Silsilah Rasail - Bintang Itu Pun Kian Menjauh Lalu Meredup [bagian 1]

  • Uploaded by: abdul haq
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Silsilah Rasail - Bintang Itu Pun Kian Menjauh Lalu Meredup [bagian 1] as PDF for free.

More details

  • Words: 3,414
  • Pages: 13
‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ‬ Silsilah Rasail : “Bintang itu pun kian menjauh lalu meredup” Bismillah...., aku memulai Silsilah Rasail dengan menyebut asma Allah. Berharap barakah dan rahmah. Semakin berjalan waktu...., semakin terasa indahnya bermanhaj Salaf.... Semoga Allah memberikan balasan terbaik untuk Asatidzah Salafiyyin, Du’aat ilallah atas perjuangan dan pengorbanan mereka.... Semoga Allah meneguhkan mereka untuk selalu bersabar.... Tersentak kaget aku membaca Malzamah yang ditulis oleh Asy Syaikh Al ‘Allaamah Al Hammam Abu Fairuz Abdurrahman Hardi bin Sukaya Al Kudusi. Sesuatu yang sulit diterima oleh akal..... Di saat Umat Islam benar-benar membutuhkan pencerahan tentang Aqidah Shahihah dan Manhaj Shafi Naqiyy..... Di waktu Salafiyyin sedang menjaga ukhuwwah dan mahabbah.... Justru muncul sebuah tulisan tentang sesuatu yang tidak bersentuhan langsung dengan inti masalah.... Bukanlah hikmah dalam berdakwah, apabila menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai kadar pemahaman masyarakat.... Bukan hikmah.... Maka...., sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian terhadap “arus bawah”..., aku memaksakan diri untuk menyusun Rasail dengan mengambil tema “Bintang itu pun kian menjauh lalu meredup”. Insya Allah di dalam Rasail ini terdiri dari, 1. Dienul Islam itu Nasehat Wahai Ustadz ( surat terbuka buat Al Ustadz Abu Fairuz Hardi bin Sukaya). Akan disusun secara sistematis. Mengungkap bayang-bayang Ustadz Hardi. 2. Dienul Islam itu Nasehat Wahai Ustadz (surat terbuka buat Al Ustadz Abu Turab Al Jawi). Akan disusun secara sistematis. Mengungkap bayang-bayang Ustadz Abu Turab. Termasuk latar belakang pendidikan agamanya. Mengapa dia mengusung pemikiran-pemikiran aneh? Kisah perjalanannya untuk menemukan Manhaj Salaf, dari Pondok Gontor, Pondok Tengaran, Pondok Shufi dan yang lain, akan membuka titik terang. Ternyata dia seorang........ 1

3. Dienul Islam itu Nasehat Wahai Ustadz (surat terbuka buat Al Ustadz Abu Shalih Dzakwan Nasution). Akan disusun secara sistematis. Mengungkap bayang-bayang Ustadz Dzakwan. Latar belakang keluarganya, masa kecilnya, proses belajar agamanya, dan kasus-kasus yang pernah ia terjatuh di dalamnya. Akan muncul sebuah kesimpulan “begitulah sifatnya...”. Sebagaimana pengakuan dari adik kandungnya, Abdurrahman, ketika menyaksikan sepak terjangnya dalam fitnah ini, ”Memang begitulah sifat abangku..., tolong dimaklumi...”. 4. Dienul Islam itu Nasehat Wahai Ustadz (surat terbuka buat Al Ustadz Abu Sulaim Sulaiman Sanusi). Akan disusun secara sistematis. Mengungkap bayang-bayang Ustadz Sulaiman. Latar belakang kehidupannya sebelum kedatangan Laskar Jihad, keluarga, masa-masa sekolah, dan perjalanan belajar agama. Sehingga akan tersimpulkan, sebagaimana kesimpulan dari salah seorang kawan dekatnya, yang pernah tidur dan makan bersama, ”Memang Sulaiman kayak gitu...,dari awal aku kenal itu memang aneh dia...”. Adapun untuk Mukhlis Armen dari Langsa, Muhammad Irwan Yusuf dari Ambon keturunan Bugis, Abu Zubair Abul Maulud dari Tanjung Priok, Habibie Fani Lampung, Abdul Wahhab Restu dari Kalimantan atau yang selevelnya bukan masalah.... Karena mereka hanya menjadi “bebek”. Untuk risalah pertama, aku tujukan kepada Al Ustadz Hardi. Dan...risalah ini menuntut Ustadz Hardi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang aku ajukan. Aku tidak ingin masalah lain yang diangkat. Cukuplah Ustadz fokus dan konsentrasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanku.... Sebelumnya aku ucapkan penghargaan sebesar-besarnya kepada segenap Asatidzah dan ikhwah yang telah membantu dengan menyumbangkan data dan informasi. Terutama kepada Al Akh Udin yang selalu memberikan ide-ide cemerlang. Demikian juga kepada Al Akh Hadi yang membantu mengubah tulisan ini ke dalam format PDF. Jazahumullahu khairan katsiran....

