1. Ak Hotel Sap 1.docx

  • Uploaded by: Wiitrii AStiitii
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1. Ak Hotel Sap 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,089
  • Pages: 16
RINGKASAN MATERI KULIAH SAP 1 AKUNTANSI PERHOTELAN EKA 443 A2 Ruang IA 1.6

OLEH: KELOMPOK 6

1. NI WAYAN PITRIYANI

(1607531047) / 15

2. NI NENGAH WITRI ASTITI

(1607531049) / 16

3. PUTU AYU PRAMESTI

(1607531050) / 17

AKUNTANSI REGULER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2019

BISNIS PARIWISATA: SEBUAH TUNJANGAN

1.

PENGERTIAN PARIWISATA DAN WISATAWAN Indonesia sebagai Negara yang mempunyai keindahan alam dan atraksi budaya menawan

mempunyai kesempatan untuk menjadi salah satu tujuan wisata. Pariwisata di Indonesia di harapkan menjadi sumber devisa yang mendukung penerimaan Negara dari sector lainnya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia “kepariwisataan” merupakan kata nomina yaitu kata benda berarti perihal atau yang berhubungan dengan pariwisata. Sedangkan “pariwisata” juga merupakan kata nomina yang berarti berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan, dan turisme. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata pariwisata berasal dari kata “pari” berarti semua, segala, sekitar, sekeliling dan “wisata” berarti berpergian bersamasama untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang dan sebagainya. Jadi, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yan disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat dan pemerintah daerah (UU No 9 Tahun 1990 dan diperbaharui dengan UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). Menurut uu No 10 Tahun 2009, lingkup pariwisata meliputi: 1) semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata. 2) pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, seperti kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk, pegelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat dan yang bersifat ilmiah seperti keindahan alam, gunung berapi danau dan pantai. 3) pengusahaan jasa dan sarana pariwisata seperti biro perjalanan wisata, pramuwisata, pameran ,angkutan wisata, akomodasi , dll sebagainya. Menurut Mc.Intosh dan Goeldner (1984:4) mengatakan pariwisata sebagai sekumpulan fenomena dan hubungan yang tumbuh dari interaksi antara wisatawan (para pelancong), para pengusaha dengan pemerintahan dan masyarakat tuan rumah. Interaksi ini terjadi dalam suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat tuan rumah berusaha untuk mempengaruhi para wisatawan dan pengunjung lainnya tersebut untuk singgah di tempat/ daerah atau Negara yang mereka kunjungi. Mereka juga mendefinisikan kepariwisataan sebagai sekumpulan kegiatan, pelayanan dan industry yang dapat memberikan pengalaman-pengalaman perjalanan. Murphy (1985:9) mengatakan pariwisata adalah gejala ekonomi karena adanya permintaan dari pihak wisatawan dan penawaran dari pemberi jasa pariwisata (biro perjalanan, penginapan, rumah makan).

1

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (UU No. 9 Tahun 1990 dan diperbaharui dengan UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Sehingga lingkup pengertian wisata adalah: 1) kegiatan perjalanan. 2) dilakukan secara sukarela. 3) bersifat sementara. 4) perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Wisatawan menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan kata nomina yang berarti orang berwisata, pelancong atau turis artinya orang yang memasuki wilayah atau negara lain dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakukan usaha yang teratur , dan mengeluarkan uangnya dinegara yang di kunjungi serta tidak memperoleh uang dari negara tersebut. Inpres No 9 Tahun 1969 mendefinisikan wisatawan adalah setiap orang yangberpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati kunjungan tersebut. Pendit (1991:10) mengatakan wisatawan adalah orang yang memasuki wilayah negara asing dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakukan usaha yang teratur, untuk mengeluarkan uangnya di negara yang dikunjungi serta tidak memperoleh uang dari negara tersebut. Wisatawan dibedakan menjadi wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik. The Commite of Statistical Experts of the League of Nations (1937) memberikan beberapa definisi terkait dengan wisatawan sebagai berikut. 1)

Wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu Negara selain Negara di mana ia biasanya tinggal dan dengan periode setidak-tidaknya selama 24 jam.

