Remaja

  • Uploaded by: Haki Sukta Core
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Remaja as PDF for free.

More details

  • Words: 3,553
  • Pages: 11
Adolence and Affection Pendahuluan Dewasa ini, tingkat permasalahan dalam kehidupan remaja semakin lama semakin kompleks. Hal ini disebabkan karena remaja merupakan masa transisi yang begitu ekstrim. Mereka dihadapkan pada hal yang tidak pernah diimpikan 50 tahun yang lalu, seperti komputer, internet, televisi yang membuat mereka lebih mudah mencari tahu informasi – informasi mengenai dunia. Seperti pesan – pesan mengenai hubungan seksual lebih mudah mereka dapatkan daripada fakta – fakta seksual. Dan tingkat penyebaran narkotika yang semakin tinggi. Namun, hal tersebut justru membuat kekacauan dan bahaya. Kecenderungan mereka untuk melakukan hal – hal ekstrim lebih tinggi daripada dimasa lalu. Dimana, pada masa ini bila mereka berhubungan dengan stimulus yang baik maka mereka dapat menjadi begitu baik juga begitu pula sebaliknya. Ada remaja yang kehidupannya yang kurang mendapat kan perhatian dan begitu dingin. Namun hal itu justru membuat nya menjadi lebih kuat dan berani sehingga membentuk kehidupan yang begitu mengagumkan bagi dirinya. Ada pula remaja yang merasakan hal yang sama dimana sejak kecil iya kekurangan kasih sayang, begitu dingin dan gelap yang membuatnya menjadi sosok yang didalam masyarakat dikatakan sebagai “perusak”. Begitu banyak hal dalam diri remaja yang dapat kita bahas dalam kehidupan ini. Sebelum kita membahas lebih mendalam mengenai kehidupan remaja, dibawah ini akan saya lampirkan salah satu kisah tentang seorang remaja yang merasa dirinya kurang diperhatikan dan mendambakan cinta juga perhatian dari orang – orang yang ada disekitarnya sehingga jatuh dalam perangkap narkoba oleh teman – temannya sendiri untuk membawa kita ke pembahasan teori selanjutnya.

Contoh Kasus Page 1 of 13

Kita katakan namanya adalah Dina. Saat itu ia masih duduk di bangku SMP 2. Secara sepintas, dapat kita lihat kehidupannya tidak jauh berbeda dengan kehidupan remaja – remaja lainnya. Dia pergi kesekolah pada pagi hari dan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler disekolah. Dia juga mengikuti beberapa kursus seperti kursus bahasa Inggris. Pada hari minggu, biasanya ia pergi ke tempat ibadah yang cukup jauh dari rumahnya. Disana ia bertemu dan berkenalan dengan begitu banyak orang yang merupakan pembimbingnya. Orang tuanya sangat sayang padanya terutama Ibunya karena ia merupakan anak bungsu. Kakak dan Abangnya memiliki hubungan yang kurang baik orang tuanya. Dimana kakaknya hamil diluar nikah dan menikah dengan orang yang tidak disukai oleh Ibunya. Mungkin dikarenakan oleh hal itu, ibunya menjadi sangat mengawasi tindak tanduk dari Dina sendiri. Mulai dari semua jadwal kegiatannya, kemana ia pergi dan bersama dengan siapa ia pergi. Awalnya pembimbingnya merasa ia tidak jauh berbeda dengan anak – anak lainya. Namun, setelah cukup lama pembimbing – pembimbingnya dekat dengannya. Ia mulai menceritakan tetang seluruh kehidupanya kepada pembimbingnya. Mulai dari hubungannya dengan teman –temannya sampai dengan orang yang dia sukai. Ketika bercerita, Dina sangat suka membanggakan dirinya sebagai pemimpin dari kelompoknya disekolah. Ia sangat menonjolkan ucapan bahwa mereka semua menganggapnya sebagai pemimpin. Ketika dia dikatakan sebagai seorang yang pengecut dalam bermain basket. Ia akan secara langsung menggunakan emosinya dan menantang orang tersebut bertanding basket dengannya. Dia suka diperhatikan, di dengar ceritanya dan juga dipuji. Lingkungan sekitar tempat tinggalnya terkenal dengan lingkungan remaja – remaja yang bermasalah baik dalam hal pengkonsumsian obat – obatan terlarang, minuman keras sampai dengan hubungan seks diluar nikah sudah biasa terdengar di daerah sekitar tempat tinggalnya dan sekolahnya. Bahkan terdapat beberapa remaja disana yang mengalami kehamilan diusia dini. Masalahnya berawal dari malam dimana ia menelepon salah satu dari pembimbingnya dan mengatakan bahwa ia diajak oleh teman – teman didaerah sekitarnya untuk pergi ke diskotik jalan – jalan pada malam minggu. Pada saat itu seluruh anggota keluarganya tidak ada dirumah. Pada awalnya pembimbingnya melarang kepergiannya dan terus menasehatinya sepanjang malam melalui telepon. Akhirnya, ia tidak jadi pergi kesana malam itu. Hal tersebut berlangsung terus menerus selama beberapa bulan. Bukanlah hal yang mudah untuk membujuknya agar tidak terjerumus dalam lingkungan seperti itu. Teman Page 2 of 13

