Tugas Individu
AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN “Perhitungan Biaya Pesanan dan Biaya Proses” “Alokasi Biaya Departemen Pendukung”
Oleh : FACHRUL FARIS A062181003
PASCASARJANA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2019
PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN BIAYA PROSES A. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PESANAN DAN PROSES Dalam hal ini, perusahaan telah menelusuri jumlah biaya dan biaya per unit untuk sejumlah alasan, termasuk dalam pembuatan laporan keuangan, penentuan profitabilitas, dan pengambilan keputusan. Pada perusahaan manufaktur dan jasa dibagi menjadi dua jenis yaitu perusahaan pesanan (job order) dan perusahaan proses homogen. 1. Produksi dan Perhitungan Biaya Pesanan Perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan memproduksi
berbagai macam
jenis barang atau jasa yang berbeda sesuai pesanan pelanggan. Dalam perusahaan berdasarkan pesanan ini memiliki fitur utama dari perhitungan biaya pesanan adalah biaya suatu pesanan berbeda dengan pesanan lainnya dan harus ditelusuri secara terpisah. Pada sistem ini, biaya-biaya diakumulasikan berdasarkan pesanan kerja. 2. Produksi dan Perhitungan Biaya Proses Perusahaan yang termasuk dalam industri berdasarkan proses, memproduksi hampir sama atau sejenis besar-besaran. Perhitungan biaya proses akan berjalan baik jika produk tersebut bersifat homogen, melewati serangkaian proses, dan menerima jumlah biaya produksi yang hampir sama. Dalam hal ini, perusahaan yang menggunakan sistem proses mengakumulasikan biaya produksi tersebut berdasarkan proses atau departemen untuk satu periode waktu tertentu. Output proses selama periode tersebut diukur. Biaya perunit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya dengan ouput pada periode terkait. Pendekatan akumulasi ini dinamakan sistem perhitungan biaya proses. B. ARUS BIAYA YANG BERKAITAN DENGAN PERHITUNGAN BIAYA PESANAN 1. Menghitung Biaya per Unit dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Pesanan Harga pokok produksi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan, overhead yang dianggarkan selalu digunakan karena penyelesaian pekerjaan jarang yang sesuai dengan selesainya tahun fiskal. Dalam hal ini, menggunakan perhitungan biaya normal dan biaya per unit berdasarkan pesanan kerja, yaitu jumlah biaya bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja langsung yang digunakan, dan overhead yang dibebankan dengan menggunakan satu atau ebih penggerak aktivitas. Contohnya, Delia memiliki usaha yang memproduksi suplemen dan menyewa sebuah gedung untuk pabriknya tersebut. Pada bulan pertama operasionalnya, ia mendapatkan dua pesanan. Pesanan pertama 200 botol suplemen. Sedangkan pesanan kedua
100 botol kapsul herbal. Delia menyetujui pesanan tersebut dengan harga berdasarkan biaya ditambah 50%. Misalkan dengan biaya bahan baku $1.780 dan biaya tenaga kerja langsung adalah $300 ($15/jam selama 20 jam) dengan biaya overhead yang dibebankan adalah $240 ($12/jam, selama 20 jam). Maka perhitungannya sebagai berikut : Bahan baku langsung
$1.780
TKL
$
300
Overhead
$
240
Jumlah Biaya
$2.320
Jadi biaya per unitnya adalah $2.320 : 200 unit = $11,60 Karena biaya terkait sangat erat denga harga, maka mudah untuk melihat Delia akan menagih toko makanan kesehatan tersebut sebesar $3.480 yang terdiri atas biaya $2.320 + 50% atau $17,40/botol. 2. Lembar Biaya Pesanan Lembar biaya pesanan disiapkan setiap kali pesanan kerja baru dimulai dan merupakan bagian dari akun barang dalam proses dan dokumen utama untuk menghitung semua biaya yang terkait pesanan tersebut. Nama atau nomor pekerjaan dapat menjadi judul lembar biaya pesanan. Dalam sistem berdasarkan pesanan, hal ini merupakan semua pekerjaan yang belum selesai saldo barang dalam proses pada akhir bulan adalah jumlah semua lembar biaya pesanan untuk semua pekerjaan yang belum tuntas. Pada sistem akuntansi manual, lembar biaya pesanan merupakan suatu dokumen. Dalam sistem akuntansi otomatis, lembar biaya biasanya berhubungan dengan catatan pada arsip induk barang dalam proses. Kumpulan dari seluruh lembar biaya pesanan disebut file barang dalam proses. Pada sistem manual, file tersebut ditempatkan dalam lemari arsip, sedangkan pada sistem otomatis file ini disimpan padda pita magnetis atau hard-disk secara elektronis. Pada sistem tersebut, lembar biaya pesanan berfungsi sebagai pelengkap buku besar barang dalam proses. 3. Arus Biaya Pada Akun Dalam hal ini, kepentingan utama sistem perhitungan biaya pesanan adalah arus biaya produksi. Adapun cara ketiga unsur biaya produksi, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang mengalir melalui Barang dalam Proses, ke Barang Jadi hingga Harga Pokok Penjualan. a. Akuntansi Untuk Bahan Baku
