PEMBAHASAN 1. Pengertian Teori dalam Ilmu pengetahuan Teori dalam hal ini adalah suatu pendapat atau definisi yang didasarkan pada penelitian dan penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi dimana hal tersebut nantinya akan menghasilkan sebuah fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi dan argumentasi. Teori dalam hal ini mengaitkan antara variabel yang satu dengan variabelvariabel lainnya yang dapat menjelaskan suatu hal tertentu. Teori sebagai hasil pemikiran manusia tentu tidak datang begitu saja, penemuan atas sebuah teori tersebut didasarkan pada suatu hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan secara berulang-ulang hingga menghasilkan sebuah hipotesis dan menjadi sebuah teori. Adapun pengertian teori menurut salah satu ahli yakni Labovitz dan Hagedorn yang mendefinisikan teori merupakan ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variabel-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan. Dalam ilmu pengetahuan, teori dapat diartikan sebagai suatu model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dalam hal ini dapat dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Pengertian Teori Akuntansi Dalam praktik akuntansi terdapat suatut gagasan atau ide yang melandasi praktik akuntansi yang dapat berupa asumsi-asumsi dasar, konsep-konsep, penjelasan, deskripsi, dan penalaran yang keseluruhannya dapat menjadi bidang pengetahuan teori akuntansi. Teori akuntansi dalam hal ini menjelaskan mengapa praktik akuntansi berjalan seperti saat sekarang ini. Disini, teori akuntansi membahas perlakuan-perlakuan dan modelmodel alternatif yang dapat menjadi jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam praktik akuntansi. Teori dalam hal ini membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang terdapat didalam suatu praktik akuntansi dimana teori akuntansi memiliki peranan yang penting dalam perkembangan akuntansi. Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu 1
menghadapi masalah-masalah praktis dan profesional. Teori akuntansi dalam hal ini merupakan suatu unsur yang sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan bagi praktik akuntansi. Teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalahmasalah
akuntansi
secara
bernalar
yang
secara
etis
dan
ilmiah
dapat
dipertanggungjawabkan karena praktik akuntansi yang baik harus dilandasi oleh teori didalamnya. Teori akuntansi harus selalu dikembangkan agar dapat disejajarkan dengan ilmu-ilmu ilmiah lainnya. Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum akan dapat: a. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi dinilai. b. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi, sosial, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang demikaian cepat.
Teori Akuntansi mungkin dapat dikatakan sebagai suatu konsep modern jika dibandingkan dengan teori-teori yang lain seperti matematika atau fisik. Oleh karena preskripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah khusus, teori yang mendasarinya juga dikembangkan berdasarkan model-model yang khusus. Secara umum, fungsi utama dari teori akuntansi adalah umtuk memberikan kerangka pengembangan ide-ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi (Mathews and Perera, 1993). Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut: 1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun standarnya. 2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi. 3. Menentukan batas dalam hal melakukan “judgment”dalam penyusunan laporan keuangan. 4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan. 5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan. 2
Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut: 1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktek akuntansi. 2. Memberikan pedomen terhadap praktek dan prosedur akuntansi yang baru.
