Strategi alternatif dan seleksi strategi Pendahuluan Kita sering mendengar kata manajemen strategi. Apa sebenarnya definisi atau pengertian manajemen strategi? Dan apa tujuan manajemen strategi itu? David (2006), memberikan definisi atau
pengertian
manajemen
strategi
sebagai
seni
dan
ilmu
untuk
memformulasi,
mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuannya. Secara tersirat, manajemen strategi berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi atau operasional, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen strategi merupakan langkah awal perusahaan bergerak. Artinya seluruh kegiatan operasi perusahaan bergantung pada perencanaan strategis yang dirumuskan. Oleh karena itu, perusahaan yang merumuskan strategi yang tepat dan mampu menerapkannya dalam kegiatan operasi dapat mencapai kesuksesan. Tujuan manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang; perencanaan jangka panjang, sebaliknya mencoba untuk mengoptimalkan tren sekarang untuk masa datang. Intinya perencanaan strategi adalah rencana permainan (game plan) perusahaan. Seperti halnya tim sepak bola membutuhkan rencana permainan untuk memiliki peluang menang, perusahaan harus memiliki rencana strategi yang baik untuk bisa sukses berkompetisi. Margin laba perusahaan di hampir semua industri telah menurun tajam sehingga hanya menyisahkan sedikit ruang untuk kesalahan dalam keseluruhan rencana strategis. Rencana strategis dihasilkan dari pilihan manajerial yang sulit dari berbagai alternatif yang baik, dan tanda komitmen untuk pasar yang spesifik, kebijakan, prosedur, dan operasi menggantikan, “pilihan tindakan yang kurang disukai” Proses Perencanaan Strategis Pada 1970-an, banyak perusahaan besar mengadopsi model top-down perencanaan strategis formal. Dalam model ini, perencanaan strategis menjadi sebuah proses yang disengaja di mana eksekutif puncak berkala akan merumuskan strategi perusahaan, kemudian berkomunikasi ke bawah organisasi untuk implementasi. Berikut ini adalah model diagram alur dari proses ini: Strategi Alternatif dan Seleksi Strategi
1
Proses Perencanaan Strategis Misi
Tujuan
Analisis Situasi
Perumusan Strategi
Implementasi
Kontrol
Proses ini paling berlaku untuk manajemen strategis di tingkat unit bisnis organisasi. Untuk perusahaan besar, strategi di tingkat korporasi lebih peduli dengan mengelola portofolio bisnis. Sebagai contoh, strategi tingkat korporasi melibatkan keputusan tentang mana unit bisnis untuk tumbuh, alokasi sumber daya antara unit bisnis, mengambil keuntungan dari sinergi antar unit bisnis, dan merger dan akuisisi. Dalam proses tersebut diuraikan di sini, "perusahaan" atau "perusahaan" akan digunakan untuk menunjukkan sebuah perusahaan tunggal bisnis atau unit bisnis tunggal dari perusahaan diversifikasi. Misi Sebuah misi perusahaan adalah alasan untuk menjadi sangat. Misi sering dinyatakan dalam bentuk pernyataan misi, yang menyampaikan rasa tujuan untuk karyawan dan proyek-
Strategi Alternatif dan Seleksi Strategi
2
