Silsilah Rasail - Nasehat Emas Dari Den Mas

  • Uploaded by: abdul haq
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Silsilah Rasail - Nasehat Emas Dari Den Mas as PDF for free.

More details

  • Words: 5,918
  • Pages: 43
Latar belakang penulisan : Alasan paling mendasar dari penulisan ini adalah sikap kritis terhadap kelahiran dan munculnya pemahaman baru di dalam kancah dakwah Salafiyyah di Indonesia yang dinamakan oleh sebagian pemerhati dan pecinta dakwah Salafiyyah sebagai Manhaj Turaabiyyah. Dinamakan Manhaj Turaabiyyah karena dinisbahkan kepada peletak dasar manhaj ini pertama kalinya, yaitu Abu Turab Saif bin Hadhor Al Jawi. Banyak sekali penyimpangan dan kesesatan mereka yang telah diketahui oleh para penuntut ilmu, sehingga untuk memperbanyak khazanah dan literatur tentang mereka saya sengaja menulis beberapa point dalam kesempatan ini. Manhaj mereka sangat aneh bin ajaib, diantaranya adalah mengambil standar ganda dalam bersikap. Banyak hal yang mereka gunakan untuk mencela dan menghinakan Asatidzah Salafiyyin Indonesia. Di sisi lain, dalam waktu dan kesempatan yang sama ketika hal-hal tersebut dilakukan oleh orang-orang yang cenderung dan memihak mereka justru didiamkan, dibiarkan bahkan dihasung untuk lebih bersemangat lagi. Saya pribadi memiliki ‘azm (keinginan) untuk meneliti karya-karya tulis mereka untuk disesuaikan dengan lapangan. Salah satu contohnya adalah rencana mereka untuk mengadakan Daurah bertaraf nasional di Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Selengkapnya saya persilakan pembaca untuk menyimak tulisan singkat ini. Baarakallahu fiikum. Metode penulisan : Metode yang saya pilih dalam tulisan kali ini adalah metode An Naql, Al Basth, kemudian Taqdiim Al Isykaal. Artinya, saya akan menukilkan pendapat

1

atau pernyataan dari Ustadz-ustadz yang bermanhaj Turaabiyyah. Pernyataan mereka saya ambil dari karya tulis mereka sendiri., kemudian saya akan memaparkan kenyataan dan fakta di lapangan yang telah dilakukan oleh Panitia Daurah Ngawi yang bertentangan, berbeda 180 derajat, bertolak belakang bahkan mengkhianati prinsip-prinsip keyakinan mereka sendiri. Setelah itu saya akan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pembahasan. Tujuan penulisan : Tujuan yang ingin diperoleh dari tulisan ini adalah membuktikan bahwa sikap Ustadz-ustadz yang bermanhaj Turaabiyyah adalah sikap yang tidak adil, tidak konsisten dengan pendapat mereka sendiri, bimbang dalam mengambil keputusan dalam suatu permasalahan, diikuti sikap yang mendua atau manhaj yang ganda ketika menyikapi satu masalah. Tulisan ini juga diharapkan mampu menguak tabir misteri “kedengkian” mereka terhadap dakwah Salafiyyah dan para pengemban amanat dakwah Salafiyyah di Indonesia. Terbukti dengan sikap keras mereka terhadap langkah-langkah yang diambil Asatidzah, dengan membantah mencela dan merendahkan mereka. Namun mereka berdiam diri seribu bahasa ketika teman-teman “segonggongan” mereka yang melakukannya. Allahu Al Musta’aan. Judul tulisan : Berdasarkan tujuan penulisan di atas, saya memilih dan memberi judul tulisan ini :

2

Nasihat Emas dari Den Mas1 F

[dkk] [Bekal-bekal bagi Penyelenggara Daurah Nasional]

1

Den Mas yang dimaksud adalah Al Ustadz Abu Turab yang kini menjadi murid Yahya Al Hajuri di Dammaj,Yaman

3

Aku mulai nasihat ini dengan mengucapkan do’a, “Ya Allah…lindungilah hamba Mu ini dari kesesatan karena mengikuti hawa nafsu”. Karena Rasul Mu telah mengatakan,

”Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah (kepentingan) perut dan kemaluan, serta hawa nafsu yang menyesatkan”. Hadits ini diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah hal 12. Saudaraku fillah…mengertikah anda tentang hawa nafsu? Hawa nafsu selalu tercela, dalam Al Qur’an maupun As Sunnah. Ulama’ kita terdahulu juga tidak lupa untuk menyampaikan nasehat kepada kita tentang bahaya hawa nafsu. Ali bin Abi Thalib mengatakan, ”Hawa nafsu hanya akan menghalangi seseorang dari kebenaran”. (Al Ibanah As Sughra hal 122) Muhammad bin Sirin berkata, ”Seandainya Dajjal keluar, pasti engkau akan menyaksikan bahwa yang menjadi pengikutnya adalah para pengekor hawa nafsu”.(Al Laalakai 1/130) Abdullah bin ‘Aun Al Bashriy berkata, ”Jika hawa nafsu telah menguasai hati maka ia akan menganggap baik hal-hal yang pernah dia anggap buruk”. (Al Ibanah As Sughraa hal 131) Di dalam beberapa atsar diatas,engkau dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa….

Memiliki dua sikap dalam satu permasalahan merupakan hawa nafsu U

U

U

4

Tentang ciri-ciri hizbiyyah, Al Ustadz Abu Fairuz (salah seorang pengikut Manhaj Turaabiyyah) berkata di dalam “Mendobrak” hal 9-10,…. ”Kesembilan belas: Sikapnya sering bertolak belakang, dan banyak berdusta. (no. 28) Dan bercabang dari itu, atau mirip dengannya: 1- Membikin makar dan tipu daya (no. 29) 2- Penipuan dan pengkhianatan (no. 30) 3- Meniru Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabang mereka dalam menempuh metode lambat (no. 31) 4- Upaya berlepas diri secara politis dari kesalahan anak buahnya untuk menghindari tanggung jawab. (no. 32) 5- Politik topeng, alih warna, bersembunyi, dan muka ganda. (no. 33) 6- Berpura-pura lemah lembut dan akhlak mulia (no. 34) 7- Pemutarbalikan fakta (no. 35) 8- Khianat dalam menukil berita sehingga merubah makna (no. 36)” Beliau juga berkata di dalam kitab yang sama,…..” Keempat puluh tiga: Tidak adil dalam menerapkan kaidah mereka sendiri, dan berbuat jahat dalam perselisihan. (no. 70) Al Ustadz Abu Fairuz berkata di dalam Turun Sejenak 1 , ”Sayang sekali kenapa mereka mengikuti gaya hizbiyyin. Imam Al Wadi'iy -rahimahulloh- berkata:

