. 3. Membuat media tunggal sebagai produk sampingan dalam pembuatan faktur penjualan.

21

Dibawah ini merupakan gambar dari metode distribusi penjualan dengan metode tiket tunggal.

Faktor Penjualan

Diubah menjadi media tunggal

Tiket Tunggal

Disortasi

Rekeni ng Tiket tunggal yang telah disortasi

Tiket Tunggal

Metode Register ( Register Method )

22

Laporan Penjualan

Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan dengan alat register kas. Register kas yang sederhana ini telah dilengkapi dengan dua register yang memungkinkan setiap hari register kas ini dapat menyajikan jumlah penjualan dua macam klasifikasi. Jika register kas dihubungkan dengan komputer, maka berbagai distribusi penjualan dapat dilakukan dengan komputer tersebut, sehingga manajemen dapat dengan mudah memperoleh laporan penjualan menurut informasi yang mereka kehendaki.

Metode Distribusi dengan Komputer Metode distribusi dengan menggunakan komputer merupakan metode distribusi

yang paling mudah pelaksanaannya dengan kemampuan

menghasilkan informasi penjualan yang luar biasa. Dengan menggunakan komputer, kita hanya perlu memberikan kode yang benar terhadap transaksi penjualan yang terjadi, seperti klasifikasi informasi yang dikehendaki tampak dalam laporan. Pekerjaan sortasi dan sortasi kembali dilakukan dengan program komputer yang memerlukan waktu yang singkat, dengan ketelitian yang tinggi.

2.5 Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Pemilihan Metode Distribusi Dalam pemilihan metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan : 1. Informasi yang akan Dicantumkan dalam Laporan Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen sangat menentukan isi laporan yang akan dihasilkan oleh kegiatan distribusi. Jika berbagai jenis klasifikasi perlu disajikan dalam laporan (misalnya penjualan menurut produk di berbagai daerah pemasaran,ke berbagai pelanggan), metode distribusi dengan menggunakan jurnal berkolom tidak dapat

23

menghasilkan informasi tersebut. OLeh karena itu harus dipilij metode lain (misalnya metode worksheet)

2. Jumlah Unsur dalam Klasifikasi Jumlah unsur dalam klasifikasi menentukan metode distribusi yang akan digunakan. Apakah klasifikasi terdiri dari 5 unsur, 100 unsur atau lebih dari 1000 unsur, hal ini akan menentukan jumlah kolom, rekening, atau register yang harus disediakan dalam distribusi.

3. Media yang Dipakai sebagai Sumber Data Jenis media menentukan metode distribusi yang dipakai. Jika media yang dipakai sebagasi dasar berupa media campuran, hal ini memerlukan pengubahan media tersebut menjadi media tunggal untuk memudahkan sortasi bagi keperluan pembuatan laporan.

2.6. Fungsi yang terkait sistem Akuntansi Piutang Fungsi yang terkait dalam sistem penagihan piutang dari penjualan kredit adalah : a. Fungsi secretariat Fungsi ini bertanggungjawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan atau remittance advice melalui pos dan para debitur perusahaan. Fungsi ini juga bertugas membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama dari para debitur dan fungsi ini berada di tangan bagian sekretariat. b. Fungsi penagihan Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi dan fungsi ini berada di tangan bagian penagihan. c. Fungsi kas

24

Fungsi ini bertanggungjawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat atau fungsi penagihan dan menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh dan fungsi ini berada di tangan bagian kas. d. Fungsi akuntansi Fungsi ini bertanggungjawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang, dan fungsi ini berada di tangan bagian akuntansi. e. Fungsi pemeriksa intern Fungsi ini bertanggungjawab dalam melaksanakan perhitungan yang ada di tangan fungsi kas secara periodik, dan melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi, dan fungsi ini berada di tangan bagian pemeriksa intern. 2.7 Studi Kasus Kasus

PT Nyonya Meneer yang dikenal sebagai produsen jamu terkemuka asal Semarang ini dikabarkan akan segera pailit karena terjerat hutang yang sangat besar kepada PT Nata Meridian Investara (NMI) selaku perusahaan distributor tunggalnya. PT NMI meminta piutangnya segera dilunasi oleh PT Nyonya Meneer akan tetapi, pihak PT Nyonya Meneer menolak melunasinya dengan jumlah yang di rincikan oleh PT NMI. Pada catatan kartu piutang yang dimiliki oleh PT NMI tertera nominal sebesar Rp 110 miliar pada debitur PT Nyonya Meneer, namun pada catatan saldo hutang PT Nyonya Meneer terhadap PT NMI hanya sebesar Rp 17 miliar. Menurut berita yang beredar, adanya perbedaan jumlah hutang piutang tersebut dikarenakan adanya perbedaan proses penghitungan antara PT Nyonya Meneer dengan PT NMI. Menurut pihak PT Nyonya Meneer dalam