2. Pengantar Mengenai Konsep Dasar Akuntansi Sebagai Sebuah Teori Normatif Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi positif menjelaskan fenomena akuntansi yang diamati dengan berdasarkan pada hal-hal yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Dengan kata lain, teori akuntansi positif dimaksudkan untuk menjelaskan dan kemudian memprediksi konsekuensi apa yang akan terjadi jika manajer menentukan pilihan. Penjelasan dan prediksi dalam teori ini didasarkan pada proses kontrak atau hubungan keagenan antara manajer dengan investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal dan institusi pemerintah (Watts dan Zimmerman, 1986). Teori akuntansi positif lebih bersifat deskriptif bukan preskiptif. Teori akuntansi positif berusaha menguji tiga hipotesis berikut : a. Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis) Seorang manajer perusahaan dengan bonus tertentu lebih menyukai metode yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima seandainya komite kompensasi dari dewan direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang dipilih (Watts dan Zimmerman, 1990) b. Hipotesis hutang atau ekuitas (Debt/Equity Hypothesis) Semakin tinggi rasio hutang atau ekuitas perusahaan maka semakin besar kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba. Hal ini juga menyebabkan semakin dekat perusahaan dengan batas perjanjian atau peraturan kredit (Kalay, 1982). Semakin tinggi batasan kredit maka semakin 3
besar kemungkinan penyimpangan perjanjian kredit dan pengeluaran biaya. Manajer akan memiliki metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga dapat mengendurkan batasan kredit dan mengurangi biaya kesalahan teknis (Watts dan Zimmerman, 1990). c. Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypothesis) Perusahaan yang besar lebih memilih metode akuntansi yang dapat mengurangi laba periodik. Ukuran perusahaan merupakan ukuran variable proksi dan aspek politik. Yang mendasari hipotesi ini adalah asumsi bahwa sangat mahalnya nilai informasi bagi individu untuk menentukan apakah laba akuntansi betul-betul menunjukkan monopoli laba. Di samping itu, sangatlah mahal bagi individu untuk melaksanakan kontrak dengan pihak lain dalam proses politik dalam rangka menegakkan aturan hokum dan regulasi, yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan demikian individu yang rasional cenderuang memiliki untuk tidak mengetahui informasi yang lengkap. Proses politik tidak beda jauh dengan proses pasar. Atas dasar cost informasi dan costmonitoring tersebut, manajer memiliki insentif untuk memiliki laba akuntansi tertentu dalam proses politik tersebut (Watts dan Zimmerman, 1990).
Teori Akuntansi Normatif Teori akuntansi normatif atau yang dapat disebut sebagai teori preskriptif, yang mencoba menjawab pertanyaan “apa yang seharusnya”. Dalam hal ini, akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti. Teori normatif bertujuan untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori normatif ini juga sering disebut sebagau teori apriori yang artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif. Alasannya adalah, teori normatif tidak dihasilkan dari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi-research”. Teori normatif dalam hal ini hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori akuntansi normatif belum menggunakan pendekatan investigasi. 4
Perumusan akuntansi normatif mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan 1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan dan apa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Pada periode tersebut, teori normative berkonsentrasi pada: a. Penciptaan laba sesungguhnya (true income) Teori penciptaan laba sesungguhnya ini berkonsentrasi pada penciptaan pengukuran tunggal yang benar untuk aktiva dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan mengenai apa yang dimaksud dengan pengukur nilai dan laba yang benar. b. Pengambilan keputusan (decision usefulness) Pada pendekatan pengambilan keputusan ini menganggap tujuan dasar dari akuntansi adalah membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data yang relevan atau bermanfaat. Teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik mengenai laba dan kemakmuran atau konsep pengambilan keputusan rasional. Konsep ini juga didasarkan pada penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau nilai pasar dari aktiva. Pada dasarnya teori ini merupakan teori pengukuran akuntansi. Teori ini bersifat normative karena didasarkan pada anggapan: a) Akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran b) Laba dan nilai dapat diukur secara tepat c) Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi d) Pasar tidak efisien e) Ada beberapa pengukur laba yang unik. Karena teori normatif dianggap pendapat pribadi yang subyektif maka tidak dapat diterima begitu saja, sehingga harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Pendukung teori ini menggambarkan sistem akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal, merekomendasikan penggantian sistem akuntansi cost histories dan pemakaian teori normatif oleh semua pihak.
5
Perbedaan Teori Akuntansi Positif dan Normatif Perbedaan antara teori akuntansi positif dan normative ini antara lain: a. Perbedaan pendekatan dan dasar antara teori akuntansi menyebabkan dua taksonomi akuntansi. Pendekatan Teori Akuntansi Positif menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai Sains. Sedangkan pendekatan Teori Akuntansi Normatif menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai art. Yang keduanya sama sama diakui sebagai sarana pendekatan teori akuntansi. b. Teori Akuntansi Normatif yang berbentuk Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) merupakan acuan teori dalam memberikan jalan terbaik untuk meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata yang meruipakan Fungsi pendekatan Teori Akuntasi Positif. Tidak menutup kemungkinan, fakta yang ada di dunia nyata (praktek akuntansi) akan mempengaruhi Teori Akuntansi Normatif. Hubungan ini sesuai dengan paham Dialektika Hegel dimana antitasi dan tesis akan menghasilkan sistesis dan sistesis akan menghasilkan antithesis.
