Sap 3 Ta.docx

  • Uploaded by: Wahyu Wiantara
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap 3 Ta.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,483
  • Pages: 11
PEMBAHASAN

1.

KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT PATON DAN LITTLETON Dalam buku Teori Akuntansi karya Suwardjono (2005), Paton dan Littleton menyatakan bahwa konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha (going concern), penghargaan sepakatan, kos melekat (cost attach), upaya dan hasil (effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan asumsi. Berikut merupakan penjelasan dari konsep dasar akuntansi yang dikemukakan oleh Paton dan Littleton :

1.1 Konsep Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha (The business entity) Konsep entitas bisnis digagas oleh William A Paton. Dalam konsep ini, bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis diperlakukan berbeda atau secara hukum terpisah dengan pemilik bisnis. Transaksi-transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhan agar terpisah dari urusan pribadi pemiliknya. Namun, seorang pemilik tetap diperbolehkan memperoleh informasi yang benar mengenai kondisi perusahaannya. Meskipun antara perusahaan dengan pemiliknya terpisah, namun pemilik perusahaan tetap berhak atas keuntungan yang diberikan perusahaan dalam bentuk dividen. Atas dasar konsep ini, dapat dirumuskan dalam posisi keuangan atau neraca bahwa aset sama dengan jumlah kewajiban ditambah dengan ekuitas pemilik. 1.2 Konsep Kelangsungan Usaha (Going Concern) Jika tidak ada rencana pasti di masa yang akan datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi mengasumsikan bahwa kesatuan usaha tersebut akan terus menerus sampai waktu yang tidak terbatas. Dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, akuntansi menganut konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum pendirian perusahaan adalah untuk terus berlangsung dan berkembang bukan untuk likuidasi.

1

1.3 Konsep Penghargaan Sepakatan (Measured Consideration) Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah atau agregat-harga yang tidak terlibat dalam suatu transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya). Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih lanjut dalam sistem akuntansi perusahaan untuk dijadikan data kuantitatif dasar dalam penyusunan berbagai laporan manajerial dan statement keuangan. 1.4 Konsep Kos Melekat (Cost Attach) Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabunggabungkan kembali mengikuti objek yang didekati. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang lainnya ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai komponen digabungkan menjadi suatu barang baru, gabungan kos yang baru semata-mata merupakan penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru. Prinsip ini digunakan karena suatu perusahaan memiliki kepentingan untuk menentukan nilai jual dari setiap aset setiap kali perusahaan ingin menilai laba yang diperoleh. Jika dilakukan penilaian dengan cara lain akan mengakibatkan munculnya subjektifitas sehingga hal tersebut berdampak pada informasi keuangan yang bias. 1.5 Konsep Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment) Dalam konsep ini, biaya merupakan upaya guna memperoleh hasil yakni pendapatan. Dengan kata lain tidak ada hasil (pendapatan) yang diperoleh tanpa upaya biaya. Pendapatan akan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Pendapatan sudah dapat diakui meskipun belum terealisasi karena adanya pengeluaran. 1.6 Konsep Bukti Terverifikasi dan Objektif (Variviable, Objective Evidence) Dalam konsep ini, informasi keuangan akan mempunyai tingkat kegunaan yang cukup tinggi apabila data keuangan yang ada didukung oleh bukti–bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaksi yang dapat diuji kebenarannya. Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak berdasar 2

pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relatif yakni objektivitas yang paling tinggi pada saat transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut 1.7 Asumsi (Assumptions) asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya. Adapun asumsi –asumsi tersebut yakni : a. Kontinuitas usaha. Asumsi yang didasarkan atas pengalaman perusahaan pada umumnya. b. Periode satu tahun. Pelaporan periodik dengan waktu sebagai wadah pengukuran adalah salah satu kebiasaaan penting dalam akuntansi. Satu tahun adalah waktu yang tepat untuk pelaporan. c. Kos sebagai bahan olah Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperoleh perusahan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadi. d. Daya beli uang stabil Jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang stabil sepanjang waktu. e. Tujuan mencari laba Perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan pendapatan. Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah

rupiah

yang

ditandingkan

mengandung

asumsi bahwa

pendapatan adalah objek yang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos.