2)

Seseorang yang biasa dianggap sebagai wisatawan adalah: (1) orang-orang yang berpergian untuk tujuan bersenang-senang, alasan keluarga, untuk tujuan kesehatann dan lain sebagainya. (2) orang-orang yang berpergian untuk mengadakan pertemuan atau mewakili kedudukan sebagai diplomat, misi keagamaan, orang-orang yang berpergian dengan alasan dagang. (3) orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila mereka tinggal kurang dari 24 jam. 2

3)

seseorang yang tidak biasa dianggap sebagai wisatawan adalah: (1) orang-orang yang datang baik dengan dasar kontrak maupun tidak, untuk mencari kerja atau yang bekerja pada suatu aktivitas usaha di Negara tersebut. (2) orang –orang lain yang datang untuk menetap menjadi penduduk di Negara tersebut. (3) pelajar dan orang-orang muda yang mondok di rumah pemondokan atau asrama. Sedangkan Komisi Statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa (1967) memberikan definisi

pengunjung (visitor) adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempat tinggalnya yang biasa untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan yang mneguntungkan di negara yang dikunjunginya. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yanag bisa disebut sebagai wisatawan adalah seseorang yang berpergian dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) perjalanan yang dilakukan lebih dari 24 jam (2) perjalanan yang dilakukan hanya untuk sementara waktu (3) orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat di negara yang dikunjunginya. Pemerintah Indonesia melalui UU No. 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan telah mendefinisikan wisatawan, kepariwisataan dan pariwisata sebaagai berikut. 1)

Wisata adalah orang yang melakukan wisata.

2)

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi itempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wiata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

3)

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah

4)

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesame wisatawan, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengusaha.

5)

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata.

6)

Daerah tujuan wisata atau destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrative yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta mmasyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. 3

7)

Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan keguatan usaha pariwisata.

8)

Industri pariwisata adalah sekumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuha wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

9)

Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

2.

JENIS-JENIS PARIWISATA Definisi pariwisata dan wisatawan yang telah dijelaskan sebelumnya memberi gambaran

tentang tujuan seseorang melakukan perjalanan wisata. Definisi tersebut akan mempengaruhi dan menentukan jenis-jenis pariwisata yang dapat di kembangkan didaerah tujuan wisata sehingga menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Menurut Spillane (1989) terdapat beberapa jenis pariwisata. 1)

Pleasure tourism (pariwisata menikmati perjalanan) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk

berlibur, mencari udara segara yang baru, mengendorkan ketegangan sarafnya, menikmati keindahan alam, menimati hikayat suatu daerah, menikmati liburan dll sebagainya.Jenis pariwisata ini menyangkut begitu banyak unsur yang sifatnya berbeda karena pengertian ultilitas pleasure yang berbeda sesuai dengan karakter , citarasa , latar belakankehidupan , dan temparemen individu. 2)

Recreation tourism ( pariwisata rekreasi) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari libur

untuk istirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahan. 3)

Cultural tourism (pariwisata budaya) Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk

belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset., mempelajari adat istiadat , cara hidup masyarakat suatu Negara , mengunjungi peninggalan bersejarah , mengunjungi peninggalan masa kini , pusat-pusat kesenian dan keagamaan , mengikuti festival seni music , film , teater , tari dan sebagainya. 4

4)

Sport tourism (pariwisata olahraga), jenis pariwisata ini di bagi dalam dua kategori: (1) big sport event seperti olympiade games, tenis, kejuaraan sepak bola. (2) sporting tourism of practionaer yaitu pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktikan sendiri, seperti pendakian gunung, berburu, memancing, dan lain-lain sebagainya.

5)

Business shoping tourism (pariwisata dagang besar-belanja) Jenis perjalanan ini menurut banyak ahli tidak termasuk dalam kegiatan pariwisata

karena unsur voluntary tidak terlibat didalamnya.Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang di gunakan oleh pelaku perjalanan wisata menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menjadikan dirinya sebagai wisatawan dengan mengunjungi dan menikmati obyek wisata dan berbelanja. 6)

Convention tourism (pariwisata konveksi) Jenis pariwisata ini mengalami perkembangan yang luar biasa dan menjadi penting dalam

sumbangan terhadap devisa negara. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang mulai tertarik dan menganggap jenis pariwisata ini degan banyaknya hotel atau bangunan –bangunan khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism. Fasilitas konveksi ini di gunakan untuk melalkukan pertemuan-pertemuan kepala negara ataupun organisasi-organisasi dunia yang melibatkan banyak negara dan banyak peserta.