proyek citra perusahaan kepada pelanggan. Dalam proses perumusan strategi, pernyataan misi set suasana di mana perusahaan harus pergi. Tujuan Tujuan adalah tujuan nyata bahwa organisasi berusaha untuk mencapai, misalnya, target pertumbuhan laba. Tujuan harus menantang namun dapat dicapai. Mereka juga harus dapat diukur sehingga perusahaan dapat memantau kemajuan dan melakukan koreksi yang diperlukan. Analisis Situasi Begitu perusahaan telah menetapkan tujuan, dimulai dengan situasi saat ini untuk menyusun rencana strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Perubahan dalam lingkungan eksternal sering hadir peluang baru dan cara baru untuk mencapai tujuan. Scan lingkungan untuk mengidentifikasi dilakukan kesempatan yang tersedia. Perusahaan juga harus tahu kemampuan dan keterbatasan sendiri dalam rangka untuk memilih peluang yang dapat mengejar dengan probabilitas keberhasilan yang lebih tinggi. Analisis situasi karena melibatkan analisis baik lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan eksternal memiliki dua aspek: lingkungan makro yang mempengaruhi semua perusahaan dan lingkungan mikro yang mempengaruhi hanya perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu. Analisis makro-lingkungan termasuk politik, ekonomi, sosial, dan faktor-faktor teknologi dan kadang-kadang disebut sebagai analisis PEST . Sebuah aspek penting dari analisis mikro-lingkungan adalah industri di mana perusahaan beroperasi atau sedang mempertimbangkan operasi. Michael Porter menyusun kerangka kerja lima kekuatan yang berguna untuk analisis industri. 5 kekuatan Porter termasuk hambatan untuk masuk, pelanggan, pemasok, produk pengganti, dan persaingan antara perusahaan-perusahaan yang bersaing. Sebuah analisa situasi dapat menghasilkan sejumlah besar informasi, banyak yang tidak terlalu relevan untuk perumusan strategi. Untuk membuat informasi lebih mudah dikelola, kadang-kadang berguna untuk mengkategorikan faktor-faktor internal perusahaan sebagai
Strategi Alternatif dan Seleksi Strategi
3
kekuatan dan kelemahan, dan faktor-faktor lingkungan eksternal sebagai peluang dan ancaman. Analisis seperti sering disebut sebagai analisis SWOT. Perumusan Strategi Setelah gambaran yang jelas dari perusahaan dan lingkungan adalah di tangan, alternatif strategis tertentu dapat dikembangkan. Sementara perusahaan yang berbeda memiliki alternatif yang berbeda tergantung pada situasi mereka, ada juga strategi generik yang dapat diterapkan di berbagai perusahaan. Michael Porter mengidentifikasi kepemimpinan biaya, diferensiasi, dan fokus sebagai tiga strategi generik yang dapat dipertimbangkan ketika mendefinisikan alternatif strategis. Porter menyarankan agar menerapkan kombinasi dari strategi untuk produk tertentu, melainkan, ia berpendapat bahwa hanya salah satu alternatif strategi generik harus dikejar. Implementasi Strategi ini kemungkinan akan diungkapkan dalam istilah level tinggi konseptual dan prioritas. Untuk implementasi yang efektif, perlu diterjemahkan ke dalam kebijakan yang lebih rinci yang dapat dipahami pada tingkat fungsional organisasi. Ekspresi strategi dalam hal kebijakan fungsional juga berfungsi untuk menyoroti isu praktis yang mungkin tidak terlihat nyata pada tingkat yang lebih tinggi. Strategi ini harus diterjemahkan ke dalam kebijakan yang spesifik untuk area fungsional seperti: a.
Pemasaran
b.
Penelitian dan pengembangan
c.
Pembelian
d.
Produksi
e.
Sumber daya manusia
f.
Sistem Informasi
Selain mengembangkan kebijakan fungsional, tahap pelaksanaan melibatkan identifikasi sumber daya yang diperlukan dan meletakkan ke tempatnya perubahan organisasi yang diperlukan.