– temanya selalu berusaha mengajak Dina ketempat seperti itu setiap minggunya. Demikan pula setiap minggunya pembimbingnya harus membujuk Dina untuk tidak pergi. Dina merupakan tipe remaja yang sangat suka diperhatikan dan tidak bisa dikatakan oleh teman – teman nya bahwa ia “cupu” ataupun “tidak gaul” apalagi “Pengecut”. Setiap orang memiliki kesibukan tersendiri, begitu juga dengan pembimbingnya. Kita katakan namanya Lisa. Lisa begitu sibuk dengan tugas sekolahnya di SMA 2. Hal tersebut membuatnya kurang memperhatikan Dina. Lisa juga merasa percaya bahwa usahanya selama berbulan – bulan untuk menerangkan kepadanya betapa bahayanya teman – teman yang tidak jelas seperti itu berhasil. Oleh karena itu, selama kurang lebih satu bulan, Lisa sangat jarang menghubungi Dina dan menanyakan keadaannya. Dina pun selama beberapa minggu sangat jarang pergi ke tempat sembayang. Ketika satu bulan berlalu, Lisa dan Dina bertemu di tempat ibadah. Mereka bercerita – cerita selama beberapa lama. Hasil percakapan mereka membuat Lisa syok. Rupanya selama satu bulan tersebut Dina telah mengikuti teman – temannya ke diskotik dan ia juga sudah mulai merokok. Dina juga mengatakan bahwa dia mulai memahami apa itu hubungan seksual. Teman – temannya menunjukkan film tersebut padanya dan sekarang dia tau betapa mudahnya ia mencari informasi terseubut diwarnet. Ia juga baru mengalami kecelakaan ketika mengendarai sepeda motor karena mengikuti lomba balap ilegal yang diselenggarakan oleh temannya pada tengah malam. “Tak banyak, cuman dua batang per hari. Ohya, itu film yang luar biasa. Teman – teman saya memiliki banyak videonya. ” katanya. Lisa merasa sangat kecewa dengan tindakan Dina yang sangat tidak bijaksana. Ia merasa semua usaha nya selama beberapa bulan sebelumnya untuk menasehati Dina tidak lah ada gunanya. Ia mulai mencurahkan perhatiannya kepada Dina. Mulai membujuknya untuk berhenti menggunakan hal seperti itu. Ia juga mulai menasehati Dina betapa bahayanya balap sepeda motor itu bagi dirinya. Bahkan orangtuanya juga merasakan perbedaan yang muncul pada diri Dina. Orang tuanya mulai membatasi kegiatan ataupun tindak tanduk Dina dan sering menelepon Lisa untuk menanyakan keberadaannya. Orang tuanya juga melarangnya untuk naik sepeda motor lagi. Lisa sering sekali melihat Dina secara diam – diam menaiki sepeda motor temannya. Bagi Lisa, merokok bukanlah apa – apa. Ia sangat takut Dina terjerumus lebih jauh kedaerah yang sudah tidak dapat ia gapai juga pada balap sepeda motor yang ia ikuti. Page 3 of 13

