BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Gambaran Umum Penelitian Objek dalam penelitian ini meliputi: (1) Return On Asset (ROA), (2) Debt
to Equity Ratio (DER), (3) Price Earning Ratio (PER), (4) Tingkat Return Saham. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini yaitu Tingkat Return Saham. Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan diukur dengan Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price Earning Ratio (PER). Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2014-2017. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling yaitu perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah mempublikasikan laporan keuangan dan tahunan (annual report) pada tahun 2014-2017 dan sampel yang menenuhi sebanyak 29 perusahaan dengan laporan keuangan yang digunakan berjumlah 116 laporan keuangan. Data yang diperoleh dari 29 perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2014-2017 yaitu berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia dan situs resmi perusahaan yang bersangkutan. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan, diolah terlebih dahulu, dan analisis yang disajikan dalam bentuk tabel.
63
64
4.1.2
Gambaran Umum Variabel Penelitian
4.1.2.1 Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2014-2017 Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2017). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai keuntungan perusahaan dalam mencari suatu keuntungan. Rasio ini memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan (Kasmir, 2013:115). Rasio profitabilitas sangat penting untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor (Tandelilin, 2017). Indikator dalam kinerja keuangan dalam profitabilitas adalah rasio return on asset (ROA). Return on asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki (Tandelilin, 2010:378). Berikut ini merupakan nilai rasio Return On Asset (ROA) pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2014-2017 yang masuk kedalam sampel penelitian: Tabel 4.1 Nilai Rasio Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia priode 2014-2017
65
No
Nama Perusahaan
1 Agung Podomoro Land Tbk 2 Alam Sutera Reality Tbk 3 Bekasi Asri Pemula Tbk Bekasi Fakar Industrial Estate 4 Tbk 5 Bumi Serpong Damai Tbk 6 Ciputra Development Tbk 7 Duta Anggada Realty Tbk 8 Intiland Development Tbk 9 Duta pertiwi Tbk Megapolitan Development 10 Tbk 11 Fortune Mate Indonesia Tbk 12 Gading Development Tbk Goa Makassar Tourism 13 Development Tbk 14 Perdana Gapura Prima Tbk 15 Greenwood Sejahtera Tbk 16 Jaya Real Property Tbk Kawasan Industri Jababeka 17 Tbk 18 Lippo Cikarang Tbk 19 Lippo Karawaci Tbk 20 Modernland Realty Tbk 21 Metropolitan Kentjana Tbk 22 Plaza Indonesia Realty Tbk 23 Pudjiati Prestige Tbk 24 Pakuwon Jati Tbk 25 Roda Vivatex Tbk 26 Pikko Land Development Tbk 27 Danayasa Arthatama Tbk 28 Suryamas Dutamakmur Tbk 29 Summarecon Agung Tbk Minimum Maksimum Rata-rata Sumber: Pengolahan data.
2014 4,154 6,954 4,000 10,713 14,205 7,706 7,980 4,802 8,744
ROA 2015 2016 4,553 3,738 3,669 2,579 0,788 1,003 4,576 6,528 6,628 3,097 4,073 7,443
2017 6,539 6,648 7,222
Ratarata 4,746 4,963 3,253
6,460 8,452 5,321 11,244 4,027 3,212 3,163 0,474 2,511 2,073 8,673 6,133
7,551 9,324 5,393 3,679 3,365 7,748
3,819 5,123 4,801 0,528 27,312 35,890 3,401 0,373 0,089
5,684 4,857 1,089 16,205 0,031 0,973
7,874 9,301 7,071 5,490 7,434 6,036 4,631 2,995 2,489 4,037 7,491 18,572 3,018 2,618 7,925 10,690 11,478 11,997 11,793 11,489 4,770 19,586 8,303 6,808 10,135 7,882 3,746 15,498 14,156 16,871 2,362 1,395 9,022 0,528 19,586 7,918
3,403 16,707 2,478 6,801 15,582 5,988 6,188 7,458 13,816 14,839 2,863 2,385 5,673 0,373 27,312 7,666
3,974 1,330 3,369 9,549 2,977 12,204 2,691 1,510 3,745 3,448 4,211 5,317 18,139 17,481 15,334 15,821 6,171 8,965 4,315 1,192 3,860 8,611 8,668 10,059 12,371 10,827 12,792 1,784 1,147 8,660 5,878 3,913 3,754 0,659 0,628 1,267 2,907 2,458 5,015 0,089 0,031 35,890 17,481 6,672 4,955
66
ROA 9.000 8.000
7.92 7.666
7.000
6.672
6.000 5.000
4.955
4.000 3.000 2.000 1.000 0.000 2014
2015
2016
2017
Sumber: Pengolahan data. Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Rata-Rata ROA Pada gambar 4.1 perkembangan Return On Asset (ROA) perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 cenderung menurun. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata 29 perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Pada tahun 2014 Return On Asset memiliki rata-rata sebesar 7,918 dan menurun pada tahun 2015 menjadi 7,666, kemudian pada tahun 2016 terjadi penurunan dari tahun 2015 menjadi 6,672. Pada tahun 2017, terjadi penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2016 menjadi 4,955. Selanjutnya gambaran dari keseluruhan variabel Return On Asset (ROA) pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
67
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Return On Asset tahun 2014 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
7,918
0,528
19,586
4,677
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata rasio return on asset (ROA) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2014 sebesar 7,198 dari 29 perusahaan terdapat 12 perusahaan yang memiliki nilai return on asset (ROA) melebihi dari nilai rata-rata return on asset (ROA) di tahun 2014 dan 17 perusahaan yang memiliki nilai return on asset (ROA) kurang dari nilai rata-rata return on asset (ROA) di tahun 2014 dengan nilai standar deviasi sebesar 4,677. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 dapat dikatakan bahwa kondisi return on asset (ROA) kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata return on asset (ROA) tahun 2014 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata return on asset (ROA) tahun 2014. Nilai return on asset (ROA) tahun 2014 terendah sebesar 0,528 yang dimiliki PT Fortune Mate Indonesia Tbk. Nilai tertinggi return on asset (ROA) sebesar 19,586 yang dimiliki PT Lippo Cikarang Tbk. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Return On Asset tahun 2015 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
7,666
0,373
27,312
6,121
Sumber: Pengolahan data.