"Dan para pelaku hizbiyyat itu berubah-ubah setiap hari, dan dia memiliki permulaan." ("Ghorotul Asyrithoh" 1/525)”

5

Saya benar-benar terkesan dengan nasihat Al Ustadz Abu Fairuz. Beliau telah melecut semangat saya untuk menyusun tulisan ini. Karena Panitia Daurah Ngawi adalah sekelompok orang yang mengikuti hawa nafsu. Al Ustadz Abu Fairuz berkata di dalam Turun Sejenak 1, ”Hak seorang ahlul hawa adalah dihinakan. Alloh ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya orang yang menentang Alloh dan Rosul-Nya, mereka itulah yang ada di dalam kehinaan." (QS Al Mujadilah 20) Imam Ash Shobuny -rahimahulloh- berkata,"Bersamaan dengan itu mereka bersepakat untuk menghinakan, merendahkan, dan menjauhkan dan menjauh dari ahlul bida' dst ("Aqidatus Salaf" hal. 123)”

6

Berikut ini adalah beberapa Nasihat Emas dari Den Mas dan kawan-kawan terkait dengan Daurah Ngawi yang menurut rencana akan diselenggarakan pada tanggal 25-27 Rajab 1430 H, bertepatan dengan tanggal 18-20 Juli 2009

1. Pelaku Kebatilan Wajib Dibantah An Naql : Ustadz Abu Fairuz berkata di dalam “Mendobrak” Hal 33,….” Kelima: Siapapun orang yang berbuat kebatilan wajib untuk dibantah. Jika kebatilannya rahasia, dibantah dengan rahasia. Jika terang-terangan, dibantah dengan terangterangan. Jika dikhawatirkan penyimpangannya membahayakan umat maka umat wajib diperingatkan tentang bahaya orang tersebut. Sama saja dia itu orang besar ataukah masih kecil. Rosululloh -shalallohu 'alaihi wa sallam- bersabda:

7

"Barangsiapa yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya, maka jika ia tidak mampu maka dengan lisannya , maka jika ia tidak mampu maka dengan hatinya , dan itulah selemahlemah iman." [HSR. Muslim/186 dari Abi Sa'id Al Khudry rodhiyallohu 'anhu].

Hadits ini terang sekali menyebutkan keumuman kemungkaran yang harus dirubah, baik pada orang besar ataupun anak kecil dst. Dari Tamim Ad Daary rodhiyallohu 'anhu yang berkata:

"Bahwasanya Nabi -shalallohu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Agama ini adalah nasihat." Maka kami bertanya, "Untuk siapa?" Beliau bersabda: "Untuk Alloh, untuk kitab-Nya, untuk Rosul-Nya, untuk pemimpin muslimin dan orang awamnya." (HSR Muslim (1/hal. 241)” Al Basth : Pelaksanaan Daurah Ngawi Juli 2009 memunculkan banyak kemungkaran. Maka, sesuai nasihat Al Ustadz Abu Fairuz maka saya akan membantah kebatilan dan kemungkaran yang telah dilakukan oleh Panitia Daurah Ngawi. Disebabkan Panitia Daurah Ngawi telah menyebarkan kebatilan secara terang-terangan, maka saya pun harus membantah dengan terang-terangan juga.

8

Di dalam Turun Sejenak 1 Al Ustadz Abu Fairuz telah menukilkan kepada kita tentang sebuah nasihat. Imam Al Barbahary -rahimahulloh- berkata:

"Dan tidak halal nasihat itu disembunyikan dari kaum Muslimin –yang baik ataupun

yang

jahat-

di

dalam

urusan

agama.

Maka

barangsiapa

menyembunyikannya maka dia telah menipu kaum Muslimin. Dan barangsiapa menipu kaum Muslimin, maka sungguh dia telah menipu agama ini. Dan barangsiapa menipu agama ini, maka sungguh dia telah mengkhianati Alloh dan Rosul-Nya dan kaum Mukminin." ("Syarhus Sunnah" hal. 29-30)

2. Rasa Takut / Segan Tidak Boleh Menghalangi Seseorang untuk Menyampaikan Nasihat An Naql : Al Ustadz Abu Turab berkata di dalam “Nasehat dan Wasiat Buat Salafiyun Indonesia hal 3”,…….”Dan ana berharap semoga ana termasuk diantara orang-orang yang dikatakan oleh Rasulullah r:

9

"Janganlah rasa takut (segan) terhadap manusia menghalangi seseorang di antara kalian dari berkata benar jika dia mengetahuinya atau menyaksikannya atau mendengarnya " ( Hadits Abi Said yang diriwayatkan oleh ahlus sunan dan tersebut dalam ash shohihul musnad dan as silsilah ash shohihah juz 1 hal 167 ). Hanya Alloh lah yang memberikan taufiq kepada jalan yang lurus. Maka dalam kesempatan kali ini, ana ingin menyampaikan kepada kalian beberapa nasehat, karena Alloh mengatakan:

" Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman " ( AdzDzariyat : 55 ). " Ingatkanlah mereka karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat " ( Al-A'la : 9 ). " Maka berilah peringatan,sesungguhnya kamu itu hanyalah seorang pemberi peringatan " ( Al-Ghosiyah :21 ).” Al Basth : Dan sayapun benar-benar berharap demikian agar rasa takut (segan) terhadap manusia tidak menghalangi saya untuk menulis beberapa catatan singkat ini. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan kepada Panitia Daurah Ngawi beberapa nasihat karena Allah mengatakan,

10

" Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman " ( AdzDzariyat : 55 ). "Ingatkanlah mereka karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat " (Al-A'la : 9) "Maka berilah peringatan,sesungguhnya kamu itu hanyalah seorang pemberi peringatan " ( Al-Ghosiyah :21 ).”

