Sap 1 Ak Hotel Fix.docx

  • Uploaded by: prita wanda
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap 1 Ak Hotel Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,780
  • Pages: 10
AKUNTANSI HOTEL (EKA443 B1) SAP 1 (PERTEMUAN KE-2) ”PARIWISATA DAN BERBAGAI JENIS INDUSTRI PARIWISATA” SELASA, 19 FEBRUARI 2019

Oleh: Kelompok 7

1. Ni Putu Mita Ardiyanti

1607531007 / 5

2. Ni Putu Novia Triana Dewi

1607531022 / 6

3. Ni Putu Atik Widiastini

1607531024 / 8

4. Ni Wayan Prita Wanda Hildayani

1607531025 / 9

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA SEMESTER GENAP 2019

PARIWISATA DAN BERBAGAI JENIS INDUSTRI PARIWISATA 1.1 KONSEP DASAR PARIWISATA Kata “Pariwisata” berasal dari bahasa Jawa Kuno. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pari” berarti semua, segala,sekitar, sekeliling; kata “wisata” berarti berpergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang dan sebagainya. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah (UU No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). Sehingga lingkup pariwisata meliputi: 1) Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata. 2) Pengusahan obyek dan daya tarik wisata, seperti kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalah sejarah, (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah, seperti keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan lain-lain. 3) Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata, seperti biro perjalanan wisata, pramuwisata, pameran, angkutan wisata, akomodasi dan lain-lain. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaran pariwisata (UU No.10 tahun 2009 Tentang Kapariwisataan). Sedangkan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik isata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (UU No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). Lingkup pengertian wisata adalah: 1) Kegiatan perjalanan. 2) Dilakukan secara sukarela. 3) Bersifat sementara. 4) Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata maupun untuk pengembangan diri.

1

Wisatawan menurut KBBI berarti orang berisata, pelancong, atau turis artinya orang yang memasuki wilayah atau negara lain dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakukan usaha teratur, dan mengeluarkan uangnya dinegara yang dikunjungi serta tidak memperoleh uang dari negara tersebut. Hal tersebut berarti bahwa yang bisa disebut sebagai wisatawan adalah yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut: 1) Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam. 2) Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu. 3) Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat di negara yang dikunjungi. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata ata memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. Setiap wisatawan yang berkunjung ketempat wisata mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipatuhi, agar terjadi harmonisasi hubungan anttara wisatawan, masyarakat, pemerintah, dan pengusaha wisatawan. Keharmonisan hubungan antara wisatawan, masyarakat, pemerintah, dan pengusaha pariwisata maka dibuat slogan “SAPTA PESONA”. Sapta pesona adalah tujuh unsur pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang kondusif dan ideal bagi berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat yang mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung. Ketujuh unsur sapta pesona yang dimaksud di atas yaitu, aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan.

2

1.2 JENIS PARIWISATA DAN USAHA PARIWISATA 1.2.1 JENIS-JENIS PARIWISATA Menurut Spillane (1989) terdapat beberapa jenis pariwisata: a) Pleasure tourism (pariwisata menikmati perjalanan) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur. Jenis pariwisata ini menyangkut begitu banyak unsur yang sifatnya berbeda karena pengertian utilitas pleasure yang berbeda sesuai dengan karakter, citarasa, latar belakang kehidupan, dan temperamen individu. b) Recreation tourism (pariwisata rekreasi) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahan. c) Cultural tourism (pariwisata budaya) Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar dipusat pembelajaran dan riset, mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat suatu negara, mengunjungi tempat bersejarah, dan sebagainya. d) Sport tourism (pariwisata dan olah raga) Jenis pariwisata ini dibagi dalam dua kategori: 1. Big sport event seperti : Olympiade games, tenis Wimbledon, kejuaraan sepak bola dunia, dan sebagainya. 2. Sporting tourism of practionaer yaitu pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan ingin mempraktikan sendiri, seperti pendakian gunung, memancing, dan sebagainya yang tentunya akan menarik wisatawan untuk mengunjungi negara yang menyediakan fasilitas pariwisata untuk olah raga.