2.

GAMBARAN UMUM KONSEP DASAR OLEH FASB Berikut merupakan kerangka kerja konseptual didefinisikan oleh FASB: “A coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting”. Kerangka kerja konseptual merupakan suatu sistem koheren yang terdiri dari 3

tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual tersebut akan meningkatkan pemahaman pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada. Adapun beberapa konsep dalam FASB yang biasa disebut dengan Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) diantaranya: a. SFAC No. 1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises” SFAC No. 1 membahas tentang tujuan pelaporan keuangan. Tujuan akuntansi menurut statement ini adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan bisnis oleh pengguna laporan keuangan. Dalam SFAC No. 1 terdapat beberapa penilaian yang penting diantaranya : 

Kegunaan laporan keaungan harus melebihi dari biaya dalam pembuatannya.



Selain laporan akuntansi ada beberapa hal yang bias menjadi sumber informasi sebuah perusahaan.



Akuntansi akrual sangat berguna dalam menilai dan memperkirakan earning power dan aliran kas perusahaan



Informasi yang diberikan seharusnya berguna, namun pengguna harus menggunakan prediksi dan penilaian mereka sendiri

SFAC No. 1 ini menjelaskan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi ekonomi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemilik perusahaan. Selain itu, kinerja sebuah perusahaan juga harus dilaporkan dalam laporan laba rugi yang dinyatakan dari pengukuran jumlah laba perusahaan beserta komponennya serta bagaimana kinerja arus kas perusahaan. b. SFAC No. 2, ”Qualitative Characteristics of Accounting Information” SFAC No. 2 menjelaskan mengenai karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi. Dalam statement ini juga terdapat penjelasan mengenai fungsi laporan keuangan. Seperti tertulis di SFAC No. 1, seluruh pengguna dianggap memahami dan mengerti isi dari laporan keuangan, namun pada kenyataannya tidak semuanya demikian. Laporan keuangan yang dimengerti maupun

tidak 4

dimengerti tetap saja terdapat batasan dimana kebermanfaatan dari informasi laporan keuangan harus lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dalam penyajian laporan keuangan. Dalam penyajian laporan keuangan, laporan keuangan harus mencakup dua kualitas spesifik keputusan primer, yaitu relevance dan reliability. c. SFAC No. 3, ”Elements of Financial Statements of Business Enterprises” SFAC No. 3 mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan sebagai berikut : 1) Aktiva, manfaat ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikuasai oleh perushaan sebagai hasil dari transaksi bisnis atau kejadian-kejadian di masa lalu. 2) Kewajiban, sebuah pengorbanan ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di masa depan, yang ditimbulkan dari transaksi bisnis atau kejadian di masa lalu untuk mengalokasikan aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa mendatang. 3) Ekuitas, berupa kepentingan dalam aktiva sebuah perusahaan, yang telah dikurangi dengan utang-utang. 4) Investasi oleh pemilik, kenaikan aktiva bersih sebuah entitas yang dihasilkan dari alokasi suatu hal yang bernilai dari perusahaan lain terhadap perusahaan tersebut untuk memperoleh kepentingan kepemilikan di dalam organisasi. 5) Deviden, penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan karena timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. 6) Laba komprehensif, perubahan modal sebuah perusahaan selama suatu periode tertentu akibat transaksi dan kejadian lainnya yang tidak berasal dari pemilik. 7) Pendapatan, peningkatan atas aktiva sebuah perusahaan. 8) Beban, penggunaan atas aktiva sebuah perusahaan atau meningkatnya jumlah kewajiban selama suatu siklus akuntansi. 9) Keuntungan, sebuah kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidentil dari transaksi-transaksi ataupun kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi keuangan perusahaan selama suatu periode tertentu, selain yang bersasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