2

Dienul Islam itu Nasehat, Wahai Ustadz Sebuah perkenalan........ (surat terbuka buat Al Ustadz Abu Fairuz Hardi bin Sukaya, Semoga Allah membimbingnya di atas Al Haqq selalu) Dari ‘abdul Kariim bin Hardjawijata bin Resadimeja--Demang di Trenggalek Jawa Timur-- ( kawan, murid, sekaligus pengagum Ustadz Hardi )

Tiada henti lisan kita berucap puja-puji untuk Allah Rabb semesta alam. Sebagai syukur atas segenap karunia dan rahmat-Nya. Dia-lah... Asy Syakuur Al Hamiid, satu-satunya Dzat Yang berhak mendapatkan Al Hamd. Shalawat dan salam teriring untuk Baginda Al Musthafa, Penutup para Nabi dan Rasul. Beliau sebagai qudwah dan uswah kita di dalam berbuat. Semoga kita dipertemukan di dalam Al Firdaus Al A’la bersama para Nabi, Shiddiiqiin, Syuhada’ dan Shalihiin. Allahumma taqabbal du’aa.... Risalah ini aku beri judul “Dienul Islam itu Nasehat, Wahai Ustadz”, hanya sekedar meniru judul sebuah risalah yang ditulis oleh Abu Sulaim Sulaiman Sanusi Al Amboni. Abu Sulaim sendiri adalah satu contoh dari sekian banyak anak-anak Ambon yang “dientaskan” dari keterbelakangan Ma’rifatul Islam dengan sebab Jihad di Bumi Raja-raja. Adalah sebuah karunia agung..., ketika Allah menggerakkan Asatidzah Salafiyyin untuk berdakwah di Negeri Ambon Manise. Berapa banyak Umat Islam Maluku yang hidup kembali setelah mati...,karena mengenal Sunnah yang disampaikan Asatidzah. Tak terhingga jumlahnya Umat Islam yang kembali kepada Manhaj Salaf dengan dakwah mereka. Sungguh besar pahala seseorang yang mengajak kepada kebaikan....

‫ﻷﺑِﻰ‬ َ ‫ﻆ‬ ُ ْ‫ وَاﻟﻠﱠﻔ‬- ‫ﻋ َﻤ َﺮ‬ ُ ‫ﻦ َأﺑِﻰ‬ ُ ْ‫ﺐ وَاﺑ‬ ٍ ْ‫ﺷﻴْ َﺒ َﺔ وَأَﺑُﻮ ُآ َﺮﻳ‬ َ ‫ﻦ َأﺑِﻰ‬ ُ ْ‫ﻗﺎل اﻹﻣﺎم ﻣﺴﻠﻢ َﺣَ ﱠﺪﺛَﻨَﺎ َأﺑُﻮ َﺑﻜْ ِﺮ ﺑ‬ ‫ﻋﻦْ َأﺑِﻰ َﻣﺴْﻌُﻮ ٍد‬ َ ‫ﻰ‬ ‫ﺸﻴْﺒَﺎ ِﻧ ﱢ‬ ‫ﻋﻤْﺮٍو اﻟ ﱠ‬ َ ‫ﻋﻦْ َأﺑِﻰ‬ َ ‫ﺶ‬ ِ ‫ﻷﻋْ َﻤ‬ َ‫ﻦا‬ ِ‫ﻋ‬ َ ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ َأﺑُﻮ ُﻣﻌَﺎ ِو َﻳ َﺔ‬ َ ‫ ﻗَﺎﻟُﻮا‬- ‫ﺐ‬ ٍ ْ‫ُآ َﺮﻳ‬ ‫ع ﺑِﻰ ﻓَﺎﺣْ ِﻤﻠْﻨِﻰ‬ َ ‫ل ِإﻧﱢﻰ ُأﺑْ ِﺪ‬ َ ‫ َﻓﻘَﺎ‬-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ﻰ‬ ‫ﺟﻞٌ ِإﻟَﻰ اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱢ‬ ُ َ‫ل ﺟَﺎ َء ر‬ َ ‫ى َﻗﺎ‬ ‫ﻷﻧْﺼَﺎ ِر ﱢ‬ َ‫ا‬ - ِ‫ل اﻟﻠﱠﻪ‬ ُ ‫ل َرﺳُﻮ‬ َ ‫ل اﻟﻠﱠﻪِ أَﻧَﺎ َأ ُدﻟﱡ ُﻪ ﻋَﻠَﻰ َﻣﻦْ َﻳﺤْ ِﻤُﻠ ُﻪ َﻓﻘَﺎ‬ َ ‫ﺟﻞٌ ﻳَﺎ َرﺳُﻮ‬ ُ َ‫ل ر‬ َ ‫ َﻓﻘَﺎ‬.« ‫ل » ﻣَﺎ ﻋِﻨْﺪِى‬ َ ‫َﻓﻘَﺎ‬ .« ‫ﻋِﻠ ِﻪ‬ ِ ‫ﻞ َأﺟْ ِﺮ ﻓَﺎ‬ ُ ْ‫ﺧﻴْ ٍﺮ َﻓَﻠ ُﻪ ِﻣﺜ‬ َ ‫ﻋَﻠﻰ‬ َ ‫ل‬ ‫ » َﻣﻦْ َد ﱠ‬-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬ 3