68
Tabel 4.3 menunjukkan rata-rata rasio return on asset (ROA) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2015 sebesar 7,666 dari 29 perusahaan terdapat 8 perusahaan yang memiliki nilai return on asset (ROA) melebihi dari nilai rata-rata return on asset (ROA) di tahun 2015 dan 21 perusahaan yang memiliki nilai return on asset (ROA) kurang dari nilai rata-rata return on asset (ROA) di tahun 2015 dengan nilai standar deviasi sebesar 6,121. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 dapat dikatakan bahwa kondisi return on asset (ROA) kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata return on asset (ROA) tahun 2015 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata return on asset (ROA) tahun 2015. Nilai return on asset (ROA) tahun 2015 terendah sebesar 0,373 yang dimiliki PT Gading Development Tbk. Nilai tertinggi return on asset (ROA) sebesar 27,312 yang dimiliki PT Fortune Mate Indonesia Tbk. Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Return On Asset tahun 2016 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
6,672
0,089
35,890
7,145
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.4 menunjukkan rata-rata rasio return on asset (ROA) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2016 sebesar 6,672 dari 29 perusahaan terdapat 9 perusahaan yang memiliki nilai return on asset (ROA) melebihi dari nilai rata-rata return on asset (ROA) di tahun 2016 dan 20
69
perusahaan yang memiliki nilai return on asset (ROA) kurang dari nilai rata-rata return on asset (ROA) di tahun 2016 dengan nilai standar deviasi sebesar 7,145. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 dapat dikatakan bahwa kondisi return on asset (ROA) kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata return on asset (ROA) tahun 2016 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata return on asset (ROA) tahun 2016. Nilai return on asset (ROA) tahun 2016 terendah sebesar 0,089 yang dimiliki PT Gading Development Tbk. Nilai tertinggi return on asset (ROA) sebesar 35,890 yang dimiliki PT Fortune Mate Indonesia Tbk. Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel Return On Asset tahun 2017 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
4,955
0,031
17,481
4,159
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.5 menunjukkan rata-rata rasio return on asset (ROA) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2017 sebesar 4,955 dari 29 perusahaan terdapat 13 perusahaan yang memiliki nilai return on asset (ROA) melebihi dari nilai rata-rata return on asset (ROA) di tahun 2017 dan 16 perusahaan yang memiliki nilai return on asset (ROA) kurang dari nilai rata-rata return on asset (ROA) di tahun 2017 dengan nilai standar deviasi sebesar 4,159. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017 dapat dikatakan bahwa kondisi
70
return on asset (ROA) kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata return on asset (ROA) tahun 2017 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata return on asset (ROA) tahun 2017. Nilai return on asset (ROA) tahun 2017 terendah sebesar 0,031 yang dimiliki PT Gading Development Tbk. Nilai tertinggi return on asset (ROA) sebesar 17,481 yang dimiliki PT Metropolitan Kentjana Tbk. Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Return On Asset tahun 2014-2017 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
116
6.524
0.031
35.890
5.697
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.6 menunjukkan rata-rata rasio return on asset (ROA) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2014-2017 sebesar 6,524 dari 29 perusahaan terdapat 13 perusahaan yang memiliki nilai return on asset (ROA) melebihi dari nilai rata-rata return on asset (ROA) di tahun 2014-2017 dan 16 perusahaan yang memiliki nilai return on asset (ROA) kurang dari nilai rata-rata return on asset (ROA) di tahun 2014-2017 dengan nilai standar deviasi sebesar 5,697. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017 dapat dikatakan bahwa kondisi return on asset (ROA) kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata return on asset (ROA) tahun 2014-2017 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata return on asset (ROA) tahun 2014-2017.
