Komunikasi Pada Klien Gangguan Jiwa - Copy.docx

  • Uploaded by: widia mutiara
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komunikasi Pada Klien Gangguan Jiwa - Copy.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,412
  • Pages: 8
KOMUNIKASI PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

Disusun Oleh: Kelompok 2 Astriani Agustina Ayu Tri .W Bayu Jatiningsih Cintya Clarita Deby Steanhy Dela Niko .S Yurike Amalia

(201701008) (201701009) (201701010) (201701011) (201701012) (201701013) (201701069)

AKADEMI KEPERAWATAN PASAR REBO TAHUN AJARAN 2018/2019 Jl. Tanah Merdeka NO 16, 17, 18 Jakarta 13570 Tujuan adanya proses komunikasi yang terjadi antara perawat dan pasien antara lain :

a. b. c. d.

Meningkatkan keterampilan komunikasi Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan pasien Mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat Memberi dasar pembelajaran, yang berarti bahwa API merupakan alat untuk mengkaji kemampuan perawat dalam berinteraksi dengan pasien dan menjadi data bagi

pembimbingg klinik atau supervisor untuk memberi arahan e. Membantu perawat dalam penetapan proses keperawatan

Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan Jiwa Komunikasi meupakan alat untuk membina hubungan terapeutik karena komunikasi mencakup penyampaian informasi dan pertukaran pikiran dan perasaan. Selain itu, komunikasi adalah cara yang digunakan untuk memengaruhi perilaku orang lain. Maka dari itu, komunikasi sangat pentig untuk mencapai keberhadilan intervensi keperawatan, terutama karena proses keperawatan ditujukan untuk meningkatkan perubahan perilaku adaktif. Melalui komunikasi, suatu hubungan terapeutik perawat-pasien akan dapat tercapai sesuai target yang telah ditentukan. Fungsi komunikasi terapeutik Komunikasi terapeutik yang terjadi antara perawat dan klien memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : a. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien b. Melalui komunikasi perawat dapat mengungkapkan perasaan, mengindentifikasi dan mengkaji masalah, serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan. c. Komunikasi yang baik dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien dalammengatasi masalah yang dihadapi d. Pada tahap preventif dapat mencegah adanya tindakan yang negatif terhadap diri pasien.

Roleplay pasien dengan gangguan jiwa

Astriani A : Pasien 1 Ayu Tri W : Dokter Bayu Jatiningsih : Perawat 1 Cinthya Clarita : Keluarga pasien 1 Deby Steahny : Kepala ruang Dela Niko S : Pasien 2 Yurike A : Perawat 2 Kasus : Ny Astri 26 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga. Ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan bayi dan suaminya meninggal. Oleh orang tuanya klien dibawa kerumah sakit jiwa Harapan Waras, karena kondisi yang masih selalu teringat oleh bayinya. Kasus 2 : tn Niko 31 tahun, pekerjaan kuli bangunan ia mengalami kecelakaan, yaitu terjatuh dari bangunan dengan ketinggian 10 meter. Oleh keluarganya klien dibawa kerumah sakit jiwa Harapan Waras, karena kondisi kaki kiri yang tidak memungkinkan dan keadaan lukanya cukup parah maka kaki kiri harus diamputasi dan disisi lain ibu selaku orang tua tn Niko jg baru meninggal dunia dan meninggalkan hutang-hutang.

Pada suatu pagi yang cerah di RSJ Harapan Waras dalam sebuah ruangan perawat Deby : ‘’suster bayu’’ Bayu : ‘’iya ada apa bu?’’ Deby : ‘’ bagaimana kondisi pasien astri? Dia harus mendapatkan terapi dari dokter Ayu pada hari ini. Tolong sekarang suster Bayu menemui pasien Astri untuk menanyakan kapan ia mau diterapi. Sekarang pasien sedang bersama ibunya duduk di bangku taman.’’

