Semsol Amox

  • Uploaded by: Aisya Salsabila
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Semsol Amox as PDF for free.

More details

  • Words: 1,196
  • Pages: 6
Jenis dan Contoh Bahan Tambahan dalam Formula 1. Sodium Citrate (Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal 640-642) Pemerian : Hablur tidak berbau, tidak berwarna , serbuk halus putih , rasa seperti garam Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol (95%)P. Kegunaan : sebagai Buffering agent (0,3-2,0%) Penyimpanan : dalam wadah yang tertutup rapat Inkompatibilitas: basa, larutan alkali, agen pereduksi, agen pengoksidasi Persyaratan : 0,3% - 2,0% dari total sediaan. ADI : 15 mg/kg BB Alasan pemilihan bahan : Natrium sitrat mempunyai kelarutan yang mudah larut dalam air. Natrium sitrat di kombinasikan dengan garam sitrat guna menjaga sediaan tersebut dalam PH yang konstan selama penyimpanan.

2. Asam Sitrat ( FI III, hal.50) Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk putih;tidak berbau; rasa sangat asam; agak higroskopik ; merapuh pada keadaan dingin dan panas. Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol(95%) P; sukar larut dalam eter P Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan : sebagai Buffering agent Persyaratan : 0,1%-2% dari total sediaan. ADI : tidak ada batasan Alasan pemilihan bahan : Asam sitrat mempuyai kelarutan dalam air, stabil dalam kondisi penyimpanan.

3. PVP Pemerian : Pemerian berbentuk serbuk halus berwarna putih sampai putih kekuningkuningan,karakteristik tidak berbau atau hampir berbau, higroskopis.

Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, methanol dan air. polivinil pirolidon atau PVP Tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan minyak mineral. Stabilitas : PVP menjadi lebih gelap dengan pemanasan pada suhu 150o C, tetapi stabil pada pemaparan panas yang singkat pada 110-130 oC. PVP dapat disimpan dalam kondisi umum tanpa mengalami dekomposisi atau degradasi. Karena sifatnya yang higroskopis, PVP harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang kering dan sejuk. Inkompatibilitas:penggunaan pengawet seperti thimerosal dapat mengakibatkan efek samping karena terbentuk komplek dengan PVP. Kegunaan : zat pensupensi perbandingan diatas 5,0 % ADI

: 50mg/kg/hari (WHO, 1986)

4. PGA (Pulvis Gummi Arabian) Pemerian : Serbuk putih, atau putih kekuningan, tidak berbau. Kelarutan : Larut dalam 20 bagian gliserin; 20 bagian propilen glikol; 2,7 bagian air dan praktis tidak larut dalam etanol. Persyaratan : 5% - 10% Fungsi : Suspending agent pH : 4,5 – 5 Penyimpanan : Serbuk disimpan ditempat yang kering, dalam suhu yang dingin. Alasan pemilihan bahan: -

Larut hampir sempurna dalam air

-

Tidak incompatible terhadap bahan aktif

-

Tidak memerlukan perlakuan khusus, karena dry sirup dibuat serbuk.

-

PGA mempunyai kestabilan yang tinggi dalam kondisi kering dan suhu dingin, sehingga stabil dalam kondisi penyimpanan.

-

PGA mempunyai rentang pH yang masuk dalam rentang pH sediaan sirup.

5. Natrium Benzoat (Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal 627-629) Pemerian : kristal putih tidak berwarna, bau seperti benzoin, higroskopis

Kelarutan : larut dalam 75 bagian etanol (95%) P; larut dalam 1,8 bagian air Kegunaan : Pengawet antimikroba ADI

: 5 mg/kgBB/hari

BM

: 144,11

pH : 8,0 BJ : 1,497 – 1,527 g/cm2 pada suhu 24°C Alasan pemilihan bahan : Pemakaian Na Benzoat lebih efisien yaitu dalam pemakaiannya tidak perlu bahan pendukung (bahan pengawet) lainnya untuk memaksimalkan efek yang ditimbulkan Na Benzoat mudah larut dalam air (1:1).

6. Essence Melom Pemerian : cairan kental, warna hijau, bau melon Kegunaan : pewarna dan perasa Alasan pemilihan bahan : Dapat bercampur dengan semua bahan aktif dan memberikan bau dan rasa yang sesuai yaitu melon. 7. Saccharin Na Pemerian : Kristal putih, tidak berbau, rasa sangat manis (300x) menimbulkan rasa pahit se-sudah pemakian Kelarutan : Mudah larut dalam air, aga sukar larut dalam etanol ADI : 5 mg/kgBB Ph : 2,0 Inkompatibilitas : Dapat mengkristal Kegunaan : pemanis 8. NaOH Pemerian : Putih/praktis putih, massa melebur berbentuk pelet, serpihan atau batang atau bentuk lain, keras, rapuh, dan menunjukkan pecahan hablur, bila dibiarkan diudara akan cepat menyerap CO2 dan lembab Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol ADI : Inkompatibilitas: Inkompatibel dengan senyawa rentan terhidrolisis atau oksidasi, bereaksi dengan asam, ester, dan eter khususnya di larutan cair

