Milkha Jiwa.docx

  • Uploaded by: Monnang
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Milkha Jiwa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,587
  • Pages: 11
Daftar Isi BAB I ........................................................................................................................................ 2 PENDAHULUAN .................................................................................................................... 2 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 2 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................. 2 1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................................... 3 BAB II....................................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4 2.1 Pengertian ....................................................................................................................... 4 2.1.1 Pengertian Distres Spritual....................................................................................... 4 2.1.2 Penyebab Distres Spiritual ....................................................................................... 4 2.1.3 Karakteristik Distres Spiritual .................................................................................. 4 2.2 Asuhan Keperawatan ...................................................................................................... 5 2.2.1 Pengkajian ................................................................................................................ 5 2.2.2 Intervensi.................................................................................................................. 6 2.3 Strategi Pelaksaan Tindakan ........................................................................................... 8 2.3.1 Fase Orientasi........................................................................................................... 8 2.3.2 Fase Kerja ................................................................................................................ 8 2.3.3 Fase Terminasi ......................................................................................................... 8 BAB III ................................................................................................................................... 10 PENUTUP .............................................................................................................................. 10 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 10 3.2 Saran ............................................................................................................................. 10 Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 11

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola konflik dan stres tersebut sehingga mengakibatkan banyak orang mengalami gangguan jiwa sehingga tidak mampu dalam merawat kebersihan dirinya. Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Spiritualitas adalah suatu aktivitas individu untuk mencari arti dan tujuan hidup yang berkaitan dengan kegiatan spiritual atau keagamaan. Distress spiritual merubuan suatu respons akibat dari suatu kejadian yang traumatis baik fisik maupun emosional yang tidak sesuai dengan keyakinan atau kepercayaan pasien dalam menerima kenyataan yang terjadi. Distres

spiritual

adalah

kemampuan

dalam

mengalami

dan

mengintergrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri sendiri, orang lain, seni musik, literatur, alam dan kekuatan yang lebih besar dari dirinya ( Nanda, 2005) 1.2 Rumusan Masalah a. Apa pengertian Distres Spiritual? b. Apa penyebab Distres Spiritual? c. Apa karakteristik Distres Spiritual? d. Bagaimana Asuhan Keperawatan Distres Spritual? e. Bagaimana Strategi Pelaksanaan Tindakan pada pasien Distres Spiritual? 1.3 Tujuan Penulisan a. Menjelaskan pengertian Distres Spiritual? b. Menjelaskan penyebab Distres Spiritual? c. Menjelaskan karakteristik Distres Spiritual? d. Menjelaskan Asuhan Keperawatan Distres Spritual? e. Menjelaskan Strategi Pelaksanaan Tindakan pada pasien Distres Spiritual?

2

1.4 Manfaat Penulisan a. Mengetahui pengertian Distres Spiritual? b. Mengetahui penyebab Distres Spiritual? c. Mengetahui karakteristik Distres Spiritual? d. Mengetahui Asuhan Keperawatan Distres Spritual? e. Mengetahui Strategi Pelaksanaan Tindakan pada pasien Distres Spiritual?

3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian 2.1.1 Pengertian Distres Spritual

Distres spiritual adalah kemampuan dalam mengalami dan mengintergrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri sendiri, orang lain, seni musik, literatur, alam dan kekuatan yang lebih besar dari dirinya ( Nanda, 2005) Distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang yang di intergrasi secara biologis dan psikologis ( Varcolis, 2000) Faktor resiko terjadinya distres spiritual adalah perubahan tempat tinggal, perubahan lingkungan, gangguan fisik dan mental. Distress spiritual adalah suatu gangguan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip kehidupan, keyakinan, atau kegamaan dari pasien yang menyebabkan gangguan pada aktivitas spiritual, yang merubuan akibat dari masalah - masalah fisik atau psikososial yang dialami. (Dochterman, 2004: 120). Distress spiritual adalah gangguan pada prinsip hidup yang meliputi aspek dari seseorang yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis seseorang. (Wilkinson, Judith M., 2007: 490). Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individu dalam menemukan arti kehidupannya. 2.1.2 Penyebab Distres Spiritual

Menurut Vacarolis (2000) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut : a.

Pengkajian Fisik Abuse

b.

Pengkajian Psikologis Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green, 2002).

c.