Bahan baku merupakan akun persediaan yang muncul dalam laporan laba rugi dibawah aktiva lancar. Hal ini juga berfungsi sebagai akun pengendali untuk semua bahan baku . Jadi pembelian apa pun akan meningkatkan akun bahan baku. b. Akuntansi Untuk Overhead Dalam perhitungan biaya normal , biaya overhead bisa dibebankan dengan menggunakan tarif overhead pabrik secara keseluruhan , tarif departemen , atau tarif aktivitas. Prosedur yang umum adalah mencatat overhead actual di akun pengendali overhead. Kemudian, pada akhir periode overhead actual direkonsiliasi dengan overhead yang dibebankan dari variansinya ditutup pada akun-akun terkait. c. Akuntansi Untuk Barang Jadi Setelah pekerjaan selesai , jumlah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung , dan overhead yang di bebankan dijumlahkan untuk menghasilkan biaya produksi suatu pekerjaan . Selanjutnya lembar biaya pekerjaan ini ditransfer ke file barang jadi . Pada saat bersamaan , biaya pesanan yang telah diselesaikan , ditransfer dari akun barang dalam proses ke akun barang jadi Penyelesaian suatu pekerjaan merupakan langkah penting dalam arus biaya produksi. Biaya pekerjaan yang diselesaikan harus dikeluarkan dari barang dalam proses, ditambahkan kedalam barang jadi, dan akhirnya ditambahkan ke beban dalam laporan laba rugi. Untuk memastikan keakuratan perhitungan biaya ini laporan harga produksi dipersiapkan. d. Akuntansi Untuk Harga Pokok Penjualan Pada perusahaan yang beroprasi berdasarkan pesanan unit produk dapat diproduksi untuk pelanggan tertentu atau diproduksi dengan harapan dapat dijual kemudian. Jika suatu pekerjaan dilakukan khusus untuk satu pelanggan, kemudian dikirim kepada pelanggan, biaya barang jadi menjadi harga pokok penjualan. Penutupan variansi overhead pada akun harga pokok penjualan umumnya hanya dilakukan pada akhir tahun. e. Akuntansi untuk Biaya Nonproduksi Biaya yang berkaitan dengan aktivitas penjualan dan administrasi umum diklasifikasikan sebagai biaya nonproduksi biaya ini merupakan biaya periodik dan tidak pernah dibebankan pada produk biaya tersebut bukanlah bagian dari arus biaya produksi. C. LINGKUNGAN PROSES DAN ARUS BIAYA Produk Healthblend melalui tiga proses dipusatkan pada departemen produksi. dalam departemen peracikan, tenaga kerja langsung memilih herbal, vitamin, mineral, dan bahan penyatu yang tepat untuk produk yang di produksi. Kemudian, bahan- bahan tersebut di takar dan dicampur dalam mesin pencampur untuk pengadukan. Overhead dalam departemen ini
terdiri atas penyusutan mesin, pemeliharaan mesin, prngawasan, kompensasi lain untuk karyawan, lampu, dan listrik. 1. Jenis-Jenis Manufaktur Proses Dalam perusahaan dengan sistem proses, unit-unit produk umumnya melalui setiap departemen atau proses, suatu proses operasi yang akan membawa suatu produk satu langkah lebih dekat pada penyelesaian Proses produksi healthblend nutritional supplements adalah suatu contoh proses berurutan. Pola proses lainnya adalah proses paralel, yaitu lebih proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi unit-unit yang setengah jadi dapat dikerjakan secara simultan dalam dua proses berbeda, kemudian secara bersamaan dibawa ke proses akhir untuk penyelesaian. 2. Bagaimana Biaya Mengalir melalui Akun Pada Perhitungan Biaya Proses Arus biaya produksi untuk sistem perhitungan biaya proses secara secara umum dengan sistem perhitungan biaya pesanan. Dalam perhitungan biaya proses, setiap departemen produksi memiliki akun barang dalam proses tersendiri. Ketika barang selesai dalam satu departemen, barang tersebut dipindahkan ke departemen berikutnya. Biaya-biaya disebut biaya perpindahan masuk. 3.
