POKOK BAHASAN V SELEKSI ALTERNATIF KEBIJAKAN
A. Pengertian Alternatif Kebijakan Alternatif kebijakan adalah arah tindakan publik (yang masih) potensial (belum dilaksanakan) yang dapat memenuhi nilai atau pemuasan kebutuhan publik. Dengan kata lain, alternatif kebijakan merupakan arah tindakan yang dapat dipilih untuk mengatasi problema tersebut. Informasi tentang alternatif kebijakan adalah salah satu komponen terpenting dalam analisa kebijakan, karena lengkap tidaknya informasi akan berpengaruh besar pada apakah suatu problem kebijakan dapat terpecahkan atau tidak. Infomasi mengenai problema kebijakan dipindahkan ke dalam alternatif kebijakan melalui penggunaan prosedur peramalan (forescating). Problem kebijakan (baik telah cukup diidentifisir ataupun belum) menjadi dasar dalam meramalkan kemungkinan kecenderungan tindakan yang dapat menjawab problem kebijakan. Alternatif kebijakan akan tergantung pada problem kebijakan.
B. Peramalan (Forescating) Peramalan adalah pembuatan statemen fakta tentang masa depan berdasarkan pada pengetahuan tentang kejadian atau keadaan yang telah terjadi. Bagi analisis kebijakan, prosedur peramalan digunakan untuk meramalkan akibat dari alternatif tindakan publik atau akibat jika tidak ada tindakan publik. Dengan kata lain, peramalan kebijakan dapat dilakukan untuk berbagai tujuan analisa yaitu : 1. Perubahan lingkungan kebijakan, jika tanpa diambil tindakan publik tertentu. 2. Perubahan lingkungan kebijakan, jika kebijakan Baru diambil. 3. Perubahan isi kebijakan publik. 4. Perubahan pengaruh pelaku kebijakan dalam formulasi dan implementasi kebijakan publik.
Terdapat tiga dasar yang dapat digunakan untuk melakukan prosedur peramalan yaitu instuisi, teori dan estrapolasi. Peramalan sering mendasarkan diri pada instuisi, seperti pendapat pribadi, spekulasi atau perkiraan. Banyak organisasi publik maupun privat menggunakan peramalan intuitif untuk memproyeksikan beban kerja, pengeluaran, dan permintaan barang dan jasa. Peramalan juga dapat mendasarkan diri pada teori yaitu pengetahuan tentang sebab akibat. Banyak peramalan dalam bidang pendidikan didasarkan pada teori-teori psikologi pendidikan. Akhirnya ekstrapolasi (perhitungan) kejadian pada masa lampau merupakan dasar yang paling lazim digunakan dalam peramalan. Peramalan kejadian yang akan datang didasarkan pada asumsi bahwa Universitas Gadjah Mada
1
kecenderungan yang teramati pada masa lampau akan terus terjadi pada masa yang akan datang. C. Pendekatan Peramalan Ada beberapa pendekatan peramalan yaitu : 1. Peramalan intuitif Merupakan estimasi terhadap keadaan pada masa yang akan datang oleh seseorang atau sekelompok orang yang dianggap mempunyai keahlian tertentu. Ramalan dapat dibuat secara sistematis dan formal, tetapi dapat pula secara tidak sistematis dan tidak formal. Terdapat cara yang digunakan untuk mensistematisir pendapat para ahli, yaitu dengan teknik konferensi, di mana para ahli dikumpulkan dalam suatu tempat atau melalui media massa. Salah satu metode yang paling dikenal untuk hal ini adalah metode Delphi. Metode ini mengelompokkan para ahli ke dalam pendapat kolektif mengenai keadaan masa mendatang melalui beberapa tahap.
2. Perencanaan Intuitif Perencanaan ini menggunakan intuisi sebagai dasar untuk membuat estimasi tentang kemungkinan perubahan isi kebijakan dan pengaruh keduanya terhadap lingkungan kebijakan.
3. Peramalan Nomologis Peramalan perubahan lingkungan kebijakan berdasarkan pengetahuan tentang hukum-hukum sosial, yaitu hubungan antar gejala sosial yang ajeg dan berlaku universal. Pola tindakan yang ajeg ini menjadi dasar dalam membuat prediksi tentang masa mendatang.
4. Peramalan Teoritis Peramalan ini juga mendasarkan pada proses sosial, akan tetapi berbeda dengan peramalan nomologis, peramalan ini membuka diri terhadap fakta-fakta baru hipotesa yang akan digunakan untuk meramal, dibuktikan dulu kebenarannya berdasarkan faktafakta yang baru. 5. Perencanaan Teoritis Erat hubungan dengan peramalan teoritis. Perbedaannnya adalah bahwa perencanaan teoritis memperhitungkan perubahan isi kebijakan publik dan perilaku pelaku kebijakan.
6. Peramalan Model Universitas Gadjah Mada
2
Berdasarkan pada teori. Model adalah perwujudan secara formal dari teori dengan menggunakan bahasa angka atau matematis untuk menunjukkan hubungan antar variabel.
7. Peramalan Normatif Peramalan ini juga menggunakan bahasa matematis pula, tetapi pada pada peramalan ini, variabel-variabel dihubungkan dengan kebijakan publik yang dibuat dan pelaku kebijakan.
8. Peramalan Analogi Peramalan dengan melakukan estimasi terhadap masa depan negaraimasyarakat dengan berdasarkan pada anggapan teoritis tentang adanya kesamaan antara sistem kebijakan dengan organisme manusia atau kehidupan. Sebagai contoh adalah menggunakan pertumbuhan biologis untuk meramalkan pertumbuhan organisasi.
9. Peramalan Survai Peramalan dengan menggunakan daftar pertanyaan dan wawancara yang terencana dengan sejumlah sample penduduk tertentu untuk mengamati dan meramalkan perubahan sikap, pendapat dan nilai dari setiap golongan masyarakat.
10. Peramalan Klinis Peramalan dengan membuat prediksi tentang pelaku kebijakan dengan dasar informasi dan perilaku mereka. Tujuan dari perilaku ini adalah untuk meramalkan perilaku yang akan dibuat oleh pelaku kebijakan dan organisasi dengan melakukan identifikasi pola pengaruh politik mereka pada waktu-waktu yang lalu, tingkat keterlibatannya pada tindakan-tindakan tertentu dari para pelaku kebijakan. Daftar Bacaan :
Suharto dan Nurharjatmo, Wahyu, 1992, Kebijakan Publik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Universitas Gadjah Mada
3