3. Berbuat Adil Harus Ditegakkan terhadap Diri Sendiri atau Kaum Sendiri An Naql : Al Ustadz Abu Turob berkata, ” Ana ingatkan kalian dengan perkataan Alloh :

" Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu orang-orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Alloh walaupun atas diri-diri kamu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu, jika ia kaya ataupun miskin maka Alloh lebih tahu kemaslahatannya, maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran dan jika kamu memutarbalikan (fakta)

11

atau enggan menjadi saksi maka sesungguhnya Alloh mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. " ( An-Nisa 135 ). Dan perkataanNya:

" Wahai orang- orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Alloh , menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencian kalian kepada suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil , berlaku adillah kalian, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa dan bertakwalah kepada Alloh sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan…" ( Al- Maidah : 8 ). (Nasehat dan Wasiat Buat Salafiyun Indonesia, Abu Turob Saif Al Hadi bin Khadir Al Jawi hal 6) Al Basth : Saya juga menasihatkan kepada Al Ustadz Abu Turab dan para pengikutnya, baik yang ada di Dammaj ataupun di Indonesia. Dengan dua ayat di atas hendaknya kalian bersikap adil walaupun terhadap teman-teman kalian sendiri. Hendaknya kalian selalu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah. Jangan sampai kalian menurutkan hawa nafsu. Kalau memang teman-teman kalian berbuat salah, nasihatilah mereka sebagaimana yang telah kalian lakukan terhadap Asatidzah Salafiyyin Indonesia. Janganlah kalian menutup indera-indera kalian dan bersikap culas…!

12

4. Menggunakan Bank Riba adalah Kemungkaran An Naql : Al Ustadz Abu Turab telah mengritik panitia pelaksana Daurah Masyayikh di Yogyakarta. Di dalam salah satu kritikannya ia mengatakan…..” Penggunaan Bank riba untuk penerimaan dana (yang beratasnamakan Ilyas bin Thohir ) dalam hal yang bukan darurat, sementara kalian sudah tahu akan bahayanya riba. Dari Jabir berkata:

" Rasulullah telah melaknat para pemakan riba, dan orang-orang yang memberi makan orang lain dengan harta riba, dan yang menulisnya ( pencatatnya ), serta saksi-saksinya kemudian beliau bersabda " mereka semua adalah sama " ( HR. Muslim ). Ketahuilah sesungguhnya orang-orang yang mendapat laknat pada hadits diatas bukanlah hanya pemakan ribanya saja bahkan termasuk ( mendapat laknat ) orang-orang yang memberi makan orang lain dengan harta riba, sebagaimana dalam musnad Imam Ahmad dengan lafadz ( wa muth'imuhu ) artinya " dan orangorang yang memberi makan orang lain dengan harta riba ". Maka dari manakah makan atau gaji para pegawai dan penjaga bank tersebut ?! sudah tentu jawabannya " dari para nasabah dan orang-orang yang bermu'amalah dengan bank tersebut, baik itu orang-orang yang menabung, menyimpan, menukar dan seterusnya dari kalangan orang-orang yang punya hubungan dengan bank. Alalahumma sallim sallim.

13

Berkata Syaikh Al-Albani dalam masa'il al-'ilmiyah wal fatawa syar'iyah halaman 136 " Kebanyakan orang beranggapan tidak mengapa menitip atau menabung di bank selama tidak mengambil atau memakan ribanya atau bunganya, pada hal orang-orang ini adalah tidak tahu atau pura-pura tidak tahu akan semisal hadits " Alloh melaknat pemakan riba dan orang-orang yang memberi makan orang lain dengan harta riba ", dia memang tidak makan riba tetapi dia memberi makan orang lain dengan harta riba " Maka tidak boleh menyimpan harta di bank secara mutlak karena modal bank itu sebenarnya adalah harta orang-orang yang menyimpan harta tersebut, kemudian nanti datang orang lain yang bermu'amalah dengan bank tersebut lalu bank mengambil riba dari harta-harta tersebut, maka yang menjadi sebab dalam hal ini adalah orang-orang yang menyimpan hartanya di bank ". (Nasehat dan Wasiat Buat Salafiyun Indonesia, Abu Turob Saif Al Hadi bin Khadir Al Jawi hal 23-24) Al Basth : Saudaraku fillah…penuturan Al Ustadz Abu Turab di atas ditujukan dan dikaitkan dengan pelaksanaan Daurah Nasional di Yogyakarta yang diadakan oleh Asatidzah Salafiyyin Indonesia. Keras sekali sikap dan pernyataannya. Namun Daurah Ngawi yang notabene merupakan acara mereka sendiri sehingga Al Ustadz Abu Turab pun diam-diam saja. Subhaanallah…dimanakah akalmu wahai Al Ustadz Abu Turab? Engkau tidak tahu ataukah engkau berpura-pura tidak tahu ataukah engkau memang tidak mau tahu? Rasanya untuk kemungkinan pertama, engkau tidak tahu kecil sekali. Petuah-petuahmu sudah sampai, dibaca dan didengarkan dengan kekhusyuan oleh pengikutmu untuk dilaksanakan dengan baik dan benar. Artinya, engkau adalah orang yang dituakan untuk dimintai

14

pendapat dan diikuti nasihatnya. Kalaulah dirimu dalam keadaan pura-pura tidak tahu atau tidak mau tahu, maka ketahuilah dan kasihanilah dirimu, agar engkau sampaikan nasihat kepada mereka sehingga mereka tidak tergelincir... Dengan jelas Panitia Daurah Ngawi menggunakan bank ribawi (BCA atas nama Bani Hasan nomor rekening 7790034290 atau BRI atas nama Bani Hasan nomor rekening

005701017940509),

tetapi

cukupkah

engkau

dalam

keadaan

diammu….!!?? Apakah engkau tidak pernah membaca tulisan Al Ustadz Sulaiman Ambon (salah seorang pengikut Al Ustadz Abu Turab) ??? Al Ustadz Sulaiman Ambon berkata dalam Ad Diin An Nashihah hal 8, ”Bermu’amalah dengan bank-bank ribawi. Dan perkara ini tidaklah samar bagi kami dan bagi kalian tentang bahaya dan keharamannya. Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. 2:278) Allah juga berfirman, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 3:130) Dan sungguh Nabi telah melaknat sepuluh golongan yang terkait dengan riba.Dan Alhamdulillah kita telah menghafal dalil-dalil tersebut dan memahami maknanya,tinggal pengmalannya –Allahu yubaarik fiikum-. Apakah kalian telah mempraktekkannya”. Taqdiim Al Isykaal : Saudaraku fillah…apakah mereka konsekuen dengan pendapat mereka sendiri? Jawablah dengan sejujurnya… Atas nama siapa dan dengan menggunakan bank apa kalian mengirimkan uang tiket masyayikh kalian?