Lisa sering sekali berhubungan dengan orang tua Dina. Mereka saling bertukar informasi dengan apa yang dilakukan oleh Dina. Orang tuanya, terutama Ibunya sering sekali menangis ketika bercakap – cakap. Ibunya juga bingung dengan hasil ujian yang diperoleh anaknya yang semakin lama semakin menurun. Lisa hanya bisa memberikan semangat dan dukungan pada Ibunya. Kesibukan Lisa datang lagi, ia harus fokus untuk menghadapi ujian pertengahan. Hal ini membuatnya tidak dapat memperhatikan Dina untuk sementara waktu. Namun, ketika hal tersebut berlalu, secara mendadak usaha Lisa selama berbulan – bulan menjadi kabur. Dina mulai mengkonsumsi minuman keras. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh Lisa, “ Mengapa kamu merusak dirimu seperti itu? Tak taukah kamu bahwa hal tersebut tidak baik untuk mu?” Ia hanya menjawab, “Ia, saya tau. Namun, teman – teman ku mengatakan bahwa aku penakut. Toh aku hanya mengkonsumsi sedikit. Mereka memperhatikanku dan tidak ada orang lain yang memperhatikanku.” “Tak taukah kamu orang tua mu jauh berkali – kali lipat lebih memperhatikan dirimu daripada teman – teman mu? Tak taukah kamu betapa khawatirnya orang tua mu pada mu? Dan bila aku tidak mencemaskan mu, aku tidak akan menghabiskan waktu ku hanya untuk memberikan nasehat yang berulang – ulang padamu. Namun, aku juga punya hal yang harus kukerjakan. Mengapa setiap sebentar aku melakukan kesibukanku kau langsung mengikuti mereka yang tidak jelas itu?” “Orang tua ku tidak memperhatikanku. Mereka tidak perduli kepadaku. Kalau ia perduli dia akan memahami bagaimana perasaan ku. Kamu juga tidak akan biasa memahami terkadang betapa sedihnya aku. Mengingat rasa sakit hati yang selama ini ku alami dan tak pernah kuceritakan kepada kalian. Kamu tidak mengalaminya. Tidak akan ada yang paham. Ya sudahlah, tak apalah, cuman dikit kok. Tak akan ada pengaruhnya. Akan ku ubah. ” Begitulah yang terjadi, setiap ditanya dia hanya menjawab bahwa ia tidak diperhatikan. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan orang tuanya yang selalu mencemaskan dirinya. Pada akhirnya, kesibukan dari pembimbingnya memberinya kesempataan untuk memulai dirinya sebagai pengkonsumsi obat – obatan terlarang. Ketika ditanya kembali, “ Tak taukah dirimu seberapa bahayanya obat tersebut?” “Saya dijebak oleh teman – teman saya. Awalnya mereka hanya mengatakan bahwa itu obat sakit kepala. Saat itu kepala saya sangat sakit jadi saya makan. Hanya 2rb sehari. Page 4 of 13