Akumulasi Biaya dalam Laporan Produksi Dalam perhitungan biaya proses, biaya di akumulasikan per departemen untuk
periode waktu tertentu. Laporan produksi adalah dokumen yang meringkas aktivitas manufaktur yang terjadi di suatu departemen dalam periode tertentu laporan produksi berisi informasi biaya- biaya yang di transfer masuk dari departemen sebelumnya. D. DAMPAK
PERSEDIAAN
BARANG
DALAM
PROSES
TERHADAP
PENGHITUNGAN BIAYA PROSES 1. Produksi Unit Setara Berdasarkan definisinya, persediaan akhir barang dalam proses adalah barang yang belum selesai. Oleh karena itu, suatu unit yang telah selesai dan di transfer keluar dalam suatu periode tidak identik dengan unit dalam persediaan akhir barang dalam proses, dan biaya yang terkait tiap unit seharusnya tidak sama. 2. Dua Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang Dalam Proses Dua pendekatan telah berevolusi untuk berurusan dengan output periode sebelumnya dan biaya periode sebelumnya yang ditemukan dalam pekerjaan awal dalam proses: metode rata-rata tertimbang dan metode masuk pertama masuk pertama keluar ( Metode FIFO). Pada dasarnya, metode penetapan biaya rata-rata tertimbang menggabungkan biaya persediaan
awal dengan biaya periode berjalan untuk menghitung biaya unit. Intinya, biaya dikumpulkan, dan hanya satu unit biaya rata-rata dihitung dan diterapkan pada kedua unit yang ditransfer dan unit yang tersisa dalam persediaan akhir. Metode penetapan biaya FIFO, di sisi lain, memisahkan unit dalam inventaris awal dari yang diproduksi selama periode berjalan. Diasumsikan bahwa unit dari inventaris awal diselesaikan terlebih dahulu dan dipindahkan bersama dengan semua biaya periode sebelumnya serta biaya periode saat ini yang diperlukan untuk menyelesaikan unit tersebut. Kemudian, produksi periode saat ini dimulai dan diselesaikan (dan ditransfer hanya dengan biaya saat ini) atau dibiarkan tidak lengkap sebagai berakhirnya persediaan barang dalam proses. E. PERHITUNGAN BIAYA RERATA TERTIMBANG Metode rata-rata terimbang pada dasarnya menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode saat ini, untuk menghitung biaya perunit. Intinya biaya disatukan dan hanya satu ubit biaya rata-rata yang dihitung dan dibebankan baiak unti yang ditransfer keluar maupun unit yang tetap dalam persediaan akhir. 1. Lima Langkah Dalam Menyiapkan Laporan Produksi a.
Analisis aliran unit secara fisik.
b.
Perhitungan unit-unit ekuivalen
c.
Perhitungan biaya per unit
d.
Penilai persediaan (barang ditransfer keluar dan akhir barang dalam proses)
e.
Rekonsiliasi biaya
2. Evaluasi Metode Rerata Tertimbang Keuntungan utama metode rerata tertimbang adalah kesederhanaannya. Jadi, perhitungan biaya per unit disederhanakan. Kelemahan metode ini adalah mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan dan unit pada persediaaan awal barang dalam proses. F. KEBERADAAN BEBERAPA INPUT DAN DEPARTEMEN 1. Pembebanan yang Tidak Seragam dari Input Manufaktur Sejauh ini, kita menganggap barang dalam proses telah 60% selesai . hal itu berarti 60% bahan baku langsung, tenaga kerja langsung , dan overhead yang di perlukan untuk menyelesaikan proses yang telah digunakan dan 40% sisanya di perlukan untuk menyelesaikan unit produksi. 2. Keberadaan Beberapa Departemen
Dalam proses manufaktur, beberapa departemen menerima barang-barang yang baru selesai sebagian dari departemen-departemen yang sebelumnya. Dalam penanganan barangbarang yang di transfer masuk, dua hal penting perlu di ingat. Pertama, biaya bahan baku adalah biaya barang yanag ditransfer keluar sebagaimana di hitung di depertemen sebelumnya. Kedua, unit-unit yang
mulai dikerjakan dalam departemen berurutan
berhubungan dengan unit yang di transfer keluar dari departemen sebelumnya. Satu-satunya kesulitan tambahan yang di timbulkan dalam analisis untuk departemen selanjutnya adalah kategori transfer masuk sebagaiman telah di tunjukan, menangani kategori ini hampir sama dengan menangani kategori lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Blocer, Stout, and Cokins. 2014. Cost Management. New York: McGraw- Hill/Irwin Hansen Don R and Mowen Maryane M. 2009. Managerial Accounting 8𝑡ℎ edition. USA: Thomson Higher Education Helmy, Marcellia Sitorus, Agus T. Poputra, dan Treesje Runtu. 2014. Penerapan Activity Based Management Untuk Meningkatkan Efisiensi Pada Hotel Sahid Kawanua Manado. Jurnal EMBA Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 1001-1009. Mahal and Akram. 2015. Activity-Based Costing (ABC) – An Effective Tool For Better Management. Research Journal of Finance and Accounting ISSN 2222-1697 (Paper) ISSN 2222-2847 Vol.6, No.4 Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya Ed ke-5. Yogyakarta (ID): UPP STM YKPN Urip, dwi wardoyo. 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan Penentuan Harga Jual Atas Produk (Studi Kasus Pada Pt Dasa Windu Agung). Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 183 -190. ISSN 2527 – 7502