15

Subhaanallah… Keberangkatan dan kepulangan kalian dari negeri Yaman apakah tidak menggunakan fasilitas bank ??? Seandainya kalian masih mampu menjawab, maka jawaban kami pun sama dengan jawaban kalian ketika kalian mengkritik kami menggunakan fasilitas bank…. Allahu Akbar. Masih ingatkah engkau wahai Abu Turab ketika engkau menerima kiriman uang dari Indonesia sebanyak US $ 30 ??? Uang itu sampai di tanganmu melalui transfer bank! Masih ingatkah engkau wahai Ustadz Muhsin Abu Hazim ketika engkau meminjam uang untuk pulang? Uang itu dikirim ke Dammaj melalui onta atau fasilitas lain ataukah melalui bank !!!??? Saudaraku fillah…apakah anda mengetahui bahwa tanah yang digunakan untuk pendirian Masjid Al Furqan Beran Ngawi 2 (sekretariat Panitia Daurah Ngawi) dibeli F

F

dari hasil pinjaman bank ??? Walaupun telah meminjam uang dari bank sebesar 1 milyar rupiah 3 . Inna lillahi wa innaa ilahi raaji’uun F

F

5. Penggunaan Tanggal Miladi adalah Menyerupai Orang Kafir An Naql : Masih dalam kritikan Al Ustadz Abu Turab kepada Panitia Daurah Masyayikh Yogyakarta, ia berkata,….” Tasyabbuh(menyerupai) dengan orang kafir.Yaitu: Penggunaan tanggal miladi atau masehi diantara kalian dengan tanpa 2

Setelah diinvestigasi petugas dari Satuan Intel Polres Ngawi, ternyata bangunan tersebut masih berbentuk rumah. Informasi ini bisa antum tanyakan kepada Al Ustadz Abdul Hadi, Ngawi. 3 Informasi ini dapat diperoleh dari salah seorang anak pemilik tanah.

16

mempedulikannya sementara kalian sudah tahu fatwa para 'ulama dalam hal ini diantaranya syaikh Soleh Fauzan pernah ditanya " Apakah menggunakan tanggal masehi termasuk merupakan loyalitas kepada nashoro ?", Beliau menjawab " Tidak termasuk loyalitas kepada mereka,akan tetapi ini merupakan tasyabbuh dengan mereka,padahal para sahabat tidak pernah menggunakan penanggalan tersebut yang ketika itu sudah ada, bahkan mereka sengaja meninggalkannya dan berpaling darinya dan mereka para sahabat hanya menggunakan penanggalan hijriyah, mereka sengaja membuatnya dan meninggalkan penanggalan dengan penanggalan masehi yang padahal ketika itu sudah ada, maka ini adalah merupakan dalil wajibnya bagi kaum muslimin untuk meninggalkan adat-istiadat orang-orang kafir dan tidak ikut-ikutan kepada mereka, terlebih lagi penanggalan masehi ini adalah merupakan lambang atau simbol agama mereka, karena penanggalan ini melambangkan pengagungan terhadap hari kelahiran Al-Masih dan perayaan disetiap awal tahun (tahun baru ) yang ini adalah merupakan salah satu bid'ah yang diada-adakan nashoro, maka kita tidak boleh bergabung dengan mereka atau memotivasi mereka dalam perkara ini, maka apabila kita menggunakan tanggal mereka berarti kita telah tasyabbuh dengan mereka. Alhamdulillah kita sudah punya penanggalan hijriyah yang dibuat oleh Amirul Mu'minin Umar yang merupakan salah satu dari khulafa'ur rasyidin dan disaksikan oleh kaum muhajirin dan anshor, ini cukup bagi kita ". Wahai saudara-saudaraku siapa lagi yang akan menjelaskan kepada ummat

akan

bahayanya

perkara-perkara

ini

dan

siapa

yang

akan

meninggalkannya dan menggantikannya dengan sunnnah kalau bukan da'i-da'i

17

salafy ??????????????!. (Nasehat dan Wasiat Buat Salafiyun Indonesia, Abu Turob Saif Al Hadi bin Khadir Al Jawi hal 24-25) Kepada Ustadz-ustadz Salafiyyin Indonesia Al Ustadz Sulaiman Ambon mengkritik didalam Ad Diin An Nashihah hal 26, ”Menggunakan kalender miladi bukan hijriyyah. Perkara ini tidak diperbolehkan secara dhohir karena beberapa alasan …”kemudian dia menyebutkan beberapa hal. Al Basth ma’a taqdiim Al Isykaal : Aina ‘uquulukum yaa Turaabiyyiin…??? Dimanakah akalmu wahai Abu Turab??? Dimanakah ketelitian dan kecerdasanmu Yaa Akhoona Aba Sulaim Sulaiman??? Teman-temanmu…para pendukung setiamu..., para pengekor hawa nafsu… Mereka ternyata juga melakukan apa yang kalian kritik dari Ustadz-ustadzmu. Ya...menggunakan penanggalan masehi miladi. Di dalam pamflet-pamflet Daurah Ngawi, SMS, internet, surat-menyurat dan perijinan. Tertulis :

18-20 Juli 2009 Apakah karena acara Daurah Ngawi merupakan acara kalian lalu kalian mendiamkannya? Dimanakah semangat menggebu yang pernah ada ketika kalian mengkritik panitia Daurah Yogyakarta? Telah tertelankah oleh hawa nafsu kalian? Ataukah…..

18

6. Menyembunyikan Identitas Asli adalah Trik-trik Hizbiyyin An Naql : Fuad ibn Mukiyi Ngawi (salah seorang pengikut Manhaj Turaabiyyah) berkata…”Termasuk dari trik-trik hizbiyyîn dalam memerangi ahlissunnah adalah penulisan dengan menyembunyikan identitas asli. Fadhilatusy Syaikh Robî' bin Hâdî Al-Madkholî- hafidzahullôh- berkata pada sebagian penulis gelap yang ikut membela Abul Hasan Al-Mishrî dalam memerangi ahlussunnah:

"Maka sebutkanlah namamu, dan jangan berperang dari balik tembok. Dan cukuplah bagi Abul Hasan dan manhajnya serta dakwahnya sebagai suatu kejelekan bahwasanya engkau dan yang semisal denganmu adalah termasuk dari penolongnya." ( ) Beliau juga berkata:

19

"Sesungguhnya dakwah Ahlussunnah telah tertimpa musibah dengan sekelompok orang tak dikenal yang pengecut. Kita tak tahu keadaan agama ataupun akhlaq mereka. Dan yang nampak adalah adanya kecocokan antara mereka dengan Abul Hasan baik secara akhlaq dan manhaj. Dan bisa jadi keadaan mereka lebih jelek daripada keadaan dirinya. Akan tetapi mereka mendapati bahwasanya dengan bergabung dengannya akan mendapatkan sesuatu yang bisa menolong kesesatan mereka, dan mengobati dendam hati mereka terhadap manhaj salafy dan para pembela manhaj salafy. Pokoknya, keserupaan dan kesesuaian merupakan rahasia adanya saling menolong dan membantu. Rosûlullôh ‫ ص‬bersabda: "Ruh-ruh itu adalah tentara yang berkelompok-kelompok. Yang saling mengenal akan saling mendekat. Yang tidak saling mengenal akan saling berpisah." Maka inilah kenyataan mereka yang menyakitkan, dan inilah rahasianya" dst ( ) Al Basth : Saudaraku fillah….Perlu anda ketahui bahwa di dalam rencana penyelenggaraan Daurah Ngawi ini terjadi banyak pengkaburan identitas. Bahkan terjadi penyebaran informasi tanpa menyebutkan identitas pengirim. Seluruh agen Majalah Asy Syari’ah selalu mendapatkan sms-sms gelap tanpa identitas. Lalu