‫ﻋﻦْ ﻣُﻮﺳَﻰ‬ َ ‫ﺶ‬ ِ ‫ﻷﻋْ َﻤ‬ َ ‫ﻦا‬ ِ‫ﻋ‬ َ ‫ﺤﻤِﻴ ِﺪ‬ َ ْ‫ﻋﺒْ ِﺪ اﻟ‬ َ ‫ﻦ‬ ُ ْ‫ﺟﺮِﻳ ُﺮ ﺑ‬ َ ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ‬ َ ‫ب‬ ٍ ْ‫ﺣﺮ‬ َ ‫ﻦ‬ ُ ْ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨِﻰ ُز َهﻴْ ُﺮ ﺑ‬ َ ‫ﻗﺎل اﻟﺒﺨﺎري‬ ‫ﻋﺒْ ِﺪ‬ َ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﺟﺮِﻳ ِﺮ ﺑ‬ َ ْ‫ﻋﻦ‬ َ ‫ﻰ‬ ‫ﺴﱢ‬ ِ ْ‫ل اﻟْ َﻌﺒ‬ ٍ‫ﻼ‬ َ ‫ﻦ ِه‬ ِ ْ‫ﻦ ﺑ‬ ِ ‫ﻋﺒْ ِﺪ اﻟ ﱠﺮﺣْ َﻤ‬ َ ْ‫ﻋﻦ‬ َ ‫ﻀﺤَﻰ‬ ‫ﻦ َﻳﺰِﻳ َﺪ َوَأﺑِﻰ اﻟ ﱡ‬ ِ ْ‫ﻋﺒْ ِﺪ اﻟﻠﱠﻪِ ﺑ‬ َ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﺑ‬ ‫ف‬ ُ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻬ ُﻢ اﻟﺼﱡﻮ‬ َ -‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ِ‫ل اﻟﻠﱠﻪ‬ ِ ‫ب ِإﻟَﻰ َرﺳُﻮ‬ ِ ‫ﻷﻋْﺮَا‬ َ ‫ﻦا‬ َ ‫ل ﺟَﺎ َء ﻧَﺎسٌ ِﻣ‬ َ ‫اﻟﻠﱠﻪِ ﻗَﺎ‬ ‫ﻚ‬ َ ‫ﻰ َذِﻟ‬ َ ْ‫ﺼ َﺪ َﻗ ِﺔ َﻓَﺄﺑ‬ ‫ﻋﻠَﻰ اﻟ ﱠ‬ َ ‫س‬ َ ‫ﺚ اﻟﻨﱠﺎ‬ ‫ﺤ ﱠ‬ َ ‫َﻓ َﺮأَى ﺳُﻮ َء ﺣَﺎِﻟ ِﻬﻢْ َﻗﺪْ َأﺻَﺎ َﺑﺘْ ُﻬﻢْ ﺣَﺎﺟَﺔٌ َﻓ‬ َ ‫ﺣﺘﱠﻰ ُر ِﺋ‬ َ ‫ﻋﻨْ ُﻪ‬ َ ‫ﻄﺌُﻮا‬ ‫ﺧ ُﺮ ُﺛﻢﱠ ﺗَﺘَﺎﺑَﻌُﻮا‬ َ ‫ق ُﺛﻢﱠ ﺟَﺎ َء ﺁ‬ ٍ ‫ﺼ ﱠﺮ ٍة ِﻣﻦْ َو ِر‬ ُ ‫ﻷﻧْﺼَﺎ ِر ﺟَﺎ َء ِﺑ‬ َ ‫ﻦا‬ َ ‫ﻼ ِﻣ‬ ً‫ﺟ‬ ُ ‫ن َر‬ ‫ ُﺛﻢﱠ ِإ ﱠ‬- ‫ل‬ َ ‫ ﻗَﺎ‬- ‫ﻓِﻰ َوﺟْ ِﻬ ِﻪ‬ ‫ﻦ ﻓِﻰ‬ ‫ﺳﱠ‬ َ ْ‫ » َﻣﻦ‬-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ِ‫ل اﻟﻠﱠﻪ‬ ُ ‫ل َرﺳُﻮ‬ َ ‫ﺴﺮُو ُر ﻓِﻰ َوﺟْ ِﻬ ِﻪ َﻓﻘَﺎ‬ ‫ف اﻟ ﱡ‬ َ ‫ﻋ ِﺮ‬ ُ ‫ﺣﺘﱠﻰ‬ َ َ ‫ﻋ ِﻤ‬ َ ْ‫ﻞ َأﺟْ ِﺮ َﻣﻦ‬ ُ ْ‫ﺐ َﻟ ُﻪ ِﻣﺜ‬ َ ‫ﻞ ﺑِﻬَﺎ َﺑﻌْ َﺪ ُﻩ ُآ ِﺘ‬ َ ‫ﺴ َﻨ ًﺔ َﻓ ُﻌ ِﻤ‬ ْ‫ﺺ ِﻣﻦْ ُأﺟُﻮ ِر ِهﻢ‬ ُ ‫ﻻ َﻳﻨْ ُﻘ‬ َ ‫ﻞ ﺑِﻬَﺎ َو‬ َ‫ﺣ‬ َ ‫ﺳ ﱠﻨ ًﺔ‬ ُ ‫ﻼ ِم‬ َ ْ‫ﻹﺳ‬ ِ‫ا‬ ‫ﻻ‬ َ ‫ﻞ ﺑِﻬَﺎ َو‬ َ ‫ﻋ ِﻤ‬ َ ْ‫ﻞ ِوزْ ِر َﻣﻦ‬ ُ ْ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ ِﻣﺜ‬ َ ‫ﺐ‬ َ ‫ﻞ ﺑِﻬَﺎ َﺑﻌْ َﺪ ُﻩ ُآ ِﺘ‬ َ ‫ﺳ ﱢﻴ َﺌ ًﺔ َﻓ ُﻌ ِﻤ‬ َ ‫ﺳ ﱠﻨ ًﺔ‬ ُ ‫ﻼ ِم‬ َ ْ‫ﻹﺳ‬ ِ ‫ﻦ ﻓِﻰ ا‬ ‫ﺳﱠ‬ َ ْ‫ﺷَﻰْءٌ َو َﻣﻦ‬ « ٌ‫ﺺ ِﻣﻦْ َأوْزَا ِر ِهﻢْ ﺷَﻰْء‬ ُ ‫َﻳﻨْ ُﻘ‬ Kepada “anak-anak” Ambon, termasuk “anak” Limboro...Aku hanya mengingatkan... Berapa kali sudah kalian menunaikan kewajiban sebagai seorang murid dengan mendoakan kebaikan untuk Asatidzah Salafiyyin...? Mendoakan mereka pada waktu-waktu mustajab...? Di dalam sujud atau di sepertiga malam terakhir...? Apakah pernah kalian wahai “anak-anak Ambon” menyampaikan fawaaid ‘ilmiyyah untuk Asatidzah Salafiyyin...? Atau hanya tentang “fitnah” kalian berkirim surat, email, sms dan pesawat telepon...? Subhaanallah..., apakah kalian telah melupakan sejarah dan peristiwa masa lalu...? Ketika Maluku bersimbah darah...,diperangi oleh kalangan Nashara...? Aku juga memiliki niat untuk menulis sekedar “ Nasehat untuk Ustadz Sulaiman Ambon, karena Dienul Islam itu Nasehat Wahai Ustadz ”....