5

10) Kerugian, sebuah penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan dari transaksi peripheral atau insidental maupun dari transaksi dan kejadian lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode akuntansi, selain yang bersasal dari pendapatan atau investasi pemilik. d. SFAC No. 4, “Objectives of Financial Reporting By Nonbusiness Organizations” SFAC No. 4 ini berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan non-bisnis, dimana karakterisitik dari organisasi non-bisnis diantaranya: (1) Penerimaan sumber daya meskipun jumlahnya besar akan tetapi tidak mengharapakan pengembalian. (2) Tujuan operasi selain untuk menyediakan barang dan jasa (3) Tidak adanya kepentingan pemilik yang dapat dijual, dipindah, atau ditebus atau yang merupakan jatah bagian dari distribusi sisa sumber daya pada saat likuidasinya. e. SFAC No. 5, “Recognition and Measurements in Financial Statements of Business Enterprises” SFAC No. 5 menjelaskan mengenai pengakuan dan pengukuran. Salah satu fokus SFAC No. 5 adalah menjelaskan pengertian earning yang berbeda dengan net income. Dimana Earning merupakan net income dikurangi efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi yang digunakan. Dengan demikian, selain statement of earning, sekarang muncul statement of comprehensive income yang memuat: 1) Semua perubahan ekuitas pemilik selain setoran pemilik pada periode tersebut 2) Efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi yang digunakan 3) Efek rugi/untung dari marketable securities yang bukan termasuk aset lancar 4) Penyesuaian mata uang asing. f. SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements” SFAC No. 6 merupakan pengganti dari SFAC No. 3, dimana definisi yang terdapat didalamnya adalah sama dengan yang tertulis dalam SFAC No. 3 yang ditambahkan cakupan sampai ke organisasi nonbisnis. Dengan demikian,

6

karakteristik informasi akuntansi pada SFAC No. 2 juga berlaku bagi organisasi non-bisnis. g. SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurements” SFAC No. 7 menjelaskan mengenai permasalahan dalam pengukuran khusus dan bukannya masalah konseptual yang lebih luas. SFAC No. 7 mencakup kondisi dimana present-market determined amounts tidak tersedia saat harus diakui. Namun, metode present value tidak digunakan secara konsisten dalam standar. Hal yang paling penting mengenai pengukuran aset adalah pengukuranpengukuran present value merupakan metode untuk mensimulasi nilai yang fair. Oleh karena itu, jika perusahaan tidak mengetahui nilai pasar aset tertentu, maka perusahaan akan bekerja keras terhadap tingkat diskon tersebut. Tingkat diskon seharusnya meliputi resiko dan ketidakpastian, yang dapat mencerminkan penilaian oleh nilai pasar. Sementara itu hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran pasiva adalah tingkat diskon harus dipengaruhi oleh posisi kredit suatu perusahaan. Pembawaan nilai pasiva yang sebenarnya dipengaruhi oleh kedudukan kredit perusahaan sehingga jika kedudukan kredit perusahaan memburuk, maka penilaian pasiva akan menurun (karena jika posisi kredit yang rendah berarti tingkat potongan tunai akan naik). Pengukuran aset dan pasiva pada SFAC No 7 bersifat tetap.

h. SFAC No. 8, “Conceptual Frameworks for Financial Reporting” SFAC No.8 dimaksudkan untuk menetapkan tujuan-tujuan dan konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan. Adapun isi dan tujuan SFAC No.8 diantaranya : 1) Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar akuntansi keuangan. 2) Menggantikan SFAC No.1 dan 2 3) Terdiri atas tiga bab : (1) Bab 1, tujuan pelaporan keuangan tujuan umum. (2) Bab 2, entitas pelaporan 7

(3) Bab 3, karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat.

3.

JOINT PROJECT FASB DAN IASB Tujuan FASB dan IASB memulai proyek agenda baru bersama adalah meninjau kembali serta mengganti kerangka konseptual yang lama sehingga membentuk suatu standar yang nantinya akan memandu organisasi dan penyajian informasi dalam laporan keuangan. Selain itu, tujuan dari proyek baru ini adalah untuk membangun kerangka kerja dengan cara mempersempit, memperbaharui, menyelesaikan dan mengkonvergenkan ke dalam kerangka kerja umum. Selain itu, tujuan lain dari FASB dan IASB adalah untuk menyatukan standar keduanya diantaranya: 1. Alasan standar berbasis prinsip memerlukan kerangka kerja konseptual karena untuk menjadi standar berbasis prinsip tidak hanya dapat mengumpulkan konversi melainkan harus berakar pada dasar. 2. Pentingnya IASB dan FASB berbagi kerangka konseptual umum adalah dengan terciptanya konvergensi berarti bahwa FASB dan IASB akan terus bekerja sama untuk mengembangkan kualitas tinggi, kompatibel standar akuntansi dari waktu ke waktu. Konvergensi juga bermanfaat dalam cara sebagai berikut: 

Meningkatkan efisiensi pasar modal global dengan cara meningkatkan perbandingan dan transparansi dari satu negara ke negara lain.



