RESPONSI
Pembimbing : dr. Een Hendarsih, SpPD, KHOM, FINASIM
Disusun oleh: Rosi Arly Fadila 201510401011023
SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSU HAJI SURABAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TINJAUAN KASUS Identitas Pasien •Nama
: Tn Y
•Umur
: 50 tahun
•Jenis Kelamin
: Laki-laki
•Alamat
: Kedondong kidul I/73
•Agama
: Islam
•Suku
: Jawa
•Pendidikan
: S1
•Pekerjaan
: Wiraswasta
•Status Pernikahan
: menikah
•No. register
: 775978
•Tanggal MRS
: 15 Juni 2016
•Tanggal Pemeriksaan
: 17 Juni 2016
Anamnesis
TINJAUAN KASUS
•Keluhan Utama : Benjolan di leher •Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) : •Pasien datang ke IGD RSU Haji dengan keluhan benjolan di leher. Keluhan dirasakan sudah 2 minggu sebelum MRS. Benjolan di rahang bawah kanan dan di bawah dagu. Benjolan muncul tiba-tiba, cepat membesar, teraba lunak, kaku, nyeri (-). Pasien belum minum obat untuk mengurangi benjolan. •Pasien juga mengeluh badan terasa lemas. Keluhan dirasakan 1 minggu sebelum MRS. Pasien juga mengeluh matanya berkunang-kunang. Telinga berdenging (-),mual muntah (-), sesak (-). •Demam (-),keringat malam hari (+), penurunan BB (+) sebanyak 10 kg dalam 1 bulan ini.
•BAK lancar, warna kuning pucat, nyeri (-) •BAB lancar, warna kuning kecoklatan konsistensi padat, darah (-)
TINJAUAN KASUS Anamnesis •RPD •Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, saat ini MRS yang kedua kalinya. MRS 2 minggu yang lalu dan ditransfusi PRC 3 pack muncul demam. Sebelum MRS pasien mengeluh demam sudah 1 bulan dan ada riwayat gigi berlubang. •Riwayat Diabetes mellitus (+) sudah 6 tahun, rutin suntik lantus 10-0-0 •Riwayat Hipertensi (-) •Riwayat PJK (-) •Riwayat asma (-) •Riwayat alergi (-)
TINJAUAN KASUS Anamnesis •RPK •Keluarga tidak pernah sakit seperti ini •Riwayat Hipertensi (+) •Riwayat Diabetes mellitus (+) •Riwayat PJK (-) •Riwayat asma (-) •Riwayat alergi (-) •Riwayat Sosial • Pasien sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta dan memiliki usaha sendiri di rumahnya • Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol
TINJAUAN KASUS Pemeriksaan Fisik •Keadaan Umum •Kesadaran •GCS •Vital Sign •Tensi (T) •Nadi (N) •Pernafasan (RR) •Suhu badan (t) •Berat badan (BB) •Tinggi badan (TB)
: Cukup : Compos mentis : 456 : 110/80 mmHg : 82 x/menit : 20 x/menit : 36,0 0 C : 63 kg : 183 cm
TINJAUAN KASUS Kepala - Leher
•Rambut dalam batas normal •Bentuk kepala dalam batas normal •Reflek cahaya (+), isokor •Mata cowong (-), anemis (+), ikterus (-), dispneu (-), sianosis (-)
•Hidung dan mulut dalam batas normal •pembesaran KGB (+) •Benjolan di rahang kanan bawah : massa (+) padat kenyal uk. 6x8 cm, NT (-), mobile (-) •Benjolan di bawah dagu : massa (+), padat kenyal, uk o 3 cm, NT (-), mobile terbatas •Deviasi trakea (-), vena jugularis dan tiroid dalam batas normal