Bayu : ‘’baik bu, saya akan menemui pasien Astri.’’ Ditaman RSJ Harapan Waras…. Bayu : ‘’selamat pagi ibu, saya suster bayu saya bertugas pada pagi ini dari jam 8 sampe jam 2 siang hari nanti. Sebelumnya mohon maaf apakah boleh saya berkomunikasi dengan ananda Astri? Cinthya : ‘’baik sus. Kalau memang sudah jadwalnya untuk diperiksa silahkan’’ Bayu : ‘’baik terimakasih ibu. Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri’’ Bayu : ‘’selamat pagi nona Astri. Perkenalkan nama saya Bayu saya yang bertugas pada pagi hari ini. Bagaimana kabarnya nona Astri? Apakah merasa lebih baik?’’ Astri : (menatap kebawah seperti menggendong bayi dan tetap tersenyum-senyum) Bayu : ‘’nona Astri, kami tidak bermaksud jahat kepada nona, kami hanya ingin membantu nona untuk sembuh dan bahagia. Saya ulangi lagi nona Astri. Bagaimana kalau kita bertemu untuk terapi bersama dokter Yurike nanti siang, setelah makan siang? Apakah nona Astri bersedia?’’ Cinthya : ‘’Nak, ayo di jawab dulu itu susternya kan tanya baik-baik’’ Astri : ‘’IYA’’ (ketus) Cinthya : ‘’iya apa nak? Mau?’’ Astri : ‘’mau. Bawel banget deh’’ (ketus) Bayu : ‘’nona Astri terapi dilakukan di ruang dokter Ayu, di kamar nona, atau di taman?’’ Astri : ‘’di jalanan lurus wussss’’ Bayu : ‘’baik kalau memang mau dikoridor. Nona Astri mau terapinya berapa menit? 5 menit? 15 menit? 30 menit? Atau 1 jam? Astri : ‘’yang lamaaaa’’

Bayu : ‘’baiklah nona Astri, nanti jam 1 siang setelah makan dokter Ayu akan menemui nona. Terimakasih nona Astri atas waktunya. Selamat pagi. Mari bu saya permisi dulu’’ Di koridor RSJ Harapan Waras…. Dr Ayu : ‘’Selamat pagi nona Astri’’ Astri : ‘’Kenapa sih kamu’’(menatap sinis) Dr Ayu : ‘’bagaimana nona sudah makan siang? Sudah kenyang?’’ Astri : ‘’kenyang’’ Dr Ayu : ‘’pada siang hari ini, nona akan mendapatkan terapi dari saya. Apakah tadi suster Bayu sudah memberitahu anda?’’ Astri : ‘’kapan? Lupa’’ Dr Ayu : ‘’bukankah tadi pagi suster Bayu sudah memberitahu nona?’’ Astri : ‘’iya udah. Bawel deh’’ Dr Ayu : ‘’baiklah nona. Apakah hingga sekarang anda masih sering melihat bayi anda? Astri : ‘’ini saya lagi gendong anak saya, i lucu banget kamu sayang’’ Dr Ayu : ‘’Nona Astri, anda tidak menggendong bayi. Coba tatap mata saya, hentikan halusinasi tersebut. Jangan sampai pikiran nona kosong. Nona Astri harus mengikhlaskan bahwa bayi nona telah meninggal.’’ Astri : (bersedih) Dr Ayu : ‘’nona harus menghentikan halusinasi itu. Apabila halusinasi tu muncul lagi. Tutup mata anda dan segera alihkan pikiran nona kepermasalahan lainnya. Apakah nona masih mendegar suara-suara tangisan bayi?’’ Astri : ‘’Tidak’’