‘’’’’’_________________________________________’’’’’’

4

Ustadz Hardi.... nama inilah yang pertama kali aku kenal, semenjak perjumpaan kita pertama kali. Aku ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Karena aku tidak ingin dikatakan “majhuul” oleh Ustadz Hardi. Karena aku adalah kawan, murid, sekaligus pengagumnya. Seandainya pun Ustadz Hardi tidak ingat..., bukan masalah. Karena tulisan ini hanya sekedar risalah.... Aku teringat dengan tulisan Ustadz Wahyudi Utsman Semarang (mahasiswa Undip, mantan laskar di Ambon. Wallahu a’lam, apakah Ustadz Wahyudi telah benar-benar bertaubat ...??). Ustadz Wahyudi menulis, ” Mohon maaf kami tidak pandai mengolah kata, tidak pandai bermain cantik lagi mempesona. Silakan kritik kami dari sisi sastra, tapi jangan kalian tolak kebenaran yang tertera”. Sehingga, Ustadz Hardi tidak perlu mempermasalahkan keberadaanku yang dianggap “majhuul” hanya karena aku telah dilupakan.... Namun ingatlah pesan Ustadz Wahyudi, “jangan kalian tolak kebenaran yang tertera”.... Husnudzan-ku..., mudah-mudahan Ustadz Hardi tidak termasuk tipe manusia “pelupa”. Yang gampang melupakan teman dan murid. Husnudzan-ku..., karena sibuknya beliau di dalam mengumpulkan fatwa dan nukilan para ‘Ulama, barangkali beliau lupa. Baiklah...aku adalah kenalan lama Ustadz Hardi. Aku dilahirkan di Tanah Jawa. Silsilahku kembali kepada keturunan Raja-raja pulau Jawa. Aku adalah ‘abdul Kariim ibn Hardjawijata bin Resadimeja (Demang di Trenggalek) bin Suryataruna bin Jayamenggala bin Suryajaya bin Suryadilaga bin Adipati Suradiningrat bin Tumenggung Surabrata I bin Tumenggung Martawangsa II Aalu Pembayun. Aku mengenal Manhaj Salaf semenjak di bangku sekolah melalui keluarga. Aku dikenalkan dengan Manhaj Salaf melalui Asatidzah Salafiyyiin. Semoga Allah membalas kebaikan segenap Asatidzah. Alhamdulillah atas kenikmatan ini.... Pertama kali aku mengenal Ustadz Hardi di Desa Sirimau, Ambon. Aku terhitung murid Ustadz Hardi.... Karena banyak fawaaid yang aku peroleh dari beliau. Aku hanyalah pemerhati dakwah salafiyyah..., tidak seperti Ustadz Hardi yang duduk belajar, mengejar cita-cita dalam Rihlah. Bertahun-tahun lamanya di Markiz Induk Daar Al Hadiits, Dammaj. Aku mengagumi semangat Ustadz Hardi di Ambon. Profil seorang anak muda yang begitu gigih di dalam berjihad, tekun dalam tugas, sabar di dalam membimbing anak-anak TPA Al Manshuroh dan semangat dalam ibadah.... Bangku kuliah beliau tinggalkan....Maasya Allah....Besar harapanku agar Ustadz Hardi menjadi seorang ‘alim robbani.... Seakan di hadapanku, wajah Ustadz Hardi terbayang.... Senyumnya yang khas lagi menawan... (menurut sebagian ikhwah yang pulang dari Dammaj, senyum itu telah berubah 5