TINJAUAN KASUS Paru
:
•Inspeksi: bentuk dada normochest, deformitas (-), pergerakan dinding dada simetris, retraksi ICS (-), tipe nafas regular, pemanjangan ekspirasi (-) •Palpasi: nyeri tekan (-), ekspansi dinding dada simetris, stem fremitus simetris
•Perkusi: sonor pada kedua lapang paru •Auskultasi: vesikuler (+ / +), ronchi (- / -), wheezing (- / -)
Jantung : • • • •
Inspeksi : iktus tidak tampak, pulsasi precordial (-) Palpasi : iktus tidak kuat angkat, thrill (-) Perkusi : redup, batas jantung normal Auskultasi : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
TINJAUAN KASUS Abdomen •Inspeksi
: normal, pulsasi epigastrium (-)
•Auskultasi
: BU (+) normal
•Perkusi : timpani, traube space (+) : Supel, hepar tidak teraba, lien teraba schuffner III-IV nyeri tekan + +
•Palpasi
Ekstremitas
•Akral hangat kering pucat •Edema
-
-
-
-
•CRT < 2 detik
+
+
TINJAUAN KASUS
PEMERIKSAAN PENUNJANG •Darah Lengkap: •Hb • • • • • •
: 5,5 g/dL MCV : 81,1 fL MCH : 25,9 pg MCHC : 32,0 g/dL RDW-SD : 54,2 fL RDW-CV : 19,8 % Kesimpulan : Anemia normokrom normositik
Leukosit
: 4.480 /mm3
Diff count
Eo
: 2,2%
Baso
: 0,4 %
Neut
: 56,1 %
Lymph : 10,9 %
Mono : 30,4 %
GDA
: 229 mg/dl
BUN
: 18 mg/dl
Kreatinin
: 1,0 mg/dl
Bilirubin direct
: 0,61 mg/dl
Bilirubin total
: 1,77 mg/dl
SGOT
: 28 U/l
SGPT
: 34 U/l
K
: 4,2 mmol/L
Hematokrit
: 17,2 %
Na
: 130 mmol/L
Trombosit
: 205.000 /mm3
Cl
: 94 mmol/L
PEMERIKSAAN PENUNJANG •Hematologi •Retikulosit
: 4,3 %
•Hapusan Darah Tepi
•Eritrosit : kesan jumlah menurun dengan hypochrom anisositosis
•Leukosit : kesan jumlah normal, tidak tampak sel muda •Trombosit : kesan jumlah normal •Kesan : Anemia hypochrom anisositosis •Kemungkinan 1 : Chronic disease anemia •Kemungkinan 2 : Anemia deff besi
TINJAUAN KASUS
FNAB di laboratorium klinik pramita Kesimpulan/Diagnosis : Nodul submandibula dextra dan sinistra
Metastase undifferentiated
Coomb test direk negative
Dd malignant lymphoma
Laboratorium (16/6/2016)
Laboratorium (17/6/2016) Darah Lengkap:
Hb
: 7,7 g/dL
MCV
: 85,2 fL
MCH
: 27,1 pg
MCHC
: 31,8 g/dL
RDW-SD
: 56,1 fL
RDW-CV
: 18,7 %
TINJAUAN KASUS
PEMERIKSAAN PENUNJANG •Leukosit
: 4990 /mm3
•Diff count •Eo
: 0,0 %
•Baso
: 0,0 %
•Neut
: 90,4 %
•Lymph
: 5,6 %
•Mono %Hematokrit
: 4,0 : 24,2 %
•Trombosit /mm3
: 313.000
Kimia klinik
BSN puasa mg/dl
: 480
2JPP mg/dl
: 573
TINJAUAN KASUS
DIAGNOSIS Limfadenopati coli susp. LNH Anemia hemolitik susp. AIHA
DM Tipe 2
PLANNING
Terapi
Infus RL 14 tpm
Biopsi
Transfusi WE 2 pack
Foto thorak PA
RCS 3 x 4 unit sc
EKG
Metilprednisolon 3 x 16 mg
USG Abdomen
Konsul bedah,jantung, anastesi
TINJAUAN KASUS
PLANNING Monitoring
Edukasi
•Keadaan umum
Memberitahu pasien dan keluarga pasien tentang keadaan pasien, dan penyakit yang diderita.