3.

USAHA PARIWISATA Industri pariwisata merupakan jenis industri yang mempunyai matarantai kegiatan yang

sangat panjang. Banyak kegiatan yang terkait dengan industry pariwisata, hal ini berarti banyak industry lain yang dapat digerakan oleh industri pariwisata seperti kegiatan biro perjalanan, transportasi, perhotelan, restoran, kesenian, dan budaya daerah, kerajinan rakyat, guider, pameran dan olahraga internasional yang diselenggarakan didaerah-daerah. United Nations Conference on Trade and Development (1971) dalam Guidelines for Tourism Statistics mengatakan bahwa industri pariwisata atau sector pariwisata bukan merupakan suatu sektor ekonomi tertentu atau bukan merupakan cabang industri tertentu. Adapun barang-barang dan jasa-jasa yang diperhitungkan dalam pariwisata berasal dari bebarapa sektor dan in memenuhi permintaan wisatawan asing maupun dalam negeri. Selama tidak ada konsep yang formal tentang sektor pariwisata yang dapat dikembangkan lebih lanjut, maka istilah tersebut digunakan untuk menyatakan secara luas terhadap kelompok industry dan dan aktivitas komersial yang memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang sebagian atau

5

seluruhnya dikonsumsi oleh wisatawan asing maupun dalam negeri. Berdasarkan hal tersebut sektor-sektor yang dianggap sektor pariwisata adalah: 1)

akomodasi termasuk didalamnya hotel, villa, penginapan, dan pemondokan.

2)

jasa boga termasuk didalamnya restoran, cafeteria, dan rumah makan.

3)

usaha wisata termasuk didalamnya pengusahaan obyek wisata, usaha souvenir dan usaha hiburan.

4)

agen perjalanan wisata termasuk di dalamnya travel agent.

5)

perusahaan angkutan atau transportasi termasuk didalamnya perusahaan angkutan darat, angkutan laut, angkutan udara yang menunjang perjalanan wisman dan wisdom.

6)

convention organizer.

7)

pelatihan dan pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia No.9 tahun 1990 memberikan definisi tentang

industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Sedangkan, usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan pennyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata meliputi antara lain. 1)

Daya Tarik Wisata Bidang usaha daya Tarik wisata meliputi jenis usaha pengelolaan daya tarik wisata

subjenis usaha yang meliputi: pengelolaan pemandian air panas alami, pengelolaan gua, pengelolaan peninggalan sejarah dan purbakala berupa, candi, keratin, prasasti, pertilasan dn bangunan kuno, pengelolaan museum, pengelolaan permukiman dan/atau lingkungan adat, engelolaan objek ziarah dan subjenis usaha lainnya dari jenis usaha pengelolaan daya Tarik wisata yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur. 2)

Kawasan Pariwisata

3)

Jasa Transportasi Wisata Bidang usaha jasa transportasi wisata meliputi jenis usaha angkutan jalan wisata,

angkutan kereta api wisata, angkutan sungai dan danau wisata, angkutan laut domestik wisata dan angkutan internasional wisata 4)

Jenis Perjalanan Wisata Bidang usaha jasa perjalanan wisata meliputi jenis usaha biro perjaalanan wisata dan agen

perjalanan wisata.

6

5)

Jasa Makanan dan Minuman Bidang usaha jasa makanan dan minuman meliputi jenis usaha restoran, rumah makan,

bar/rumah minum, kafe, jasa boga, pusat penjualan makanan dan subjenis usaha lainnya dari jenis usaha pengelolaan daya darik wisata yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur. 6)

Penyediaan Akomodasi Bidang usaha jasa penyediaan akomodasi meliputi jenis usaha hotel, bumi perkemehan,

persinggahan caravan, villa, pondok wisata dan subjenis usaha lainnya dari jenis usaha pengelolaan daya darik wisata yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur. 7)

Penyelenggaraan kegiatan liburan dan rekreasi Bidang usaha penyelenggara kegiatan hiburan dan rekreasi meliputi jenis usaha yang

meliputi: (1)

gelanggang olahraga, yang meliputi subjenis usaha lapangan golf, rumah bilyar, gelanggang renang, lapangan tenis, gelanggang bowling.