25

perjanjian hutangnya, tidak dikenakan adanya bunga bulanan atau pun tahunan. Namun pada kenyataannya, PT NMI mengenakan bunga atas piutangnya terhadap PT Nyonya Meneer. Awalnya pada 2012 hutang PT Nyonya Meneer sebesar Rp 38 miliar, tapi dikenakan bunga sebesar 2,65 persen per bulan dan jika diakumulasikan satu tahun bunganya menjadi 31,8 persen. Sehingga hutangnya menjadi Rp 89 miliar. Kemudian PT NMI juga menambahkan retur barang sebesar Rp 21 miliar, dan PT Nyonya Meneer menolak mengakui itu karena menurutnya barang belum dikembalikan, dan masih berada di gudang PT NMI. Menyusul dengan adanya perselisihan hutang piutang tersebut, PT NMI selaku kriditur mengajukukan gugatannya ke Pengadilan Tata Niaga Kota Semarang atas penolakan PT Nyonya Meneer untuk melunasi hutangnya pada PT NMI sebesar yang ditagihkan. Akhirnya, karena belum ada kesepakatan besaran utang piutang antara PT Nata Meridian Investara dengan PT Nyonya Meneer, maka Pengadilan Tata Niaga Kota Semarang memberikan waktu tambahan selama 90 hari terhitung mulai 11 Maret 2015.

Pembahasan Pada kasus diatas, terlihat efek dari tidak berfungsinya dengan baik sistem akuntansi piutang pada PT Nata Meridian Investara (NMI). Pada catatan kartu piutang yang dimiliki oleh PT NMI tertera nominal Rp 110 miliar pada debitur PT Nyonya Meneer, akan tetapi pada catatan saldo hutang PT Nyonya Meneer terhadap PT NMI hanya sebesar Rp 17 miliar. Terdapat jarak nominal pencatatan yang sangat signifikan, dan tentunya kesalahan tersebut dapat menyebabkan kerugian yang sangat berat terhadap salah satu pihak. Dalam akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan pernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang. Seharusnya, PT Nata Meridian Investara secara periodik mengirimkan pernyataan piutang 26

kepada PT Nyonya Meneer selaku debitur. Catatan piutang perusahaan PT NMI juga akan diuji ketelitiannya dengan tanggapan yang diberikan oleh PT Nyonya Meneer selaku debitur. Disamping itu, pengiriman pernyataan piutang secara periodik kepada para debitur akan menimbulkan citra yang baik di mata debitur mengenai keandalan pertanggungjawaban keuangan perusahaan. Sehingga tidak akan terjadi kesalahan pencatatan jumlah hutangpiutang, apalagi sampai nominal yang sangat besar seperti pada kasus tersebut. Kemudian, masalah yang paling utama adalah perbedaan cara perhitungan hutang piutang tersebut. Seharusnya ketika terjadi kesepakatan hutang piutang antara kedua belah pihak apalagi dalam jumlah yang cukup besar, diperlukan adanya kesepakatan dan perjanjiaan yang sah dan dapat dipertangjawabkan agar tidak menimbulkan perselisihan seperti yang sedang terjadi pada saat ini. Disini juga terlihat bahwa organisasi yang bertugas menyelenggarakan catatan kepada setiap debitur, menghasilkan catatan piutang secara periodik yang

kemudian

mengirimkannya

kepada

setiap

debitur,

dan

menyelenggarakan catatan riwayat kredit setiap debitur tidak berjalan dengan baik. PT MNI perlu untuk menata kembali organisasi sistemn akuntansi yang berhubungan dengan piutangnya agar piutang – piutangnya dapat terkontrol dengan baik, sehingga dimasa yang akan datang tidak terjadi lagi hal perselisihan hutang piutang. Untuk membuktikan kebenaran jumlah piutang yang ditagihkan oleh PT NMI kepada PT Nyonya Meneer, pihak PT NMI harus memiliki dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutangnya tersebut, yang berupa faktur penjualan, bukti kas masuk, memo kredit, dan bukti memorial.