menjadi kecut dan pahit semenjak beliau disibukkan dengan fitnah, Allahumma Sallim). Kacamatanya turut menghiasi wajahnya yang selalu menawarkan kesejukan... (masih menurut sebagian ikhwah, kini wajah itu telah berganti menjadi bermuram durja... buas dan menghitam...) Tutur kata dan pilihan bahasa selalu membuat hati banyak orang menjadi tersanjung....Lebih-lebih kaum Ibu di Asrama Batu Merah Dalam....Subhaanallah.... Namun....hilang sudah harapan.... Entah bintang kan bersinar lagi....Langit diselimuti hitamnya awan.... Mendung tidak lagi menyisakan asa.... Tak berbilang.... Akankah tinggal harapan....???. Ustadz Hardi yang aku cintai....aku terhenyak kaget. Heran bercampur tak percaya. Ketika tulisan “pertama” Ustadz sampai di tanganku.... Kenapa...? kenapa...? dan kenapa...? Oooh...mengapa...?. Mengapa tulisan “pertama” Ustadz yang sampai kepada kami di Indonesia justru membuat kami menjadi bingung.... Hati kami tidak menentu....”Fitnah” yang hanya bisa difahami oleh sebagian orang saja..., Ustadz sebarkan di kalangan kami.... Wahai Ustadz Hardi...masih banyak di antara ikhwan Salafiyyin yang tidak mengerti tentang makna Syirik Akbar dan Syirik Asghar serta perbedaan antara kedua jenis syirik ini.... Mengapa bukan pembahasan Syirik yang Ustadz kirimkan buat kami...? Atau Ustadz menulis tentang kesyirikan di tempat kita, Kudus...? Sekiranya Ustadz menulis tentang Sunan Kudus yang menjadi simbol kesyirikan...? Kalau aku boleh usul, Ustadz menulis Malzamah dengan judul “Kedudukan Sunan Kudus, antara sejarah dan syari’ah”. Ingatlah wahai Ustadz Hardi..., dakwah para Nabi dan Rasul itu dimulai dengan Tauhid.... Koq Njenengan malah memunculkan tentang “fitnah di antara para ‘ulama” sebagai tulisan pertama. Waah....kami malah merasa kecewa... (huuu..penonton kecewaaa...). Sudah sekian lama kami menanti kedatangan Al Ustadz Hardi bin Sukaya untuk membawa misi Tauhid di Negeri Para Wali, Kudus. Ternyata malah menebarkan “pemahaman” yang tidak bisa difahami oleh banyak ikhwan..., lebih-lebih lagi orang awam.... Berikut ini Nasehat Ulama Kibaar Zaman Ini, Asy Syaikh Al Albani. Agar Ustadz Hardi berfikir untuk menulis “Malzamah-malzamah” tentang Tauhid dan Syirik !!!!!.

