RINGKASAN MATERI KULIAH AKUNTASI MANAJEMEN Activity-Based Management (ABM)
Oleh: Ariel Suryo (1707531045) I Gusti Ngurah Agung Dananjaya (1707531150)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2019
A. Mendiskusikan Konsep Variable Costing 1. Pengertian Variable Costing Variable costing adalah penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja kedalam harga pokok produk. Harga pokok produk menurut metode variable costingterdiri dari
Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrik variabel = Biaya Produksi
Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode atau atau biaya waktu (period cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi.
2. Tujuan Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable Costing) Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu: a. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek. b. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam perusahaan. Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel costing bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan: a.
Perencanaan laba
b.
Penentuan harga jual produk
c.
Pengambilan keputusan oleh manajemen
d.
Pengendalian biaya
2. Untuk pihak eksternal Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep variabel costing dapat pula digunakan oleh pihak eksternal untuk tujuan: a.
Penentuan harga pokok persediaan
b.
Penentuan laba Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang disusun atas
dasar variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi laporan yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh (full costing), sebab konsep variabel costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
B. Mendiskusikan Asumsi-Asumsi dalam Cost Volume Profit (CVP) Analysis 1. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2000:429) ”Analisis biaya -volume-laba ( cost-volumeprofit analysis) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan”. Sedangkan menurut Garrison, dkk (2006:322) ”Analisis biaya volume-laba adalahsatu dari beberapa alat yang berguna bagi manajer dalam memberikan perintah”. Menurut Blocher/Chen/Cokins/Lin profit merupakan
metode
untuk
(2009:387)
menganalisis
yaitu:
bagaimana
“analisis keputusan
cost-volumeoperasi
dan
keputusanpemasaran mempengaruhi laba bersih, berdasarkan pemahaman tentang hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual per unit, dan tingkat output”. Menurut Bustami (2006:208), analisis cost-volume-profit dapat digunakan untuk halhalsebagai berikut: a.
Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
b.
Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkatkeuntungan tertentu.
c.
Mengetahui
seberapa
jauh
berkurangnya
penjualan
agar
perusahaan
tidak
mengalamikerugian. d.
Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan.
e.
Menentukan bauran
produk
yang diperlukan untuk
mencapai
jumlah laba
yangditargetkan
Alat ini membantu manajemen suatu perusahaan untuk memahami hubungan timbalbalik antara biaya, volume dan laba organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antarlimaelemen berikut: harga jual produk, volume atau tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, totalbiaya tetap, dan bauran produk yang dijual.
2. Konsep dan Masalah dalam Cost Volume Profit (CVP) 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Carter dan Usry (2006:58) mendefinisikan ”biaya tetap sebagai biaya yang secara totaltidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat dan menurun”. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan bertambahnya aktivitas dalam rentang relevan. Biaya tetap akan konstan dan jumlah totalnya akan berubah bila produksi berubah atau produksi bertambahdan sebaliknya bila produksi turun maka biaya tetap per unitnya akan naik. Contoh biaya tetapadalah biaya asuransi, biaya sewa, gaji manajer pabrik dan biaya tetap lainnya. 2. Biaya Variabel (Variable Cost) Carter dan Usry (2006:59) mendefinisikan ”biaya variabel sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secaraproporsional terhadap penurunan aktivitas”. Biaya variabel per unit jumlahnya akan tetap pada saat terjadi perubahan tingkat aktivitas. Aktivitas tersebut dapat diwujudkan dengan berbagaibentuk, seperti unit yang dihasilkan, unit yang dijual, jam mesin yang dioperasikan, dan lainsebagainya. Dengan kata lain, biaya variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstandengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Contoh biaya variabel adalah biayabahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. 3. Biaya Semivariabel (Semi-Variable Cost) Carter dan Usry (2006:60) mendefinisikan ”biaya semivariabel sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik- karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel”. Biaya semivariabel merupakan biaya yang mengandung unsur biaya
variabel dan juga unsur biayatetap. Biaya semivariabel terjadi karena hubungan jumlah biaya dengan basis aktivitas ataufungsi biaya memiliki unsur yang tetap dan unsur yang variabel terhadap perubahan volumeaktivitas. Sebagian dari biaya semivariabel berubah seiring dengan volume aktivitas dansebagian lagi berperilaku tetap selama periode tertentu. Contoh biaya semivariabel adalahbiaya listrik, air, telepon, dan biaya pemeliharaan. 3. Asumsi – Asumsi Dalam Cost Volume Profit (CVP) Menurut Garrison, dkk (2006:350), ada beberapa asumsi yang mendasari analisis cost volume profit yaitu : 1.