Mengurangi beban administrasi pada MNE yang saat ini diperlukan untuk menyiapkan laporan keuangan dalam beberapa metode akunting.



Memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar modal di luar Amerika serikat tanpa memerlukan pertimbangan pelaporan keuangan standar internasional US GAAP.

3. Karena kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan kenyataan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan. Dasar pemikiran dan tujuan dari proyek bersama ini antara lain adalah: a) Akuntansi sewa yang sekarang ada kurang memenuhi kebutuhan user. b) Kompleksitas yaitu kesulitan untuk mendefinisikan garis batas pembeda antara finance dan operating lease.

8

c) Menghilangkan klasifikasi dan akuntansi untuk operating lease (di sisi lessee), namun tetap ada bagi lessor dalam kasus tertentu (Ariyanto, 2013). Sehingga pada bulan April 2004, dewan IASB dan FASB memutuskan untuk melakukan pendekatan proyek dalam tiga tahap: (1) Tahap A akan menunjukkan laporan yang merupakan satu set lengkap laporan keuangan dan periode yang mereka harus diberikan. (2) Tahap B akan mengatasi isu-isu yang lebih mendasar yang berkaitan dengan presentasi dan menampilkan informasi dalam laporan keuangan, termasuk menggabungkan dan disaggregating informasi dalam setiap laporan keuangan utama, mendefinisikan total dan subtotal, dan mempertimbangkan kembali penggunaan langsung atau metode tidak langsung untuk menyajikan operasi kas arus. (3) Tahap C akan menunjukkan presentasi dan menampilkan informasi keuangan interim di AS prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). IASB juga dapat mempertimbangkan kembali persyaratan dalam IAS 34, tentang pelaporan keuangan interim.

9

KESIMPULAN

Paton dan Littleton menyatakan bahwa konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha (going concern), penghargaan sepakatan, kos melekat (cost attach), upaya dan hasil (effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan asumsi. Kerangka kerja konseptual merupakan suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual tersebut akan meningkatkan pemahaman pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada. Tujuan FASB dan IASB memulai proyek agenda baru bersama adalah meninjau kembali serta mengganti kerangka konseptual yang lama sehingga membentuk suatu standar yang nantinya akan memandu organisasi dan penyajian informasi dalam laporan keuangan. Selain itu, tujuan dari proyek baru ini adalah untuk membangun kerangka kerja dengan cara mempersempit, memperbaharui, menyelesaikan dan mengkonvergenkan ke dalam kerangka kerja umum.

10

DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Konsep Dasar. Yogyakarta : BPFE Triyuwono,Iwan. 2003. Konsekuensi Penggunaan Enthity Teori Sebagai Konsep Dasar Standar Akuntansi Perbankan Syariah, JAAI, Volume 7 , No. 1, Juni 2003

Wolk, H. I., et al. (2013). Accounting Theory Conceptual Issues in a Political and Economic Environment. sagepub.com, SAGE Publications, Inc. Dinda.

2010.

Kerangka

Konseptual

FASB.

Artikel

https://dindaituchdindhoet.wordpress.com/2010/10/19/kerangka-konseptual-fasb/

Online. (Diakses

pada tanggal 22 September 2018)

11

Related Documents

Sap 3.docx
June 2020 5
Lamp. 3 Sap Hipertensi.docx
October 2019 11
Akmen Sap 3.docx
April 2020 15
Sap 3 Teori Akuntansi.docx
November 2019 19
Sap 3 Cg.docx
November 2019 32
Sap 3.docx
November 2019 13

More Documents from "ignadananjaya"

Sap 5 Akuntansi Modal Bank
October 2019 18
Sap 3 Ta.docx
April 2020 8
Sap 1 Kelompok 12.docx
April 2020 15
Ta Sap 12.docx
April 2020 8