6

"‫ﻗﺎل رﺣﻤﻪ اﷲ )ﻓﻬﺬا ﻳﺪل دﻻﻟﺔ ﻗﺎﻃﻌﺔ ﻋﻠﻰ أن أهﻢ ﺷﻲء ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻋﺎة إﻟﻰ " اﻹﺳﻼم اﻟﺤﻖ‬ ‫ } ﻓَﺎﻋَْﻠﻢْ َأﻧﱠ ُﻪ ﻟَﺎ ِإَﻟ َﻪ ِإﻟﱠﺎ اﻟﻠﱠ ُﻪ‬: -‫ ﺗﺒﺎرك وﺗﻌﺎﻟﻰ‬- ‫اﻻهﺘﻤﺎم ﺑﻪ داﺋﻤًﺎ هﻮ اﻟﺪﻋﻮة إﻟﻰ اﻟﺘﻮﺣﻴﺪ وهﻮ ﻣﻌﻨﻰ ﻗﻮﻟﻪ‬ . (19 ‫ ﻣﻦ اﻵﻳﺔ‬:‫{ )ﻣﺤﻤﺪ‬ ‫اﻧﺘﻬﻰ‬.‫هﻜﺬا آﺎﻧﺖ ﺳﻨﺔ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻋﻤﻼ وﺗﻌﻠﻴﻤًﺎ‬ ‫ﻗﺎل رﺣﻤﻪ اﷲ)أﻣﺎ ﻏﺎﻟﺐ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ اﻟﻴﻮم اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺸﻬﺪون ﺑﺄن " ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ " ﻓﻬﻢ ﻻ ﻳﻔﻘﻬﻮن ﻣﻌﻨﺎهﺎ‬ ‫ ﺑﻞ ﻟﻌﻠﻬﻢ ﻳﻔﻬﻤﻮن ﻣﻌﻨﺎهﺎ ﻓﻬﻤًﺎ ﻣﻌﻜﻮﺳًﺎ وﻣﻘﻠﻮﺑًﺎ ﺗﻤﺎﻣًﺎ اﻧﺘﻬﻰ‬، ‫ﺟﻴﺪًا‬ ‫ إن واﻗﻊ آﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ‬: ‫ وهﻲ‬، - ‫ وهﻲ ﻧﺎدرة اﻟﺼﺪور ﻣﻨﻲ‬- ‫ ﻓﺈﻧﻲ أﻗﻮل آﻠﻤﺔ‬، ‫وﻗﺎل أﻳﻀﺎ)ﻟﺬﻟﻚ‬ ‫اﻟﻴﻮم ﺷﺮ ﻣﻤﺎ آﺎن ﻋﻠﻴﻪ ﻋﺎﻣﺔ اﻟﻌﺮب ﻓﻲ اﻟﺠﺎهﻠﻴﺔ اﻷوﻟﻰ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺳﻮء اﻟﻔﻬﻢ ﻟﻤﻌﻨﻰ هﺬﻩ اﻟﻜﻠﻤﺔ اﻟﻄﻴﺒﺔ‬ ‫ ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻳﻘﻮﻟﻮن‬، ‫ أﻣﺎ ﻏﺎﻟﺐ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ اﻟﻴﻮم‬، ‫ وﻟﻜﻨﻬﻢ ﻻ ﻳﺆﻣﻨﻮن‬، ‫؛ ﻷن اﻟﻤﺸﺮآﻴﻦ اﻟﻌﺮب آﺎﻧﻮا ﻳﻔﻬﻤﻮن‬ ‫ ﻟﺬﻟﻚ ﻓﺄﻧﺎ أﻋﺘﻘﺪ أن أول‬، (1) ‫ ﺑﻤﻌﻨﺎهﺎ‬- ‫ﺣﻘًّﺎ‬- ‫ وﻻ ﻳﺆﻣﻨﻮن‬، ‫ ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ‬: ‫ ﻳﻘﻮﻟﻮن‬، ‫ﻣﺎ ﻻ ﻳﻌﺘﻘﺪون‬ ‫ ﺛﻢ‬، ‫ هﻮ أن ﻳﺪﻧﺪﻧﻮا ﺣﻮل هﺬﻩ اﻟﻜﻠﻤﺔ وﺣﻮل ﺑﻴﺎن ﻣﻌﻨﺎهﺎ ﺑﺘﻠﺨﻴﺺ‬- ‫ ﺣﻘًّﺎ‬- ‫واﺟﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻋﺎة اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ‬ ‫ﺑﺘﻔﺼﻴﻞ ﻟﻮازم هﺬﻩ اﻟﻜﻠﻤﺔ اﻟﻄﻴﺒﺔ ﺑﺎﻹﺧﻼص ﷲ ﻋﺰ وﺟﻞ ﻓﻲ اﻟﻌﺒﺎدات ﺑﻜﻞ أﻧﻮاﻋﻬﺎ اﻧﺘﻬﻰ‬ Banyak loh.... kaum muslimin di daerah Kudus yang tidak mengerti makna Kalimat Tauhid..., bahkan sebagian ikhwan dan akhwat pun demikian. Nah…Ustadz Hardi, mereka semua membutuhkan “Malzamah-malzamah” tentang Tauhid dari Ustadz.... Sebenarnya, kami ingin mendengarkan kaset atau cd Asatidzah.... Atau membaca tulisan dan terjemahan Asatidzah.... Atau membaca Majalah Asy Syari’ah.... Namun permasalahannya...., para penerbit sekarang menggunakan yayasan sebagai dasar pendirian. Ingin belajar ke Ma’hadMa’had yang ada..., ternyata juga didirikan berdasarkan yayasan. Ada wacana cukup menarik..., yaitu belajar ke Ma’had Al Ustadz Abu Hazim Muhsin.... ( oh iya…mungkin Ustadz Hardi bisa bercerita kepada kami tentang guru-guru Tajwid dan Qiro’ah Ustadz Muhsin selama belajar di Dammaj. Beliau mendapatkan sanad Tajwid dan Qiro’ah dari Syaikh siapa? Karena kami sekedar mengetahui bahwa Ustadz Muhsin mendapatkan Ilmu Tajwid dari guru-guru NU, wallahu a’lam... ) Tapi..., ternyata hanya papan nama yayasan Ma’had Ustadz Muhsin saja yang dicabut. Karena untuk membubarkan yayasan, kami dilema....

7

Pertama..., harus melalui sidang Pengadilan Negeri. Padahal sidang seperti itu khan tidak ditemukan di zaman Salaf.... Kalau sidang tidak ditempuh...., artinya yayasan belum bubar secara “resmi”. Kedua..., Undang-undang di Negeri kita mengharuskan bagi yayasan yang dibubarkan untuk menyerahkan aset-aset kekayaannya kepada Negara atau yayasan lain yang sejalan. Kalau cara ini tidak dilakukan.... artinya kita menentang pemerintah yang muslim. Padahal kita khan harus bersabar....,walaupun harta milik kita dirampas.... Kemudian seandainya pun kita mengatakan yayasan Ma’had Ustadz Muhsin telah dibubarkan...., bagaimanakah hukum belajar di Ma’had yang telah didirikan oleh yayasan? Hukum belajar di Ma’had yang tanahnya hasil dari tasawwul ?... Mohon fatwa dan nasehat dari Ustadz Hardi Al Faqiih.... Apa yang harus kami lakukan...? Kami belajar agama dari siapa...? Yayasan Ma’had Ustadz Muhsin belum resmi dibubarkan.... Demikian juga Yayasan Ma’had Ustadz Dzul Akmal masih berfungsi dengan baik. (Koq…Ustadz-ustadz dari Pekanbaru yang sekarang duduk belajar di Dammaj tidak pernah menyebutkan di dalam Malzamah-malzamah mereka tentang Nasehat Untuk Ustadz Dzul Akmal. Padahal Ustadz Dzakwan dan Ustadz Mukhlis Armen termasuk muridmurid Ustadz Dzul Akmal ? Aneh....benar-benar aneh...?) Insya Allah untuk Ustadz Dzakwan Nasution (salah seorang Dewan Pembina LJ di Teluk Baguala, Ambon) dan Ustadz Mukhlis Armen (Operasional LJ di Ambon) aku berniat menulis risalah sekedar “Nasehat, karena Dienul Islam itu Nasehat Wahai Ustadz”.... Ustadz Hardi yang aku muliakan…. Kami ingin sekali mencetak dan menerbitkan tulisantulisan Ustadz....Tapi..., tolong jangan menulis tentang “fitnah”..... Banyak di antara kami yang tidak bisa memahami..., ora nyandak utegke,...ora dong.... Banyak di antara kami yang tidak mengerti istilah-istilah Ustadz dalam “Selebaran” itu.... Ma’bar...? Hudaidah...? Syaikh Fulan...? Syaikh ‘Allan...? Hizbiyyah...? Abdul Kariim Ar Roimi...? Ghozi...? Aiman Al Adny...? Ustadz... banyak di antara kami yang tidak dapat menemukan tashowwur tentang Negeri Yaman yang sesungguhnya.. Bahasa yang digunakan Ustadz adalah bahasa orang-orang yang sudah dalam pemahamannya tentang Islam.... Kami menjadi bingung....Kami benar-benar bingung....

