Penambahan air murni (air minum) akan masuk ke dalam cairan ekstrasel menyebabkan osmolalitas turun sehingga terjadi pergerakan cairan ke dalam sel (sel membengkak) dan osmolalitas intrasel turun sampai terjadi keseimbangan. Osmolalitas menggambarkan jumlah zat terlarut dalam unit volume pelarut, yang memengaruhi tekanan osmotik sehingga terjadi pergerakan cairan tubuh (Rambert, 2014). Perubahan osmolalitas akan dirasakan oleh sensor dari regulasi osmotik atau osmoreseptor yang terletak di hipotalamus. Osmoreseptor akan berefek dengan dengan mensekresi atau tidak mensekresi Anti Diuretik Hormone (ADH). Osmolalitas yang meningkat akan meningkatkan sekresi ADH oleh hipotalamus, sebaliknya osmolalitas menurun akan meredam sekresi ADH. Peningkatan ADH akan meningkatkan reabsorpsi air berakibat peningkatan volume air tubuh serta berkurangnya volume urin. Demikian akan terjadi sebaliknya, bila osmolalitas turun (Santoso et al., 2011). Hormon ADH dibawa sirkulasi menuju ginjal yang merangsang ginjal untuk menahan cairan sehingga urin yang dikeluarkan lebih pekat. Bila ginjal memekatkan urin maka berat jenis urin naik diatas 1,010 (Evelyn, 2008).