Tidak parah sekali. Aku harus mengkonsumsinya, kalau tidak aku akan merasa lemas sepanjang hari. Kamu tidak mengerti pada apa yang aku rasakan.” Pembimbingnya kehilangan akal. Seluruh cara dicobanya untuk membawanya kembali kejalan yang benar. Hal yang terlihat sangat jelas bagi Lisa adalah ketika ia sepenuhnya memperhatikan Dina dan menghubunginya setiap hari untuk menasehatinya dan menanyakan kabarnya, Dina pelan – pelan berubah menjadi lebih baik. Namun, ada waktu dimana Lisa kurang memperhatikannya karena ia punya kesibukan sendiri, Dina mulai melakukan hal yang lebih parah dari sebelumnya. Dina merupakan tipe yang sangat ingin diperhatikan sepenuhnya oleh semua orang namun tak suka dikekang. Pelan – pelan pembimbingnya mencoba untuk membawanya kembali dengan menceritakan kepada orangtuanya tentang hal yang dilakukan oleh Lisa. Orang tuanya hampir menyerah untuk menasehatinya. Apapun yang dikatakan oleh mereka tak didengarkanya. Pada akhirnya, ia mengalami batuk berdarah yang disebabkan oleh rokok yang dihisapnya. Rupanya, paru – paru Dina sudah kurang baik sejak ia kecil. Di tambah lagi dengan ia merokok. Hal itu membuatnya mengalami TBC ringan. Hal tersebut meningkatkan kesempatan bagi Lisa untuk menasehatinya. Pelan - pelan Dina mulai berhenti menggunakan obat – obatan telarang sampai akhirnya ia mengatakan kepada Lisa bahwa ia sudah berhenti merokok dan ia juga mulai menghindari teman – temannya yang tidak jelas itu. Walaupun terkadang Lisa tertangkap basah baru saja merokok. Ia hanya mengatakan bahwa,” Saya belum tahan untuk tidak merokok sama sekali”. Tak lama setelah itu, Dina mengakui bahwa orang yang mengenalkannya pada semua hal itu adalah seorang cowok yang ia sukai. Dan cowok itu mengatakan padanya bahwa itu lah yang terbaik buatnya ketika ia mengahadapi stress dan hal tersebut memang berhasil. Ia merasa lebih nyaman ketika merokok. Waktu terus berlalu, ia mulai jarang pergi ke tempat sembayang lagi. Setengah tahun berlalu tanpa kabarnya sama sekali. Lalu, ia datang ke tempat sembayang untuk mengatakan kepada pembimbingnya bahwa iya telah pindah agama. Ia merasa kan hal yang tidak pernah dirasakannya selama ini. Ia diperhatikan secara sepenuhnya. Ia dibimbing secara sepenuhnya disana. Pembimbingnya mengangguk setuju. Lisa merasa bila hal tersebut lebih baik daripada ia mengikuti jalur gelap dimana disana ia lebih diperhatikan.

Page 5 of 13

Pembahasan Kasus Kita telah melihat salah satu contoh kasus dari permasalahan remaja pada masa sekarang ini. Hal yang terlihat sederhana namun bila kita telaah dengan terperinci dapat menjadi sesuatu hal yang cukup kompleks dan menarik untuk diteliti. Remaja merupakan sosok yang baru berkembang dari dasar pemikiran yang konkret menjadi abstrak. Hal ini, menyebabkan ada beberapa hal dari pemikiran remaja yang terlihat masih kurang matang. Mereka mungkin menjadi sosok yang merasa diri mereka paling tau segalanya yang terbaik untuk mereka daripada orang lain termasuk orangtuanya. Dibawah ini akan dibahas teori – teori mengenai permasalahan remaja dari contoh kasus yang tertera di atas.

Moral Teori Elkind Menurut David Elkind (1984, 1998), permasalahan yang terjadi pada diri remaja bersumber dari usaha remaja yang belum berpengalaman untuk masuk ke dalam pemikiran formal. Cara berpikir baru ini membuat mereka mengubah cara mereka melihat sosok dari diri mereka sendiri dan dunia mereka, tidak akrab dengan diri mereka sendiri. Pemikiran belum matang ini memanifestasikan dirinya sendiri kedalam enam karakteristik. Beberapa karakteristik dari teori David Elkind yang dapat kita bahasa pada contoh kasus diatas adalah: •

Idealisme dan kekritisan  Memimpikan dunia yang ideal dan remaja merasa yakin bahwa mereka lebih mengetahui bagaimana menjalankan dunia ketimbang orang dewasa dan mereka sering kali mengkritik orangtua mereka. Dalam hal ini,remaja merasa mereka lebih tau cara menjalankan hidup mereka sendiri daripada oranglain, apalagi orangtuanya bila hubungan mereka tidak dekat. Hal ini dapat membawa mereka mudah jatuh pada perangkap – perangkap orang lain seperti narkoba, terorisme, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, terlihat jelas bahwa Dina mengatakan bahwa Ibunya tidak memahami dirinya. Tidak ada yang memahami perasaannya kenapa ia berbuat seperti itu. Kata – kata tersebut memberikan pengertian yang jelas bahwa ia merasa hal yang sedang dilakukannya adalah yang terbaik untuknya dan merupakan dunianya.