‫ﻗﺎل ﻋﻠﻲ ﺑﻦ أﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻓﻴﻤﺎ ذآﺮﻩ اﻟﺒﺨﺎري ﺣﺪﺛﻮا اﻟﻨﺎس ﺑﻤﺎ ﻳﻌﺮﻓﻮن ودﻋﻮا ﻣﺎ ﻳﻨﻜﺮون‬ ‫أﺗﺤﺒﻮن ان ﻳﻜﺬب اﷲ ورﺳﻮﻟﻪ ؟‬ 8

Ali bin Abi Thalib berkata, ” Berbicaralah kalian kepada orang tentang masalah yang dapat difahami oleh mereka. Dan biarkanlah apa yang mereka ingkari. Apakah kalian ingin agar Allah dan Rasul Nya didustakan ? “

‫ ﻣﺎ ﻣﻦ رﺟﻞ ﻳﺤﺪث ﻗﻮﻣﺎ ﺣﺪﻳﺜﺎ ﻻ ﺗﺒﻠﻐﻪ ﻋﻘﻮﻟﻬﻢ إﻻ آﺎن ﻓﺘﻨﺔ‬: ‫وﻗﺎل ﻋﺒﺪ اﷲ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮد رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬ ‫ﻟﺒﻌﻀﻬﻢ‬ Abdullah bin Mas’ud berkata, ” Tidak ada seorang pun yang berbicara kepada sekelompok orang tentang suatu persoalan,pemahaman mereka tidak dapat mencernanya, kecuali pasti akan menimbulkan “ fitnah ” diantara sebagian mereka “. Dan... tulisan-tulisan antum benar-benar telah menjadi fitnah bagi sebagian kami.... Sungguh benar nasehat Abdullah bin Mas’ud....

‫ ﻣﺎ ﻳﺆﻣﻨﻚ أﻧﻲ ﻟﻮ أﺧﺒﺮﺗﻚ ﺑﻬﺎ‬: ‫وﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎس رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ أﻧﻪ ﺳﺄل رﺟﻞ ﺗﻔﺴﻴﺮ أﻳﺔ ﻓﻘﺎل‬ (‫ﻟﻜﻔﺮت ﺑﻬﺎ وآﻔﺮك ﺑﻬﺎ ﺗﻜﺬﻳﺒﻚ ﺑﻬﺎ ﻗﺎل ﺷﻴﺦ اﻹﺳﻼم) ﻓﺘﺒﻴﻦ اﻧﻪ ﻟﻴﺲ آﻞ أﺣﺪ ﻳﻠﻴﻖ ﺑﻤﻌﺮﻓﺔ ﺟﻤﻴﻊ اﻟﻌﻠﻮم‬ Kalau diperkenankan untuk menyarankan.... Bagaimana kalau Ustadz menulis, dan kami yang menyebarkan.... Ada beberapa hal yang sangat kami butuhkan. Diantaranya, 1. Bantahan terhadap para pengusung pemikiran Liberalisme Islam. Lengkap dengan data. 2. Menimbang secara ilmiyyah keberadaan IAIN (sekarang UIN) sebagai lembaga tinggi pendidikan Islam. Lengkap dengan data. 3. Kesesatan NU, Muhammadiyah, dan Persis. Tentu dilengkapi pembahasan akurat tentang kesesatan tokoh-tokoh mereka. Lengkap dengan data. 4. Kesesatan Jaringan Sururiyyah (Ahmas Faiz, Yazid Jawwas, Abu Nida, Aunur Rofiiq Ghufron dll). Kenapa mereka disesatkan. Pembahasan lengkap. Karena banyak orang yang sulit membedakan antara Salafiyyiin dan Sururiyyiin. 5. Ahkaam Al Janaaiz. 6. Upaya Yahudi menghancurkan kaum Muslimin Indonesia serta infiltrasi mereka. Mohon dengan referensi terpercaya dan akurat. 7. Ahkaam Haidh dan Nifas. 8. Hukum bermu’malah dengan bank syariah. Karena banyak sekali program bank syari’ah yang kabur bagi kaum muslimin. Sebagai contoh, program bank syari’ah diantaranya 9

