345323257-ak-hotel-sap-9

  • Uploaded by: Saniardi
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 345323257-ak-hotel-sap-9 as PDF for free.

More details

  • Words: 980
  • Pages: 5
TEORI KONTINJENSI DALAM KONTEKS PENGANGGARAN MODAL Pendekatan teori kontinjensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi dalam kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan bagaimana prosedur operasi pengendalian organisasi tersebut. Pendekatan akuntansi pada akuntasi didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi secara universal selalu tepat untuk dapat diterapkan pada setiap organisasi, tetapi hal ini tergantung pada faktor kondisi atau situasi yang ada dalam organisasi. Menurut Otley (1980) para peneliti telah menerapkan pendekatan kontinjensi guna menganalisis dan mendisain sistem pengendalian, khususnya di bidang sistem akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat hubungan variable kontekstual seperti ketidak pastian lingkungan, ketidakpastian tugas, struktur dan budaya organisasi, ketidakpastian strategi dengan disain sistem akuntansi manajemen. Pendekatan kontinjensi menarik minat para peneliti karena mereka ingin mengetahui apakah tingkat keandalan suatu sistem akuntansi manajemen akan selalu akan selalu berpengaruh sama pada setiap atau tidak. Berdasarkan teori kontinjensi, maka terdapat faktor situasional lainnya yang mungkin saling berinteraksi dalam kondisi tertentu. Diawali dari pendekatan kontinjensi ini maka muncul lagi kemungkinan bahwa desentralisasi juga akan menhebabkan perbedaan kebutuhan informasi akuntansi manajeme Teori kontinjensi dalam konteks penganggaran modal berkaitan erat dengan desain proses penganggaran modal Bower (1970). Dalam perspektif ini, efisiensi alokasi sumber dana tidak hanya masalah kecanggihan mengadopsi, secara teoritis juga terkait dengan teknik investasi dan keunggulan prosedur. Pertimbangan juga harus dilakukan terhadap kesesuaian antara konteks perusahaan, desain, dan pengoperasian sistem penganggaran modal. Penganggaran modal berfokus pada tiga aspek konteks perusahaan, yang diasumsikan berhubungan dengan desain dan operasi dari sistem penganggaran modal perusahaan. 1. Aspek pertama adalah karakteristik organisasi perusahaan desentralisasi dan strategi pengendalian yang lebih berorientasi administrative melibatkan tingkat yang lebih tinggi dari standarisasi karakteristik perusahaan besar. Organisasi yang lebih kecil cenderung mengadopsi interpersonal, sistem pengendaian yang kurang canggih.

Kepemimpinan buruk yang yang sesuai, misalnya, kelebihan kecanggihan (sophistication) dan efektivitas yang rendah dapat timbul ketika sistem penganggaran modal sangat maju. Fleksibilitas yang terbatas mungkin menghasilkan kendala pada ide ide, bakat kewiraswastaan dan pengambilan risiko serta juga dampat memiliki dampak motivasi kepada manager. 2. Aspek kedua adalah ketidakpastian lingkungan. Semakin bervariabel dan konteks operasi tak terduga adalah kurang tepat dan sangat birokrasi, struktur penganggaran modal mnjadi lebih mekanistik. Disarankan bagi perusahaan yang beroperasi pada lingkungan

yang

sangat

tidak

pasti

diasumsikan

menguntungkan

dengan

menggunakan metode investasi yang canggih (sophisticated), khususnya dalam menilai risiko. 3. Aspek terakhir menyangkut karakteristik perilaku adalah gaya manajemen, tigkat profesionalisme, dan sejarah organisasi. Anggaran administrasi berorientasi strategi pengendalian

modal

dianggap

knsisten

dengan

gaya

analitis

manajemen,

profesionalisme tingkat tinggi dan sejarah investasi yang insimewa. Status keuangan bisa memengaruhi desain PERTIMBANGAN PROSES PENGANGGARAN MODAL DALAM PENELITIAN SEBELUMNYA Para ilmuwan berpendapat bahwa keputusan penganggaran modal harus diartikan sebagai sistem komponen yang saling terkait. tingkat kecanggihan sistem penganggaran modal ditentukan oleh keberadaan Sembilan komponen berikut. 1. Penyusunan anggaran modal jangka panjang 2. Pencarian sistematis alternative untuk proyrk besar. 3. Adanya skrining (screening) dan telaah badan. 4. Teknik evaluasi proses. 5. Penggunaan teknik ilmu manajemen. 6. Analisis risiko. 7. Pekerjaan penuh waktu staf penganggaran modal. 8. Pengendalian pengeluaran. 9. Pasca-audit. Atribut

yang

Termasuk

dalam

Definisi

Penganggaran

Modal

yang

(Sophistication) Prosedur Administratif 1. Penganggaran modal yang tampak lebih dari dua tahun.