(2)

gelanggang seni, yang meliputi subjenis usaha sanggar seni, galeri seni, gedung pertunjukan seni.

(3)

arena permainan, yang meliputi subjenis usaha arena permainan.

(4)

hiburan malam, yang meliputi subjenis usaha club malam, diskotik, dan pub.

(5)

panti pijat, yang meliputi subjenis usaha panti pijat

(6)

taman rekreasi, yang meliputi subjenis usaha taman rekreasi dan taman bertema

(7)

karaoke

8)

jasa impresariat/ promotor

9)

penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferemsi dan pameran

10) jasa informasi pariwisata 11) jasa konsultan pariwisata 12) jaasa pramuwisata 13) wisata tirta Bidang usaha wisata tirta, meliputi jenis usaha: (1)

Wisata bahari, yang meliputi subjenis usaha wisata selam, wisata perahu layar, wisata memancing, wisata selancar, dan dermaga bahari.

(2)

Wisata sungai, danau dan waduk, yang meliputi subjenis usaha wisata arum jeram dan wisata dayung

10) SPA Bidang usaha SPA belum memiliki jenis maupun subjenis usaha 7

4.

DAYA TARIK WISATA DAN MOTIVASI MELAKUKAN PERJALANAN Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan

geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrative yang didalamnya terdapat daya Tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Sedangkan, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupaa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Jenis daya tarik wisata tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai subjenis atau kategori kegiatan wisata, antara lain: wisata pertualangan (adventure tourism), wisata bahari (marine tourism), wisata agro (farm tourism), wisata kreatif (creative tourism), wisata kapal pesiar (cruise tourism), wisata kuliner (culinary tourism), wisata budaya (cultural tourism), wisata sejarah (heritage tourism), wisata memorial (dark tourism), wisata pendidikan (educational tourism), wisata ekstrim-menantang bahaya (extreme tourism), wisata massal (mass tourism), wista pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran (meeting, incentive, convention, and exhibition tourism), wisata kesehatan (medical tourism/wellness tourism), wisata alam (nature-based tourism), wisata religi (religious tourism/pilgrimage tourism), wisata budaya kekinian (pop culture tourism), wisata desa (rural tourism), wisata luar angkasa (space tourism), wisata olahraga (sport tourism), wisata kota (urban tourism), dan wisata relawab (volunteer tourism). H.Peter Gray (1970) seperti dikutip oleh Prof. Dr. I Nyoman Erawan, mengemukakan beberapa alasan seseorang melakukan perjalanan untuk bersenang-senang sebagai berikut. 1) Faktor haus akan sinar (sunlust), yaitu sifat-sifat yang mendasar pada tabiat manusia, yang menyebabkan seseorang ingin pergi meninggalkan sesuatu yang sudah biasa dilihat dan dirasakan, untuk melihat suatu daerah atau kebudayaan baru yang berbeda. Jadi ini adalah fungsi dari karakter manusia. 2) Faktor yang menimbulkan jenis perjalanan yang khusus, yang tergantung pada adanya halhal yang menyenangkan yang berbeda dan lebih baik untuk tujuan tertentu dibandingkan dengan yang ada di tempat sendiri, seperti liburan musim dingin di Florida, Hawai atau Caribia oleh orang-orang Canada dan orang-orang yang berasal dari Amerika Serikat sebelah Utara. Hal diatas sangat penting terutama bagi Negara yang menerima wisatawan tersebut, khususnya dalam pembuatan rencana yang sesuai bagi pembangunan industry pariwisata, dimana kita harus mengetahui apa yang diharapkan oleh para wisatawanpotensial dan apa yang lebih disenanginya dan lain sebagainya. 8

Spillance (1989) mengemukakan produk dari obyek atau industri pariwisata memiliki beberapa sifat khusus antara lain. (1)

Produk wisata tidak dapat dipindahkan karena orang tidak dapat membawa produk wisata ke wisatawan, tapi wisatawan itu sendiri yang harus mengunjungi, mengalami, dan datang untuk menikmati produk wisata.

(2)

Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan. Tanpa wisatawan yang sedang menggunakan jasa wisata itu, tidak akan terjadi kegiatan produksi wisata.

(3)

Pariwisata tidak mempunyai standar ukuran yang obyektif karena pariwisata memiliki berbagai ragam jenis pariwisata.