20

siapakah Abu Ubay, sekretaris Panitia Daurah? Kenapa dia menyembunyikan identitasnya? Di dalam surat undangan tertulis Abu Ubay sebagai sekretaris, sementara di dalam surat permohonan tertulis Bani Hasan sebagai sekretaris. Dan apakah Abu Ubay sama dengan Arif Hasan atau Abu Ubay adalah Bani Hasan?

7. Bermudah-mudahan dalam Mu’aamalah dengan Pemerintah yang Menyelisihi Syar’i An Naql : Sekelompok orang pengikut Abu Turab menjelaskan bahwa di antara penyimpangan Jam’iyyah adalah tunduk kepada sebagian peraturan Demokrasi buatan manusia.(Al Jam’iyyah Bid’ah ‘Ashriyyah Point ke-2 hal 3). Abdul Wahhab Kalimantan berkata, “Mereka bermudah-mudahan didalam mua’amalah dengan birokrasi pemerintahan walaupun tercampuri maksiat. Seperti ikhtilat dengan pegawai perempuan mutabarrijah,mengiqraar beberapa peraturan yang dibuat sehingga mengharuskan kami untuk tanazul padahal peraturan tersebut menyelesihi syar’i seperti mengiqraar Al Mabaadi’ Al Khomsah yang dikenal dinegeri kami (Al Jam’iyyah Bid’ah ‘Ashriyyah Point ke-4 hal 8). Al Basth ma’a taqdiim Al Isykaal : Lihatlah surat yang ditandatangani Bupati Ngawi nomor 451/00.99/404.023/2009. Untuk menggunakan Masjid Agung Baiturrahman Ngawi harus memenuhi beberapa syarat. Salah satunya adalah selama kegiatan berlangsung supaya menjaga toleransi antar atau intern umat

21

beragama sehingga tetap terjaga keadaan yang kondusif dalam kehidupan beragama.

Saudaraku fillah…apakah artinya? Artinya Panitia Daurah Ngawi harus bersikap toleran terhadap agama lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, toleran ialah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai,membiarkan,membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dsb) yang berbeda atau bertentangan dengan pendapat sendiri.

Subhaanallah…Apakah mereka tunduk dengan syarat ini ??? Yang mengharuskan kita untuk meninggalkan prinsip Al Wala’ wal Bara’? Apakah kepada antar umat beragama harus bertoleransi ???

Wahai… Al Ustadz Abdul Wahhab, engkau termasuk dalam daftar nama-nama ustadz yang menjadi sumber informasi dalam Daurah Ngawi. Engkau yang mengritik engkau pula yang melanggar.

8. Berdusta adalah Pondasi Hizbiyyah An Naql : Sekelompok orang pengikut Abu Turab menjelaskan tentang ciri-ciri hizbiyyah. Diantaranya adalah berdusta dan menipu serta pengkaburan, yang dikategorikan sebagai pondasi hizbiyyah. (Al Jam’iyyah Bid’ah ‘Ashriyyah Point ke-9 hal 3).

22

Al Ustadz Abu Fairuz berkata di dalam Turun Sejenak 2, ”Apalagi sifat dusta itu bisa membikin orang ketagihan, terutama jika dia melihat di dalamnya ada keuntungan yang tidak didapatkan dengan kejujuran. Apalagi jika dia tersesat dalam belajar ushul fiqh sehingga menarik-narik kaidah yang diharapkan bisa menjadi alasan untuk membolehkan dusta. Imam Al Wadi’iy -rohimahullohberkata :

“Maka para pendusta itu tak akan kenyang dengan kedustaan. Akan tetapi hakikat telah jelas. Maka wajib bagi kalian wahai Ahlussunnah untuk memuji Alloh yang Mahasuci lagi Mahatinggi.” ((“Ghorotul Asyrithoh” 1/358)”.

Perhatikan pamflet di bawah ini (untuk melihat detail, silakan pergunakan zoom) :

23

Al Basth : Ada beberapa kedustaan yang telah dilakukan Panitia Daurah Ngawi. Diantaranya : 1) Berdusta atas nama Al Akh Abu Ja’far Timika. Mereka mencantumkan nama beliau dalam pamflet sebagai ustadz yang dapat memberikan informasi tentang Dauroh Ngawi. Silahkan simak pernyataan beliau, ”Sehubungan dengan pencantuman nama kunyah saya: “Abu Ja’far Timika”, pada pamflet Dauroh Nasional / Kajian Islam Ilmiyyah yang diselenggarakan Ma’had Ittiba’us Sunnah di Masjid Agung Baiturrohman Ngawi, Jawa Timur pada : Sabtu – Senin, 25 – 27 Rajab 1430 H / 18 – 20 Juli 2009, maka saya : ABU JA’FAR Timika menyatakan bahwa : 1.Pencantuman nama kunyah saya di pamflet dimaksud tanpa seizin saya. 2.Sekaligus saya tidak ingin dilibatkan secara langsung atau pun tidak langsung, dalam kepanitiaan acara dimaksud. Karenanya bila terjadi hal-hal tak diinginkan maka saya berlepas diri dan tidak dikait-kaitkan. 3.Sungguh saya sangat menyayangkan terhadap cara-cara yang dilakukan oleh panitia dalam mencantumkan nama / nama kunyah yang tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Demikian surat klarifikasi saya, semoga diperhatikan. Berikut naskah surat dari beliau :

24

2) Berdusta atas nama Pemerintah Kabupaten Ngawi dengan menyatakan bahwa Dauroh Nasional Ngawi diselenggarakan atas kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi. Padahal, Pemkab Ngawi tidak pernah dikonfirmasi tentang Dauroh tersebut. Bahkan,di hadapan Asatidzah Ngawi Bupati menyatakan, ”Kalau memang mereka (panitia Dauroh) menyatakan ada kerjasama dengan Pemkab Ngawi maka mereka terlebih dahulu harus mengajukan Proposal kerjasama melalui Kabag Kesra”. Padahal kenyataannya tidak ada. Salah seorang Staf Bagian Administrasi Kesra telah menulis sebuah pernyataan sebagaimana berikut ini :

25

“Perintah lesan Bapak Bupati Ngawi kepada Panitia Kajian Islam pada hari Jum’at, 19 Juni 2009 pukul 14.00 di ruang kerja Bupati Ngawi disaksikan oleh Kepala Bagian Administrasi Kesra dan Staf bahwa : Kegiatan Kajian Islam tidak ada kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi. Untuk itu logo Pemkab Ngawi beserta tulisan yang menyatakan hal diatas diperintahkan oleh Bupati Ngawi untuk dihapus. Ngawi 30 Juni 2009 Staf Bagian Administrasi Kesra tertanda Faruq Nur Qomar S.Sos”.