Memberitahu pasien memgenai pemeriksaan dan terapi yang dilakukan kepada pasien (Indikasi, prosedur, persiapan hingga komplikasi yang mungkin terjadi).
Memberitahukan tentang komplikasi serta prognosis dari penyakit yang diderita pasien
•Vital sign (nadi, TD, RR, suhu) •Keluhan pasien •DL serial •Reaksi transfusi •GDP, G2PP
FOLLOW UP HARIAN Perkembangan Harian (Tanggal 18 Juni 2016) Subjektif Benjolan di leher mengecil Badan lemas berkurang Mata berkunang-kunang (-) Demam menggigil (-) Mual muntah (+) Nyeri pinggang (-) Gatal (-) Bercak kemerahan di seluruh badan (-) Sesak (-) BAK lancar, darah (-), nyeri (-) BAB normal, konsistensi padat warna coklat Nafsu makan baik
Objektif
Assesment
KU : cukup Limfadenopati susp. LNH Kesadaran : CM, GCS : 456 TD : 110/80, N : 84x, RR : 18x, Suhu : 35 Anemia hemolitik K/L : a/i/d/c : +/-/-/pembesaran KGB (+) DM Tipe 2 Benjolan di rahang kanan bawah : massa (+) padat kenyal uk. 1x1 cm, NT (-), mobile (-) Benjolan di bawah dagu : massa (+), padat kenyal, uk o 1 cm, NT (-), mobile terbatas Thoraks : c/p dbn Abdomen : L teraba schuffner III – IV, traube space + Ekstremitas : Akral hangat kering pucat USG Abdomen : Spleenomegali Foto thoraks PA : Nodul di suprahiller kiri Biopsi belum dilakukan karena KU dan gula darah pasien belum stabil, Hb belum naik
Planning Diagnosis : Biopsi Monitoring : VS Keluhan pasien Reaksi transfusi DL post transfusi Terapi : Infus PZ 21 tpm Transfusi WE 2 bag Inj Lantus 0-0-20 novorapid 3 x 8 unit sc Metilprednisolon 3 x 16 mg Lansoprazole 1 x 1 tab
FOLLOW UP HARIAN Perkembangan Harian (Tanggal 19 Juni 2016) Subjektif Benjolan di leher mengecil Badan lemas berkurang Demam menggigil (-) Mual muntah (+) Nyeri pinggang (-) Gatal (-) Bercak kemerahan di seluruh badan (-) Sesak (-) BAK lancar, darah (-), nyeri (-) BAB normal, konsistensi padat warna coklat Nafsu makan baik
Objektif KU : cukup Kesadaran : CM, GCS : 456 TD : 110/70, N : 86x, RR : 20x, Suhu : 35,6 K/L : a/i/d/c : +/-/-/pembesaran KGB (+) Benjolan di rahang kanan bawah : massa (+) padat kenyal uk. 1x1 cm, NT (-), mobile (-) Benjolan di bawah dagu : massa (+), padat kenyal, uk o 1 cm, NT (-), mobile terbatas Thoraks : c/p dbn Abdomen : L teraba schuffner III – IV, traube space + Ekstremitas : Akral hangat kering pucat Laboratorium : Hb : 8,3 g/dL Leukosit : 6.290 /mm3 Hematokrit : 25,7 % Trombosit : 394.000 /mm3
Assesment
Planning Diagnosis : Biopsi Monitoring : susp. VS Keluhan pasien Reaksi transfusi DL post transfusi Terapi :Infus PZ 21 tpm Transfusi WE 2 bag Inj Lantus 0-0-20 novorapid 3 x 8 unit sc Metilprednisolon 3 x 16mg Lansoprazole 1 x 1 tab
Limfadenopati susp. LNH Anemia AIHA DM Tipe 2
hemolitik
FOLLOW UP HARIAN Perkembangan Harian (Tanggal 20 Juni 2016) Subjektif Benjolan di leher mengecil Badan lemas (-) Demam menggigil (-) Mual muntah (-) Nyeri pinggang (-) Gatal (-) Bercak kemerahan di seluruh badan (-) Sesak (-) BAK lancar, darah (-), nyeri (-) BAB normal, konsistensi padat warna coklat Nafsu makan baik