Strategi Alternatif dan Seleksi Strategi
4
Kontrol Setelah diimplementasikan, hasil dari strategi perlu diukur dan dievaluasi, dengan perubahan yang dibuat seperti yang diperlukan untuk menjaga rencana pada jalur. Sistem kontrol harus dikembangkan dan dilaksanakan untuk memfasilitasi pemantauan ini. Standar kinerja ditetapkan, kinerja sebenarnya diukur, dan tindakan yang tepat diambil untuk memastikan keberhasilan. PEMILIHAN STRATEGI Strategi organisasi pada dasarnya adalah usaha untuk menciptakan kesesuaian dan kesepadanan atau “link and match” antara kapabilitas internal organisasi dan peluang eksternal. Alat analisis yang populer untuk membantu menciptakan “fit and match” ini adalah analisis SWOT (Strenghts, Weaknessess, Opportunities, and Threats — kekuatan, kelemahan, peluang/kesempatan dan ancaman). Strategi yang baik adalah strategi yang sesuai dengan alasan kehematan (law of parsimony), yaitu jelas, sederhana, dan spesifik. Sedang tindakan hanya merupakan konsekuensi dari alasan (action must flow from reason). Pemilihan strategi harus dilakukan melalui beberapa tahapan yang harus diperhatikan dan dicermati sebagai upaya mencapai suatu tujuan organisasi/kelembagaan. Tahapan-Tahapan Pengembangan Strategi Tahap pertama adalah melakukan analisis trend (kecenderungan). Sesuatu disebut sebagai kecenderungan apabila memiliki sifat dinamis dan mengandung unsur perubahan. Perubahan tersebut relatif permanen, tidak bersifat sementara dan perubahan tersebut relatif bisa diukur. Tahap kedua adalah melakukan analisis SWOT (Strenghts, Weaknessess, Opportunities, and Threats) S-W merupakan analisis internal organisasi, sedangkan O-T merupakan analisis eksternal. Strategi yang disusun, pertama-tama, berdasarkan analisis internal organisasi disebut strategi “inside-out”. Sedangkan yang disusun pertama-tama sebagai hasil analisis eksternal disebut “outside-in”. Strategi “inside-out” biasanya melihat keterbatasan sumber daya sebagai kendala, sedangkan strategi “outside-in” melihat peluang sebagai daya tarik utama. Dalam praktek sehari-hari, keduanya digabungkan sehingga disebut analisis S-W-O-T, SWOT analisis. Tahap ketiga adalah berdasarkan analisis SWOT, kemudian diturunkan berbagai alternatif strategi yang bisa dipilih. Dengan menghubungkan empat dimensi tersebut, akan diperoleh
Strategi Alternatif dan Seleksi Strategi
5
empat kuadran, yaitu: alternatif strategi SO (Strenghts and Opportunities), alternatif strategi ST (Strenghts and Threats), alternatif strategi WO (Weaknesses and Opportunities) dan alternatif strategi WT (Weaknesses and Threats). Tahap keempat adalah memilih strategi yang dinilai paling tepat bagi organisasi. Pemilihan strategi tentu dengan memperhitungkan misi organisasi, nilai-nilai yang diyakini oleh pemimpin puncak organisasi, harapan-harapan yang berkembang di masyarakat, dan kemungkinan berhasil-tidaknya strategi yang dipilih tersebut dalam implementasinya. Pertimbangan-pertimbangan riil pelaksanaan strategi perlu dipikirkan secara masak, karena organisasi tidak bisa diubah hanya dengan membuat pernyataan-pernyataan di atas kertas. Tahap kelima adalah pelaksanaan strategi. Strategi yang telah dirumuskan harus diterjemahkan ke dalam program kerja yang jelas. Salah satu yang harus dibangun adalah arsitektur organisasi. Arsitektur organisasi berkaitan dengan jawaban terhadap tiga hal dasar, yaitu: siapa yang mempunyai kewenangan untuk memutuskan tentang hal apa (distribution of authority), siapa memberi kontribusi apa dan bagaimana mengukurnya (performance appraisal), dan siapa memperoleh apa dan berapa banyak (reward system). Banyak faktor mempengaruhi pelaksanaan strategi, seperti faktor kepemimpinan, faktor komunikasi dalam organisasi, faktor konflik, sistem imbalan, sisntem kontrol, dan faktor sumber daya manusia. yang penting, organisasi harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap proses pembelajaran terus-menerus. Dari Uraian diatas dapat dikatakan bahwa pemilihan strategi sangat penting untuk menetapkan arah kebijakan organisasi/lembaga bahkan pemilihan strategi ini dapat menentukan keberhasilan organisasi atau keberhasilan lembaga.