Harga jual konstan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah.
2.
Biaya adalah linear dan dan dapat secara akurat dibagi menjadi element variable dan tetap. Elemen variable adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan secaratotal dalam rentang yang relevan.
3.
Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan.
4.
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksisama dengan jumlah unit terjual.
Analisis cost volume profit memiliki manfaat yang sangat banyak bagi manajemen suatuperusahaan. Manfaat dari penggunaan analisis ini adalah untuk membuat kalkulasi perencanaanlaba dan anggaran penjualan dari suatu perusahaan menjadi akurat. Dengan menggunakan analisis cost volume profit akan dapat diketahui berapa jumlah penjualan impas agarperusahaan tidak mengalami kerugian maupun untung, untuk mengetahui berapa jumlahpenjualan yang harus dicapai untuk mencapai target laba tertentu, Analisis cost volume profit juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar penjualan yang dapat membuatpenurunan sebelum mengalami kerugian, serta dapat digunakan untuk menentukan kombinasipenjualan dari setiap jenis ukuran yang diproduksi untuk mencapai target laba yang telah ditetapkan.
C. Menghitung dan Mengintepretasikan Break Even Point (BEP) Menurut Garrison, dkk (2006:325) ”Titik impas adalah tingkat penjualan dimana labaadalah nol”. Jadi dapat dikatakan bahwa titik impas merupakan titik di mana biaya dan pendapatan sama besarnnya sehingga tidak terjadi laba maupun rugi. Analisa terhadap
titik impas ini digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukanagar semua biaya yang terjadi dalam periode tersebut dapat tertutupi.Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation method )dan metode margin kontribusi (contribution method ) 1. Metode Persamaan Metode persamaan menggunakan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi. Format laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai berikut: Laba = (Penjualan – Beban Variabel) - Beban Tetap Persamaan tersebut dapat diubah menjadi: Penjualan = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba
Contoh soal : PT. CLADTEK INTERNATIONAL Laporan Laba Rugi Kontribusi Per 2006
Penjualan (400 unit)
Rp 100.000
Per Unit Rp 250
Beban variable
60.000
150
60%
Margin kontribusi Beban tetap Laba besih
40.000
Rp 100 35.000 Rp 5.000
40%
Total
Penjualan = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba X = 0,6X + Rp 35.000 + Rp 0 0,4X = Rp 35.000 X = Rp 87.500 di mana: X = Total penjualan 0,6 = Rasio beban variabel (beban variabel + penjualan) Rp 35.000 = Total beban tetap Titik impas dalam unit yang terjual adalah sebagai berikut:
Persentase Penjualan 100%
Rp 87.500/Rp 250 per unit = 350 unit.
2. Metode Margin Kontribusi Metode margin kontribusi pada dasarnya hanyalah versi jalan pintas dari metodepersamaan yang telah dijelaskan. Pendekatan ini memusatkan pada ide bahwa setiap unit yangterjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutupi biayatetap. Untuk menentukan berapa unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, total biayatetap dibagi dengan margin kontribusi per unit. Titik Impas Dalam Unit Yang Terjual =
Beban Tetap Margin Kontribusi Per Unit
Dalam contoh di atas, perhitungan titik impas dengan mengguanakan metode margin kontribusi adalah sebagai berikut: Titik Impas =
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑀
+
𝑅𝑝.35.000 0,40
= 𝑅𝑝. 87.50
Analisis Target Laba Target laba juga dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation method) dan metode margin kontribusi (contribution method). 1. Metode Persamaan Penjualan = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba 2. Metode Margin Kontribusi Unit Penjualan Untuk Mencapai Target =
Beban Tetap + Target Laba Margin Kontribusi Per Unit
Berdasarkan contoh sebelumnya, misalkan target laba yang ingin dicapai perusahaan adalah Rp 40.000. Maka jumlah penjualan total yang harus dicapai adalah Unit Penjualan Untuk Mencapai Target =
Rp.35.000 + Rp.40.000 Rp 100 per unit
= 750 per unit Jadi target laba dapat dicapai dengan menjual 750 unit per bulan, yang berarti dalam total penjualan berjumlah Rp 187.500 (Rp 250 per unit x 750 unit).
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, Don R dan Mowen, Marryanne M. Akuntansi Manajerial Buku 1 Edisi 8. Salemba Empat.