(4)

Wisatawan tidak dapat mencicipi, mengetahui, ataupun menguji produk itu sebelumnya karena wisatawan hanya melihat melalui brosur, internet, ataupun alat promosi lainnya.

(5)

Produk wisata mengandung resiko tinggi karena memerlukan modal besar, sedangkan permintaannya sangat peka dan rentan terhadap situasi ekonomi, politik, sikap masyarakat, dan kesukaan wisatawan. Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005) mengemukakan bahwa hasrat ingin tahu dan jiwa

petualangan yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia merupakan dorongan terhadap kita untuk melakukan perjalanan kemana saja yang ingin kita lintasi dan nikmati obyek wisatanya meskipun sampai ke negara orang. Selain hal tersebut ada beberapa faktor yang menjadi penyebab untuk melakukan perjalanan wisata yaitu: (1)

Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan sekitar yang kurang baik/rusak, lingkungan tempat tinggal yang bising dan kotor, ataupun pemandangan yang membosankan.

(2)

Kondisi Sosial Budaya Seperti kurang tersedianya fasilitas rekreasi, kegiatan yang rutin dalam masyarakat setempat, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan sosial antar anggota masyarakat dan lain-lain yang sering menjadi alasan untuk pergi ke tempat-tempat yang kondisinya lebih baik dan menyenangkan.

(3)

Kondisi Ekonomi Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari, tingkat daya beli yang tinggi, banyaknya waktu luang serta relatif rendahnya ongkos angkutan, juga akan mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.

9

(4)

Pengaruh Kegiatan Pariwisata Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi setrta timbulnya pandangan tentang nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial masyarakat dapat mendorong kegiatan wisata.

5.

PEMASARAN PARIWISATA Pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam industry pariwisata khususnya

untuk memberikan pencitraan daerah tujuan wisata. Pemasaran daerah tujuan wisata adalah keseluruhan usaha untuk mengenalkan produk wisata yang ditawarkan oleh daerah tujuan wisata baik yang tangiable maupun intangiable produk, mengenali identitas wisatawan yang mempunyai waktu, uang dan mempunyai keinginan untuk berwisata, dan mencari cara terbaik untuk mencapai dan meyakinkan wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Pemasaran daerah tujuan wisata menyangkut penelitian pasar, penjualan dan usaha mencari jalan terbaik untuk meyakinkan wisatawan agar rata-rata lama tinggal lebih lama dan jumlah pengeluaran perkapita wisatawan semakin besar. Tujuan utama pemasaran pariwisata adalah tidak hanya menyangkut jumlah maksimal wisatawan yang berkunjung dan tinggal lebih lama tetapi lebih diutamakan quality tourism yang dengan promosi selektif dapat mencapai wisatawan dengan belanja yang sangat besar dan terjadi repeat guest. Pemasaran tujuan pariwisata memerlukan kerjasama dengan pihak-pihak terkaitseperti: pemerintah (kementrian), perusahaan jasa penerbangan dalam dan luar negeri, jasa transportasi darat, biro wisata, travel, restoran dan hotel. Sasaran pasar dapat dicapai dengan menggunakan data statistic, dan informasi seperti rata-rata lama tinggal, pengeluaran perkapita wisatawan, jumlah kunjungan wisatawan, dan waktu-waktu pilihan yang menarik wisatawan untuk datang dan mengunjungi daerah tjuan wisata (peak season and off season). Realisasi kedatangan wisman ke Indonesia menunjukan bahwa jumlah wisman yang datang paling banyak pada bulan Agustus dan Desember (peak season) karena wisman memperoleh hak menikmati liburan atau hak cuti dari tempat kerjanya dan bersamaan liburan natal dan tahun baru, sedangkan bulan Maret, April, Mei merupakan bulan sepi kunjungan (off season). Pemasaran daerah tujuan wisata dapat dilakukan tidak hanya dengan melakukan promosi melalui iklan, brosur, internet maupun alat-alat promosi lainnya tetapi dapat juga dengan mengundang penulis atau wartawan pariwisata asing dengan tujuan agar penulis atau wartawan tersebut menulis atau meliput hasil kunjungannya di daerah tujuan wisata. Penentuan posisi pasar penting bagi wisatawan dalam memperoleh gambaran yang jelas tentang produk wisata, 10

kekhususan daerah tujuan wisata, mutu layanan hotel, tariff kamar hotel, dan kondisi keamanan daerah tujuan wisata. Dalam manajemen pemasaran global, prinsip-prinsip dalam marketing mix masih berlaku.