Argumentativitas  Remaja senantiasa mencari kesempatan untuk mencoba kemampuan penalaran formal baru mereka. Mereka menjadi Argumentatif ketika mereka menyusun fakta dan logika untk mencari alasan. Page 6 of 13

Pada contoh kasus diatas, ia mencari alasan bahwa orangtuanya tidak menyayanginya dan tidak memahaminya. Ia juga mencari alasan bahwa itu karena teman – temannya yang menjebaknya sehingga dia seperti itu. Padahal, bila bukan karena dirinya yang ingin dan bersedia untuk mengikutinya . Maka, ia tidak mungkin dapat terjerumus pada obat – obatan seperti itu. Walaupun pada awalnya temannya yang membuatnya mencoba obat – obatan seperti itu, seharusnya ia tidak melanjutkan untuk mengkonsumsinya. •

Ragu – ragu Remaja memiliki berbagai alternatif dalam pikiran mereka pada waktu yang sama, tapi karena kurangnya pengalaman, mereka kekurangan strategi efektif untuk memilih. Remaja memiliki kesempatan untuk memilih akan kearah manakah mereka. Akan tetapi, mereka ragu – ragu untuk memilih hal tersebut. Hal tersebut dapat membuat remaja lebih mudah dibujuk untuk melakukan sesuatu. Mereka juga ragu terhadap kasih sayang siapa yang lebih kepadanya disini, apakah orangtuanya ataupun teman – temannya. Dalam contoh kasus ini, Dina memiliki kesempatan untuk memilih pergi atau tidak ke diskotik bersama dengan temannya. Dia bingung dan ragu – ragu. Namun, karena ajakan temannya lebih berpengaruh dan dia kurang memahami bahaya pada dirinya sendiri sehingga ia memilih untuk pergi bersama teman – temannya.



Menunjukkan Hipocrisy  Remaja sering kali tidak menyadari perbedaan antara mengekspresikan sesuatu yang ideal dan membuat pengorbanan yang dibutuhkan untuk mewujudkannya. Dina tidak menyadari bahwa pengorbanannya untuk tidak dikatakan “Cupu” ataupun “tak gaul” itu tidak sesuai dengan bahaya yang mungkin timbul. Hanya karena tidak ingin dikatakan seperti itu, ia mengikuti jalur teman – temannya yang tidak beres. Mungkin saja, ia dapat terjerumus kedalam dunia gelap yang lebih dalam tanpa ia sadari seperti seks bebas ketika ia mengikuti teman – temannya untuk minum – minuman keras. Dalam hal ini, sang terlihat bahwa Dina ingin diperhatikan oleh begitu banyak orang. Ia haus akan kasih. Dimana terlihat dengan sangat jelas, ketika pembimbingnya tidak memperhatikannya, ia melakukan hal yang lebih ekstrim dari yang sebelumnya agar pembimbingnya lebih mencemaskannya dan memperhatikannya. Dia suka menjadi pusat perhatian baik dari teman – temannya maupun orang lain yang dekat denganya. Page 7 of 13

Hal ini membuatnya melakukan apapun (hal ekstrim sekalipun) agar orang lain menaruh perhatian padanya. Oleh karena demi perhatian yang diinginkannya, ia melakukan hal – hal ekstrim merupakan tindakan yang hypocrisy. •

Kekhususan dan ketangguhan  Remaja merasa diri mereka sendiri spesial dan unik. Orang lain tidak pernah mengalami apa yang mereka alami. Dalam hal ini sangat terlihat dimana Dina mengatakan bahwa tidak akan ada yang paham dengan perasaanku. Ia merasa dirinya berbeda dengan orang lain. Orang lain tidak ada yang mengalami hal ataupun nasib yang sama dengan dirinya. Dia berbeda dan tidak akan ada orang lain yang paham pada perasaannya.

Teori Kohlberg Menurut Kohlberg, tingkatan moral pada usia remaja adalah Moralitas Konvensional.Tapi, banyak remaja yang belum bisa sampai pada tahap seperti ini. Sebagian besar masih cenderung pada tingkat Moralitas Pra-convensional. Remaja bertindak dibawah kontrol eksternal. Mereka mematuhi perintah untuk menghindari hukuman atau mendaaptkan hadiah, atau bertindak di luar kepentingan diri. Dalam hal ini, terlihat bahwa Dina masih dalam tahap tersebut, dimana terlihat disini bahwa ia menghindari ejekan teman – temannya yang dianggapnya sebagai konsekuensi atau hukuman baginya karena ia tidak mau mencoba melakukan hal – hal ekstrim seperti yang dilakukan teman – temannya (kediskotik, merokok, dan lain sebagainya).