Prosedur Evaluasi 1. ORGANOLEPTIS Bentuk : Granul Bau/aroma : Melon Warna : Hijau Rasa : Manis 2. UJI PH Alat : PH meter Metode : a. Ambil beberapa ml sediaan suspensi yang sudah jadi dalam beker gelas b. Masukkan elektrode PH meter yang telah dikalibrasi dengan dapar standar c. Amati PH-nya, catat, dan bandingkan dengan PH seharusnya. 3. TES BERAT JENIS Alat : Piknometer Metode : a. Menimbang piknometer yang bersih dan kering b. Mengisi piknometer dengan air ad penuh lalu rendam dengan air es hingga suhunya ± 2ᵒ C di bawah suhu percobaan. c. Piknometer ditutup, pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu dibiarkan naik sampai suhu percobaan, lalu piknometer ditutup. d. Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar, air yang menempel diusap lalu ditimbang dengan seksama e. Lihat dalam tabel kerapatan air dan suhu percobaan untuk menghitung volume air = piknometer f. Cara perhitungan : Bobot piknometer + air = a+b gram Bobot piknometer kosong = a gram Bobot air = b gram Hitung vulume piknometer = v Penentuan bobot jenis sediaan = b gram 𝜌 air(g/ml) a. Timbang zat (suspensi Amoxsisilin) menggunakan piknometer hingga diperoleh bobot zat = C gram (bobot piknometer + zat) – (bobot piknometer kosong) b. Bobot jenis zat = C (gram)/volume (ml) 4. UJI VISKOSITAS Alat : VT-03E

Metode : a. Memasukkan sampel ke dalam cup, jika kental gunakan cup kecil, jika encer gunakan cup besar b. Pegang viscotester disatu tangan, gunakan level ukuran atau meteran pada unit untuk memastikan unit kira-kira telah horizontal c. Letakkan rotor pada pusat cup d. Pindahkan apitan jarum meter hingga melawan arah e. Nyalakan power switch pada posisi ON f. Ketika rotor mulai berputar, jarum indikator viskositas secara berkala bergerak ke kanan dan seimbangkan pada posisi yang menghubungkan viskositas dengan sampel cairan g. Baca nilai viskositas dari skala untuk rotor yang sedang digunakan, catat nilainya h. Ketika pengukuran berjalan sempurna, atau power switch pada posisi OFF i.

Setelah jarum dikembalikan pada posisi awal, amankan dengan memindahkan kepitan jarum meter sesuai dengan petunjuk arah

5. UJI KECEPATAN SEDIMENTASI Alat : Gelas ukur dan penggaris Metode : a. Sejumlah volume tertentu suspensi dimasukkan dalam gelas ukur yang sudah diberi skala tertentu b. Mendiamkan larutan selama waktu tertentu sampai terbentuk endapan c. Mengukur volume endapan, setelah itu dihitung volume sedimentasinya F = Vu Vo Dengan : F = volume sedimentasi Vu = volume endapan yang terbentuk Vo = volume awal suspensi sebelum ada endapan

Pembahasan Uji sedimentasi Pada uji sedimentasi sediaan yang sudah direkonstruksi didiamkan selama 3 hari. Hasilnya sediaan mengendap di hari kedua dan endapan yang terbentuk mengeras pada dasar botol dan sulit untuk terdispersi kembali ketika dikocok (caking). Hal ini tidak sesuai dengan syarat suspense yang baik yaitu sediaan mudah mengandap dan akan mudah terdispersi kembali ketika dikocok. Hal ini mungkin disebabkan karena proses penambahan dan pencampuran bahan pembasah kurang homogen sehingga tidak melapisi semua permukaan pertikel serbuk. Hal ini menyebabkan ikatan antar partikel serbuk menjadi kuat. Selain itu ukuran pertikel juga berpengaruh pada lama waktu pengendapan. Semakin kecil ukuran partikel maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengendap. Metode yang tepat untuk memperbesar ukuran partikel adalah metode granulasi. Pada praktikum ini kelompok kami sudah menggunakan metode granulasi, namun hasilnya tidak terbentuk masa granul yang baik karena kurang homogennya pencampuran serbuk dengan pembasah.

Related Documents


More Documents from "Amelia Windi Astutik"

10640026.pdf
June 2020 11
Semsol Amox
August 2019 18
Uraian Materi Kb 1.pdf
April 2020 27