Canggih

2. Pemutakhiran penganggaran modal manual. 3. Badan formal bertanggung jawab untuk menyaring proposal. 4. Satu atau lebih penggaran modal staf penuh waktu. 5. Penelaahan leguler terhadap tinggat imbal hasil minimum yang diperlukan proyek. Pengendalian 1. Mempertimbangkan kembali proyrk besar setelah persetujuan operasional. 2. Monitor kinerja proyek operasional terlebih dahulu. 3. Perlu penyelesaian pasca audit pada proyek yang paling besar. Evaluasi 1. Pencarian spesifik dan skrining alternative. 2. Eevaluasi keuangan formal. 3. Analisis risiko formal. 4. Pertimbangan inflasi spesifik. Teknik Penilaian keuangan 1. Payback period. 2. Average accounting rate of retum. 3. Discounting- intimal rate of retum (IPR). 4. Discounting- net present value (NPV). Atribut yang Termasuk dakam Definisi Penganggaran Modal yang Canggih (Sophistication) (lanjutan) Penilaian risiko 1. Shorten payback period 2. Raise required rate of ratum. 3. Analisis probabilitas. 4. analisis sensitivitas. Ilmu manajemen 1. Program matematis. 2. Simulasi computer. 3. Teori keputusan. 4. PERT/ critical path. Inflasi 1. Pertimbangkan analisis risiko/tahap sensitivitas. 2. Arus kas spesifik dalam harga konstan dan penerapan rate of return yang nyata. 3. Penyesuaian untuk mengestimasi perubahan dalam implasi umum. 4. Spesifikasi perbedaan tingkat inflasi untuk biaya dan pendapatan. Prosedur Aktivitas Penganggaran Modal

Komponen

Analisis strategis

Analisis strategis yang dihasilkan sedang berjalan. Menilai keuntungan kompetitif perusahaan. Identifikasi pasar /produc/ jasa dimana keutungan kompetitif lebih dapat diterapkan.

Tujuan Spesifik

Identifikasi tujuan strategis infestasi modal. Hitung jumblah minimum tujuan rate of return yang diharapkan. Hitung jumblah maksimum. Tujuan resiko yang dapat diterima.

Pencarian Investasi

Pencarian berdasarkan pada tujuan strategis. Dilakukan secara terus menerus. Menyediakan penghargaan kepada sponsor investasi yang baik.

Peramalan

Membuat hubungan formal untuk strategi perusahaan. Mengikuti seluruh prosedur perusahaan. Diulas oleh kelompok manajemen independen. Pertimbangan/keuntungan selama periode pemilikan (holding). Mengukur biaya/return berdasarkan basis kas. Memasukan kembali operasi, nilai sisa,perubahan modal kerja.

Analisis Risiko

Memberikan penilaian resiko kuantitatif. Menjelaskan aspek infestasi nonkuantitatif.

Evaluasi

Menggunakan

pengukuran

arus

kas

yang

tidak

di

diskontokan. Menggunakan CAPM atau menentukan kesamaan untuk menilai risiko. Pengambilan Keputusan

Mempertimbangkan kembali investasi/risiko versus tujuan investasi. Mempertimbangkan faktor faktor strategis dan keuangan.

Impelementasi

Mengembangkan perancanaan implementasi. Menandai proyek menejer.

Pasca-Audit

Mengatur secara teratur dibandingkan dengan dasar opsional atau krisis. Dengan individu yang tidak terkait dengan investasi. Menggunakan analisis arus kas yang didiskotokan. Melapokan apakah varians karena peramalan atau salhnya operasi. Menggunakan hasil untuk ;melacak kemampuan peramal guna membuat perkiraan yang baik,tingkatkan kemampuan koreksi kekuatan peramal, lakukan koreksi untuk asset yang buruk.

Breadle dan Myers (1991) telah menulis artikel yang berfokus pada hubungan antara pasca-audit modal asset dan kinerja perusahaan. Terdapat 3 faktor yang diasumsikan untuk menentukan tingkat kcanggihan pascaprosedur audit. 1. Dibutuhkan konsistensi antara teknik yang diterapkan utuk evaluasi dan pasca-audit. 2. Uraian periodic rutin yang diinginkan unutk mengidentifikasikan asset non-perfoming secara tepat waktu. 3. Kebijakan tertulis dan dokumentasi yang diinginkan karena mereka cenderung untukmelegitimasi

pengabaian

keputusan

tersebut,

menghilangkan

beberapa

hambatan psikologis untuk mengabaikan keputusan dam untuk proses pengendalian yang rutin.

More Documents from "Saniardi"

345323257-ak-hotel-sap-9
October 2019 17
Sap 9 Mjkop
October 2019 20