Psikososial •

Menurut teori Erikson, tahapan permasalahan pada tingkat perkembangan remaja adalah pencaharian identitas. Dimana remaja sendiri masih bingung pada identitas dirinya sendiri. Dalam hal ini terlihat bahwa Dina mudah dihasut oleh teman – temannya untuk pergi ke diskotik. Dia bingung dengan identitas seperti apa yang harus dia ikuti apakah pembimbingnya ataukah teman – temannya.



Pada Remaja, hubungan mereka dengan orang tua mereka semakin jauh dari pada masa mereka masih anak – anak. Dalam hal ini hubungan Dina dengan orangtuanya juga tidak begitu bagus. Dimana terlihat Dina mengatakan bahwa Ibunya tidak menyayanginya. Padahal dari sisi orang luar, dapat dilihat bahwa Ibunya sangat menyayanginya. Dapat kita lihat bahwa pada awalnya Orangtuanya sering tidak ada dirumah dan jarang sekali Dina menceritakan tentang orang tuanya. Dalam hal ini

Page 8 of 13

dapat ditarik hipotesa bahwa biasanya Orangtuanya sangat membebaskannya untuk pergi kemanapun dan melakukan apapun. Orangtuanya percaya pada dia namun jarang bercakap – cakap dengannya ataupun menghabiskan waktu dengannya. Saat mulai curiga dengan anaknya, Ibunya tiba – tiba menjadi sosok yang otoriter dimana ia selalu mengawasi setiap tindak tanduk dari anaknya yang membuatnya merasa tidak bebas untuk melakukan apapun yang diinginkannya. Mungkin hal tersebut juga merupakan salah satu penyebab buruknya hubungan mereka. •

Pada tingkat perkembangan remaja, mereka cenderung lebih jauh dari orang tua mereka dan lebih mendekatkan diri pada teman – teman mereka. Teman adalah hal yang terpenting bagi mereka. Perkataan teman lebih berpengaruh daripada nasehat dari orangtua sendiri. Hal ini membuat Dina lebih mendengarkan perkataan temannya daripada nasihat dari Orangtuanya sendiri maupun dari pembimbingnya. Pada masa ini, seperti yang terjadi pada Dina, konflik antara orang tua dan anak lebih sering terjadi.



Hubungan antar saudara juga berpengaruh dalam hal ini. Dimana dikatakan bahwa kakak Dina juga mengalami kehamilan diluar nikah. Hal ini berpengaruh pada dimana adik cenderung mengikuti jalur kakak atau abangnya.



Remaja suka melakukan tindakan – tindakan yang ekstrim dan berbahaya. Bagi mereka tindakan tersebut adalah tindakan yang keren dan menyenangkan. Hal tersebut terlihat pada tindakan Dina yang mengikuti lomba balap sepeda motor. Padahal hal tersebut memiliki tingkat persentase yang tinggi untuk membahayakan jiwanya.



Dina merupakan tipe yang sangat ingin di perhatikan. Ia akan mulai melakukan hal – hal yang ekstrim ketika pembimbingnya mulai tidak memperhatikannya. Hal ini dia lakukan untuk menarik perhatian dari pembimbingnya. Ia akan melakukan dan menuruti siapapun yang menurutnya memperhatikannya. Walaupun hal itu merupakan hal yang tidak baik baginya sekalipun.



Salah satu faktor yang mempegaruhi tingkat pendidikan seorang remaja adalah teman sebaya. Bila teman mereka adalah tipe ataupun sosok yang sangat rajin mereka jua biasanya akan mengikutinya begitu pula sebaliknya. Dalam hal pendidikan, prestasi Dina sendiri juga tidak bagus dikarenakan oleh faktor teman – teman yang juga tidak mau belajar.