3

e) Business shoping tourism (pariwisata dagang besar-belanja) Jenis perjalanan ini menurut banyak ahli tidak termasuk dalam kegiatan pariwisata karena unsur voluntary tidak terlibat didalamnya. Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan wisata menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menjadikan dirinya sebagai wisatawan dengan mengunjungi dan menikmati obyek wisata berbelanja. f) Convention tourism (pariwisata konveksi) Jenis pariwisata ini mengalami perkembangan yang luar biasa dan menjadi penting dalam sumbangan terhadap devisa negara. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang mulai tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel dan bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism. Fasilitas konveksi ini digunakan untuk melakukan pertemuan-pertemuan kepala negara ataupun organisai-organisasi dunia yang melibatkan banyak negara dan banyak peserta. 1.2.2

USAHA PARIWISATA Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.9 tahun 1990

pengertian usaha pariwisata yaitu kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut. United Nations Conference on Trade and Development (1971) dalam Guidelines for Tourism Statistics mengatakan bahwa industri pariwisata bukan merupakan suatu sektor ekonomi tertentu atau bukan merupakan cabang produksi tertentu. Adapun barang-barang dan jasa-jasa yang diperhitungkan dalam pariwisata berasal dari beberapa sektor dan ini memenuhi permintaan wisatawan asing maupun dalam negeri. Berdasarkan hal tersebut sektor-sektor yang dianggap termasuk sektor pariwisata adalah : 1)

Akomodasi termasuk didalamnya hotel, villa, penginapan dan pemondokan

2)

Jasa boga termasuk di dalamnya restoran, cafetaria, dan rumah makan.

4

3)

Usaha wisata termasuk di dalamnya pengusahaan obyek wisata, usaha sourvenir, dan usaha hiburan.

4)

Agen perjalanan wisata termasuk di dalamnya travel agent.

5)

Perusahaan angkutan atau transportasi termasuk di dalamnya perusahaan angkutan darat, angkutan laut, angkutan udara yang menunjang perjalanan wisman dan wisdom.

6)

Convention organizer.

7)

Pelatihan dan pendidikan.

1.3 MOTIVASI MELAKUKAN PERJALANAN WISATA H. Peter Gray (1970), mengemukakan beberapa alasan seseorang melakukan perjalanan untuk bersenang-senang (pleasure travel) adalah: 1) Faktor haus akan sinar (sunlust), dimaksudkan sebagai sifat-sifat yang mendasar pada tabiat manusia, yang menyebabkan seseorang ingin pergi meninggalkan sesuatu yang sudah biasa dilihat dan dirasakan, untuk melihat suatu daerah atau kebudayaan baru yang berbeda. Jadi ini adalah fungsi dari karakter manusia. 2) Faktor yang meimbulkan jenis perjalanan yang khusus, yang tergantung pada adanya hal-hal yang menyenangkan (amenities) yang berbeda dann lebih baik untuk tujuan tertentu dibandingkan dengan yang berbeda dan lebih baik untuk tujuan tertentu dibandingkan dengan yang ada ditempat sendiri, seperti liburan musim dingin di Florida, Hawai atau Caribia oleh orang-orang Canada dan orang-orang yang berasal dari Amerika SErikat sebelah Utara. Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005) mengemukakan bahwa hasrat ingin tahu dan jiwa petualang yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia merupakan dorongan terhadap kita untuk melakukan perjalanan kemana saja yang ingin kita lintasi dan nikmati obyek wisatanya meskipun sampai ke negeri orang. Selain hal tersebut ada beberapa faktor yang menjadi penyebab untuk melakukan perjalanan 5

wisata, yaitu, kondisi lingkungan, kondisi sosial budaya, kondisi ekonomi, pengaruh kegiatan periwisata.

1.4 PEMASARAN PARIWISATA Pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam industri pariwisata khususnya untuk memberikan pencitraan daerah tujuan wisata. Pemasaran daerah tujuan wisata adalah keseluruhan usaha untuk mengenalkan produk wisata yang ditawarkan oleh daerah tujuan wisata baik yang tangiable maupun intangiable produk, mengenali identitas wisatawan yang mempunyai waktu, uang dan mempunyai keinginan untuk berwisata, dan mencari cara terbaik untuk mencapai dan meyakinkan wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Dalam manajemen pemasaran global, prinsip-prinsip dalam marketing mix masih

berlaku.