3. Pengantar Mengenai Sejarah dan Perkembangan Riset Empris Dalam Bidang Akuntansi Pada era Luca Pacioli praktik akuntansi mulai mengalami kemajuan, hal ini terlihat sejak digunakannya sistem double entry. Tetapi kemajuan praktek akuntansi tersebut tidak disertai dengan kemajuan riset akuntansi. Riset akuntansi mulai banyak dilakukan sejak awal abad ke-20. Oleh karena itu, banyak penelitian yang membahas tentang topik-topik penelitian baru di setiap bidang akuntansi. Salah satu bidang akuntansi yang sedang berkembang adalah akuntansi keperilakuan. Hasil penelitian akuntansi keperilakuan terbaru dalam bidang akuntansi manajemen di Indonesia telah diseminarkan dalam Seminar Nasional Akuntansi (SNA). Rahman dkk. (2007) meneliti pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap kejelasan peran, pemberdayaan, psikologis, dan kinerja manajerial dengan pendekatan partial least square. Cahyono dkk. (2007) meneliti pengaruh moderasi sistem pengendalian 6
manajemen dan inovasi terhadap kinerja. Wijayantoro dkk. (2007) meneliti hubungan antara sistem pengendalian manajemen dengan perilaku disfunctional: budaya nasional sebagai variabel moderating (penelitian para manajer perusahaan manufaktur di Jawa Tengah). Yufaningrum dkk. (2005) menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui komitmen tujuan anggaran dan job relevant information (JRI) sebagai variabel intervening. Sumarno (2005) meneliti pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Tulisan ini mendiskripsikan riset di bidang akuntansi secara umum dan juga perkembangan yang terjadi pada riset tersebut. Dalam disiplin ilmu akuntansi, riset akuntansi memiliki peran yang sangat penting. Salah satu peran riset akuntansi adalah untuk memberikan pengaruh terhadap praktik akuntansi, sehingga praktik akuntansi tidak sekedar asal jalan akan tetapi didasarkan atas riset yang kemudian dilaborasikan dalam teori. Teori yang ada kemudian akan menjadi subyek untuk dilakukan pengujian empiris secara berkelanjutan. Riset akuntansi ini bukanlah tujuan akhir tetapi merupakan proses untuk membangun teori dan praktek. Peran riset akuntansi yang kedua adalah untuk memperbaiki pemahaman terhadap lingkungan akuntansi agar praktek akuntansi dapat digunakan untuk memahami fenomena akuntansi dan memperbaiki praktik akuntansi yang terjadi. Secara garis besar tujuan dilakukannya riset akuntansi tersebut adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena akuntansi.
7
SIMPULAN Teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Dalam istilah ilmiah, teori itu benar-benar sebuah hipotesis yang telah terbukti sesuai dengan fakta-fakta dan yang memiliki kualitas prediktif. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori normative sering dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya teori normative bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi-research”. Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi. Perumusan akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan danapa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Perkembangan praktik akuntansi mulai mengalami kemajuan yang besar sejak era Luca Pacioli, yaitu sejak digunakannya sistem double entry. Namun sayangnya kemajuan praktek akuntansi tersebut tidak dibarengi dengan kemajuan riset akuntansi. Riset akuntansi baru mulai banyak dilakukan sejak awal abad ke-20. Oleh karena itu, pemakalah akan membahas masalah “Perkembangan Riset Akuntansi Diberbagai Berbagai Bidang Akuntansi Secara Umum”. Fenomena saat ini yang dapat dirasakan adalah semakin banyaknya topik-topik penelitian baru di setiap akuntansi. Salah satu bidang akuntansi yang sedang berkembang adalah akuntansi keperilakuan.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://badruzafni.blogspot.co.id/2009/06/teori-akuntansi-positif-dan-normatif.html (Diakses pada Kamis, 18 September 2018) http://jodis.blogs.sapo.tl/2181.html (Diakses pada Kamis, 18 September 2018) http://mariberlajarbersama.blogspot.co.id/2012/07/pendahuluan-dan-pengertian-teori.html (Diakses pada Kamis, 18 September 2018) http://desissa23.blogspot.co.id/2013/05/perkembangan-riset-akuntansi-diberbagai.html (Diakses pada Kamis, 18 September 2018)
9