PENGARUH KONSENTRASI DAN KETINGGIAN LARUTAN DALAM TABUNG INFUS TERHADAP LAJU INFUS LAPORAN PRAKTIKUM BIOFISIKA
Oleh: Nama
: Ade Yuniar Tanjung
NIM
: 161810201053
Kelompok
: A4
Tanggal Praktikum
: 9 November 2018
LABORATORIUM BIOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2018
1.2
Hipotesis Hipotesis yang dapat disimpulkan pada praktikum pengaruh konsentrasi dan
ketinggian larutan dalam tabung infus terhadap laju infus yaitu semakin besar konsentrasi maka semakin lambat laju infus dan semakin tinggi letak tabung infus maka laju larutan yang turun semakin cepat.
1.3
Tujuan Tujuan dilakukannya praktikum pengaruh konsentrasi dan ketinggian larutan
dalam tabung infus terhadap laju infus yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan dalam tabung infus serta bagaimana pengaruh ketinggian larutan dalam tabung infus.
1.4
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengaruh konsentrasi dan
ketinggian larutan dalam tabung infus terhadap laju infus, yaitu: 1.
Seperangkat infus, digunakan sebagai alat percobaan
2.
Air, digunakan sebagai pelarut
3.
Garam (NaCl), digunakan sebagai bahan percobaan
4.
Vitamin C, digunakan sebagai bahan percobaan
5.
Statif, digunakan untuk meletakan alat infus dengan berbagai ketinggian
6.
Neraca digital, digunakan untuk mengukur massa
7.
Gelas ukur, digunakan untuk mengukur banyak sedikitnya larutan
8.
Pengaduk, digunakan untuk mengaduk larutan
9.
Gelas beker, digunakan sebagai wadah larutan.
1.5
Dasar Teori Terapi Intravena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung
ke vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat. Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Memasang Infus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan infus set (Barbara, 2010). Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang dirperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme dan memberikan medikasi (Hidayat, 2011) Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat (Hiskia, 2001). Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut (Gunawan, 2004). Menurut Sukardjo (2005), menyatakan bahwa konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Berikut rumus pengenceran dengan konsentrasi
V1.M1 = M2.V2
1.6
(1.1)
Desain Percobaan Desain percobaan pada praktikum pengaruh konsentrasi dan ketinggian
larutan dalam tabung infus terhadap laju infus, yaitu: Pengaruh Ketinggian
Variasi Konsentrasi
Gambar 6.1 Desain percobaan laju tetes infus 1.7
Prosedur Kerja Langkah kerja pada praktikum pengaruh konsentrasi dan ketinggian larutan
dalam tabung infus terhadap laju infus, yaitu: 1.7.1 Pengaruh Konsentrasi a. Volume air garam diukur pada gelas ukur (Variasikan konsentrasi 1.5M dan 2M) b. Larutan diletakkan dalam tabung infus menggunakan suntikan c. Laju larutan diamati dan dihitung jumlah tetesan dalam satu menit d. Waktu yang dibutuhkan saat larutan turun dihitung e. Percobaan 1,2,3,4 diulangi pada larutan Vit C.