Marketing

mix

sebagai

strategi

pemasaran

sebenarnya

mempertemukan antara penawaran dan permintaan pasar. H.F Stanley dalam (Spillance, 1998), seorang konsultan Pasific Asia Travel Association membagi unsure marketing mix dalam pariwisata menjadi : 1) Product mix : Masalah pemeliharaan warisan budaya, peninggalan sejarah, dan pemeliharaan fisik dan nonfisik. 2) Distribution mix : Layanan agar wisatawan memperoleh kepuasan saat mengkonsumsi produk pariwisata. 3) communication mix : Agar suatu produk wisata diketahui oleh wisatawan maka wisatawan harus diberi informasi, diperkenalkan, ditarik, dan didorong agar mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Ada beberapa pendekatan communication mix, yaitu : a) Sales promotion, meliputi kegiatan komunikasi yang diarahkan kepada wisatawan melalui media umum, biro perjalanan, dan hubungan langsung dengan wisatawan. b) Image promotion, kegiatan komunikasi ini dilakukan dengan cara membujuk secara halus untuk member kesan dan gambaran suatu daerah tujuan wisata.

6

c) Melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kepada semua staf organisasi yang terkait dalam matarantai kegiatan pariwisata. d) Melalui jasa penerangan kantor pariwisata, termasuk jasa suratmenyurat, dan hubungan korespondensi melalui alat komunikasi. 4) Service mix : Kebijakan pemerintah untuk memperlancar perjalanan dan persinggahan wisatawan.

1.5 ASPEK DAN DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA Berkembangnya industry pariwisata disuatu negara/daerah akan menarik sector lain untuk berkembang karena produknya atau jasanya diperlukan untuk menunjang industri pariwisata. Penelitian ini dilakukan Chau di Hawai (Spillance,1989) menunjukan bahwa setiap kenaikan kunjungan wisatawan sebanyak 25.000 orang mengakibatkan terciptanya kesempatan kerja langsung sejumlah 390 orang dan tidak langsung sejumlah 243 orang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh International Union of Office Travel Organization menyimpulkan bahwa kesempatan kerja yang terbuka diseluruh dunia untuk bidang hotel

dan

restoran

diperkirakan

mencapai

750.000

orang pertahunnya

(Spillance,1989). Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005), manfaat dan keuntungan dalam pembangunan dan pembangunan pariwisata bila direncanakan dan diarahkan dengan baik adalah: 1. Manfaat ekonomi (kesejahteraan) Manfaat ekonomi bagi penduduk, pengusaha maupun pemerintah setempat, seperti, penerimaan devisa, kesempatan berusaha, terbukanya lapangan kerja, meningkatnya pendapatan masayarakat dan pemerintah, dan mendorong pembangunan daerah. 2. Manfaat sosial budaya yaitu, pelestarian budaya dan adat istiadat, meningkatkan kecerdasan masyarakat, meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani ataupun rohani, dan mengurangi konflik sosial. 3. Manfaat dalam berbangsa dan bernegara

7

a. Mempererat persatuan dan kesatuan b. Menumbuhkan rasa memiliki, keinginan untuk memelihara dan mempertahankan negara yang ujungnya tumbuh rasa cinta terhadap tanah air c. Memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata 4. Manfaat bagi lingkungan yaitu, pembangunan dan pengembangan pariwisata diarahkan agar dapat memenuhi keinginan wisatawan. Dampak-dampak yang tidak diinginkan karena berkembangnya kepariwisataan di suatu daerah, dapat menyangkut segi ekonomi, sosial budaya, politik maupun lingkungan, seperti: 1. Harga-harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik. 2. Penduduk, khususnya remaja suka mengikuti pola hidup para wisatawan yang tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa kita sendiri. 3. Banyaknya

pemanfaatan

wisatawan

oleh

orang-orang

tidak

bertanggungjawab untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas. 4. Terjadinya pengrusakan lingkungan.

8

DAFTAR PUSTAKA

Aryanto, Dodik, Sari, Maria M. Ratna, Widanaputra, AAGP. 2009. Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi Berbasis USALI) Widanaputra, A.A.GP., Suprasto, H Bambang., Ariyanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna. 2009. Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi)

9

Related Documents

Sap 1 Ak Hotel Fix.docx
December 2019 25
Ak Hotel Sap 2
October 2019 35
Ak Hotel Sap 8.docx
December 2019 23
345323257-ak-hotel-sap-9
October 2019 17
Ak Hotel Sap 5.docx
October 2019 21

More Documents from "Ayu Pramesti"