SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV- AIDS Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan HIV-AIDS Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh : Dany Setiawan
(010116A018)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Mata ajar
: Keperawatan HIV-AIDS
Pokok bahasan
: HIV-AIDS
Sub pokok bahasan
: Mengenal dan Mencegah HIV-AIDS
Sasaran
: Mahasiswa
Hari/tanggal
: Kamis/13 Desember 2018
Waktu
: 30 Menit
Tempat
: Gedung H Universitas Ngudi Waluyo.
A. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah di beri penyuluhan, mahasiswa mampu memahami tentang HIV-AIDS dan cara pencegahannya. 2. Tujuan Khusus Setelah diberi penyuluhan, sasaran dapat : - Mahasiswa dapat mengerti penjelasan HIV-AIDS - Mahasiswa mampu dan mengerti mengenai kekebalan tubuh - Mahasiswa mampu dan mengerti gejala HIV-AIDS - Mahasiswa mampu dan mengerti bagaimana penularan dan pencegahan HIVAIDS
B. Sasaran Mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo C. Strategi Pelaksanaan Pendidikan kesehatan dilakukan pada hari Kamis 13 Desember 2018 D. Metode dan Media - Ceramah dan Tanya Jawab
-
Lembar Balik Leafleat
E. Setting Tempat Meja Pemateri Meja mahasiswa
F. Susunan Kegiatan Penyuluhan No
Tahap
Waktu
Kegiatan penyuluhan
. 1.
Pembukaan
5 menit
1.Memberi salam 2.Perkenalan 3. Menyampaikan pokok bahasan 4.Menjelaskan Tujuan
2.
Penyajian materi
15menit
5. Kontrak waktu Penyampaian materi : 1.Pengertian HIV-AIDS 2.Pengertian Kekebalan Tubuh 3. Tahap-tahap dan gejala HIV-AIDS
3.
Penutup
5menit
4.Penularan dan Pencegahan HIV-AIDS -Melakuakan tanya jawab kepada mahasiswa (evaluasi) -Menyimpulkan hasil penyuluhan -Salam Penutup
G. Evaluasi a. Dengan menanyakan kembali kepada sasaran tentang pengertian, tanda dan gejala, cara penularan, dan cara pencegahan HIV-AIDS b. Penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang disepakati c. Sasaran mampu mengerti dan memahami tentang HIV-AIDS
TINJAUAN TEORI 1. Definisi HIV-AIDS Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang kemudian berdampak pada penurunan sistem kekebalan tubuh Sehingga menimbulkan satu penyakit yang disebut AIDS. Akibat kerusakan kekebalan tubuh tersebut tubuh penderita menjadi peka terhadap infeksi, infeksi ini disebut infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang timbul karena mikroba yang berasal dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh manusia, namun dalam keadaan normal terkendali oleh kekebalan tubuh (Yunihastuti, 2005) HIV menyerang sel-sel darah putih yang dimana sel-sel darah putih itu merupakan bagian dari sitem kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan penyakit. Manusia yang terinfeksi HIV akan berpotensi sebagai pembawa (carrier) dan penularan virus tersebut selama hidupnya. Human: artinya manusia, bukan hewan Immunno-deficiency : penurunan kekebalan atau daya tahan tubuh Virus : mahluk yang sangat kecil dan tidak terlihat
dengan mata biasa dan masuk kedalam tubuh manusia sehingga menyebabkan manusia itu sakit. HIV adalah virus yang masuk kedalam tubuh manusia melalui cairan tubuh (air mani, darah, cairan vagina dan ASI) dan merusak system kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga manusia kehilangan daya tahannya dan mudah terkena penyakit. AIDS (Aqquired
Immune Deficiency syndrom) kumpulan gejala penyakit
spesifik yang disebabkan oleh rusaknya system kekebalan tubuh oleh virus HIV (Komisi penangulangan AIDS Provinsi Maluku, 2015). Acquired artinya didapat karena menyebar dan ditularkan dari satu orang ke orang lain. Immunno-Deficiency artinya penurunan atau kehilangan kekebalan/daya tahan tubuh untuk melawan penyakit. Syndrome : kumpulan berbagai gejala penyakit AIDS adalah gejala penyakit karena turunnya daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh itu berkurang atau hilang karena sudah dirusak oleh virus HIV. 2. Tipe HIV Menurut Bratawijaya & Regganis (2009), tipe hiv ada dua yaitu: a. Tipe 1 (HIV-1) penyebab utama aids merupakan bentuk virus yang paling virulen, prevalensinya lebih banyak dan bermutasi lebih cepat. b. Tipe 2 (HIV-2) menyebabkan penyakit serupa dengan HIV-1. Patogenesisnya lebih rendah di bandingkan dengan HIV-1 3. Gejala HIV-AIDS Menurut Nursalam (2006) a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat. b. Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan). c. Batuk berkepanjangan (lebih dari satu bulan). d. Kelainan kulit dan iritasi. e. Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan yang tidak sembuh-sembuh. f. pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, seperti di bawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha 4. Penularan HIV-AIDS Penularan HIV/ AIDS terjadi karena beberapa hal, di antaranya: a. Penularan melalui darah.
b. Hubungan seksual berganti-ganti pasangan. c. Menggunakan alat suntik bergantian. d. Melakukan hubungan seks tanpa menggunakan alat pengaman HIV/AIDS tidak dapat menular melalui: a. Berjabat tangan, berpelukan, mencium pipi. b. Makan dan berenang bersama. c. Toilet umum dan telepon umum.
5. Pencegahan a. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah dan tidak berganti-ganti b. c. d. e. f.
pasangan. Gunakan kondom jika pasangan positif HIV/ AIDS. Jangan terlibat narkotika dan pemakaian jarum suntik bersama-sama. Hindari melakukan seks dengan orang yang beresiko, misalanya pekerja seks. Memberikan pendidikan kesehatan tentang HIV-AIDS Melarang orang orang yang termasuk ke dalam kelompok yang beresiko tinggi
untuk melakukan donor darah g. Memastikan sterilitas alat suntik h. Hindari hubungan seksual dengan pecandu narkotika dan dan obat suntik
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja K, Rengganis I. Imunologi Dasar, Edisi Kedelapan. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia; 2009 Departemen Kesehatan Republik indonesia. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta : departemen kesehatan republik indonesia;2014 Nursalam. (2007). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta ; Salemba Medika. Yunihastuti E, Djauzi S, Djoerban Z, 2005, Infeksi oportunistik AIDS. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.