Marketing mix sebagai strategi pemasaran sebenarnya mempertemukan antara

penawaran dan permintaan pasar. H.F. Stanley dalam (Spillance,1989), seorang konsultan Pasific Asia Travel Association (PATA) membagi unsur marketing mix dalam pariwisata menjadi: 1)

Product mix Wisatawan memerlukan jasa objek wisata dan sarana wisata tertentu. Sarana wisata

adalah sarana sosial ekonomi secara keseluruhan atau sebagian menghasilkan jasa atau barang yang digunakan wisatawan seperti hotel, rumah makan, sarana olahraga, dan atraksi kesenian. Faktor penting dalam product mix adalah masalah pemeliharaan warisan budaya, peninggalan sejarah, dan pemeliharaan fisik dan nonfisik. 2)

Distribution mix Distribution mix mencakup jasa transportasi darat, laut dan udara yang melibatkan

perusahaan jasa transportasi darat, laut, udara, biro perjalanan dan guide. Kunci penting dalam distribution mix adalah layanan agar wisatawan memperoleh kepuasan saat mengkonsumsi produk pariwisata. 3)

Communication mix Communication mix diperlukan untuk menginformasikan, mengenalkan, menarik, dan

mendorong wisatawan agar mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Ada beberapa pendekatannya yaitu: (1) Sales promotion (2) Image promotion (3) Melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kepada semua staf organisasi yang terkait dalam mata rantai kegiatan pariwisata. (4) Melalui jasa penerangan kantor pariwisata, termasuk jasa surat menyurat, dan hubungan korespondensi melalui alat komunikasi 4)

Service mix Kegiatan dalam service mix merupakan kebijakan pemerintah untuk memperlancar

perjalanan dan persinggahan wisatawan, seperti kebijakan visa dan ketentuan bea cukai.

11

6.

ASPEK EKONOMI PARIWISATA Berkembangnya industri pariwisata disuatu negara/ daerah akan menarik sector lain

untuk berkembang karena produknya atau jasanya diperlukan untuk menunjang inustri pariwisata, seperti sector pertanian peternakan dan perkebunan. Penelitian yang dilakukan Chau di Hawai (Spillance, 1989) menunjukan bahwa setiap kenaikan kunjungan wisatawan sebanyak 25.000 orang mengakibatkan terciptanya kesempatan kerja langsung sebanyak 390 orang dan tidak langsung sebanyak 243 orang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh International Union of Office Travel Organization menyimpulkan bahwa kesempatan kerja yang terbuak diseluruh dunia untuk bidang hotel dan restaurant diperkirakan mencapai 75.0000 orang per tahunnya (Spillance,1989). Menurut Tambunan (1999), industri pariwisata dapat menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah industri pariwisata yanhg dimiliki masyarakat daerah (community tourism development atau CTD). Kegiatan CTD meliputi pengembangan dan pelestarian budaya , kesenian dan budaya berbagai desa di daerah tujuan wisata. Pilar ekonomi CTD dapat meningkatkan PAD dapat dilihat dari usaha pemerintah daerah dalam melakukan pungutan dan retribusi resmi dari kegiatan industri yang bersifat multisektoral, yang meliputi usaha perhotelan, restoran, usaha wisata, usaha perjalanan wisata, professional convention organizer, pendidikan formal dan informal, pelatihan dan transportasi. Keterkaitan kegiatan industri pariwisata dengan penerimaan daerah melalui jalur PAD terdiri dari pajak daerah, restribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, bagi hasil kekayaan bukan pajak dan pendapatan transfer yang terdiri dari dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam, dana alokasi umum serta dana alokasi khusus. Mata rantai industri pariwisata yang berupa hotel atau penginapan, restoran atau jasa boga, usaha wisata yang meliputi obyek wisata, souvenir dan hiburan, usaha perjalanan wisata yang meliputi travel agent dan guider,convention organizer, dan transportasi dapat menjadi smber penerimaan PAD yang berupa pajak daerah, restribusi daerah laba BUMD, dan penerimaan lain bukan pajak yang diterima oleh daerah kabupaten kota maupun provinsi. Sebagai contoh, keberadaan hotel disuatu daerah kabupaten atau kota akan menjadi sumber PAD bagi kabupaten atau kota dari penerimaan. 1)

