TUGAS INDIVIDU
DOSEN PENGAMPU
PENGANTAR MIGAS
NOVIA RITA
SEJARAH PERKEMBANGAN MIGAS DI DUNIA
DI SUSUN OLEH: 1. SEFTIANA (173210373) 2. KELAS 17 D PERMINYAKAN
TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU Jalan Kaharudin Nasution No. 133, Marpoyan Pekanbaru Riau, 28284. Indonesia 2018/2019
Kata Pengantar Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, sebagai penguasa alam yang memberikan sentuhan indah dan mengilhami setiap langkah bersama nikmat dan karunia-Nya yang tak ternilai, makalah ini dapat penulis selesaikan pada waktunya. Adapun makalah ini membahas terkait “pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu”. Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan yang dapat di terapkan dan di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mahasiswa dan bagi masyrakat pada umumnya. Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru, Januari 2018
Seftiana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber energi yang digunakan untuk kehidupan, seperti memasak, kendaraan bermotor, dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Minyak bumi merupakan sumber utama bagi kehidupan manusia, meskipun para ahli berusaha untuk mencari sumber energi lain, misalnya energy nuklir, energy sinar matahari, diperkirakan sampai abad mendatang minyak bumi tetap memegang peranan penting. Minyak bumi merupakan energi yang tak terbarukan. Kehidupan manusia di zaman modern ini tidak dapat dibayangkan tanpa minyak bumi. Dewasa ini minyak bumi, termasuk gas alam, merupakan sumber utama energi dunia (meliputi 65.5% dari konsumsi lainnya, seperti panas bumi (geothermal), kayu bakar, cahaya matahari, energy nuklir, dsb. Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan memiliki komposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan minyak, dan kedalaman sumur. Beberapa teori menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari mikro organisme yang mengalami perubahan komposisi dan struktur karena proses biokimia di bawah pengaruh tekanan dan suhu tertentu dalam rentang waktu yang sangat panjang sehingga butuh waktu yang lama untuk bisa terbentuk kembali. 1.1. Rumusan Masalah 1. Apa itu minyak Bumi? 2. Bagaimana sejarah minyak bumi terbentuk di dalam Al-Qur’an? 3. Bagaimana sejarah dari minyak bumi di dunia dan di indonesia? 1.2. Tujuan penulisan 1. Mengetahui sejarah minyak bumi 2. Mengetahui sejarah pembentukan minyak bumi di dalam Al-Qur’an 3. Mengetahui perkembangan minyak bumi di dunia dan di indonesia
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Minyak Bumi Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus – karang dan oleum – minyak), dan juga disebut minyak mentah, juga memiliki nama umum “emas hitam”, tebal cairan, mudah terbakar, coklat gelap atau Brown Teal, ada di lapisan atas kerak bumi. Kadang-kadang disebut nafta, dari bahasa Persia ( “naft” atau “Navatta” yang berarti kemampuannya untuk aliran). Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks hidrokarbon (yaitu senyawa-senyawa organik dimana setiap molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan hidrogen saja), terutama seri alkana, tetapi berbeda dalam penampilan, komposisi, dan kemurnian dari satu tempat ke tempat lain. 2.2.
Sejarah Pembentukan Minyak Bumi di dalam Al-Qur’an
Minyak mentah atau minyak bumi terbentuk akibat adanya pencampuran dari berbagai hidrokarbon ddengan mineral seperti sulfur dalam tekanan yang ekstrim. Saat ini telah diketahui bahwa sebagian besar, jika tidak dapat dikatakan semua, minyak mentah ini berasal dari bahan-bahan organic seperti binatangbinatang kecil dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan terkubur di dasar laut jutaan tahun yang lalu, melalui proses peruraian dan pencampuran dengan pasir dan lumpur ditambah dengan tekanan yang tinggi. Walaupun fakta tentang pembentukan minyak dari bahan organic ini baru diketahui satu-dua abad ini, namun ternyata hal ini telah disebutkan di dalam AlQur’an 15 abad yang lalu di surah Al-A’la(87) ayat 1-5:
[87:1] Sucikan nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi,
[87:2] Yang menciptakan, dan menyempurnakan,
[87:3] dan Yang menentukan kadar dan mengarahkan (memberi petunjuk),
[87:4] dan Yang (telah) menumbuhkan/ menciptakan rumput-rumputan (al-mar’a),
[87:5] lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman (ghutsaa-an ahwaa), Di ayat ke-4 Al-Qur’an mengunakan al-mar’a, yang mana menurut ArabicEnglish Lane’s lexicon dapat berarti padang rumput (pasture) maupun tumbuhtumbuhan jenis rumput-rumputan (herbage). Jika pepohonan dalam Al-Qur’an adalah syajarata, dan tumbuh-tumbuhan secara umum dikatakan dengan nabata, di ayat ke-4 ini Al-Qur’an menggunakan kata al-mar’a yang mengacu kepada substansi organik ataupun tumbuh-tumbuhan jenis rumput-rumputan (termasuk pula dalam kategori al-mar’a ini tumbuh-tumbuhan air seperti ganggang/alga dan hydrilla). Al-mar’a ini juga mengacu kepada tumbuh-tumbuhan di periode awal bumi, sebagaimana ketika Allah menceritakan mengenai penciptaan alam semesta dan bumi di surah An-Nazia’aat (79).
[79:31] Ia mengeluarkan dari padanya mata airnya, dan tumbuhtumbuhannya (wamar’aahaa) Kemudian di ayat ke 5 dikatakan “faja’alahu ghutsaa-aan ahwa” yang arti kata-per-kata-nya adalah “kemudian dijadikan-Nya itu ghutsaa-an ahwa”. Ghutsaa-an ahwaa menurut Arabic-English Lane’s Lexicon berarti “the rubbish or small rubbish, or particle of things, or refuse and scum and rotten leaves mixed
with the scum, bome upon surface of a torrent”. Kumpulan partikel, sampah ataupun daun-daun busuk yang tercampur dengan sampah tersebut, yang mengalir dengan sangat deras (torrent), sementara ahwaa berarti gelap, menjadi berwarna hitam kehijauan-hijauan. Dari ayat ke-4 dan ke-5 surah Al-A’la (87) di atas terlihat bagaimana Allah menjelaskan bahwa substansi organik dalam hal ini al-mar’a ketika mati dijadikan Allah bercampur menjadi suatu cairan yang mngelir dan berwarna hitam gelap (ahwa), yang kita kenal dengan sebutan minyak bumi. Ahwaa digunakan disini, bukannya kata aswad yang berarti hitam, mengindikasikan adanya penumpukan yang banyak dari ghutsaa-an sehingga warnanya menjadi gelap hitam dengan sedikit kehijau-hijauan (definisi berdasarkan Arabic-English Lane’s Lexicon halaman 661). Empat sifat minyak bumi diketahui surah Al-A’la ayat 4-5 di atas yaitu: Berasal dari bahan organik dan mengalami proses pembusukan Mengalir dengan sangat deras seperti banjir Berwarna gelap kehitam-hitaman akibat penumpukan yang lama Terbentuk di periode bumi awal. Al-mar’a sebagai kata benda hanya digunakan dua kali dalam Al-Qur’an. Satu di surah Al-A’la (87) ayat 4 ini, yang kedua adalah di surah An-Nazi’aat (79) ayat 31 ketika mengisahkan tentang pembentukan awal alam semesta dan bumi. Menurut http://www.petroleum.co.uk/formation/ , minyak bumi hanya terbentuk dalam suhu dan tekanan (tinggi) tertentu, dimana apabila suhunya terlalu rendah akan mengakibatkan bakal minyak bumi tersebut memadat, dan apabila suhunya terlalu tinggi (di atas 232.22 ᵒC) akan mengakibatkan tidak dapat terbentukya minyak bumi, namun sebagaimananya yang telah dijelaskan di ayat 2-3, bahwa minyak bumi terbentuk karena Allah-lah yang menciptakan, menyempurnakan, menentukan kadar dan mengarahkan, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. [72:28]….dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu 2.3. Sejarah Minyak Bumi Minyak bumi pertama kali ditemukan di timur tengah (Parsi kuno/Iran) yang ditemukan sebagai rembesan yang muncul kepermukaan dan diperkirakan bahwa Nabi Nuh adalah orang yang pernah menggunakan minyak bumi ini untuk menambal perahunya agar tidak kemasukan air, dimana minyak bumi yang dipergunakan berbentuk Asphalt atau Teer. Pada zaman berikutnya juga ditemukan gas bumi yang muncul ke permukaan dan terbakar sehingga pada waktu itu muncul agama yang menyembah api yang abadi (agama parsi), kemudian Pada abad pertama, bangsa
Arab dan Persia berhasil menemukan teknologi destilasi minyak bumi. Destilasi ini menghasilkan minyak yang mudah terbakar. Semenjak itulah minyak digunakan sebagai bahan bakar. Minyak bumi sebagai bahan bakar juga muncul pada zaman Harun Al Rasyid dengan nama Naphta (minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar). Beberapa abad kemudian bangsa Spanyol melakukan eksplorasi minyak bumi di wilayah yang sekarang bernama Kuba, Meksiko, Bolivia, dan Peru. Industri minyak bumi yang modern muncul di AS pada abad ke 19 dan disusul oleh beberapa negara Eropa dan lainnya. Sebelum minyak bumi diusahakan secara komersil, minyak bumi juga telah lama dikenal di AS dan ditemukan sebagai rembesan. Pada tahun 1794 sebelum minyak bumi digunakan di dunia industri Haquet mengemukan teorinya bahwa minyak bumi berasal dari daging atau zat organik lainnya seperti kerang dan moluska, hal ini didasari bahwa batuan yang mengandung minyak bumi biasanya mengandung fosil binatang laut. 2.3.1
Perkembangan Minyak Bumi di dunia Von Humbold da Gay Lussac (1805) memperkirakan bahwa minyak bumi berhubungan dengan aktivitas gunung api dan ide ini juga dikemukan oleh ahli geologi Perancis Virlet d’Aoust (1834), teori ini didasarkan sering kali minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan lumpur gunung api. Sir William Logan (1842) menghubungkan rembesan minyak bumi dengan struktur antiklin dan ini merupakan pengamatan pertama yang menghubungkan rembesan dengan antiklin. Tahun 1847 di Glasgow (Inggris) pertama kali ditemukan suatu cara mengolah minyak bumi menjadi minyak lampu yang menggantikan lilin sebagai sumber penerangan utama waktu itu dan dengan penemuan tersebut maka minyak bumi merupakan bahan yang dicari oleh pengusaha. Tahun 1859 merupakan saat pertama munculnya industri minyak, pengeboran dilaksanakan di Tutisville negara bagian Amerika Sarikat dan minyak bumi ditemukan pada kedalaman 69 Ft oleh Drake. Pada tahun 1860, Henry D. Rogers dan B.B Andrew mengemukakan bahwa akumulasi minyak bumi terdapat pada sumbu antiklin. Pada tahun 1861 Sterry Hunt menyatakan secara resmi Teori Antiklin. Pada tahun 1889, E. Orton memberikan suatu karya lengkap mengenai geologi minyak dan gas bumi, ia berkesimpulan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik. Pada Akhir abad ke 19 pencarian minyak bumi telah menyebar di luar AS terutama Amerika Latin (Mexico) tahun 1890 dan Eropa Timur (Romania & Rusia) serta daerah Asia (Burma dan Indonesia). Pada 1917 para ahli geologi
Amerika mendirikan “The American Association of Petroleum Geologist” yang terpusat pada pencarian minyak dan gas bumi. Explorasi di Timur Tengah di mulai pada tahun 1919 dan tahun 1927 dilakukan pengeboran sumur pertama dan ditemukannya lapangan minyak Kirkuk dengan produksi sumur sebesar 100.000 bpd. Tahun 1939 beberapa lapangan minyak raksasa ditemukan di Saudi Arabia dan Kuwait dan pada tahun 1960 dilakukan pencarian minyak bumi di lepas pantai (Off Shore). Tahun 1987 dimulailah pencarian minyak bumi oleh perusahaan Southern Pacific Oil Company. Pada awal abad ke-20, perusahaan minyak bumi Amerika Serikat telah mempunyai bagian geologi “Exploration Departement”. 3.2.2
Perkembangan Minyak Bumi di Indonesia Minyak bumi telah dikenal di Indonesia sejak abad pertengahan dan hal ini telah digunakan oleh masyarakat Aceh dalam memerangi armada Portugis. Industri minyak bumi modern dimulai pada tahun 1871 yaitu dengan dilakukan peengeboran minyak bumi di sumur di Cibodas, sebuah desa dekat Majalengka dan Kadipaten, di kaki gunung Cireme, oleh seorang pengusaha Belanda Jan Reerink (tetapi gagal). Seorang pedagang Belanda di Cirebon, Jan Reerink merupakan orang pertama yang mencoba melakukan eksplorasi minyak di Indonesia. Kemudian ia melakukan pengeboran di desa Panais, Majalengka, Cipinang, dan Palimanan, dengan menggunakan tenaga uap yang didatangkan dari Canada, menghasilkan minyak yang sangat kental disertai dengan air panas yang mancur setinggi 15 meter. Penemuan sumber minyak pertama tahun 1883 yaitu lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga Said di Pangkalan Berandan (Sumut) oleh A.G Zeijkler (Belanda), penemuan ini juga disusul oleh penemuan lain yaitu lapangan minyak Ledok di Cepu (Jateng), Minyak Hitam di Muara Enim (Sumsel) dan Riam Kiwa daerah Sanga-sanga (Kalimantan). Penemuan sumber minyak Telaga Said oleh Zeijlker merupakan modal pertama bagi berdirinya perusahaan minyak yaitu Shell. Tahun 1902 didirikan perusahaan dengan nama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang kemudian bergabung dengan Shell Transpor Trading Company dan menjadi perusahaan yang diberi nama The Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum Company. c. Tahun 1912, anak perusahaan Standard Oil (New Jersey) dan Vacum Oil Company masuk ke Indonesia membentuk perusahaan Standard vacum Oil Company (STANVAC), dan mengerjakan lapangan-lapanagan minyak di talang Akar dan Pendopo Sumsel. Untuk mengimbangi perusahaan AS maka pemerintah Belanda mendirikan perusahaan gabungan dengan BPM yaitu Nederlansch Indische Aardolie Maatschappij dan setelah perang duni ke II menjadi PT. Permindo yang kemudian menjadi PN. Pertamina. Tahun 1920
hadir dua perusahaan AS yang baru yaitu Standard Oil of California dan Texaco dan tahun 1930 membentuk Nederlansche Pacific Petroleum Mij (NPPM) yang sekarang menjadi PT. Caltex Pacific Indonesia. Perusahaan ini melakukan ekplorasi di Sumatera Tengah (1935) dan menemukan lapangan minyak Sebanga (1940) serta lapangan minyak Duri (1941). Didaerah konsesi ini tentara Jepang menemukan lapangan raksasa yaitu lapangan minyak Minas yang kemudian di bor kembali oleh PT. CPI tahun 1950. Dan setelah itu, muncul perusahaanperusahaan asing yang lain seperti CALTEX. Tahun 1945 -1950 semua instalasi minyak di ambil alih oleh pemerintah Indonesia dan tahun 1945 didirikan PT. Minyak Nasional Rakyat yang tahun 1954 menjadi Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (P.T.M.N.R.I) yang merupakan perusahaan minyak Indonesia yang pertama yang menguasai lapangan minyak sekitar pangkalan Brandan dan daerah Aceh. Tahun 1957 didirikan PT. Permina (Perusahaan Tambang Minyak Nasional) oleh Kol. Ibnu Suowo yang menjadi PN. Permina tahun 1960. Pada tahun 1959 N.V.N.I.A.M yang dibentuk oleh pemerintahan belanda tahun 1930 diubah menjadi PT. Permindo dan tahun 1961 menjadi PN. Pertamin. Pada waktu yang sama di Jatim dan Jateng telah berdiri PT. MRI (Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia) yang kemudian menjadi Permigan dan tahun 1965 di ambil alih oleh PN. Permina. Tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapus dan diganti dengan sistem kontrak karya. Tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan ke Permina dan 1965 seluruh kekayaan BPM – Shell Indonesia di beli oleh PN. Permina dan di tahun tersebut dimulainya kontrak bagi hasil. Tahun 1968 tepatnya 20 agustus untuk mempertegas struktur dan prosedur kerja demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak dan gas bumi maka kedua perusahaan tersebut (PN. Permina dan PN. Pertamin) dilebur menjadi PN. PERTAMINA (Perusahaan Negara Minyak dan Gas Bumi Nasional).
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan Minyak bumi pertama kali ditemukan di timur tengah (Parsi kuno/Iran). Pada Akhir abad ke 19 pencarian minyak bumi telah menyebar di luar AS terutama Amerika Latin (Mexico) tahun 1890 dan Eropa Timur (Romania & Rusia) serta daerah Asia (Burma dan Indonesia). 3.2. Saran Saran saya adalah kita sebagai manusia harus menjaga kelestarian alam dan menjaganya dengan baik, seperti halya dalam minyak bumi , seharusnya kita sebagai manusia khususnya bagi para pengusaha-pengusaha pertambangan tidak mengeksplorasi secara besar- besaran karena minyak bumi merupakan energi yang tak terbarukan dan membutuhkan jutaan tahun tuk mendapatkannya. Selain itu kan masih ada banyak energi yang bisa menggantikan minyak bumi, maka itu harus di kembangkan. Dan yang pasti lebih ramah lingkungan. DAFTAR PUSTAKA
http://imamadi83.blogspot.co.id/2012/06/al-quran-dan-pembentukanminyak- bumi.html http://lingkarankata.blogspot.com/2015/01/sejarah-umum-danperkembangan-industri.html http://oildomes.blogspot.com/2013/12/sejarah-penemuan-minyak-bumi-didunia.html http://will-welcome.blogspot.com/2013/03/prroses-terbentuknya-minyakbumi.html