Dalam hal ini, terlihat jelas bahwa Dina adalah remaja yang suka diperhatikan dan dipuji. Ia tidak suka bila ada teman – temannya yang memandang rendah dirinya dengan mengatakan bahwa ia pengecut atau sejenisnya. Hal itu menyebabkan ia Page 9 of 13

mudah di panas – panasi untuk melakukan hal yang diinginkan oleh temannya seperti contohnya merokok, ke diskotik, dan lain sebagainya. •

Perkembangan Emosional pada remaja masih kurang stabil. Mereka baru memasuki tahap dari pola pikir konkret menjadi abstrak. Dalam hal ini bila kita bahas pada contoh kasus diatas, perkembangan Emosi pada Dina belum stabil. Pada masa ini, ia mempelajari hubungan seksual dari teman – temannya dan media informasi lainnya. Ia tidak pernah dapat berbicara secara leluasa mengenai hal tersebut dengan orang tuanya. Padahal, orangtua memiliki peran penting untuk memerangi gaya hidup seks bebas pada remaja. Menurut Reinisch, remaja sering kali dibanjiri dengan pesan – pesan seksual seperti bagaimana hubungan seksual terjadi dan bagaimana kesan dan pesannya, namun bukan fakta – fakta seksual seperti bahaya dari hubungan seks bebas yang seharusnya mereka dapatkan dari orangtua mereka ataupun sekolah. Hal tersebut dapat meningkatkan tingginya persentasi Dina ataupun kakaknya untuk mengalami kehamilan pada usia dini.



Pada remaja, tingkat ketertarikan seksual pada lawan jenis semakin meningkat. Mereka merasa bahwa pacar mereka adalah segalanya. Dalam hal ini, mereka mungkin saja mengikuti apapun permintaan ataupun gaya dari pacar mereka. Baik dalam hal hubungan seksual pra- nikah. Ataupun pengkonsumsian obat – obatan terlarang. Dalam kasus diatas ada kemungkinan bahwa yang mengajarkan Dina dalam pengkonsumsian obat – obatan terlarang adalah pacarnya sendiri.



Sesuai dengan teori Social Learning dari Albert Bandura bahwa kepribadian seseorang itu terbentuk dari modelling dengan orang sekitarnya. Sosok remaja merupakan sosok yang masih dapat kita katakan krisis identitas. Mereka sangat mudah meniru tindakkan dari orang disekitarnya (yang dikaguminya dan yang dekat dengannya). Bila sosok yang dekat dengannya adalah sosok yang merupakan orang yang berada di jalur yang salah, maka ia akan cenderung mengikuti tindakan orang tersebut. Bila kita bahas pada contoh kasus diatas, dapat kita lihat bahwa Dina memodelling orang yang dekat dengannya baik itu adalah pembimbingnya maupun teman – temannya yang menurutnya menyayanginya.

Page 10 of 13

Kesimpulan Dari pembahasan contoh kasus dan teori diatas, dapat kita simpulkan bahwa remaja sebenarnya merupakan sosok yang membutuhkan perhatian dan kasih yang lebih dari orang tua maupun orang – orang didekatnya. Banyak orang dewasa yang menganggap bahwa mereka sudah cukup besar untuk tidak diperhatikan atapun di pertanyakan keadaannya. Namun sebenarnya, mereka merupakan sosok yang syok ataupun merasa aneh dengan perubahan pada dirinya sendiri, baik fisik maupun perubahan kognitifnya. Mereka merupakan sosok yang perlu berbagi dengan oranglain pada perubahan yang mereka alami. Yang mereka butuhkan adalah orang yang mempertanyakan, “Kamu ada masalah?” dan pendengar yang mau mendengarkan cerita mereka bukan sosok yang selalu menasehati mereka ataupun menghakimi mereka tanpa alasan yang jelas. Hal tesebut jarang didapatkan oleh remaja yang bermasalah. Dapat kita lihat dimana rata – rata dari remaja tersebut merupakan remaja yang orangtuanya broken home ataupun yang gaya pengasuhannya terlalu otoriter. Remaja tidak suka diberikan gaya pengawasan yang otoriter. Mereka juga tidak suka dibanding – bandingkan dengan orang lain oleh orang tua mereka karena mereka merasa mereka itu unik dan berbeda dengan orang lain.

Page 11 of 13

Related Documents

Remaja
November 2019 46
Remaja
June 2020 25
Cabaran Remaja
June 2020 18
Kenakalan Remaja
November 2019 37
Mentor Remaja
May 2020 17

More Documents from ""