KONSULTASI DAN KONSELING KELUARGA REMAJA DAN REMAJA PADA PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
Penanggung Jawab
: Dra. Elisabeth Kuji
Penulis
: Andi Hendardi Ismoyo,SH
Kontributor
: 1. Dra. Elly Irawan, MS 2. Masnuryati,SE 3. Dra. Purini Saptari,M.Pd 4. Sitti Sulfiani,S.Sos,M.Si 5. Juli Yanto,S.Sos 6. Mila Astari Songan,S.Psi 7. Agus Susanto
Tata letak & Desain sampul
: Ridwan Nugraha
Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Cetakan pertama Jakarta, April 2013
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin dari Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan
ISBN : 978-602-8068-79-6
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, buku Konsultasi dan Konseling Keluarga Remaja dan Remaja Pada Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Buku ini disusun sebagai acuan dan rujukan bagi semua pihak dalam penyelenggaraan dan pengembangan PPKS. Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan para pengelola dan pelaksana dapat melaksanakan berbagai kegiatan secara terintegrasi dengan melibatkan unsur terkait dalam pelaksanaan dan pengembangan PPKS disemua tingkatan. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun yang telah memberikan sumbangan pikiran dan tena ga dalam penyusunan buku ini. Kami menyadari bahwa penyusunan buku ini masih belum sempurna, untuk itu kami mohon masukan dan saran untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Jakarta, April 2013 Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia & Rentan
Dra. Elisabeth Kuji
i
KATA SAMBUTAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan arus informasi begitu deras masuk ke seluruh lapisan masyarakat. Informasi tersebut tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan keluarga. Pengaruh tersebut dapat berdampak positif dan negatif, terutama pengaruh dari budaya barat yang kurang sesuai dengan budaya timur yang dianut oleh bangsa Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut diharapkan setiap keluarga diIndonesia harus memiliki ketahanan keluarga yang kuat. Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 47 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan Kebijakan Pembangunan Keluarga melalui Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga. Ketahanan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik material guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin. Dalam upaya pembangunan ketahanan keluarga di Indonesia, maka mulai tahun 2012, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) diseluruh Indonesia telah membentuk Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS). PPKS ini merupakan wadah yang berbasis institusi yang memberikan konsultasi, KIE, konseling, bimbingan, dan fasilitasi pada keluarga. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan di PPKS, maka disediakan 8 (delapan) materi konsultasi, konseling, bimbingan, dan pembinaan yang ter diri dari pelayanan data dan informasi kependudukan dan keluarga berencana; konsultasi dan konseling keluarga balita dan anak; keluarga remaja dan remaja; pranikah; keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; keluarga harmonis; keluarga lansia dan lansia; dan pembinaan pemberdayaan usaha ekonomi keluarga. Saya menyambut baik diterbitkannya buku materi konsultasi, konseling, dan pembinaan program keluarga sejahtera untuk mendukung pelaksanaan PPKS. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang peduli pada pelaksanaan dan pengembangan PPKS. Jakarta, April 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga,
Dr. Sudibyo Alimoeso, MA
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...............................................................................................................
i
KATA SAMBUTAN .................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................
1
A. Latar Belakang ......................................................................................
1
B. Tujuan ....................................................................................................
2
C. Batasan Pengertian ...............................................................................
2
BAB II KONSULTASI DAN KONSELING PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI .....................................................................
5
A. Pendewasaan Usia Perkawinan ............................................................
5
B. TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS) ...............................
6
C. Life Skill (Keterampilan Hidup) .............................................................. 13 D. Komunikasi Efektif Antara Orangtua Dengan Remaja ........................... 14 BAB III MASALAH YANG MUNGKIN DIALAMI REMAJA SERTA CARA MENGATASINYA ........................................................................ 18 A. Seks Pranikah ....................................................................................... 18 B. Penyalahgunaan NAPZA ....................................................................... 20 C. Penyimpangan Seksual ......................................................................... 22 BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 25
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dimana dalam Pasal 47 ayat (1) menyatakan bahwa
Pemerintah
dan
pemerintah
daerah
menetapkan
kebijakan
pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga; ayat (2) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal. Kemudian dipertegas lagi dengan Pasal 48 ayat (1) Kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan
ketahanan dan kesejahteraan
keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dilaksanakan dengan cara (butir b) Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga. Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengan kependudukan dan keluarga berencana adalah Program Pembangunan Keluarga dan Ketahanan Keluarga (PK3) yang bertujuan mengendalikan jumlah penduduk yaitu diantaranya dengan program Generasi Berencana (GenRe) dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, melalui promosi Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Pendewasaan Usia Perkawinan bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar di dalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, ditinjau dari aspek kesehatan, ekonomi, psikologi dan agama. Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada perlunya peningkatan usia perkawinan yang lebih dewasa sehingga berdampak pada penurunan Total Fertility Rate (TFR). Arah kebijakan Program GenRe adalah mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mencapai Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Tegar remaja adalah membangun setiap remaja Indonesia menjadi TEGAR, yaitu remaja yang menunda usia perkawinan, berperilaku sehat, menghindari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), menginternalisasi
1
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan menjadi contoh, idola, teladan dan model bagi remaja sebaya.