Berikut naskah pernyataan tersebut :

26

Hal ini juga disebutkan mereka sebagai ciri-ciri hizbiyyah. Di dalam Al Jam’iyyah Bid’ah Ashriyyah poin ke-36 hal 5 tertulis, ”Keluar terhadap pemerintah….” Dan jelas sekali bahwa Panitia Daurah Ngawi telah melakukan khuruuj terhadap pemerintah dalam hal ini. Ditambah lagi Bupati meminta Panitia Daurah untuk menemui Asatidzah Ngawi dan mencabut pernyataan “bekerjasama” dengan Pemkab Ngawi, namun hingga saat tulisan ini dibuat perintah Bapak Bupati tidak dilaksanakan. Seandainya hal tersebut telah mereka laksanakan, maka kita telah melihat kedustaan atas nama Pemkab Ngawi yang telah mereka lakukan.

3) Berdusta kepada pemerintah Ngawi. Dalam hal ini mereka telah berdusta kepada Bupati Ngawi, Pimpinan DPRD Ngawi, Dandim 0805 Ngawi, Kapolres Ngawi dan Kabag Umum Ngawi. Karena di dalam permohonan ijin untuk menggunakan Masjid Agung Baiturrahman Ngawi mereka mengatasnamakan Panitia Kajian Islam Masjid Al Furqan Podang Beran Ngawi. Dan Bupati Ngawi telah mengeluarkan surat tentang diijinkannya penggunaan Masjid Raya untuk Panitia Kajian Islam Masjid Al Furqan Podang Beran Ngawi. Sementara di dalam pamflet, selebaran dan internet mereka mengatakan bahwa penyelenggara adalah Ma’had Ittiba’us Sunnah Sampung Plaosan Magetan. Apakah sampai batas ini juga kedustaan kalian? Astaghfirullah.... Demi mendapatkan ijin dalam birokrasi kalian menggunakan satu nama, sementara untuk mencari dukungan massa kalian menggunakan nama lain ???

27

Silakan simak sisipan berikut :

Lihat di pamflet, siapa sang penyelenggara...

28

4) Berdusta kepada pemerintah Ngawi. Di dalam surat yang dikeluarkan oleh Bupati, disyaratkan kepada Panitia untuk memenuhi empat hal. Diantaranya, untuk teknis pemakaian Masjid Agung Baiturrahman Kabupaten Ngawi supaya berkoordinasi langsung dengan Pengurus Takmir Masjid Agung dimaksud. Namun apa yang terjadi ??? Panitia memasang pamflet di Masjid Agung tanpa ijin dan koordinasi dengan pihak Takmir. Oleh sebab itu pihak Takmir melepas pamflet yang mereka pasang. Mendengar pamflet dilepas Takmir, maka mereka mendatangi Masjid Agung dengan mengerahkan puluhan ikhwan dari Ma’had Sampung dalam rangka mencari sekaligus menekan pihak Takmir yang telah melepas pamflet. Silakan simak tulisan Asatidzah Ngawi yang saya sertakan dengan judul Klarifikasi Seputar Dauroh Nasional Ngawi. Ustadz Abu Fairuz berkata di dalam “Mendobrak” hal 11, ”Ketiga puluh tiga: Memancangkan permusuhan terhadap para kritikus yang bermaksud menasihati dan dan orang yang kokoh di atas kebenaran (no. 56) Bercabang dari itu: a) Penyempitan dan upaya mengganggu salafiyyin (no. 57) b) Menginginkan kecelakaan terhadap Ahlussunnah (no. 58) c) Merampas masjid-masjid, atau posisi imam, atau posisi khothib dari tangan ahlussunnah (no. 59) d) Penakut-nakutan dan teror psikologis (no. 60)”

29.

5) Berdusta kepada seluruh kaum muslimin. Di dalam pamflet mereka disebutkan bahwa di antara pemateri adalah Asy Syaikh Al Walid Abu Ibrahim Muhammad bin Mani’. Tertulis bahwa beliau adalah Pendiri Dakwah di Ibukota Shon’a, Yaman. Wahai Panitia…atas dasar apakah kalian menyatakan Syaikh Muhammad Mani’ sebagai pendiri dakwah di Shon’a??? Apakah hanya karena roman picisan dari guru kalian Abu Hazim??? Ataukah perkiraan saja??? Subhaanallah, seandainya hal ini ditanyakan kepada Syaikh Muhammad bin Mani’ pasti beliau akan mengingkarinya. Setiap penuntut ilmu dinegeri Yaman mengetahui bahwa sebelum beliau masih banyak ulama’ yang telah menyebarkan dakwah Salafiyyah di Shon’a. Sebut saja Asy Syaikh Al Wa’idhul Hakiim Muhammad Ash Shoumaliy, beliau lebih dahulu berdakwah di kota Shon’a. Beliau berdakwah di Jaami’ Al Khair. Simak apa yang Panitia lakukan [keterangan untuk poin 5) dan 6)] :

6) Berdusta kepada seluruh kaum muslimin. Di dalam pamflet mereka disebutkan bahwa di antara pemateri adalah Asy Syaikh Abu Abdissalam Hasan bin Qasim Ar Roimy. Tertulis bahwa beliau adalah murid senior 4

30

imam : Syaikh Al Albani, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, Syaikh Muqbil dan Syaikh Robi’. Apakah yang dimaksud dengan “murid senior”? Datangkanlah buktibukti bahwa beliau benar-benar “murid senior” dari keempat imam !!! Silakan para pembaca mencari dan meneliti di dalam biografi para Imam yang empat, apakah benar Hasan Ar Roimy sebagai murid senior mereka?