71
Nilai return on asset (ROA) tahun 2014-2017 terendah sebesar 0,031 yang dimiliki PT Gading Development Tbk. Nilai tertinggi return on asset (ROA) sebesar 35,890 yang dimiliki PT Metropolitan Kentjana Tbk. 4.1.2.2 Solvabilitas pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2014-2017 Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang (Fahmi, 2013:121). Rasio solvabilitas dapat diukur dengan debt to equity ratio (DER). Debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2008). Debt to equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal. Semakin besar nilai Debt to equity ratio menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal yang berasal dari utang digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Debt to equity ratio yang kecil menunjukkan bahwa semakin baik kinerja keuangan perusahaan. (Warren et al, 2005). Semakin tinggi debt to equity ratio berarti resiko gagal bayar yang diperoleh semakin besar sehingga terjadi penurunan return saham. (Kasmir, 2012:200). Berikut ini merupakan nilai rasio Debt to Equity Ratio (ROA) pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2014-2017 yang masuk kedalam sampel penelitian: Tabel 4.7 Nilai Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017
72
No
Nama Perusahaan
1 Agung Podomoro Land Tbk 2 Alam Sutera Reality Tbk 3 Bekasi Asri Pemula Tbk Bekasi Fakar Industrial Estate 4 Tbk 5 Bumi Serpong Damai Tbk 6 Ciputra Development Tbk 7 Duta Anggada Realty Tbk 8 Intiland Development Tbk 9 Duta pertiwi Tbk 10 Megapolitan Development Tbk 11 Fortune Mate Indonesia Tbk 12 Gading Development Tbk Goa Makassar Tourism 13 Development Tbk 14 Perdana Gapura Prima Tbk 15 Greenwood Sejahtera Tbk 16 Jaya Real Property Tbk 17 Kawasan Industri Jababeka Tbk 18 Lippo Cikarang Tbk 19 Lippo Karawaci Tbk 20 Modernland Realty Tbk 21 Metropolitan Kentjana Tbk 22 Plaza Indonesia Realty Tbk 23 Pudjiati Prestige Tbk 24 Pakuwon Jati Tbk 25 Roda Vivatex Tbk 26 Pikko Land Development Tbk 27 Danayasa Arthatama Tbk 28 Suryamas Dutamakmur Tbk 29 Summarecon Agung Tbk Minimum Maksimum Rata-rata Sumber: Pengolahan data.
2014 1,799 1,656 0,770
DER 2015 2016 1,707 1,579 1,834 1,808 0,741 0,672
2017 1,504 1,418 0,490
Ratarata 1,647 1,679 0,668
0,282 0,523 1,039 0,575 1,014 0,284 0,955 0,607 0,273
0,522 0,630 1,009 0,674 1,157 0,320 0,812 0,312 0,219
0,535 0,572 1,033 0,674 1,341 0,244 0,982 0,147 0,225
0,486 0,574 1,052 0,787 1,075 0,269 1,375 0,175 0,277
0,456 0,575 1,033 0,678 1,147 0,279 1,031 0,310 0,249
1,285 0,705 0,163 1,088 0,824 0,613 1,140 0,960 0,997 0,920 0,394 1,025 0,216 0,458 0,411 0,430 1,566 0,163 1,799 0,792
1,299 0,662 0,086 0,830 0,957 0,507 1,185 1,120 1,018 0,941 0,438 0,986 0,178 0,289 0,473 0,286 1,491 0,086 1,834 0,782
0,924 0,554 0,074 0,729 0,904 0,332 1,066 1,205 0,780 1,007 0,612 0,876 0,149 0,239 0,386 0,252 1,549 0,074 1,808 0,740
0,766 0,451 0,079 0,585 0,909 0,603 0,901 1,063 0,500 3,701 0,509 0,826 0,110 0,297 0,342 0,258 1,593 0,079 3,701 0,792
1,068 0,593 0,100 0,808 0,899 0,514 1,073 1,087 0,824 1,642 0,488 0,928 0,163 0,321 0,403 0,306 1,550
73
Rata-rata DER 0.8 0.79
0.792
0.792 0.782
0.78 0.77 0.76
Rata-rata DER
0.75 0.74
0.74
0.73 0.72 0.71 2014
2015
2016
2017
Sumber: Pengolahan data. Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Rata-Rata DER Pada gambar 4.2 perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata 29 perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Pada tahun 2014 Debt to Equity Ratio memiliki rata-rata sebesar 0,792 dan menurun pada tahun 2015 menjadi 0,782, kemudian pada tahun 2016 terjadi penurunan dari tahun 2015 menjadi 0,740. Pada tahun 2017, terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2016 menjadi 0,792. Selanjutnya gambaran dari keseluruhan variabel Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20142017 dapat dilihat pada tabel berikut:
74
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Variabel Debt to Equity Ratio tahun 2014 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
0,792
0,163
1,799
0,437
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.8 menunjukkan rata-rata debt to equity ratio (DER) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2014 sebesar 0,792 dari 29 perusahaan terdapat 14 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio (DER) melebihi dari nilai rata-rata debt to equity ratio (DER) di tahun 2014 dan 15 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio (DER) kurang dari nilai ratarata debt to equity ratio (DER) di tahun 2014 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,437. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 dapat dikatakan bahwa kondisi debt to equity ratio (DER) cukup baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata debt to equity ratio (DER) tahun 2014 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata debt to equity ratio (DER) tahun 2014. Nilai debt to equity ratio (DER) tahun 2014 terendah sebesar 0,163 yang dimiliki PT Greenwood Sejahtera Tbk. Nilai tertinggi debt to equity ratio (DER) sebesar 1,799 yang dimiliki PT Agung Podomoro Land Tbk. Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Variabel Debt to Equity Ratio tahun 2015 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
0,782
0,086
1,834
0,457
Sumber: Pengolahan data.