Pengkajian Sosial Budaya dukungan sosial dalam memahami keyakinan klien (Spencer, 1998).

2.1.3 Karakteristik Distres Spiritual

Karakteristik Distres Spritual menurut Nanda (2005) meliputi empat hubungan dasar yaitu : a. Hubungan dengan diri

4

Harapan, arti dan tujuan hidup, perdamaian/ketenangan, penerimaan, cinta, memaafkan diri sendiri, keberanian, marah, kesalahan, koping yang buruk

b. Hubungan dengan orang lain Menolak berhubungan dengan tokoh agama, menolak interaksi dengan tujuan dan

keluarga,

mengungkapkan

terpisah

dari

sistem

pendukung,

kreativitas

(bernyanyi,

mengungkapkan pengasingan diri

c. Hubungan dengan musik dan literatur Ketidakmampuan

untuk

mengungkapkan

mendengarkan musik, menulis), tidak tertarik dengan alam, tidak tertarik dengan bacaan keagamaan

d. Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya Ketidakmampuan untuk berdo’a, ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan, mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan, meminta untuk bertemu dengan tokoh agama, tiba-tiba berubah praktik agama, ketidakmampuan untuk introspeksi, mengungkapkan hidup tanpa harpaan, menderita

2.2 Asuhan Keperawatan 2.2.1 Pengkajian

a. Faktor Predisposisi Faktor Biologis, adanya infeksi atau penyakit kronis, abuse( Keliat, 2010). biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi ini akan terjadi transfer pengalaman yang pentingbagi perkembangan spiritual seseorang Faktor psikologis antara lain status mentas kemungkinan adanya depresi, marah, harga diri rendah ( Keliat, 2010). Faktor sosial dan budaya antara lain tidak adekuatnya hubungan interpersonal pada masa bayi. Meliputi usia, gender,

5

pendidikan, pendapattan, okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial, tingkatan sosial. b. Faktor Presipitasi Kejadian Stresful Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha tinggi.

Ketegangan Hidup Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam keluarga, kelompok maupun komunitas.

2.2.2 Intervensi

a. Diagnosa : Distres Spritual b. Tujuan dan Kriteria Hasil : NOC 1.

Ansietas kematian

2.

Konflict pembuatan keputusan

3.

Koping, ketidakefektifan

4.

Distress spiritual, resiko. Kriteria hasil :

1.

Mampu mengontrol kecemasan

2.

Mampu Mengontrol tingkat depresi dan Ievel stress

3.

Mampu memproses informasi

4.

Penerimaan atau kesiapan menghadapi kematian

5.

Berpartisipasi

dalam

pengambilan

keputusan

untuk

mendapatkan

pelayanan kesehatan 6.

Penerimaan terhadap status kesehatan

7.

Mampu beradaptasi terhadap ketidakmampuan fisik / cacat fisik

6

8.

Adaptasi anak terhadap hospitalisasi

9.

Psikososial penyesuaian: perubahan hidup

10. Kesehatan spiritual 11. Menunjukkan harapan arti hidup 12. Terlibat dalam lingkungan sosial NIC Spiritual Support 1. Gunakan komunikasi terapeutik untuk membangun kepercayaan dan kepedulian empatik 2. Memanfaatkan alat untuk memonitor dan mengevaluasi kesejahteraan rohani 3. Mendorong individu untuk meninjau kehidupan masa lalu dan fokus pada peristiwa dan hubungan yang memberi kekuatan spiritual dan dukung 4. Perlakukan individu dengan bermartabat dan hormat 5. Mendorong pratinjau hidup melalui kenangan 6. Mendorong partisipasi dalam interaksi dengan anggota keluarga, teman, dll 7. Menyediakan privasi dan cukup waktu untuk kegiatan spiritual 8. Mendorong partisipasi dalam kelompok pendukung 9. Ajarkan metode relaksasi, meditasi, dan citra dipandu 10. Bagi keyakinan sendiri tentang arti dan tujuan, sesuai 11. Berbagi perspektif spiritual sendiri, sesuai 12. Memberikan kesempatan untuk diskusi tentang berbagai sistem kepercayaan dan pandangan dunia 13. Jadilah terbuka untuk ekspresi individu yang menjadi perhatian 14. Mengatur kunjungan oleh penasihat spiritual individu 15. Bermain dengan individu 16. Menyediakan musik spiritual, sastra, atau program radio atau TV ke individu 17. Jadilah terbuka untuk ekspresi individu kesepian dan ketidakberdayaan 18. Mendorong kehadiran kapel layanan, jika diinginkan 19. Menyediakan artikel spiritual yang diinginkan, sesuai dengan preferensi individu 20. Mengacu pada penasehat spiritual pilihan individu 21. Gunakan klarifikasi nilai teknik untuk membantu individu memperjelas keyakinan dan nilai-nilai, yang sesuai 22. Selalu siap untuk mendengarkan perasaan individu 23. Mengungkapkan empati dengan perasaan individu