Pajak daerah (berupa pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame dan pajak minuman beralkohol)

2)

Restribusi daerah (berupa uang sepadan reklame, restribusi kebersihan, uang sewa tanah/bangunan, restribusi ijin mendirikan bangunan dan restribusi parkir)

12

3)

Laba BUMN (berupa penggunaan jasa bank pemerintah daerah, PD bank pasar, dan PD air minum)

4)

Bagi hasil pajak (berupa bagi hasil pajak bumi dan bangunan, bagi hasil bea perolehan ha katas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak penghasilan pasar 25, 29 dan pph pasal 21)

5)

Bukan pajak (berupa pemberian hak atas tanah pemerintah) Bagi provinsi, keberadaan hotel yang ada di daerahnya akan menjadi sumber PAD dari

penerimaan: 1)

Pajak provinsi (berupa pajak air bawah tanah, pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan pajak kendaraan bermotor)

2)

Restribusi provinsi (berupa restribusi pemakaian tanah dan bangunan)

3)

Laba BUMN provinsi (berupa penggunaan jasa BPD)

4)

Bagi hasil pajak provinsi (berupa bagi haisl bumi dan bangunan, bagi hasil bea perolehan ha katas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak pph pasal 25, 29 dan 21)

7.

DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA Menurut Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005), manfaat dan keuntungan dalam

pembangunan dan pengembangan pariwisata bila direncanakan dan diarahkan dengan baik adalah sebagi berikut. 1)

Manfaat ekonomi (kesejahteraan) Meningkatkan arus wisatawan baik nusantara atau mancanegara ke suatu daerah

menuntut macam-macam pelayanan dan fasilitas yang semakin meningkat jumlah dan ragamnya. Hal ini memberi manfaat ekonomi bagi penduduk, pengusaha maupun pemerintah setempat seperti: (1) penerimaan devisa (2) kesempatan berusaha (3) terbukanya lapangan kerja (4) meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah (5) mendorong pembangunan daerah 2)

Manfaat sosial budaya (1) adanya upaya pelestarian budaya dan adat istiadat dari masyarakat (2) meningkatkan kecerdasan masyarakat karena adanya persaingan (3) meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani maupun rohani (4) mengurangi konflik sosial karena meningkatnya kesejahteraan masyarakat

3)

Manfaat dalam berbangsa dan bernegara 13

(1) mempererat persatuan dan kesatuan (2) menumbuhkan rasa memiliki, keinginan untuk memelihara dan mempertahkan negara yang ujungnya tumbuh rasa cinta terhadap tanah air (3) memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan pariwisata 4)

Manfaat bagi lingkungan Pengembangan pariwisata adalah salah satu cara dalam upaya untuk melestarikan

lingkungan, di samping akan memperoleh nilai tambah atas pemanfaat dari lingkungan yang ada. Dampak-dampak yang tidak diinginkan (negatif) karena berkembangnya kepariwisataan di suatu daerah dapat menyangkut segi ekonomi, sosial budaya, politik maupun lingkungan seperti. 1)

Harga-harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik karena banyaknya pengunjung.

2)

Penduduk, khususnya remaja suka mengikuti pola hidup para wisatawan yang tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa kita sendiri.

3)

Banyaknya pemanfaatan wisatawan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti pemerasan, perjudian, pencurian, pengedaran barang-barang terlarang, dan lain-lain

4)

Terjadinya pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan prasarana dan sarana pariwisata maupun karena ulah pengunjung atau tangan-tangan jahil.

14

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, Dodik. M.M Ratna Sari, dan A.A.G.P. Widanaputra. 2018. Akuntansi Perhotelan Pendekatan Sistem Informasi Berbasis Usali. Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management

15

Related Documents

Sap 1 Ak Hotel Fix.docx
December 2019 25
Ak Hotel Sap 2
October 2019 35
Ak Hotel Sap 8.docx
December 2019 23
345323257-ak-hotel-sap-9
October 2019 17
Ak Hotel Sap 5.docx
October 2019 21

More Documents from "Ayu Pramesti"

Penjelasan Asas Umkm.docx
November 2019 6
0. Uts Cg.docx
November 2019 6