75
Tabel 4.9 menunjukkan rata-rata debt to equity ratio (DER) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2015 sebesar 0,782 dari 29 perusahaan terdapat 14 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio (DER) melebihi dari nilai rata-rata debt to equity ratio (DER) di tahun 2015 dan 15 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio (DER) kurang dari nilai ratarata debt to equity ratio (DER) di tahun 2015 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,457. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 dapat dikatakan bahwa kondisi debt to equity ratio (DER) cukup baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata debt to equity ratio (DER) tahun 2015 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata debt to equity ratio (DER) tahun 2015. Nilai debt to equity ratio (DER) tahun 2015 terendah sebesar 0,086 yang dimiliki PT Greenwood Sejahtera Tbk. Nilai tertinggi debt to equity ratio (DER) sebesar 1,834 yang dimiliki PT Alam Sutera Reality Tbk. Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Variabel Debt to Equity Ratio tahun 2016 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
0,740
0,079
3,701
0,702
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.10 menunjukkan rata-rata debt to equity ratio (DER) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2016 sebesar 0,740 dari 29 perusahaan terdapat 13 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio (DER) melebihi dari nilai rata-rata debt to equity ratio (DER) di tahun 2016 dan 16 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio (DER) kurang dari nilai rata-
76
rata debt to equity ratio (DER) di tahun 2016 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,702. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 dapat dikatakan bahwa kondisi debt to equity ratio (DER) cukup baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata debt to equity ratio (DER) tahun 2016 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata debt to equity ratio (DER) tahun 2016. Nilai debt to equity ratio (DER) tahun 2016 terendah sebesar 0,074 yang dimiliki PT Greenwood Sejahtera Tbk. Nilai tertinggi debt to equity ratio (DER) sebesar 1,808 yang dimiliki PT Alam Sutera Reality Tbk. Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Variabel Debt to Equity Ratio tahun 2017 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
0,792
0,079
3,701
0,702
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.11 menunjukkan rata-rata debt to equity ratio (DER) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2017 sebesar 0,792 dari 29 perusahaan terdapat 10 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio (DER) melebihi dari nilai rata-rata debt to equity ratio (DER) di tahun 2017 dan 19 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio (DER) kurang dari nilai ratarata debt to equity ratio (DER) di tahun 2017 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,702. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017 dapat dikatakan bahwa kondisi debt to equity ratio (DER) cukup baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata debt to equity ratio (DER) tahun 2017 lebih sedikit dibandingkan dengan
77
perusahaan yang tidak melebihi rata-rata debt to equity ratio (DER) tahun 2017. Nilai debt to equity ratio (DER) tahun 2017 terendah sebesar 0,079 yang dimiliki PT Greenwood Sejahtera Tbk. Nilai tertinggi debt to equity ratio (DER) sebesar 3,701 yang dimiliki PT Plaza Indonesia Realty Tbk. Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Variabel Debt to Equity Ratio tahun 2014-2017 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
116
0,777
0,074
3,701
0,520
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.12 menunjukkan rata-rata debt to equity ratio (DER) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2014-2017 sebesar 0,777 dari 29 perusahaan terdapat 11 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio (DER) melebihi dari nilai rata-rata debt to equity ratio (DER) di tahun 2014-2017 dan 18 perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio (DER) kurang dari nilai ratarata debt to equity ratio (DER) di tahun 2014-2017 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,520. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017 dapat dikatakan bahwa kondisi debt to equity ratio (DER) cukup baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata debt to equity ratio (DER) tahun 2014-2017 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata debt to equity ratio (DER) tahun 2014-2017. Nilai debt to equity ratio (DER) tahun 2014-2017 terendah sebesar 0,074 yang dimiliki PT Greenwood Sejahtera Tbk. Nilai tertinggi debt to equity ratio (DER) sebesar 3,701 yang dimiliki PT Plaza Indonesia Realty Tbk.
