Rokok dan Konsumsi Instan Lebih Dominan Ketimbang Konsumsi Daging ?! Provinsi Sumatera Selatan sebagai Lumbung Pangan dan Lumbung energy Nasional dapat berbangga dengan peningkatan produksi pangan seperti padi, karet, minyak sawit, sampai pada produksi ikan yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota yang bertujuan demi meningkatkan kualitas konsumsi warga sumatera selatan untuk menunjang Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Selatan. Berkaitan dengan konsumsi tersebut, menariknya Sumatera Selatan sudah mengikuti pola hidup yang praktis dengan mengkonsumsi makanan dan minuman jadi serta menjadi perokok yang dominan. Berdasarkan data Sumatera Selatan Dalam Angka 2011, rata-rata konsumsi makanan per kapita sebulan di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan urutan jenis pengeluaran selain belanja beras ialah makanan dan minuman jadi sebesar Rp. 115.145,- , tembakau dan sirih sebesar Rp. 83.704,- dan Daging sebesar Rp. 25.344,-. Padahal produksi daging Sumatera Selatan dari tahun 2006 sampai tahun 2011 terjadi peningkatan sampai 56.779 ton per tahun dibanding tembakau yang hanya memiliki luas area dan produksi hanya 124 hektar yang berada di 2 Kabupaten saja yakni OKU selatan (121 Ha) dan Lubuk Linggau (3 Ha), artinya konsumsi masyarakat baik dikota sampai didesa dalam mengonsumsi rokok dan makanan serba instan lebih tinggi dibandingkan konsumsi terhadap produksi asli daerah sendiri.
Rata-rata Konsumsi Makanan per Kapita di Provinsi Sumatera Selatan dan Klasifikasi Daerah (rupiah) Jenis Pengeluaran
1 2 3 4
Makanan dan Minuman Jadi Tembakau dan Sirih Padi-padian Daging
Kota
Desa
78.382 41.332 41.809 15.405
36.763 42.372 53.459 9.939
Kota + Desa
115.145 83.704 95.268 25.344