Dr Ayu : ‘’baiklah itu suatu kemajuan. Apabila nona mendengar suara tangisan bayi sewaktuwaktu tutup telinga nona sehingga suara itu tidak terdengar. Baik nona Astri saya rasa cukup sekian terapi yang dapat saya berikan hari ini. Cepat sembuh ya nona.’’ Astri : (tersenyum) Keesokan harinya di ruang perawat…. Deby : ‘’perawat yurike?’’ Yurike : ‘’iya bu, ada apa?’’ Deby : ‘’bagaimana kondisi pasien Niko? Dia harus mendapatkan terapi dari dokter Ayu pada hari ini. Tolong sekarang perawat yurike menemui pasien Niko untuk menanyakan kapan ia mau untuk diterapi. Sekarang pasien sedang dikamarnya.’’ Di kamar pasien Niko…. Yurike : ‘’selamat pagi tn Niko perkenalkan saya Yurike saya bertugas pada pagi hari ini dari jam 8 sampai jam 2 siang hari nanti.’’ Niko : (tak perduli dan kebingungan) Yurike : tn Niko pada hari ini anda harus melakukan terapi dari dokter Ayu apakah anda bersedia untuk diterapi hari ini?’’ Niko : (Bergumam sendiri) Yurike : ‘’tn Niko saya sedang menanyakan apakah anda bersedia untuk diterapi hari ini?’’ Niko : (tertawa terbahak-bahak) Yurike : ‘’tn Niko apakah anda mendengar kami?’’ Niko : ‘’berisik kalian’’ Yurike : ‘’tn Niko, kami tidak berniat jahat kepada anda. Kami hanya ingin membantu tn Niko agar segera sembuh dan dapat menjalani hidup seperti normal kembali’’

Niko : ‘’pergi kalian semua’’ Yurike : ‘’Tenang tn Niko tentang’’ Niko : ‘’saya mau kalian pergi’’ Yurike : ‘’baiklah jika itu keinginan tuan. Besok saya akan kembali lagi. Saya permisi dulu.’’ Lalu perawat Yurike memberitahu ke Kepala ruangan kalau tn Niko tidak mau menjalankan terapi hari ini. Keesokan harinya di ruang perawat. Deby : ‘’perawat Yurike’’ Yurike : ‘’iya ada apa bu?’’ Deby : ‘’tolong hari ini diusahakan agar tn Niko mau diterapi oleh dokter Ayu’’ Yurike : ‘’baik bu’’ Di kamar tn Niko… Yurike : ‘’selamat pagi tn niko. Saya suster Yurike saya berjaga pada pagi hari ini dari jam 8 sampai jam 2 siang nanti. Bagaimana kabarnya tn Niko?’’ Niko : (hanya terdiam menatap perawat) Yurike : ‘’tn Niko sudah sarapan belum? Mari saya bantu makan ya tn Niko?’’ Niko : (memalingkan wajahnya dari perawat) Yurike : ‘’tn Niko? Apakah tn Niko mendengar saya? tn Niko harus makan agar tn tidak lemas’’ Niko : (tetap terdiam dan tiba-tiba menangis) Yurike : ‘’kenapa tn Niko menangis? tn Niko ceritakan saja apa yang tn rasakan sekarang’’ Niko : ‘’kamu tidak mengerti perasaan saya! Kamu tidak tahu kan betapa menderitanya saya, sekarang ini, hidup dengan kaki satu dan ibu saya sudah tidak ada’’ Yurike : ‘’iya tn Niko saya paham dengan apa yang tn rasakan.’’

Niko : (masih tetap menangis) Yurike : ‘’sabar ya tn Niko… semua pasti ada hikmahnya.’’ Niko : ‘’saya sedih sus, saya hanya menjadi beban di keluarga saya. Saya benar benar tidak berguna. Yurike : ‘’tn Niko tidak boleh seperti itu. tn Niko harus tegar untuk meghadapi semua itu. Saya yakin bapak dapat melaakukanya dan melewati cobaan ini. Sekarang saya akan memberitahu bahwa hari ini ada terapi oleh dokter Ayu. Terapi dilakukan setelah tn Niko makan siang waktunya hanya 20 menit. Apakah tn Niko bersedia?’’ Niko : ‘’baiklah sus’’ Yurike : ‘’baiklah tn Niko tolong dimakan sarapannya saya akan permisi dulu. Terimakasih sudah mau bercerita kepada saya tn Niko. Mari.’’

Related Documents


More Documents from "swasti telaumbanua"