78
4.1.2.3 Nilai Pasar (Market Value) pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20142017 Rasio nilai pasar (market value) adalah rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi dipasar. Rasio nilai pasar mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang (Fahmi, 2013). Nilai pasar dalam penelitian diukur dengan rasio harga saham terhadap laba bersih per sahamnya atau price earning ratio (PER). Price Earning Ratio adalah rasio harga per saham terhadap laba per saham menunjukkan jumlah yang rela dibayarkan oleh investor untuk setiap laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2010:150). Price earning ratio (PER) merupakan cara mengukur prestasi kerja saham di bursa. Price earning ratio (PER) yang tinggi mencerminkan rendahnya kapasitas pemilik saham untuk memperoleh kembali nilai sahamnya (Yeye Susilowati, 2003:30). Secara fundamental price earning ratio merupakan rasio yang diperhatikan oleh investor dalam memilih saham, karena perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) yang tinggi menunjukkan nilai pasar yang tinggi atas saham, sehingga saham perusahaan akan diminati oleh investor dan akan berdampak pada kenaikan harga saham, apabila perusahaan mempunyai price earning ratio (PER) yang rendah, maka menunjukkan nilai pasar yang rendah, sehingga akan berdampak terhadap penurunan harga saham perusahaan (Husnan, 2015). Price Earning Ratio (PER) dapat dijadikan sebagai indikator pertumbuhan dividend dan
79
kemampuan menghitung return saham (Ang dan Bekaert, 2004:87). Berikut ini merupakan nilai rasio Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 20142017 yang masuk kedalam sampel penelitian: Tabel 4.13 Nilai Price Earning Ratio pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Perusahaan
2014
Agung Podomoro 6,981 Land Tbk Alam Sutera Reality 9,349 Tbk Bekasi Asri Pemula 4,695 Tbk Bekasi Fakar Industrial Estate 18,011 Tbk Bumi Serpong 8,298 Damai Tbk Ciputra 10,389 Development Tbk Duta Anggada 5,234 Realty Tbk Intiland 15,580 Development Tbk 15,429 Duta pertiwi Tbk Megapolitan 10,247 Development Tbk Fortune Mate 504,494 Indonesia Tbk Gading 10,805 Development Tbk Goa Makassar Tourism 5,088 Development Tbk Perdana Gapura 13,959 Prima Tbk Greenwood 7,905 Sejahtera Tbk
PER 2015 2016
2017
Ratarata
6,098
4,581
2,160
4,955
9,851
13,554
5,050
9,451
27,473
19,920
4,409
14,124
13,400
7,293
4,990
10,924
14,734
16,578
6,333
11,486
11,801
17,589
21,593
15,343
7,422
5,894
31,842
12,598
12,095
17,428
13,359
14,615
22,135
15,775
18,662
18,000
8,058
7,172
8,272
8,437
13,647
4,913
160,436
170,873
110
416,667
1.725
565,618
6,405
8,119
15,142
8,689
11,678
16,652
11,798
13,522
0,759
4,788
6,209
4,915
80
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Jaya Real Property 19,794 Tbk Kawasan Industri 14,768 Jababeka Tbk Lippo Cikarang Tbk 8,575 Lippo Karawaci 7,508 Tbk Modernland Realty 9,163 Tbk Metropolitan 33,162 Kentjana Tbk Plaza Indonesia 37,515 Realty Tbk Pudjiati Prestige 9,654 Tbk 9,860 Pakuwon Jati Tbk 6,066 Roda Vivatex Tbk Pikko Land 14,769 Development Tbk Danayasa 166,113 Arthatama Tbk Suryamas 15,177 Dutamakmur Tbk Summarecon 15,683 Agung Tbk 4,695 Minimum 504,494 Maksimum 34,975 Rata-rata
Sumber: Pengolahan data.
11,734
11,906
11,110
13,636
14,649
13,425
68,258
27,775
5,542
6,511
5,959
6,647
23,321
13,539
13,143
14,378
6,701
8,550
5,994
7,602
17,986
20,357
28,994
25,125
52,158
24,131
39,656
38,365
5,016
5,464
24,634
11,192
18,931 6,294
16,287 10,338
17,614 6,532
15,673 7,307
33,111
7.800
118,056
1991,484
42,803
16,319
39,630
66,216
6,795
22,222
37,993
20,547
27,834
61,343
37,649
35,627
0,759 110 18,911
4,581 7.800 296,804
2,160 1.725 85,878
81
Rata-Rata PER 350.000 300.000
296.804
250.000 200.000 Rata-Rata PER
150.000 100.000 50.000
85.878 34.975
0.000 2014
18.911 2015
2016
2017
Sumber: Pengolahan data. Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Rata-Rata PER Pada gambar 4.3 perkembangan Price Earning Ratio (PER) perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata 29 perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Pada tahun 2014 Price Earning Ratio memiliki rata-rata sebesar 34,975 dan menurun pada tahun 2015 menjadi 18,911, kemudian pada tahun 2016 terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2015 menjadi 296,804. Pada tahun 2017, terjadi penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2016 menjadi 85,878. Selanjutnya gambaran dari keseluruhan variabel Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
82
Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Variabel Price Earning Ratio tahun 2014 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
34,975
4,695
504,494
94,974
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.14 menunjukkan rata-rata price earning ratio (PER) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2014 sebesar 24,975 dari 29 perusahaan terdapat 3 perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) melebihi dari nilai rata-rata price earning ratio (PER) di tahun 2014 dan 26 perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) kurang dari nilai ratarata price earning ratio (PER) di tahun 2014 dengan nilai standar deviasi sebesar 94,974. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 dapat dikatakan bahwa kondisi price earning ratio (PER) kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata price earning ratio (PER) tahun 2014 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata price earning ratio (PER) tahun 2014. Nilai price earning ratio (PER) tahun 2014 terendah sebesar 4,695 yang dimiliki PT Bekasi Asri Pemula Tbk. Nilai tertinggi price earning ratio (PER) sebesar 504,494 yang dimiliki PT Fortune Mate Indonesia Tbk. Tabel 4.15 Statistik Deskriptif Variabel Price Earning Ratio tahun 2015 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
18,911
0,759
110
21,097
Sumber: Pengolahan data.
83
Tabel 4.15 menunjukkan rata-rata price earning ratio (PER) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2015 sebesar 18,911 dari 29 perusahaan terdapat 9 perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) melebihi dari nilai rata-rata price earning ratio (PER) di tahun 2015 dan 20 perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) kurang dari nilai ratarata price earning ratio (PER) di tahun 2015 dengan nilai standar deviasi sebesar 21,097. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 dapat dikatakan bahwa kondisi price earning ratio (PER) kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata price earning ratio (PER) tahun 2015 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata price earning ratio (PER) tahun 2015. Nilai price earning ratio (PER) tahun 2015 terendah sebesar 0,759 yang dimiliki PT Greenwood Sejahtera Tbk. Nilai tertinggi price earning ratio (PER) sebesar 110 yang dimiliki PT Gading Development Tbk. Tabel 4.16 Statistik Deskriptif Variabel Price Earning Ratio tahun 2016 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
296,804
4,581
7.800
1.445,038
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.16 menunjukkan rata-rata price earning ratio (PER) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2016 sebesar 296,804 dari 29 perusahaan terdapat 2 perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) melebihi dari nilai rata-rata price earning ratio (PER) di tahun 2016 dan 27 perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) kurang dari nilai rata-
84
rata price earning ratio (PER) di tahun 2016 dengan nilai standar deviasi sebesar 1.445,038. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 dapat dikatakan bahwa kondisi price earning ratio (PER) kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata price earning ratio (PER) tahun 2016 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata price earning ratio (PER) tahun 2016. Nilai price earning ratio (PER) tahun 2016 terendah sebesar 4,581 yang dimiliki PT Agung Podomoro Land Tbk. Nilai tertinggi price earning ratio (PER) sebesar 7.800 yang dimiliki PT Pikko Land Development Tbk. Tabel 4.17 Statistik Deskriptif Variabel Price Earning Ratio tahun 2017 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
85,878
2,160
1.725
317,178
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.17 menunjukkan rata-rata price earning ratio (PER) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2017 sebesar 85,878 dari 29 perusahaan terdapat 3 perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) melebihi dari nilai rata-rata price earning ratio (PER) di tahun 2017 dan 26 perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) kurang dari nilai ratarata price earning ratio (PER) di tahun 2017 dengan nilai standar deviasi sebesar 317,178. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017 dapat dikatakan bahwa kondisi price earning ratio (PER) kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata price earning ratio (PER) tahun 2017 lebih sedikit dibandingkan dengan
85
perusahaan yang tidak melebihi rata-rata price earning ratio (PER) tahun 2017. Nilai price earning ratio (PER) tahun 2017 terendah sebesar 2,16 yang dimiliki PT Agung Podomoro Land Tbk. Nilai tertinggi price earning ratio (PER) sebesar 1.725 yang dimiliki PT Gading Development Tbk. Tabel 4.18 Statistik Deskriptif Variabel Price Earning Ratio tahun 2014-2017 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
116
109,142
0,759
7.800
740,048
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.18 menunjukkan rata-rata price earning ratio (PER) pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2014-2017 sebesar 109,142 dari 29 perusahaan terdapat 3 perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) melebihi dari nilai rata-rata price earning ratio (PER) di tahun 2014-2017 dan 26 perusahaan yang memiliki nilai price earning ratio (PER) kurang dari nilai rata-rata price earning ratio (PER) di tahun 2014-2017 dengan nilai standar deviasi sebesar 740,048. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017 dapat dikatakan bahwa kondisi price earning ratio (PER) kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata price earning ratio (PER) tahun 2014-2017 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata price earning ratio (PER) tahun 2014-2017. Nilai price earning ratio (PER) tahun 2014-2017 terendah sebesar 0,759 yang dimiliki PT Greenwood Sejahtera Tbk. Nilai tertinggi price earning ratio (PER) sebesar 7.800 yang dimiliki PT Pikko Land Development Tbk.
86
4.1.2.4 Tingkat Return Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20142017 Return saham adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil kebijakan investasi saham yang dilakukannya (Fahmi, 2012:184). Return dapat berupa realized return yakni return yang telah terjadi dan dihitung menggunakan data historis dan expected return yakni return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang (Hartono, 2013:235). Dengan adanya return saham yang tinggi akan menarik investor untuk membeli saham (Jogiyanto, 2010:205). Return yang diinginkan oleh pemegang saham adalah capital gain (Astuti, 2010). Capital gain merupakan kenaikan harga saham yang bisa memberikan keuntungan bagi investor. Capital gain diperoleh dari selisih harga pembelian dengan harga penjualan (Jogiyanto, 2013). Capital gain dapat diartikan sebagai perubahan harga saham (Tandelilin, 2017:114). Semakin tinggi harga saham menunjukkan saham semakin diminati oleh investor dan akan menghasilkan capital gain yang semakin besar (Fahmi, 2011:166). Berikut ini merupakan nilai Tingkat Return Saham pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2014-2017 yang masuk kedalam sampel penelitian: Tabel 4.19 Nilai Return Saham pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017
87
No
Nama Perusahaan
1 Agung Podomoro Land Tbk 2 Alam Sutera Reality Tbk 3 Bekasi Asri Pemula Tbk Bekasi Fakar Industrial 4 Estate Tbk 5 Bumi Serpong Damai Tbk 6 Ciputra Development Tbk 7 Duta Anggada Realty Tbk 8 Intiland Development Tbk 9 Duta pertiwi Tbk Megapolitan Development 10 Tbk 11 Fortune Mate Indonesia Tbk 12 Gading Development Tbk Goa Makassar Tourism 13 Development Tbk 14 Perdana Gapura Prima Tbk 15 Greenwood Sejahtera Tbk 16 Jaya Real Property Tbk Kawasan Industri Jababeka 17 Tbk 18 Lippo Cikarang Tbk 19 Lippo Karawaci Tbk 20 Modernland Realty Tbk 21 Metropolitan Kentjana Tbk 22 Plaza Indonesia Realty Tbk 23 Pudjiati Prestige Tbk 24 Pakuwon Jati Tbk 25 Roda Vivatex Tbk Pikko Land Development 26 Tbk 27 Danayasa Arthatama Tbk 28 Suryamas Dutamakmur Tbk 29 Summarecon Agung Tbk Minimum Maksimum Rata-rata Sumber: Pengolahan data.
Return Saham 2014 2015 2016 0,558 -0,003 -0,371 0,302 -0,388 0,026 -0,242 0,000 0,000
2017 0,000 0,011 0,760
Ratarata 0,046 -0,012 0,129
-0,136 -0,025 -0,080 -0,143 0,022 -0,063
-0,016 -0,031 -0,112 -0,150 -0,300 -0,100
-0,027 0,085 0,157 -0,037 0,135 0,060
0,051 -0,028 0,782 -0,375 0,078 -0,091
0,857 0,030 0,380
0,279 0,151 -0,013
-0,265 0,230 -0,073 0,980 -0,334 -0,080 0,094 -0,293 0,049 0,300 -0,284 0,174
-0,999 -0,437 0,163 0,029
-0,277 0,032 0,003 0,055
0,487 1,133 0,121 0,333 0,611 0,953 -0,081 0,907 0,071
-0,146 -0,303 0,015 -0,102 0,103 0,067 -0,048 -0,037 0,143
0,184 -0,303 -0,304 -0,268 0,526 0,213 -0,095 0,139 0,667
-0,014 -0,378 -0,322 -0,140 0,417 -0,268 0,184 -0,142 -0,400
0,128 0,037 -0,123 -0,044 0,414 0,241 -0,010 0,217 0,120
0,029 -0,259 -0,347 0,949 -0,420 1,133 0,344
0,285 -0,153 -0,234 0,086 -0,597 0,782 -0,042
-0,345 -0,027 -0,200 -0,197 -0,375 0,667 -0,042
-0,564 0,636 0,395 -0,287 -0,999 0,857 -0,028
-0,149 0,050 -0,097 0,138
0,640 0,399 0,639 0,528 1,063 0,091 0,234 0,166 -0,420
-0,597 -0,003 0,181 -0,382 -0,248 0,311
88
Rata-Rata Return Saham 0.4 0.35
0.344
0.3
0.25 0.2 0.15
Rata-Rata Return Saham
0.1 0.05 0 -0.05
2014
2015-0.042
2016-0.042
2017-0.028
-0.1
Sumber: Pengolahan data. Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Rata-Rata Tingkat Return Saham Pada gambar 4.2 perkembangan Tingkat Return Saham perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata 29 perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Pada tahun 2014 Tingkat Return Saham memiliki rata-rata sebesar 0,344 dan terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2015 menjadi -0,042, kemudian pada tahun 2016 tidak terjadi penurunan atau kenaikan dari tahun 2015 tetap -0,042. Pada tahun 2017, terjadi kenaikan dari tahun 2016 menjadi -0,028. Selanjutnya gambaran dari keseluruhan variabel Tingkat Return Saham pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
89
Tabel 4.20 Statistik Deskriptif Variabel Return Saham tahun 2014 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
0,344
-0,420
1,133
0,450
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.20 menunjukkan rata-rata tingkat return saham pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2014 sebesar 0,344 dari 29 perusahaan terdapat 13 perusahaan yang memiliki nilai tingkat return saham melebihi dari nilai rata-rata tingkat return saham di tahun 2014 dan 16 perusahaan yang memiliki nilai tingkat return saham kurang dari nilai rata-rata tingkat return saham di tahun 2014 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,450. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 dapat dikatakan bahwa kondisi tingkat return saham kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata tingkat return saham tahun 2014 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata tingkat return saham tahun 2014. Nilai tingkat return saham tahun 2014 terendah sebesar -0,420 yang dimiliki PT Gading Development Tbk. Nilai tertinggi tingkat return saham sebesar 1.133 yang dimiliki PT Lippo Cikarang Tbk. Tabel 4.21 Statistik Deskriptif Variabel Return Saham tahun 2015 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
-0,042
-0,597
0,782
0,272
Sumber: Pengolahan data.