7

24. Memfasilitasi penggunaan individu meditasi, doa, dan tradisi keagamaan lain nya dan ritual 25. Mendengarkan dengan seksama komunikasi individu, dan mengembangkan rasa waktu untuk berdoa atau ritual spiritual 26. Yakinkan individu yang perawat akan tersedia untuk mendukung individu dalam saat-saat penderitaan 27. Jadilah terbuka untuk perasaan individu tentang penyakit dan kematian 28. Membantu individu untuk mengekspresikan dengan benar dan mengurangi kemarahan dengan cara yang tepat 2.3 Strategi Pelaksaan Tindakan 2.3.1 Fase Orientasi

(Salam terapeutik, evaluasi, validasi, kontrak, topik dan Tujuan ) “selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Milkha, saya mahasiswa keperawatan STIKES RS Baptis Kediri,bapak bisa menyebutkan namanya? Tanggal dan tahun lahir?. Baiklah disini saya akan membantu bapak dalam mengungkapkan masalah yang bapak rasakan, dan kita akan bersama-sama mendiskusikannya. Kita akan mengambil waktu 30 menit ya. Menurut bapak dimana kita lebih nyaman untuk berbicaranya? Baiklah di ruang konsultasi saja ya.” 2.3.2 Fase Kerja

“baiklah pak, sekarang bapak silahkan mengungkapan apa yang bapak rasakan sekarang? Oh begitu.Kenapa bapak sampai merasa seperti itu?. Baiklah mari diskusikan, karena bapak mengalami masalah ini dan dengan cara seperti itu apakah menyelesaikan masalah?tidak bukan,lebih baik bapak .... “ 2.3.3 Fase Terminasi

Evaluasi subyektif, evaluasi obyektif, Rencana tindak lanjut, kontrak yang akan datang Ya bapak, tidak terasa kita sudah berdiskusi selama 30 menit. Masalah yang bapak rasakan sudah bapak ungkapkan semua kah? Baik, jika sudah kita akan bertemu di waktu berikutnya ya pak. Kira kira menurut bapak kita bisa berdiskusi kapan lagi dan dimana ya?. Iya pak, deal ya untuk pertemuan berikutnya. Saya pamit dulu, terima kasih untuk waktunya, selamat pagi pak.”

8

9

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individu dalam menemukan arti kehidupannya. Karateristik dari Distres Spiritual adalah adanya gangguan hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan musik, seni, dan literatur, serta gangguan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya. Faktor predisposisi Distres Spiritual yaitu biologis, psikologis dan sosial budaya. Sedangkan faktor presipitasi nya yaitu kejadian stres dan ketegangan hidup. Fase orientasi adalah perkenalan, tujuan, kontrak waktu. Fase kerja adalah mendiskusikan masalah yng dialami klien. Dan fase terminasi adalah mengakhiri pertemuan, kontrak selanjutnya, evaluasi subjektif dan objektif. 3.2 Saran Penulis menyarankan para pembaca agar dapat mamahami dengan baik tentang Distres Spritual. Serta dapat melakukan asuhan keperawatan yang baik dan tepat pada klien yang mengalami Distres Spriritual.

10

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Course-9721MODUL%20%20DISTRES%20SPIRITUAL.Image.Marked.pdf Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

11

Related Documents

Milkha Jiwa.docx
December 2019 18

More Documents from "Monnang"

Lp Dm.docx
December 2019 19
Oret Oretan.docx
December 2019 27
Milkha Jiwa.docx
December 2019 18
Makalah Berfikir Kritis.docx
December 2019 21
Bab I Terapi Lingkungan.docx
December 2019 14