27

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Akuntansi piutang adalah sistem dan prosuder pencatatan piutang yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Sistem akuntansi piutang mencakup prosedur pencatatan piutang , prosedur pembuatan pernyataan piutang, dan prosedur distribusi penjualan. Sistem akuntansi piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur, yang terjadi karena transaksi penjualan kredit, retur penjualan , penerimaan kas dari piutang, dan penghapusan piutang. Sumber untuk dasar pencatatan mutasi piutang adalah dokumendokumen. Dalam sistem akuntansi piutang, pernyataan piutang merupakan salah satu keluaran yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi piutang perusahaan kepada debitur.

3.2. Saran Diingat pentingnya sistem akuntansi piutang, sebaiknya dan seharusnya perusahaan menerapkan sistem ini dengan baik dan benar. Demi penghindaran dari kecurangan pihak intern. Dalam pemilihan metode distribusi dalam sistem akuntansi juga perlu pertimbangan atas beberapa hal yaitu (1) informasi yang akan dicantumkan dalam laporan, (2) jumlah unsur dalam klasifikasi dan (3) media yang dipakai sebagai sumber informasi.

28

DAFTAR PUSTAKA 

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.



Pakpahan, Efendi. Akuntansi Piutang. 1, November 2013. Diambil dari: http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2013/02/akuntansipiutang.html



Indrawan, Angga. Sidang Sengketa Nyonya Meneer Berakhir Buntu. 10, Maret 2015. Diambil dari: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/03/10/nkzsknsidang-sengketa-nyonya-meneer-berakhir-buntu



Sumadiyono, PT Nyonya Meneer Pengadilan Beri Waktu 90 Hari untuk Mediasi

Pembayaran

Utang.

11,

Maret

2015.

Diambil

dari:

http://semarang.solopos.com/2015/03/11/pt-nyonya-meneer-pengadilanberi-waktu-90-hari-untuk-mediasi-pembayaran-utang-584082



Arifin, M. Zainal. PT Nyonya Meneer Belum Capai Kesepakatan. 10, Maret 2015. Diambil dari: http://jateng.tribunnews.com/2015/03/10/pt-nyonyameneer-belum-capai-kesepakatan-dengan-kreditur

29

PERTANYAAN DAN JAWABAN 1. Jelaskan Apakah perbedaan antara piutang dagang dengan piutang wesel ? Pertanyaan dari Clarisa Oktania Kelompok 2

30

Penjawab yaitu Muhammad Dimas Saputra Jawaban :

2. Sebutkan jenis piutang lainnya, selain piutang dagang dan piutang wesel ? Pertanyaan dari Nikke Putri Indah Sari Kelompok 4 Penjawab yaitu Septiana Qoirunnisa

31

Jawaban : a.

Piutang lain – lain

b.

Piutang bunga

c.

Piutang pajak

d.

Piutang Karyawan

3. Pada Arsip faktur Penjualan sebagai catatan piutang, Jelaskan cara yang dapat ditempuh pada saat diterima pembayarannya? Pertanyaan dari Annisa Mardhofillah Kelompok 1 Penjawab yaitu Nurul Azizah Jawaban : Pada saat diterima pembayarannya ada dua cara yang ditempuh: a.Jika pelanggan pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan, faktur yang bersangkutan di ambil dari arsip faktur yang belum di bayar dan di cap “lunas”, kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar. b.Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalma faktur, jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali kedalam arsip faktur yang belum dibayar. 4. Dari keempat metode pencatatan piutang. Manakah metode yang paling baik dan jelaskan alasannya serta keunggulan dari metode tersebut?

32

Pertanyaan dari Yayang Puspa Oktarini Kelompok 5 Penjawab yaitu Derry Akbar Jawaban : Dari Ke-4 Metode Pencatatan Piutang, metode yang paling baik ialah Metode Pencatatan dengan Komputer dikarenakan Metode pencacatatan ini menggunakan batch system. Dalam sistem ini dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang. Sistem akuntansi ini dirancang agar sesuai dengan detail terkecil. Begitu data dimasukkan ke dalam sistem, semua perhitungan, termasuk penambahan dan pengurangan dilakukan secara otomatis oleh perangkat lunak sehingga menjamin keakuratan angka karena tidak ada yang diproses dan dicatat dua kali. Semua data didapat dari awal pencatatan.

33

Related Documents

Pend.& Piutang
July 2020 16
Si Akutansi Pada Bengkel
October 2019 22
Management Piutang
May 2020 16
Pengendalian Piutang
May 2020 18
Tugas Akutansi
July 2020 11

More Documents from ""