90
Tabel 4.21 menunjukkan rata-rata tingkat return saham pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2015 sebesar -0,042 dari 29 perusahaan terdapat 16 perusahaan yang memiliki nilai tingkat return saham melebihi dari nilai rata-rata tingkat return saham di tahun 2015 dan 13 perusahaan yang memiliki nilai tingkat return saham kurang dari nilai rata-rata tingkat return saham di tahun 2015 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,272. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 dapat dikatakan bahwa kondisi tingkat return saham cukup baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata tingkat return saham tahun 2015 lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata tingkat return saham tahun 2015. Nilai tingkat return saham tahun 2015 terendah sebesar -0,597 yang dimiliki PT Bekasi Fakar Industrial Estate Tbk. Nilai tertinggi tingkat return saham sebesar 0,782 yang dimiliki PT Fortune Mate Indonesia Tbk. Tabel 4.22 Statistik Deskriptif Variabel Return Saham tahun 2016 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
-0,042
-0,375
0,667
0,240
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.22 menunjukkan rata-rata tingkat return saham pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2016 sebesar -0,042 dari 29 perusahaan terdapat 13 perusahaan yang memiliki nilai tingkat return saham melebihi dari nilai rata-rata tingkat return saham di tahun 2016 dan 16 perusahaan yang memiliki nilai tingkat return saham kurang dari nilai rata-rata tingkat return
91
saham di tahun 2016 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,240. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 dapat dikatakan bahwa kondisi tingkat return saham kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata tingkat return saham tahun 2016 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata tingkat return saham tahun 2016. Nilai tingkat return saham tahun 2016 terendah sebesar -0,375 yang dimiliki PT Fortune Mate Indonesia Tbk. Nilai tertinggi tingkat return saham sebesar 0,667 yang dimiliki PT Roda Vivatex Tbk. Tabel 4.23 Statistik Deskriptif Variabel Return Saham tahun 2017 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
29
-0,028
-0,999
0,857
0,4
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.23 menunjukkan rata-rata tingkat return saham pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2017 sebesar -0,028 dari 29 perusahaan terdapat 14 perusahaan yang memiliki nilai tingkat return saham melebihi dari nilai rata-rata tingkat return saham di tahun 2017 dan 15 perusahaan yang memiliki nilai tingkat return saham kurang dari nilai rata-rata tingkat return saham di tahun 2017 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,4. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017 dapat dikatakan bahwa kondisi tingkat return saham kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata tingkat return saham tahun 2017 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
92
melebihi rata-rata tingkat return saham tahun 2017. Nilai tingkat return saham tahun 2017 terendah sebesar -0,999 yang dimiliki PT Goa Makassar Tourism Development Tbk. Nilai tertinggi tingkat return saham sebesar 0,857 yang dimiliki PT Megapolitan Development Tbk. Tabel 4.24 Statistik Deskriptif Variabel Return Saham tahun 2014-2017 Sampel
Mean
Minimum
Maksimum
Std.Dev
116
0,058
-0,999
1,133
0,384
Sumber: Pengolahan data. Tabel 4.24 menunjukkan rata-rata tingkat return saham pada perusahaan sektor properti dan real estate tahun 2014-2017 sebesar 0,058 dari 29 perusahaan terdapat 13 perusahaan yang memiliki nilai tingkat return saham melebihi dari nilai rata-rata tingkat return saham di tahun 2014-2017 dan 16 perusahaan yang memiliki nilai tingkat return saham kurang dari nilai rata-rata tingkat return saham di tahun 2014-2017 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,384. Hasil tersebut menunjukkan pada perusaahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017 dapat dikatakan bahwa kondisi tingkat return saham kurang baik karena perusahaan yang melebihi rata-rata tingkat return saham tahun 2014-2017 lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melebihi rata-rata tingkat return saham tahun 2014-2017. Nilai tingkat return saham tahun 2014-2017 terendah sebesar -0,999 yang dimiliki PT Goa Makassar Tourism Development Tbk. Nilai tertinggi tingkat return saham sebesar 1,133 yang dimiliki PT Lippo Cikarang Tbk.
93
4.1.3
Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
4.1.3.1 Pengujian Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas
b.
Uji Multikolinearitas
c.
Uji Heteroskedastisitas
d.
Uji Autokorelasi
4.1.3.2 Hasil Uji Regresi 4.1.3.3 Uji Kecocokan Model a.
Koefisien Determinasi
4.1.3.4 Uji t (Parsial) 4.1.3.5 Uji f (Simultan) 4.2
Pembahasan
4.2.1
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tingkat Return Saham
4.2.2
Pengaruh Solvabilitas Terhadap Tingkat Return Saham
4.2.3
Pengaruh Nilai Pasar (Market Value) Terhadap Tingkat Return Saham