1.7.2 Pengaruh Ketinggian a. Larutan garam dan larutan Vit C diletakkan dalam dua tabung infus berbeda dengan konsentrasi yang sama b. Letak ketinggian tabung infus divariasi sebesar 30cm, 40cm, 50cm
c. Waktu yang dibutuhkan saat larutan turun dihitung d. Hitung jumlah tetesan dalam satu menit. 1.8
Data Pengamatan Analisis data pada praktikum pengaruh konsentrasi dan ketinggian larutan
dalam tabung infus terhadap laju infus, yaitu: Tabel 8.1 Pengamatan laju tetes infus Jumlah Tetes h (cm)
Larutan NaCl
Larutan NaCl + Vitamin C
2,7 g
3,6 g
2,7 g
3,6 g
30 40 50
1.9
Hasil dan Pembahasan
1.9.1 Hasil Hasil yang didapat pada praktikum pengaruh konsentrasi dan ketinggian larutan dalam tabung infus terhadap laju infus, yaitu: Tabel 9.1 Data pengamatan laju tetes infus Jumlah Tetes h (cm)
Larutan NaCl
Larutan NaCl + Vitamin C
2,7 g
3,6 g
2,7 g
3,6 g
30
120
112
80
63
40
180
165
142
112
50
205
170
200
155
1.9.2 Pembahasan Pada praktikum ini dilakukan 2 percobaan yairu pengaruh terhadap ketinggian dan pengaruh pada konsentrasi. Percobaan pertama adalah pengaruh ketinggian pada larutan. Dapat dilihat pada tabel 4.1 ketinggian yang digunakan yaitu 30 cm, 40 cm, dan 50 cm. Hasil yang diperoleh pada larutan NaCl (2,7 g) pada
ketinggian 30 cm terdapat 120 tetes, ketinggian 40 cm terdapat 180 tetes, dan ketinggian 50 cm terdapat 205 tetes. Hasil yang didapat sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin tinggi infus terpasang dengan menggunakan kecepatan yang sama untuk masing-masing ketinggian maka larutan akan menetes semakin cepat. Pada percobaan kedua menggunakan larutan NaCl (3,6 g). Larutan NaCl (3,6 g) pada ketinggian 30 cm menghasilkan 112 tetes, ketinggian 40 cm menghasilkan 165 cm, dan ketinggian 50 cm menghasilkan 170 tetes. Hasil yang didapat sesuai dengan teori yang ada yaitu semakin tinggi infus terpasang dengan kecepatan yang sama untuk tiap-tiap ketinggian maka larutan akan menetes semakin cepat. Hal ini berbanding terbalik dengan konsentrasi yaitu NaCl (3,6 g) akan lebih lambat dibanding larutan NaCl (2,7 g). Hal ini dikarenakan konsentrasi larutan semakin banyak akan mempengaruhi kelajuan larutan yang menetes. Percobaan ketiga yaitu percobaan dengan pengaruh konsentrasi. Larutan NaCl (2,7 g) ditambah dengan Vitamin C (2,7 g) dengan variasi ketinggian yang sama yaitu 30 cm, 40 cm, dan 50 cm. Dapat dilihat pada tabel 4.1 dari hasil pada larutan NaCl (2,7 g) + Vitamin C (2,7 g) pada ketinggian 30 cm terdapat 80 tetes, ketinggian 40 cm terdapat 142 cm, dan ketinggian 50 cm terdapat 200 tetes. Larutan yang menetes lebih lambat dibanding sebelum penambahan vitamin c akan tetapi semakin tinggi tabung infus maka semakin cepat laju yang menetes. Larutan NaCl (3,6 g) + Vitamin C (3,6 g) dengan variasi ketinggian yang sama yaitu 30 cm, 40 cm, dan 50 cm. Dapat dilihat pada tabel 4.1 dari hasil pada larutan NaCl (3,6 g) dengan penambahan Vitamin C (3,6 g) pada ketinggian 30 cm terdapat 63 tetes, ketinggian 40 cm terdapat 112 cm, dan ketinggian 50 cm terdapat 155 tetes. Larutan yang menetes lebih lambat dibanding sebelum penambahan vitamin c akan tetapi semakin tinggi tabung infus maka semakin cepat laju yang menetes. Larutan dengan konsentrasi lebih banyak akan mempengaruhi laju yang menetes pada infus. Hal ini dikarenakan terdapat endapan yang dihasilkan dari vitamin tersebut. Tabung infus akan tersumbat sehingga laju yang menetes akan lebih lambat.
1.10 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan praktikum pengaruh konsentrasi dan ketinggian larutan dalam tabung infus terhadap laju infus adalah semakin tinggi infus yang dipasang dengan kecepatan tetes yang sama maka larutan akan menetes semakin cepat, sedangkan pengaruh konsentrasi yaitu semakin besar konsentrasi larutan yang digunakan maka laju tetes semakin lambat. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempengaruhi laju tetes pada infus. Hal ini dikarenakan terdapat endapan yang dihasilkan dari vitamin tersebut. Tabung infus akan tersumbat sehingga laju yang menetes akan lebih lambat.
1.11 Daftar Pustaka Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti Barbara, kozier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC. Baroroh, Umi. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Banjar Baru: Universitas Lambung Mangkurat. Gunawan, Adit Dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Surabaya: Kartika Hidayat, A. Aziz Alimul dan Masrifatul. 2011. Praktik Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya:.Health Book. Sukardjo. 2005. Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta.