BAB I TUJUAN Tujuan dari roleplay ini adalah untuk menampilkan cara berkomunikasi kepada pasien dengan penyakit gangguan jiwa. Dan dari roleplay ini diharapkan mahasiswa dapat menetapkan cara berkomunikasi pada pasien gangguan jiwa saat akan melakukan tindakan.
BAB II URAIAN CERITA DAN KONSEP TEORI A. Uraian Cerita Kasus I : Klien dengan nama Ny. Astri berusia 26 tahun dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Klien mengalami kecelakaan yang mengakibatkan bayi dan suaminya meninggal. Oleh orang tuanya, klien dibawa ke rumha sakit jiwa Harapan Wara, karena kondisi yang masih selalu teringat akan bayinya.
Kasus II : Klien dengan nama Tn. Niko berusia 31 tahun dengan pekerjaan sebagai kuli bangunan. Klien mengalami kecelakaan, yaitu terjatuh dari bangunan dengan ketinggian 10 meter. Oleh keluarganya klien dibawa ke rumah sakit Harapan Waras, dikarenakan kondisi kaki kiri klien teramputasi karena kecelakaan itu, disisi lain sang ibu baru meninggal dunia dan meninggalkan banyak hutang.
B. Konsep Teori 1. Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan Jiwa Komunikasi meupakan alat untuk membina hubungan terapeutik karena komunikasi mencakup penyampaian informasi dan pertukaran pikiran dan perasaan. Selain itu, komunikasi adalah cara yang digunakan untuk memengaruhi perilaku orang lain. Maka dari itu, komunikasi sangat pentig untuk mencapai keberhadilan intervensi keperawatan, terutama karena proses keperawatan ditujukan untuk meningkatkan perubahan perilaku adaktif. Melalui komunikasi, suatu hubungan terapeutik perawatpasien akan dapat tercapai sesuai target yang telah ditentukan. Dalam ilmu keperawatan, komunikasi merupakan hal yang sangat penting untuk menetapkan hubungan terapeutik antara perawat dan pasien. (Potter & Perry, 2012) Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan
2
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan jiwa disebabkan oleh kelemahan pribadi dan dalam sebagian besar kepercayaan masyarakat penyakit ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat pengobatan secara tepat. (Notosoedirjo, 2005)
2. Fungsi Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik yang terjadi antara perawat dan klien memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : a. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien b. Melalui komunikasi perawat dapat mengungkapkan perasaan, mengindentifikasi dan mengkaji masalah, serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan. c. Komunikasi yang baik dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien dalammengatasi masalah yang dihadapi d. Pada tahap preventif dapat mencegah adanya tindakan yang negatif terhadap diri pasien
C. Sifat Hubungan Terapeutik Stuart (2016) menjelaskan bahwa
sifat hubungan terapeutik memiliki
beberapa tujuan, antara lain : a. Kesadaran diri, penerimaa diri dan meningkatkan kehormatan diri b. Identitas pribadi yang jelas dan mengingatkan integritas pribadi c. Kemampuan untuk membentuk suatu keintiman, saling ketergantungan, hubungan interpersonal dengan kapasitas memberi dan menerima cinta d. Meningkatkan fungsi dan kemampuan terhadap kebutuhan yang memuaskan dan mencapai tujuan pribadi yang realistik Tujuan diatas dapat dicapai jika perawat memberikan kesempatan kepasa pasien untuk mengekpresikan perasaan, persepsi dan pikirannya. Disamping itu perawat perlu mengidentifikasi, meningkatkan kekuatan ego dan memastikan kecemasan diklasifikasi. Jika terjadi masalah yang berhubungan
3
dengan komunikasi, maka perlu diperbaiki dan memodifikasi perilaku maladaptif.
D. Prinsip Komunikasi pada Pasein Gangguan Jiwa Menurut Nurjannah (2004), prinsip komunikasi terapeutik, sebagai berikut : a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut b. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental e. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi f. Perawat harus mampu menguasasi perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi g. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya h. Memahami betul arti simpati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati bukan tindakan yang terapeutik
4
BAB III SETTING PEMAIN DAN PERAN Astriani Agustina sebagai Pasien 1 Ayu Tri Wahyuni sebagai Dokter Bayu Jatiningsih sebagai Perawat 1 Cintya Clarita Junior sebagai keluarga pasien 1 Deby Steahny sebagai Kepala Ruangan Dela Niko Sunaryo sebagai Pasien 2 Yurike Amalia sebagai Perawat 2
5
BAB IV URUTAN PERCAKAPAN Pada suatu pagi yang cerah di RSJ Harapan Waras dalam sebuah ruangan perawat Deby
: Suster Bayu
Bayu
: Iya ada apa bu?
Deby
: Bagaimana kondisi pasien Astri? Dia harus mendapatkan terapi dari Dokter Ayu pada hari ini. Tolong sekarang Suster Bayu menemui pasien Astri untuk menanyakan kapan ia mau diterapi. Sekarang pasien sedang bersama ibunya duduk di bangku taman.
Bayu
: Baik bu, saya akan menemui pasien Astri
Ditaman RSJ Harapan Waras Bayu
: Selamat pagi ibu, saya Suster Bayu saya bertugas pada pagi ini dari jam 8 sampe jam 2 siang hari nanti. Sebelumnya mohon maaf apakah boleh saya berkomunikasi dengan ananda Astri?
Cinthya : Baik sus. Kalau memang sudah jadwalnya untuk diperiksa silahkan Bayu
: Baik terima kasih ibu. Selamat pagi nona Astri. Perkenalkan saya Suster Bayu saya yang bertugas pada pagi hari ini. Bagaimana kabarnya nona Astri? Apakah merasa lebih baik?
Astri
: (menatap kebawah seperti menggendong bayi dan tetap tersenyumsenyum)
Bayu
: Nona Astri, kami tidak bermaksud jahat kepada nona, kami hanya ingin membantu nona untuk sembuh dan bahagia. Saya ulangi lagi nona Astri. Bagaimana kalau kita bertemu untuk terapi bersama dokter Ayu nanti siang, setelah makan siang? Apakah nona Astri bersedia?
6
Cinthya : Nak, ayo di jawab dulu itu susternya kan tanya baik-baik Astri
: IYA (ketus)
Cinthya : Iya apa nak? Mau? Astri
: Mau. Bawel banget deh (ketus)
Bayu
: Nona Astri terapi dilakukan di ruang dokter Ayu, di kamar nona, atau di taman?
Astri
: Di jalanan lurus wussss
Bayu
: Baik, kalau memang mau dikoridor saja ya. Nona Astri mau terapinya berapa menit? 5 menit? 15 menit? 30 menit? Atau 1 jam?
Astri
: Yang lamaaaa
Bayu
: Baiklah nona Astri, nanti jam 1 siang setelah makan dokter Ayu akan menemui nona. Terimakasih nona Astri atas waktunya. Selamat pagi. Mari bu saya permisi dulu.
Di koridor RSJ Harapan Waras Ayu
: Selamat pagi nona Astri
Astri
: Kenapa sih kamu (menatap sinis)
Ayu
: Bagaimana keadaanya? Apakah nona sudah makan siang? Sudah kenyang?
Astri
: Kenyang (ketus)
Ayu
: Pada siang hari ini, nona akan mendapatkan terapi dari saya. Apakah tadi Suster Bayu sudah memberitahu anda?
Astri
: Kapan? Lupa
Ayu
: Bukankah tadi pagi Suster Bayu sudah memberitahu nona?
Astri
: Iya udah. Bawel deh (ketus)
7
Ayu
: Baiklah nona. Apakah hingga sekarang anda masih sering melihat bayi anda?
Astri
: Ini saya lagi gendong anak saya, ihhh lucu banget kamu sayang
Ayu
: Nona Astri, anda tidak menggendong bayi. Coba tatap mata saya, hentikan halusinasi tersebut. Jangan sampai pikiran nona kosong. Nona Astri harus mengikhlaskan bahwa bayi nona telah meninggal.
Astri
: (bersedih)
Ayu
: Nona harus menghentikan halusinasi itu. Apabila halusinasi itu muncul lagi. Tutup mata anda dan segera alihkan pikiran nona kepermasalahan lainnya. Apakah nona masih mendegar suara-suara tangisan bayi?