7) Berdusta kepada seluruh kaum muslimin. Di dalam pamflet maupun suratsurat perijinan dicantumkan satu nomor telepon panitia dengan dua alamat yang berbeda. Tertulis nomor telepon Ma’had Ittiba’us Sunnah adalah (0351) 746422 dengan alamat Sampung Plaosan Magetan. Dengan nomor yang sama (0351) 746422, tertulis Sekretariat Masjid Al Furqon Beran Ngawi. Darimana dan hendak kemana akalmu wahai Panitia? Satu nomor telepon berada di dua kabupaten berbeda ???!!!

31

8) Berdusta kepada seluruh undangan dan kaum muslimin. Di dalam undangan disebutkan bahwa Panitia menyediakan tempat mukim di ruang Masjid Agung Baiturrahman Ngawi. Sementara pihak takmir Masjid tidak memberikan ijin kepada Panitia Daurah untuk menggunakan Masjid sebagai tempat mukim. Silakan simak tulisan Asatidzah Ngawi yang saya sertakan dengan judul Klarifikasi Seputar Dauroh Nasional Ngawi.

9. Mendirikan Muassasah adalah Menyelisihi Da’wah Para Nabi dan Rasul An Naql : Al Ustadz Sulaiman Ambon berkata dalam Ad Diin An Nashihah hal 7 untuk menjelaskan penyimpangan syar’i di dalam muassasah, ”Menyelesihi dakwah para Nabi dan Rasul.Dimana tidak didapatkan seorang nabi pun yang memulai dakwahnya dengan mendirikan muassasah.Dan hal ini tidak akan diingkari oleh siapa pun yang mengerti tentang agama Allah secara global ataupun terperinci”. Al Basth : Untuk pelaksanaan Daurah Ngawi ini telah dibentuk sebuah kepanitiaan. Hanya ada dua kemungkinan di dalam pembentukan kepanitiaan Daurah ini. Kemungkinan yang pertama, kepanitiaan tersebut benar-benar ada dan dibentuk dengan cara pemilihan (intikhobaat). Kemungkinan yang kedua, kepanitiaan itu dibentuk secara sepihak sehingga beberapa anggota kepanitiaan tidak dikonfirmasi terlebih dahulu. Namun, anehnya kedua kemungkinan ini malah

32

terjadi seluruhnya. Untuk menentukan ketua, sekretaris, bendahara dan lain-lain menggunakan cara pemilihan. Ada juga yang dicatut namanya tanpa konfirmasi seperti Al Akh Muhammad Amin. Tanpa pemberitahuan dan memohon ijin dari yang bersangkutan, panitia telah mencantumkan namanya sebagai Seksi Transportasi. Taqdiim Al Isykaal : Wahai Sulaiman…saya hendak bertanya kepadamu, ”Apakah ada seorang Nabi yang berdakwah di suatu tempat dan menyiapkan kepanitiaan sebelumnya???” Tidak ada seorang pun Nabi atau Ulama’ Salaf yang berdakwah yang sebelumnya memulai dengan membentuk kepanitiaan. Di dalam kepanitiaan tersebut ada ketua, sekretaris, bendahara dan sekian banyak seksi. Al Ustadz Abu Fairuz berkata di dalam Turun Sejenak 2, « Apa salahnya memilih ketua dan pengurus untuk suatu organisasi? Jawabnya adalah bahwasanya manhaj Salaf tidak mengakui adanya « Al Imaroh fil Hadhr » (kekuasaan di saat bukan safar/bepergian), kecuali pemerintah yang berdaulat atau wakil-wakil mereka. Hal itu merupakan bid’ah khowarij dan kebanyakan hizbiyyin setelah itu. Dan sudah banyak fatwa tentang hal itu, yang bukan di sini tempat pembahasannya. »

33

10. Merupakan Ciri-ciri Hizbiyyah adalah Tidak Adanya Tashfiyah

Shahihah

yang

Menyebabkan

Kerusakan dalam Barisan Dakwah & Masuknya Manusia-manusia Bodoh yang Mencari Materi dan Berbuat Riya’ An Naql : Sekelompok orang pengikut Abu Turab menjelaskan ciri-ciri hizbiyyah, diantaranya Poin ke-15 hal 4 didalam kitab Al Jam’iyyah Bid’ah ‘Ashriyyah, ”Tidak adanya perhatian dalam tashfiyah shahihah didalam barisan dakwah hingga masuklah kerusakan dan campur aduk.Dan masuk juga segala yang merangkak dan yang bertiup (asal-asalan dan sembarangan tanpa seleksi) karena tujuan mereka adalah mendapatkan jumlah yang banyak”. Masih dalam kitab yang sama pada poin ke-8 hal 8 mereka menjelaskan tentang ciri-ciri hizbiyyah…,”Tidak menetapi Al Kitab dan As Sunnah dalam banyak kegiatan.Hal itu terjadi karena anggota-anggotanya,secara umum,berasal dari manusia-manusia bodoh tentang agama yaitu orang-orang yang mencari materi dan berbuat riya’.Orang-orang yang tidak bertujuan kecuali hanya untuk kepentingan-kepentingan pribadi dan ketamakan dunia dengan mengatasnamakan dakwah”.

34

Al Basth : Saudaraku fillah… Tahukah anda tentang orang-orang kepercayaan Ustadz Muhsin Abu Hazim. Yaitu orang-orang yang menjalankan “amanah” untuk mempersiapkan Daurah Nasional Ngawi??? Mereka adalah orang-orang yang jauh dari ilmu dan majelis ilmu. Sementara ikhwan-ikhwan senior Magetan justru tidak dilibatkan semisal Ustadz Kholid, Al Akh Abdul Qohhar, Al Akh Abu Muhammad, Al Akh Agung dan beberapa ikhwan lainnya. Taqdiim Al Isykaal : Coba tanyakan beberapa pertanyaan berikut ini kepada ketua panitia (Ahmad Hasan), Sekretaris panitia (Bani Hasan), Bendahara panitia (Arif Hasan). Engkau akan mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang yang jahil tentang agama tetapi mendapatkan kepercayaan dalam dakwah. Coba tanyakan kepada mereka, ü Berapa juz Al Qur’an yang telah mereka hafalkan? ü Berapa hadits yang telah mereka hafalkan? ü Apakah pengertian syirik akbar dan syirik asghar? ü Sampai dimanakah mereka mempelajari bahasa arab?

Saudaraku…selengkapnya tentang mereka silakan membaca tulisan dengan judul “Bani Hasan Sosok Turabi Yang Penuh Keanehan” dan “Mujahirin baina Turabiyyin wal Ghulatiyiin” (Temukan di http://www.pdfcoke.com/cahdammaj), menunjukkan tidak adanya Tashfiyyah di dalam barisan mereka dan berperannya orang-orang jahil di antara mereka.