B. Tujuan Memberikan kemudahan bagi petugas konseling remaja dan keluarga remaja didalam memberikan informasi dan konseling Pendewaan Usia Perkawinan dan TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), guna mewujudkan Tegar Remaja menuju Tegar Keluarga. C. Batasan Pengertian 1. Program Generasi Berencana (GenRe) adalah suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya Tegar Remaja, Tegar Remaja adalah Remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA,
HIV
dan
AIDS),
menunda
usia
pernikahan,
mempunyai
perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya. 2. Kesehatan
Reproduksi
Remaja
adalah
suatu
kondisi
sehat
yang
menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponen dan proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan spiritual. 3. TRIAD KRR adalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu resikoresiko yang berkaitan dengan seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS. 4. Resiko seksualitas adalah sikap dan perilaku seksual remaja yang berkaitan dengan Infeksi Menular Seksual (IMS), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi dan resiko perilaku seks sebelum nikah. 5. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia. 6. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan dari berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu yang didapat akibat HIV. 7. NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya, yaitu zat-zat kimiawi yang dimasukkan kedalam tubuh manusia baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) atau 2
disuntik yang menimbulkan efek tertentu terhadap fisik, mental dan ketergantungan. 8. Remaja (Adolescent) adalah penduduk usia 10–19 tahun (WHO), Pemuda (Youth) adalah penduduk usia 15-24 tahun (UNFPA), Orang Muda (Young people) adalah penduduk usia 10-24 tahun (UNFPA dan WHO), Generasi Muda (Young Generation) adalah penduduk usia 12-24 tahun (World Bank), Remaja/Mahasiswa sebagai sasaran program GenRe adalah penduduk usia 10-24 tahun yang belum menikah. 9. Pendidik Sebaya adalah remaja/mahasiswa yang punya komitmen dan motivasi yang tinggi sebagai narasumber bagi kelompok remaja sebayanya dan telah mengikuti pelatihan Pendidik Sebaya dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang setara. 10. Konselor Sebaya
adalah Pendidik Sebaya yang punya komitmen dan
motivasi yang tinggi untuk memberikan konseling sebayanya
yang
telah
mengikuti
pelatihan
bagi kelompok remaja konseling
dengan
mempergunakan modul dan kurikulum standar yang telah disusun oleh BKKBN atau yang setara. 11. Pengelola PIK Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) adalah remaja/mahasiswa yang punya komitmen dan mengelola langsung PIK R/M serta telah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang setara. Pengelola PIK R/M terdiri dari Ketua, Penanggung Jawab Bidang Administrasi, Penanggung Jawab Bidang Program/kegiatan, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya. 12. Pembina PIK R/M adalah seseorang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja/mahasiswa, memberi dukungan dan aktif membina PIK R/M, baik yang berasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi remaja/mahasiswa lainnya. 13. Tegar Remaja adalah remaja-remaja yang menunda usia pernikahan, berperilaku sehat, terhindar dari resiko triad KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan
AIDS),
mempunyai
penyiapan
kehidupan
berkeluarga
untuk
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
3
14. Life Skills menurut Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah pendidikan non formal yang memberikan ketrampilan non formal, sosial, intelektual/akademis, dan vokasional untuk bekerja secara mandiri. 15. Total Fertility Rate (TFR) yaitu rata-rata jumlah anak yang dimiliki oleh wanita selama usia reproduksinya.
4
BAB II KONSULTASI DAN KONSELING PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI A. Pendewasaan Usia Perkawinan Pendewasaan Usia Kawin (PUK) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia ideal pada saat perkawinan. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan agar kehamilan pertama pun terjadi pada usia yang cukup dewasa. Usia ideal menikah adalah 20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Tujuan Pendewasaan Usia Perkawinan 1. Penurunan tingkat kelahiran 2. Perubahan mendasar pada tingkat pendidikan, struktur ekonomi,dan keluarga 3. Perubahan mendasar pada hubungan ortu dan anak 4. Penurunan kematian Ibu, bayi, dan anak 5. Mengurangi masa reproduksi perempuan 6. Aktualisasi diri bagi wanita Dampak Pernikahan Dini Bappenas (2008) 1. Aspek pendidikan : Pernikahan dini mengakibatkan anak tidak mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 5,6 persen anak kawin dini yang masih melanjutkan sekolah setelah kawin 2. Aspek Kesehatan Reproduksi : Dalam hal kesehatan, anak perempuan berusia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar selama kehamilan atau melahirkan dibandingkan dengan perempuan berusia 20-25. Sementara yang usia 15-19 kemungkinannya dua kali lebih besar 3. KDRT : 44 % anak perempuan yang menikah dini mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) frekuensi tinggi, sementara 55 % frekuensi rendah (Organisasi Pemerhati Anak Plan Indonesia) 4. Aspek Psikososial : penolakan atau pengusiran oleh keluarga, dikucilkan oleh masyarakat 5
5. Aspek Ekonomi
: tingkat ketergantungan keuangan yang tinggi bahkan
kemiskinan Cara Mendewasakan Usia Kawin 6. