Satuan Acara Penyuluhan Apendiks.docx

  • Uploaded by: Monnang
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan Apendiks.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 970
  • Pages: 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN APPENDISITIS Topik Penyuluhan Hari/ Tanggal Penyuluhan Tempat Penyuluhan Waktu Penyuluhan

: Apendiksitis : Jumat, 25 Mai 2018 : Instalasi Rawat Jalan : 15 – 30 menit

A.

LATAR BELAKANG Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (appendiks). Infeksi ini dapat mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan. Tindakan pengobatan terhadap appendiks dapat dilakukan dengan cara operasi (pembedahan ). Pada operasi appendiks dikeluarkan dengan cara appendiktomy yang merupakan suatu tindakan pembedahan membuang appendiks ( Puruhito ; 1993). Adapun permasalahan yang mungkin timbul setelah dilakukan tindakan pembedahan antara lain : nyeri, keterbatasan aktivitas, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, kecemasan potensial terjadinya infeksi (Ingnatavicus; 1991). Dengan demikian peranan perawat dalam mengatasi dan menanggulangi hal tersebut sangatlah penting dan dibutuhkan terutama perawatan yang mencakup empat aspek diantaranya : promotif yaitu memberikan penyuluhan tentang menjaga kesehatan dirinya dan menjaga kebersihan diri serta lingkungannya.

B.

TUJUAN UMUM Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat memahami dan mengerti tentang appendisitis.

C.

TUJUAN KHUSUS Setelah mendapatkan penyuluhan peserta dapat : 1. Peserta mengerti dan memahami pengertian dari appendisitis dengan benar. 2. Peserta mengerti dan memahami penyebab appendisitis. 3. Peserta mengerti dan memahami tanda dan gejala appendisitis 4. Peserta mengerti dan memahami penatalaksanaan pada appendisitis 5. Peserta mengerti dan memahami komplikasi dari appendisitis 6. Peserta mengerti dan memahami pencegahan appendisitis

D.

METODE Ceramah dan Tanya Jawab

E.

MEDIA Leaflet

KEGIATAN

1

Tahap Kegiatan Pendahuluan

2.

Penyajian

3.

Evaluasi

4.

Penutup

No.

Waktu

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

Perkenalan 1. Mendengarkan Mengemukakan latar 2. Menjawab belakang pokok materi pertanyaan yang akan disampaikan 3. Menggali pengetahuan dan mengajukan pertanyaan 10 Menjelaskan : Mendengarkan · menit 1.Pengertian appendisitis Penjelasan · 2.Penyebab appendisitis 3. Tanda dan gejala appendisitis 4.Pencegahan appendisitis 5.Penatalaksanaan appendisitis 6.Komplikasi appendisitis 10 1. Menegaskan kembali 1. Mendengarkan · menit materi yang telah 2. Menjawab · disampaikan 3. Bertanya 2. Menanyakan kembali hal-hal yang penting 3. Menjawab pertanyaan 5 1. Menarik kesimpulan 1. Memperhatikan menit2. Salam penutup 2.Menjawab salam

Media

5 1. menit2.

KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktur Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang 21 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya 2. Evaluasi Proses Peserta antusias terhadap meteri penyuluhan Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 3. Evaluasi Hasil Peserta mengetahui pengertian appendisitis

Leaflet

Leaflet

MATERI PENYULUHAN “APPENDISITIS” A.

DEFINISI Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (appendiks). Infeksi ini dapat mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan. Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner & Suddart, 1997). Appendisitis adalah tersumbatnya lumen oleh karena benda asing, fekolit, tumor atau parasit. Mukosa mengekskresi cairan dibawah penyumbatan, tekanan intraluminal meningkat, mukosa mengalami hipoksia dan menimbulkan dan menimbulkan tukak dan bakteri menyerang dinding sehingga terjadi peradangan. Appendicitis adalah suatu peradangan yang mengenai seluruh lapisan dinding organ appendik/umbai cacing (usus buntu).

B.

ETIOLOGI Terjadinya apendisitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri.Namun terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini. 1. Penyumbatan / obstruksi pada lumen apendik.  Penyumbatan feces yang jeras.  Penyumbatan biji-bijian.  Tumor  Adanya jaringan yang rusak.  Edema (pembengkakan). 2. Inflamasi / pembengkakan pada lumen apendik. 3. Infeksi kuman yersinia.

C.

TANDA DAN GEJALA  Rasa nyeri biasanya terjadi pada daerah perut bagian kanan bawah.  Biasanya demam ringan  Mual, munta  Anoreksia, malaisse (penurunan nafsu makan)  Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burne  Spasme otot  Konstipasi, diare  Pada bayi akan gelisah, mengantuk dan anoreksia.

D.

PENCEGAHAN Salah satu kiat agar terhindar dari penyakit radang usus buntu adalah mengkonsumsi makanan yang kaya serat, karena akan membantu melunakkan makanan sehingga tidak menginap terlalu lama di dalam usus besar. Hal itu dapat mencegah sebagian sampah makanan nyasar ke dalam usus buntu. Sehingga kemungkinan terjadinya radang usus buntu bisa diperkecil.

Makanan kaya serat juga merupakan nutrisi yang cocok untuk kehidupan bakteri ‘baik’ di dalam usus besar, tetapi tidak disukai bakteri patogen (yang menimbulkan penyakit). Karena itu, banyak mengkonsumsi makanan berserat juga membantu menunjang perkembangan bakteri ‘baik’. Sehingga pencernaan dan tubuh kita akan lebih sehat, karena lebih banyak terdapat bakteri baik dari pada bakteri patogen di dalam usus. E.

PENATALAKSANAAN · Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan · Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan · Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan. · Apendektomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.

F.

KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita dengan appendisitis adalah: a. Perforasi Terjadi pada 20% pasien anak-anak dan orang yang lanjut usia berupa rasa sakit yang bertambah, demam tinggi, rasa nyeri yang menyebar dan jumlah leukosit yang tinggi merupakan tanda kemungkinan perforasi. b.

Peritonitis Difus atau umum, peritonitis ini merupakan salah satu akibat perforasi. Peritonitis disertai rasa sakit yang hebat, rasa nyeri, kembung, demam dan keracunan.

c.

Abses appendiks Ini merupakan sebab lain perforasi terasa suatu masa lunak dikuadran kanan bawah atau didaerah pelvis. Masa ini mula-mula berupa flegmon tetapi dapat berkembang menjadi rongga yang mengandung nanah.

d. Pileflebilitis (tromboflebitis septic vena portal) Akan mengakibatkan demam yang tinggi panas dingin menggigil dan ichterus. e.

Pada laki-laki dibedakan dengan batu ginjal, hidronefrosis, enteritis regional acut, torsi dan trangulasi testis kanan, epididimis kanan.

f.

Pada wanita dibedakan salfingitis, ruptur folikel graff kanan, pielitis kanan pada wanita hamil, degenerasi merah di mioma uteri

g.

Pada anak-anak dibedakan dengan simplek acut gastroenteritis, adenitis kelenjar mesenterium dan invaginasi.

DAFTAR RUJUKAN Price, SA, Wilson, LM. .1994. Patofisiologi Proses-Proses Penyakit, Buku Pertama. Edisi 4. Jakarta:.EGC. Smeltzer, Bare .1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Brunner & suddart. Edisi 8.Volume 2. Jakarta: EGC.

Related Documents


More Documents from "Elsy Sastri"

Lp Dm.docx
December 2019 19
Oret Oretan.docx
December 2019 27
Milkha Jiwa.docx
December 2019 18
Makalah Berfikir Kritis.docx
December 2019 21
Bab I Terapi Lingkungan.docx
December 2019 14