Setelah membaca biografi singkat tentang keluarga Ahmad Hasan, Arif Hasan dan

35pembaca dapat menilai bagaimanakah Bani Hasan (panitia inti Daurah Ngawi),

keadaan orang-orang yang berhubungan dekat dengan mereka. Simak nasihat dari Al Ustadz Abu Fairuz berikut ini di dalam Turun Sejenak 3, ..... Qotadah -rahimahulloh- berkata:

"Sesungguhnya kami –demi Alloh- tidaklah kami melihat seseorang itu mengambil sahabat dari manusia kecuali yang semisal dan seperti dirinya. Maka ambillah sahabat dari kalangan orangorang yang shalihin dari hamba-hamba Alloh, » Tentu saja persahabatan menunjukkan

kecocokan hati. Rosululloh -shalallohu 'alaihi wa sallam- bersabda:

"Ruh-ruh itu adalah tentara yang berkelompok-kelompok. Yang saling mengenal akan saling mendekat, dan yang tidak saling kenal akan saling menjauh." (HSR Al Bukhori secara muallaq, dan bersambung di "Al Adabul Mufrod", dan Imam Muslim di "Shohih" beliau dari Aisyah –radhiyallohu `anha-) Dan dari Abu Huroiroh bahwasanya Nabi -shollallohu 'alaihi wa sallam- bersabda:

"Seseorang itu berdasarkan agama teman dekatnya. Maka hendaknya seseorang dari kalian itu memperhatikan dengan siapa dia berteman dekat." (HSR Abu Dawud (4835) dan At Tirmidzi (2552)) Ibnu Mas`ud –radhiyallohu `anhu- berkata:

36

"Seseorang itu hanyalah akan mengajak berjalan dan bersahabat dengan orang disukainya dan yang seperti dirinya" ("Al Ibanah" 2\476\ karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-) Muadz bin Muadz berkata:

"Aku berkata kepada Yahya bin Said."Wahai Abu Said, sesungguhnya seseorang itu walaupun menyembunyikan pemikirannya, yang demikian itu tidak tersembunyi pada anaknya ataupun sahabatnya dan teman duduknya." ("Al Ibanah" 2\474\ karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-)semoga kalian bisa bersama mereka atau menjadi seperti mereka." ("Al Ibanah" 2\480\ karya Imam Ibnu Baththoh rahimahulloh-) Imam Al Auza`i -rahimahulloh- berkata:

"Barangsiapa menyembunyikan dari kami kebid`ahannya, tidak tersembunyi dari kami teman akrabnya." ("Al Ibanah" 2\479) Muhammad bin Ubaid Al Ghulabi -rahimahulloh- berkata:

"Para Ahlul Ahwa` saling menyembunyikan segala sesuatu kecuali keakraban dan persahabatannya." ("Al Ibanah" 2\479) .

37

Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh- berkata:

"Maka perhatikanlah –semoga Alloh merahmati kalian- siapa yang kalian bersahabat dengannya, dan dengan siapakah kalian duduk, dan kenalilah setiap orang dengan teman dekatnya dan setiap orang dengan sahabatnya. Semoga Alloh melindungi kami dan kalian dari pertemanan orang yang terfitnah, dan jangan menjadikan kami dan kalian termasuk dari kalangan saudara orang-orang yang berbiat sia-sia, ataupun sejawat setan. Dan aku memohon pada Alloh untuk kami dan kalian karunia penjagaan dari kesesatan, dan keselamatan dari perbuatan yang buruk." ("Al Ibanah" nomor 46 karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-) Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh- meriwayatkan:

"Manakala Sufyan Ats Tsauri -rahimahulloh- tiba di Bashroh beliau mulai melihat keadaan Robi` - yakni Ibnu Shubaih- dan martabat dia di kalangan orang-orang.

38

Beliau bertanya,"Apa madzhab dia?" Mereka menjawab, "Tidaklah madzhabnya kecuali As Sunnah." Beliau bertanya,"Siapakah teman pribadinya?" Mereka menjawab,"Ahlul Qodar." Beliau berkata,"Dia itu qodari." ("Al Ibanah" 2\456\ karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-)

39

Kesimpulan Saudaraku fillah… Dari tulisan singkat di atas maka berdasarkan pendapat Asatidzah yang menjadi pengikut Manhaj Turaabiyyah kita mampu mengambil kesimpulan bahwa Panitia Daurah Ngawi telah melakukan perbuatan-perbuatan hizbiyyin dan cirri-ciri hizbiyyah mereka terlalu banyak diantaranya : 1) Sikap yang sering bertolak belakang, dan banyak berdusta. Hal 5 2) Menggunaan Bank riba untuk penerimaan dana.Hal 13 3) Tasyabbuh (menyerupai) dengan orang kafir. Yaitu: Penggunaan tanggal miladi atau masehi.Hal 16 4) Menyembunyikan identitas asli.Hal 19 5) Tunduk kepada peraturan yang menyelesihi syar’i.Hal 21 6) Berdusta.Hal 24 – 32 7) Membentuk hal-hal baru dalam dakwah.Hal 32 8) Tidak ada tashfiyah di dalam barisan.Hal 34 9) Berhias-hias diri di hadapan ulama’ dengan kebaikan yang ada pada mereka serta dakwah dan perjuangan mereka dalam dakwah. Al Jam’iyyah Bid’ah ‘Ashriyyah poin ke-10 hal 3 10) Berkumpul dan berusaha untuk menutup-nutupi kejahatan-kejahatan yang ada

dalam

gerakan-gerakan

mereka

yang

tersembunyi

dan

penyimpangan-penyimpangan syar’i. Al Jam’iyyah Bid’ah ‘Ashriyyah poin ke-11 hal 3 Wallahu a’lam bish showaab

40

Dari ‘abdul Kariim bin Hardjawijata bin Resadimeja--Demang di Trenggalek Jawa Timur--

41

Halaman Bonus 1.Nama-nama pendukung Manhaj Turaabiyyah di Indonesia, Ø Ust.Muhsin Abu Hazim, Magetan Ø Ust Muhammad Irwan, Lamongan, Ø Ust Imam Hanafi, Lamongan Ø Ust Habibi, Aceh Ø Ust Nafil, Kebumen Ø Ust Fajar, Kendal Ø Ust Abdul Wahhab, Kalimantan Ø Ust Asnur, Kendari Ø Ust Abu Usamah, Ambon 2. Arsip "Silsilah Rasail - Bintang itu pun kian menjauh lalu meredup [Bagian 1] dan Bintang itu mulai meredup [Bagian 2] download di http://www.pdfcoke.com/cahdammaj 3.

42

Related Documents


More Documents from "abdul haq"