Mudharabah, Hiwalah Mashrafiyyah, Wadi’ah, Tauliyah dan Hiwalah. Demikian juga hukum asuransi sosial, asuransi gotong royong, asuransi bisnis, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi produksi. Tolong pembahasannya yang lengkap wahai Ustadz Hardi yang kami hormati....Baarakallahu fiik wa fii ‘ilmik.... Kami banyak berharap agar kesempatan berikutnya, Malzamah-malzamah tentang permasalahan di atas telah selesai Ustadz bahas.... Sungguh Ustadz Hardi...kami tidak tertarik dengan Malzamah Ustadz tentang “Fitnah”.... Sekali lagi...., kami tidak tertarik sama sekali dengan Malzamah Ustadz tentang “Fitnah”....

(---------------------------------------------------------------------------)

Hujan masih membelai tanah Nusantara.... Awan mendung seakan saling mengejar..... Semoga ada harapan terbersit di sela gerimis kecil..... Dingin terasa menusuk tulang...,menembus celah pori-pori.... Sempat juga hati ini berdesir menyaksikan angin kencang bertiup..... Allahumma shayyiban naafi’a..... Ya Allah kami mohonkan hujan yang bermanfaat Sebagaimana kami berharap agar ilmu yang Engkau karuniakan kepada Ustadz Hardi pun bermanfaat..... Bukankah Baginda Rasul telah membuat perumpamaan ilmu dengan hujan ? Wahai Ustadz Hardi....semoga Ustadz tidak menjadi tanah yang dikatakan oleh Rasul....,

‫ﻸ‬ ً ‫ﺖ َآ‬ ُ ‫ﻻ ُﺗﻨْ ِﺒ‬ َ ‫ َو‬، ‫ﻚ ﻣَﺎ ًء‬ ُ‫ﺴ‬ ِ ْ‫ﻻ ُﺗﻤ‬ َ ٌ‫ﻰ ﻗِﻴﻌَﺎن‬ َ ‫ِإ ﱠﻧﻤَﺎ ِه‬.….. “Tanah itu hanyalah rata dan halus,tidak dapat menahan air dan tidak menumbuhkan rerumputan” Allahumma Aamin....

(__________________________________________) 10

Di penghujung risalah singkat pertama ini...., perkenankanlah aku sebagai kawan, murid, sekaligus pengagum Ustadz Hardi untuk menyampaikan beberapa “ganjalan” di dalam hati.... Semoga jawabnya ada di ujung pena Ustadz Hardi.... Pertama, bagaimanakah definisi hizbiyyah secara benar ? Mohon disertakan penukilan dari para ulama’. Baik Mutaqaddimin ataupun Mu’ashiriin. Kedua, bagaimanakah kriteria untuk seseorang sehingga dapat dihukumi sebagai seorang hizbiy ? Mohon dilengkapi dengan penjelasan para ulama’ kibaar. Ketiga, apakah Bid’ah dapat disamakan dengan hizbiyyah? Apakah sama antara Seorang Mubtadi’ dengan seorang Hizbiy? Kalau disamakan, tolong sebutkan sumber referensinya dan ulama’ siapakah yang berpendapat demikian? Kalau dibedakan, bagaimanakah sikap kita kepada seorang hizbiy? Apakah sama dengan sikap kita terhadap seorang Mubtadi’? Mohon lengkap pembahasannya. Baarakallahu fiikum Yaa Ustadznaa.... Hal ini aku tanyakan karena di dalam Malzamah-Malzamah tak begune itu, Ustadz sering menggunakan istilah “hizbiyyah” dan menyebut beberapa Asatidzah sebagai “hizbiy”. (_____________________________________________)

Malam kian merangkak meninggalkan hari.... Aku cukupkan risalah terbuka ini..... Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk meniti jalan Al Haqq.... Bumi Trenggalek Nan Penuh Pesona di Jawa Timur.... Awal Shafar 1430 H....

‫ﻃﺎﻟﺒﻜﻢ ﻋﺒﺪ اﻟﻜﺮﻳﻢ ﺑﻦ هﺎرﺟﺎوﻳﻴﺎﺗﺎ ﺑﻦ رﻳﺴﺎدﻳﻤﻴﺠﺎ‬ (__________________________________________________________) 11

Salamku teriring untuk sahabat karibku Abu Mahfudz Ali bin Imran, sahabat dekatku Abu Umar bin Abdil Hamiid, sahabat setiaku Sulaiman Salim. Semoga antum selalu mendapatkan taufiq untuk mengungkap “Makar dan Konspirasi Abu Turab cs terhadap Dakwah Salafiyyah di Indonesia” dengan berlindung di balik nama besar Markiz Induk Daarul Hadiits, Yaman. Salam pun semoga tersampaikan kepada Masyayikh Kibaar di Markiz Induk, 1. Hasan Al Hudaidi 2. Rosyad Al Hubaisyi 3. Muhammad bin Hizam 4. Abu ‘Amr Al Hajuuriy 5. Mahmud Al Urduniy 6. ‘Amr Al Jazairiy 7. Qo’id Sya’lan 8. Abu Bilal Al Hadromiy 9. ‘Ali Ar Razikhi

12

Related Documents


More Documents from ""