Strategi Dan Keunggulan Kompetitif Ada empat sumber dari daya saing perusahaan yang dapat dioptimalkan sebagai strategi yaitu: kompetensi yang unik, keberlanjutan (sustainability), kemampuan memanfaatkan potensi (apropriabilitas) dan pemilihankesempatan pada saat yang tepat (oportunisme). Kompetensi unik hanya muncul apabila organisasi melakukan investasi pada aset yang berdaya tahan, spesialisasi, dan sulit ditukar-tukar (durable, specialized and untradeable). Hal ini melibatkan keputusan yang tak mudah diubah-ubah dan melibatkan investasi yang signifikan. Dapat dikatakan bahwa sumber daya organisasi yang paling berharga, jarang, sulit ditiru, dan tidak mudah tergantikan adalah sumber daya reputasi (seperti: image, ekuitas merek, kredibilitas korporasi, …) dan sumber daya organisasional (seperti: etos kerja karyawan, kepemimpinan yang visioner,
Strategi Alternatif dan Seleksi Strategi
6
komitmen karyawan, …) Keunggulan-keunggulan sumber daya organisasi tersebut bila dioptimalkan dan dipadukan dengan strategi yang jitu, akan menjadi daya saing yang kuat bagi pengembangan kelembagaan. Tahap-tahap Dalam Manajemen Strategis Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu tertentu. Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategis. Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah
Strategi Alternatif dan Seleksi Strategi
7
1) meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang, 2) mengukur prestasi, 3) mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional. Keuntungan menggunakan perancanaan strategis yaitu kita dapat melakukan, antara lain (Gordon, 1993: 3-6): 1) Antisipasi terhadap masa depan terutama terhadap peluang dan permasalahan strategis. Bila jauh hari, kemungkinan permasalahan dapat diantisipasi sebelum benarbenar terjadi, maka permasalahan tersebut dapat diminimalkan dan dampaknya dapat dikendalikan. Bila peluang tidak diantisipasi, maka kita akan kehilangan kesempatan dan mungkin problema muncul karenanya. 2) Evaluasi diri. Dengan perencanaan strategis, kita semua dapat bekerja bersama untuk mengevaluasi diri, terutama tentang kekuatan dan kelemahan yang kita miliki. Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan diri akan membuat kita lebih realistis dalam merencanakan masa depan kita. 3) Perumusan tujuan bersama melalui konsensus. Dengan tipe perencanaan strategis yang menggarisbawahi pembangunan konsensus antar stakeholders maka dapat dirumuskan ke arah mana kita akan menuju dan dengan cara apa yang terbaik untuk sampai ke tujuan tersebut. Dalam pembangunan konsensus ini tentunya ada negoisiasi untuk "memberi-dan-menerima". Adalah lebih baik terjadi konflik selama proses (sehingga dapat dicari kesepakatan) daripada konflik setelah proses perencanaan selesai dan rencana telah disahkan untuk diimplementasikan. Catatan: stakeholders diartikan sebagai semua orang/pihak yang berkepentingan langsung dengan kita (organisasi kita). 4) Alokasi sumberdaya. Perencanaan strategis mengalokasikan sumberdaya dengan menetapkan prioritas dalam perumusan strategi, terutama sumberdaya manusia dan prasarana. Alokasi sumberdaya dilakukan antar bidang layanan perkotaan yang saling berkompetisi dalam meningkatkan kualitas layanan. 5) Pemantapan tolok banding (benchmarks),
Strategi Alternatif dan Seleksi Strategi
8
yang berupa rumusan tujuan dan sasaran. Hasil implementasi atau tindakan dibandingkan dengan tolok banding keberhasilan. Dengan menilai kinerja akan dapat ditarik "pelajaran" dari pengalaman dan masukan balik diperlukan untuk meningkatkan kualitas rencana strategis dalam hal proses maupun produknya.
Strategi Alternatif dan Seleksi Strategi
9