Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan.docx

  • Uploaded by: Fêbrý Ferrari
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,994
  • Pages: 15
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS) DI PUSKESMAS KENDALSARI KOTA MALANG

Disusun oleh: Kelompok 1 Kristanti Dwi A 180070300011010 Pebri Irawan 180070300011004 Rizqa Fadlilah 180070300011025

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2019

ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS) Masalah

: ISPA

Pokok Bahasan

: ISPA pada anak dan balita

Sasaran

: Peserta posyandu balita di Puskesmas Kendalsari Kota Malang

Hari, Tanggal, Waktu : Rabu, 27 Maret 2019 Tempat

: Posyandu balita Puskesmas Kendalsari Kota Malang

A. Tujuan I. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta posyandu balita Puskesmas Kendalsari Kota Malang memahai penyakit ISPA pada anak dan balita. II. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang ISPA selama 1 x 30 menit diharapkan peserta posyandu balita Puskesmas Kendalsari Kota Malang, mampu: a. Menjelaskan pengertian stoma b. Mejelaskan Jenis-jenis stoma c. Menjelaskan Komplikasi stoma d. Menjelaskan Penatalaksanaan post operasi dan stoma care B. Materi Penyuluhan (Terlampir) a.

Pengertian ISPA

b.

Etiologi ISPA

c.

Gejala ISPA

d.

Penanganan ISPA

C. Metode Penyuluhan a. Ceramah

2

b. Tanya Jawab D. Media a. Lembar balik b. Leaflet E. Kegiatan Penyuluhan No

Tahapan dan Waktu

1.

5 menit

Petugas menyiapkan daftar

sebelum acara

hadir, ruangan, dan tempat untuk daftar hadir dan duduk ditempat

dimulai

peserta penyuluhan

Pendahuluan

Pembukaan:

2.

5 menit

Kegiatan pendidikan

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 2. Menyampaikan tujuan dan maksud penyuluhan 3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme 4. Menyebutkan materi

Kegiatan peserta Peserta penyuluhan mengisi

yang disediakan

1. Menjawab salam 2. Mendengarkan tujuan dan maksud dari penyuluhan 3. Mendengarkan kontrak waktu 4. Mendengarkan materi penyuluhan yang diberikan

penyuluhan 3.

Pelaksanaan kegiatan 15 menit

Pelaksanaan: 1. Menggali pengetahuan

1. Menjelaskan apabila

sasaran penyuluhan

mengetahui tentang

tentang ISPA

ISPA

2. Menjelaskan materi meliputi: a. Pengertian ISPA

3

b. Etiologi ISPA

2. Mendengarkan materi

c. Gejala ISPA

penyuluhan yang

d. Penanganan ISPA

disampaikan.

3. Memberikan kesempatan

3. Peserta penyuluhan

peserta untuk

mengajukan pertanyaan

mengajukan pertanyaan

mengenai materi yang

mengenai materi yang

belum dipahami.

disampaikan dan memvalidasi tentang apa yang sudah disampaikan. 4. Menjawab pertanyaan

4. Mendengarkan dan

yang ditanyakan oleh

memperhatikan jawaban

peserta penyuluhan.

penyaji mengenai

5. Memberikan reinforcement positif atas

pertanyaan peserta penyuluhan

audiens yang aktif.

4.

Penutup 5 menit

Evaluasi: 1. Menjelaskan kembali

1. Peserta penyuluhan

materi yang telah

menjawab pertanyaan yang

disampaikan.

diajukan oleh penyaji.

2. Penyaji menyimpulkan

2. Peserta penyuluh

materi yang telah

mendengarkan kesimpulan

disampaikan

materi yang disampaikan.

3. Tim penyuluh membagikan leaflet

4

3. Peserta penyuluhan menerima leaflet

kepada peserta penyuluhan F. Pengorganisasian 1. Pembimbing Akademik

: Ns. Nurona Azizah, S.Kep., M.Biomed

2. Pembimbing Klinik

: Ayu Fitrianingtyas, Amd. Keb

3. Penyaji

: Kristanti Dwi Apsari, S. Kep

5. Observer dan Notulen

: Rizqa Fadlilah, S.Kep

6. Fasilitator

: Pebri Irawan, S. Kep

G. Job Description 1. Penyaji - Bertangung jawab memberikan penyuluhan - Memahami topik penyuluhan - Meexplore pengetahuan audien tentang ISPA - Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien

2. Fasilitator - Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara. - Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer. - Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan. - Membagikan leaflet di akhir acara.

5

3. Observer dan Notulen

I.

-

Mengamati jalannya acara penyuluhan

-

Mencatat pertanyaan dari peserta

-

Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga akhir

Kriteria Evalusi: 1. Kriteria Struktur a) Kontrak waktu dan tempat diberikan 2 hari sebelum acara dilakukan b) Pengumpulan SAP 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan c) Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan d) Penyelenggara penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerjasama dengan Puskesmas Kendalsari Kota Malang e) Pengorganisasian penyelenggaraan

2. Kriteria Proses a) Acara dimulai tepat waktu b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan c) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan d) Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan e) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA f) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description

3. Kriteria hasil a) Peserta yang datang ± 2 orang atau lebih b) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri c) Peserta mampu menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyuluh.

6

MATERI PENYULUHAN A. Pengertian ISPA ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Dimana penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Maramis, 2013). Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala (sindrom) (Hariani, dkk, 2014). Istilah ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya Mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan penyakit. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga Alveoli beserta organ Adneksa nya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA, kurang dari 14 hari. Biasanya diperlukan waktu penyembuhan 5–14 hari (Kusumawati, 2010). B. Etiologi ISPA Penyakit ini disebabkan oleh berbagai sebab (multifaktorial). Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Maramis, 2013). Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan A-hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus (Kusumawati, 2010).

Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu ibu (Kusumawati, 2010). Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas (Maramis, 2013). Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Kusumawati, 2010). C. Tanda dan Gejala ISPA Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Firdausia, 2013). Adapun tanda dan gejala yang sering muncul, antara lain : 1. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC. 2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski. 3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.

8

4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut mengalami sakit. 5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus. 6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis mesenteric. 7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret. 8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. 9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan (Kusumawati, 2010). D. Penanganan ISPA Untuk batuk pilek tanpa komplikasi diberikan pengobatan simtomatis, misalnya ekspektoransia untuk mengatasi batuk, sedatif untuk menenangkan pasien, dan anti peiretik untuk menurunkan demam. Obstruksi hidung pada bayi sangat sukar diobati. Penghisapan lendir hidung tidak efektif dan sering menimbulkan bahaya. Cara yang paling mudah untuk pengeluaran sekret adalah dengan membaringkan bayi tengkurap. Pada anak besar dapat diberikan tetes hidung larutan efedrin 1 %, bila ada infeksi sekunder hendaknya diberikan antibiotik. Batuk yang produktif (pada bronkoinfeksi dan trakeitis) tidak boleh diberikan antitusif, misalnya : kodein, karena menyebabkan depresi pusat batuk dan pusat muntah, penumpukan sekret hingga dapat meyebabkan bronkopneumonia. Selain pengobatan tersebut, terutama yang kronik, dapat diberikan pengobatan dengan penyinaran (Firdausia, 2013). Adapun penganganan ISPA di rumah bisa dilakukan dengan beberapa cara: 1. Istirahat yang cukup 2. Berikan anak minum lebih banyak, terutama bila anak batuk dan demam 9

3. Berikan obat penurun panas bila demam 4. Hindari penularan ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan: menutup mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun setelah batuk/bersin, gunakan masker (bila anak cukup kooperatif), hindari kontak terlalu dekat dengan bayi atau manular. 5. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak diperlukan apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut. 6. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak. Diskusikan dengan dokter anda mengenai manfaat dan risiko obat tersebut apabila akan diberikan pada anak anda 7. Kenali tanda-tanda gawat darurat. Anda perlu segera memeriksakan anak ke dokter apabila: a. Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat b. Napas berbunyi mengi (wheezing) atau seperti merintih (grunting) c. Dinding dada/sela-sela iga tampa tertarik ke dalam bila anak bernapas d. Bibir berwarna kebiru-biruan e. Leher anak kaku f. Kesulitan menelan g. Muntah terus menerus h. Anak tampak sangat lemah

10

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN FKUB

Ruang

: Posyandu Puskesmas Kendalsari Kota Malang

Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019 Waktu NO

: 10.00 s/d selesai NAMA

ALAMAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

11

TTD

DAFTAR HADIR MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN FKUB Ruang

: Posyandu Puskesmas Kendalsari Kota Malang

Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019 Waktu NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

: 10.00 s/d selesai NAMA

NIM

TTD

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Rabu, 27 Maret 2019 Kriteria struktur a) Kontrak waktu dan tempat diberikan 2 hari sebelum penyuluhan dilaksanakan b) Pembuatan susunan rangkaian acara penyuluhan, leaflet c) Peserta di tempat yang telah ditentukan dan disediakan oleh panitia

√ Kriteria Proses Pembukaan: 1) Mengucapkan

√ Kriteria Hasil a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

salam dan memperkenalkan diri 2) Menyampaikan tujuan, maksud dan manfaat dari penyuluhan 3) Menjelaskan kontrak waktu dan susunan dari

b) Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dengan seksama c) Peserta yang datang minimal ± 2 orang

d) Pengorganisasian

rangkaian acara

d) Acara dimulai

penyelenggaraan

penyuluhan

tepat waktu

4) Menjelaskan topik

e) Peserta mengikuti

dari materi yang akan

acara sesuai dengan

diberikan

aturan yang telah

penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan

Pelaksanaan :

disepakati f) Peserta mampu

Menggali pengetahuan dan

memahami materi dan menjawab

13



pengalaman peserta

pertanyaan dengan

mengenai penanganan

benar dari penyuluh

ansietas.

minimal 75%

1. Menjelaskan materi a. Pengertian ISPA b. Etiologi ISPA c. Gejala ISPA d. Penanganan ISPA 2. Memberikan kesempatan peserta penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami. 3. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan

14

DAFTAR PUSTAKA Firdausia, A. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pekerjaan Ibu Dengan Perilaku Pencegahan ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gang Sehat Pontianak. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak. Hariani, dkk. 2014. Hubungan Status Imunisasi, Status Gizi, Dan Asap Rokok Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Dipuskesmas Segeri Pangkep. Jurnal ilmiah kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 5 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721. Poltekkes Kemenkes Makassar dan STIKES Nani Hasanuddin Makassar. Kusumawati, 2010. Hubungan Antara Status Merokok Anggota Keluarga Dengan Lama Pengobatan ISPA Balita Di Kecamatan Jenawi. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Maramis, dkk. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Dengan Kemampuan Ibu Merawat Balita ISPA Pada Balita Di Puskesmas Bahu Kota Manado. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013. Serviyanti, 2013. Pola Bakteri Dari Sputum Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Di Puskesmas Bahu. Bagian Mikrobiologi Universitas Sam Ratulangi Manado.

15

Related Documents


More Documents from "Elsy Sastri"

Chapter 8 Outline
October 2019 36
Chapter 9 Questions
October 2019 41
Chapter 448-461 Essays
October 2019 38
Chapter 8
October 2019 31
Chapter 9 Outline
October 2019 31
Outline Chapter 7 And 13
October 2019 43