Objektif KU : lemah Kesadaran : CM, GCS : 456 TD : 110/70, N : 83x, RR : 23x, Suhu : 35,6
K/L : a/i/d/c : +/-/-/pembesaran KGB (+) Benjolan di rahang kanan bawah : massa (+) padat kenyal uk. 1x1 cm, NT (-), mobile (-) Benjolan di bawah dagu : massa (+), padat kenyal, uk o 1 cm, NT (-), mobile terbatas Thoraks : c/p dbn Abdomen : L teraba schuffner III – IV, traube space + Ekstremitas : Akral hangat kering pucat
Assesment Limfadenopati susp. LNH
Anemia hemolitik susp. AIHA DM Tipe 2
Planning Pro KRS Lantus 0-0-20 Novorapid 3 x 8 unit sc ac Metilprednisolon 3 x 16 mg
RESUME
TINJAUAN KASUS
• Laki-laki, 50 tahun, Tn Y. datang ke IGD RSU Haji tanggal 15 Juni 2016 dengan keluhan benjolan di leher. Keluhan dirasakan sudah 2 minggu sebelum MRS. Benjolan di rahang bawah kanan dan di bawah dagu. Benjolan muncul tiba-tiba, cepat membesar, teraba lunak, kaku, nyeri (-). Pasien belum minum obat untuk mengurangi benjolan. • Pasien juga mengeluh badan terasa lemas. Keluhan dirasakan 1 minggu sebelum MRS. Pasien juga mengeluh matanya berkunangkunang. Telinga berdenging (-), mual muntah (-), sesak (-). • Demam (-), keringat malam hari (+), penurunan BB (+) sebanyak 10 kg dalam 1 bulan ini, BAK lancar, warna kuning pucat, nyeri (-), BAB lancar, warna kuning kecoklatan konsistensi padat, darah (-).
RESUME
TINJAUAN KASUS
• Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, saat ini MRS yang kedua kalinya. MRS 2 minggu yang lalu dan ditransfusi PRC 3 pack muncul demam. Sebelum MRS pasien mengeluh demam sudah 1 bulan dan ada riwayat gigi berlubang. Riwayat Diabetes mellitus (+) sudah 6 tahun, rutin suntik lantus 10-0-0, riwayat Hipertensi (-), riwayat PJK (-), riwayat asma (-), riwayat alergi (-) • Keluarga tidak pernah sakit seperti ini, riwayat Hipertensi (+), riwayat Diabetes mellitus (+), riwayat PJK (-), riwayat asma (-), riwayat alergi (-)
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva palpebra inferior tampak anemis, pembesaran kelenjar getah bening benjolan di rahang kanan bawah : massa (+) padat kenyal uk. 6x8 cm, NT (-), mobile (-), benjolan di bawah dagu : massa (+), padat kenyal, uk o 3 cm, NT (-), mobile terbatas dan splenomegali schuffner III-IV.
RESUME
TINJAUAN KASUS
• Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, saat ini MRS yang kedua kalinya. MRS 2 minggu yang lalu dan ditransfusi PRC 3 pack muncul demam. Sebelum MRS pasien mengeluh demam sudah 1 bulan dan ada riwayat gigi berlubang. Riwayat Diabetes mellitus (+) sudah 6 tahun, rutin suntik lantus 10-0-0, riwayat Hipertensi (-), riwayat PJK (-), riwayat asma (-), riwayat alergi (-) • Keluarga tidak pernah sakit seperti ini, riwayat Hipertensi (+), riwayat Diabetes mellitus (+), riwayat PJK (-), riwayat asma (-), riwayat alergi (-)
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva palpebra inferior tampak anemis, pembesaran kelenjar getah bening benjolan di rahang kanan bawah : massa (+) padat kenyal uk. 6x8 cm, NT (-), mobile (-), benjolan di bawah dagu : massa (+), padat kenyal, uk o 3 cm, NT (-), mobile terbatas dan splenomegali schuffner III-IV.
RESUME
TINJAUAN KASUS
• Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia gravis (Hb 5,5 g/dl) dengan indeks eritrosit menunjukkan anemia hipokrom mikrositik (MCV 81,1 fl, MCH 25,9 pg dan MCHC 32,0 g/dl) dan pada pemeriksaan hapusan darah tepi tidak didapatkan sel blast. Kemudian leukopeni (leukosit 4.480/mm3), penurunan hematokrit (Hct 17,2%), hiperglikemi (GDA 229mg/dl), bilirubin indirek yang sedikit meningkat (bilirubin indirek 1,16 mg/dl) dan peningkatan retikulosit (retikulosit 4,3%).
• Pasien membawa hasil FNAB dari laboratorium klinik luar rumah sakit dengan kesimpulan nodul submandibula dextra dan sinistra dd malignant lymphoma dan metastase undifferentiated. • Dilakukan pemeriksaan coombs test namun hasilnya negatif
RESUME
TINJAUAN KASUS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Limfadenopati susp. LNH Anemia hemolitik susp. AIHA DM Tipe 2
Planning diagnosis yang akan dilakukan biopsi
Terapi yang diberikan: Infus PZ 21 tpm Transfusi WE 2 pack RCS 3 x 4 unit sc Metilprednisolon 3 x 16 mg
TINJAUAN KASUS
RESUME
• Pasien diplanning untuk biopsi namun KU dan gula darah pasien belum stabil, Hb belum naik. Berikut hasil pemeriksaan laboratoriumnya : Darah Lengkap:
Leukosit /mm3
: 4990
Hb
: 7,7 g/dL
MCV
: 85,2 fL
Diff count
MCH
: 27,1 pg
Eo
: 0,0 %
MCHC
: 31,8 g/dL
RDW-SD
: 56,1 fL
Baso
: 0,0 %
Neut
: 90,4 %
Lymph
: 5,6 %
Mono: 4,0 %
Hematokrit
: 24,2 %
Trombosit /mm3
: 313.000
RDW-CV : 18,7 %
Kimia klinik
BSN puasa
: 480 mg/dl
2JPP
: 573 mg/dl
TINJAUAN KASUS
RESUME Pada tanggal 20 Juni 2016 pasien dipulangkan karena benjolan dileher mengecil dan keluhan umum anemia tidak ada. Keadaan umum pasien stabil dengan hasil laboratorium terakhir tanggal 19 Juni 2016 sebagai berikut
Hb Leukosit Hematokrit Trombosit MCV MCH MCHC RDW-SD RDW-CV
: 8,3 g/dL : 6.290 /mm3 : 25,7 % : 394.000 /mm3 : 86,0 fL : 27,8 pg : 32,3 g/dL : 58,2 fL : 19,5 %
Diff count Eo Baso Neut Lymph Mono
: 0,0 % : 0,0 % : 89,7 % : 6,8 % : 3,5 %
dan diterapi Lantus 0-0-20 Novorapid 3 x 8 unit sc ac Metilprednisolon 3 x 16 mg
PERMASALAHAN
TINJAUAN KASUS
• Mengapa pasien ini didiagnosis dengan anemia hemolitik? • Adakah hubungan antara anemia hemolitik dengan limfadenopati colli?
DEFINISI Anemia hemolitik
TINJAUAN PUSTAKA
Anemia hemolitik terjadi apabila sebelum mencapai usia tersebut eritrosit menjadi rusak yang dapat disebabkan oleh karena factor intrakorpuskuler maupun ekstrakorpuskuler
ETIOLOGI Anemia hemolitik Penyebab intrakorpuskular Penyebab ekstrakorpuskular
DIAGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
• Keluhan anemia
Anemia
• riwayat keluarga anemia, ikterus, spleenomegali, spleenektomi serta kolesistektomi
Ikterus
Spleenomegali
Gejala klinik akibat penyakit dasar (leukemia, limfoma, SLE)
• Riwayat perdarahan
Pemeriksaan lab
Penurunan kadar Hb > 1g/dl dalam seminggu
Peningkatan retikulosit
Hiperbilirubinemia indirek
PEMERIKSAAN LAB KHUSUS •
Kelainan morfologik eritrosit
•
Coombs test
•
Elektroforesisi Hb
•
Tes denaturasi panas untuk kelainan Hb
•
Tes askorbat sianida
•
Tes untuk defisiensi piruvat kinase
•
Pemeriksaan G6PD
•
Sucrose water test dan Ham’s test untuk PNH
•
TINJAUAN PUSTAKA
Apabila dengan pemeriksaan tersebut diatas belum dapat ditentukan juga penyebabnya maka kemungkinan besar penyebabnya adalah kekurangan enzim-enzim eritrosit atau penderita dengan AIHA yang DAT nya negatif dan pada penderita ini dapat dicoba dengan pemberian prednisone
DIAGNOSIS BANDING
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anemia dan retikulositosis (perdarahan, penyembuhan dari kekurangan besi, asam folat dan vit B12)
2. Anemia dan ikterus (eritropoesis yang tidak efektif dan perdarahan dalam jaringan) 3. Ikterus hemolitik tanpa anemia 4. Metastasis ke sumsum tulang
5. Mioglobinuria
TERAPI
TINJAUAN PUSTAKA
1. pencegahan syok dan mencegah terjadinya gagal ginjal
akut cairan dan mannitol 2. Splenektomi 3. Hormon steroid AIHA 4. asam folat 0,15-3,0 mg sehari untuk mencegah terjadinya krisis hemolitik 5. Transfusi darah diberikan atas indikasi vital (washed eritrosit) 6. Apabila terdapat anemia infeksi, bahan kimia, bahan fisika yang diduga sebagai penyebab hendaknya segera diatasi 7. Atasi penyakit dasar
LIMFADENOPATI COLLI
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi • Limfadenopati merupakan pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih besar dari 1 cm • abnormalitas ukuran atau karakter kelenjar getah bening
TINJAUAN PUSTAKA
LIMFADENOPATI COLLI Etiologi Penyebab Keganasan • Limfoma-
Leukemia-
Neoplasma kulitSarkoma Kaposi Metastasis-
Karakteristik
Diagnostik
Demam, keringat Biopsi kelenjar malam, penurunan berat badan, asimptomatik Memar, splenomegali Pemeriksaan hematologi, aspirasi sumsum tulang
Lesi kulit karakteristik Biopsi lesi Lesi kulit karakteristik Biopsi lesi Bervariasi tergantung Biopsi tumor primer
LIMFADENOPATI COLLI
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi Infeksi• Bruselosis Cat-scratch diseaseCMVHIV, infeksi primerLimfogranuloma venereumMononukleosis-
FaringitisRubela-
Demam, menggigil, malaise
Kultur darah, serologi
Demam, menggigil, atau asimptomatik Hepatitis, pneumonitis, asimptomatik, influenza-like illness Nyeri, promiskuitas seksual Demam, malaise, splenomegali Demam, eksudat orofaringeal
Diagnosis klinis, biopsi
Ruam karakteristik, demam Demam, konstipasi, diare, kepala, nyeri perut, rose spot
Antibodi CMV, PCR
HIV RNA Diagnosis klinis, titer MIF Pemeriksaan hematologi, Monospot, serologi EBV Kultur tenggorokan sakit Serologi
LIMFADENOPATI COLLI
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi TuberkulosisTularemiaDemam tifoidSifilisHepatitis virusAutoimun• Lupus eritematosus sistemikArtritis reumatoidDermatomiositis-
Demam, keringat malam, hemoptisis, penurunan BB riwayat kontak Demam, ulkus pada tempat gigitan Ruam, ulkus tanpa nyeri Demam, mual, muntah, diare, ikterus Artritis, nefritis, anemia, ruam, penurunan berat badan
PPD, kultur sputum, foto toraks
Artitis simetris, kaku pada pagi hari, demam Perubahan kulit, kelemahan otot proksimal
Klinis, ANA,ds DNA, LED, hematologi
Keratokonjungtivitis, ginjal, vaskulitis
Kultur darah, serologi Kultur darah, kultur sumsum tulang Rapid plasma reagin Serologi hepatitis, uji fungsi hati
Klinis, radiologi, faktor reumatoid, LED, hematologi gangguan EMG, kreatin kinase serum, biopsi otot
LIMFADENOPATI COLLI
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi Sindrom Sjogren-
Demam, konjungtivitis, Uji Schimmer, biopsi strawberry bibir, LED, tongue hematologi
Lain-lain/kondisi taklazim• Perubahan kulit, Kriteria klinis - Penyakit Kawasaki dispnea, adenopati hilar SarkoidosisDemam, urtikaria, ACE serum, foto fatigue toraks, biopsi paru/ kelenjar hilus Iatrogenik• - Serum sickness Limfadenopati Klinis, kadar Obat asimptomatik komplemen Penghentian obat
DIAGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
• Umur penderita dan lamanya limfadenopati
Karakter dan ukuran KGB
• Pajanan
Lokasi limfadenopati
• Gejala yang meyertai
PEMBAHASAN Tahapan Menentukan adanya anemia
Klinis Dari anamnesis didapatkan gejala badan terasa lemas dan mata berkunangkunang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva palpebra inferior tampak anemis dan kedua telapak tangan tampak pucat. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia gravis (Hb 5,5g/dl)
Teori Gejala umum anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendengung (tinnitus), mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak napas, dan dispepsia. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak pucat, yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, dan jaringan di bawah kuku (Sudoyo dkk, 2009). Menurut WHO, pada lelaki dewasa Hb < 13g/dL dikatakan anemia (Bakta, 2009).
PEMBAHASAN Menentukan jenis anemia Pada pemeriksaan indeks eritrosit didapatkan MCV 81,1 fL, MCH 25,9 pg, MCHC 32,0 g/dL dengan kesimpulan anemia normokrom normositik
Dengan menggunakan parameter eritrosit volume korpuskular rata-rata (MCV) dan hemoglobin korpuskular rata-rata (MCH), anemia dapat diklasifikasikan Pemeriksaan hapusan darah tepi berdasarkan volume sel (MCV: Eritrosit : kesan jumlah menurun mikrositik, normositik, atau dengan hypochrom anisositosis makrositik) dan berdasarkan Leukosit: kesan jumlah normal, tidak perbandingan konsentrasi Hb/jumlah eritrosit (MCH: tampak sel muda hipokrom, normokrom, atau Trombosit: kesan jumlah normal hiperkrom) (Silbernagl, 2012).anemia hipokrom mikrositer, bila MCV < 80 fl dan MCH < 21 pg,Anemia normokrom normositer, bila MCV 80 - 95 fl dan MCH 21 - 31 pg dan Anemia makrositer, bila MCV >95 fl (Silbernagl, 2012).
PEMBAHASAN Menentukan etiologi atau penyakit dasar anemia
Pada pemeriksaan fisik didapatkan splenomegali schuffner III-IV, sedikit peningkatan bilirubin indirek (bilirubin indirek 1,16 mg/dl) dan peningkatan retikulosit (retikulosit 4,3%).
Apabila didapatkan anemia dengan spleenomegali tanpa disertai perdarahan maka patut dicurigai anemia hemolitik. Pada anemia hemolitik terdapat peningkatan retikulosit, yang sebanding dengan beratnya proses hemolisis dimana angka normal retikulosit yang lebih teliti adalah 0,3-2,5% pada pria dan 0,8-4,1% pada wanita serta adanya hiperbilirubinemia indirek (Bakta, 2009).
PEMBAHASAN Untuk mengetahui anemia hemolitik tipe apa maka penulis mengusulkan tes coomb’s direct yang akhirnya dikerjakan pada tanggal 16 Juni 2016 dengan hasil negatif.
Tes ini cukup reliable tetapi sekitar 25% kasus AIHA tidak disertai tes coombs positif karena antibody/komplemen yang menyelimuti eritrosit titernya sangat rendah (Bakta, 2009).
Penulis tidak dapat mengusulkan pemeriksaan spesifik lainnya karena pasien menggunakan BPJS.
Namun apabila dengan pemeriksaan tersebut diatas belum dapat ditentukan juga penyebabnya maka kemungkinan besar penyebabnya adalah kekurangan enzim-enzim eritrosit atau penderita dengan AIHA yang tes coomb’s direct nya negatif dan pada penderita ini dapat dicoba dengan pemberian prednisone (Askandar, 2015).
PEMBAHASAN Riwayat keluarga negatif.
Keluhan pasien berlangsung cepat (2 minggu) tanpa disertai tanda-tanda perdarahan akut
Anemia enzimopati, membranopati dan hemoglobinopati bersifat familier herediter (Bakta, 2009). Berdasarkan awitan penyakit, kita dapat menduga jenis anemia tersebut. Anemia yang timbul cepat (dalam beberapa hari sampai minggu) biasanya disebabkan oleh perdarahan akut dan AIHA (Sudoyo dkk, 2009).
Sehingga dari teori tersebut penulis menduga anemia hemolitik Tn. Y dikarenakan anemia hemolitik autoimun (AIHA).
PEMBAHASAN Klinis pasien
Non Hodgkin’s Lymphoma
Limfadenitis TB
Dari anamnesis didapatkan Pada Non Hodgkin’s Limfadenitis TB merupakan adanya benjolan di leher yang Lymphoma terdapat peradangan pada kelenjar dirasakan sudah 2 minggu pembesaran kelenjar limfe limfe yang disebabkan oleh sebelum MRS, di rahang menyeluruh. Termasuk didalam basil tuberculosis. Peradangan bawah kanan dan di bawah dada, abdomen dan pelvis. pada kelenjar limfe dileher dagu, Juga teraba pembesaran disebut scrofula, yang kelenjar limfe di leher, di biasanya paling sering terjadi (Sutoyo, 2010). bawah ketiak dan selangkangan (American Cancer Society, 2014)
PEMBAHASAN Benjolan muncul tiba-tiba, Limfoma non Hodgkin cepat membesar, teraba mempunyai karakteristik lunak, kaku, tidak nyeri; terfiksasi dan terlokalisasi pemeriksaan fisik yaitu dengan konsistensi padat pembesaran kelenjar getah kenyal seperti karet serta tidak bening à benjolan di rahang nyeri (Bazemore, 2002). kanan bawah : massa (+) padat kenyal uk. 6x8 cm, NT (-), mobile (-), benjolan di bawah dagu : massa (+), padat kenyal, uk o 3 cm, NT (-), mobile terbatas dan hasil FNAB dari laboratorium klinik luar rumah sakit dengan kesimpulan nodul submandibula dextra dan sinistra dd malignant lymphoma dan metastase undifferentiated
Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya mengarah pada infeksi bakteri (Sutoyo, 2010). Limfadenopati memiliki konsistensi lunak dan nyeri yang disebabkan oleh inflamasi (Bazemore, 2002)
PEMBAHASAN Pasien juga mengeluh ada keringat malam hari dan penurunan berat badan sebanyak 10 kg dalam 1 bulan ini.
Demam, keringat malam, dan penurunan berat badan lebih dari 10% dapat merupakan gejala limfoma B symptom (Bazemore, 2002).
Demam, keringat malam, penurunan berat badan, hemoptisis, riwayat kontak merupakan karakteristik dari infeksi tuberculosis (Bazemore, 2002).
Sehingga dari penjabaran diatas penulis mendiagnosis penyakit Tn. Y dengan limfadenopati colli suspect Non Hodgkin’s Lymphoma dengan planning diagnosis biopsi.
TERIMA KASIH