Astri
: Tidak
Ayu
: Baiklah itu suatu kemajuan. Apabila nona mendengar suara tangisan bayi sewaktu-waktu tutup telinga nona sehingga suara itu tidak terdengar. Baik nona Astri saya rasa cukup sekian terapi yang dapat saya berikan hari ini. Cepat sembuh ya nona.
Astri
: (tersenyum)
Keesokan harinya di ruang perawat Deby
: Suster Yurike?
Yurike : Iya bu, ada apa? Deby
: Bagaimana kondisi pasien Niko? Dia harus mendapatkan terapi dari Dokter Ayu pada hari ini. Tolong sekarang kamu temui pasien Niko untuk menanyakan kapan ia mau untuk diterapi. Sekarang pasien sedang dikamarnya.
Yurike : Baik bu.
8
Di kamar pasien Niko Yurike : Selamat pagi Tn Niko perkenalkan saya Suster Yurike, saya bertugas pada pagi hari ini dari jam 8 sampai jam 2 siang hari nanti. Niko
: (tak perduli dan kebingungan)
Yurike : Tn Niko pada hari ini anda harus melakukan terapi dari Dokter Ayu apakah anda bersedia untuk diterapi hari ini? Niko
: (Bergumam sendiri)
Yurike : Tn Niko saya sedang menanyakan apakah anda bersedia untuk diterapi hari ini? Niko
: (tertawa terbahak-bahak)
Yurike : Tn Niko apakah anda mendengar saya? Niko
: Berisik kalian
Yurike : Tn Niko, kami tidak berniat jahat kepada anda. Kami hanya ingin membantu Tn Niko agar segera sembuh dan dapat menjalani hidup seperti normal kembali Niko
: Pergi kamu
Yurike : Tenang Tn Niko, tentang Niko
: Saya mau kamu pergi
Yurike : Baiklah jika itu keinginan tuan. Besok saya akan kembali lagi. Saya permisi dulu. Lalu Suster Yurike memberitahu ke Kepala Ruangan kalau Tn Niko tidak mau menjalankan terapi hari ini. Keesokan harinya di ruang perawat. Deby
: Suster Yurike
Yurike : Iya ada apa bu?
9
Deby
: Tolong hari ini diusahakan agar Tn Niko mau diterapi oleh Dokter Ayu
Yurike : Baik bu Di kamar Tn Niko Yurike : Selamat pagi Tn niko. Saya Suster Yurike saya berjaga pada pagi hari ini dari jam 8 sampai jam 2 siang nanti. Bagaimana kabarnya Tn Niko? Niko
: (hanya terdiam menatap perawat)
Yurike : Tn Niko sudah sarapan belum? Mari saya bantu makan ya Tn Niko? Niko
: (memalingkan wajahnya dari perawat)
Yurike : Tn Niko? Apakah Tn Niko mendengar saya? Tn Niko harus makan agar tidak lemas Niko
: (tetap terdiam dan tiba-tiba menangis)
Yurike : Kenapa Tn Niko menangis? Tn Niko ceritakan saja apa yang Tn rasakan sekarang Niko
: Kamu tidak mengerti perasaan saya! Kamu tidak tahu kan betapa menderitanya saya, sekarang ini, hidup dengan kaki satu dan ibu saya sudah tidak ada
Yurike : Iya Tn Niko saya paham dengan apa yang Tn rasakan Niko
: (masih tetap menangis)
Yurike : Sabar ya Tn Niko, semua pasti ada hikmahnya Niko
: Saya sedih sus, saya hanya menjadi beban di keluarga saya. Saya benar benar tidak berguna
Yurike : Tn Niko tidak boleh seperti itu. Tn Niko harus tegar untuk meghadapi semua itu. Saya yakin Tn dapat melakukanya dan melewati cobaan ini. Sekarang saya akan memberitahu bahwa hari ini ada terapi oleh dokter
10
Ayu. Terapi dilakukan setelah Tn Niko makan siang waktunya hanya 20 menit. Apakah Tn Niko bersedia? Niko
: Baiklah sus
Yurike : Baiklah. Tn Niko tolong dimakan sarapannya saya akan permisi dulu. Terima kasih sudah mau bercerita kepada saya Tn Niko. Mari.
11
DAFTAR PUSTAKA Stuart, Gail W. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta. EGC Stuart, Gail W, dkk. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Jakarta. Elisevier
12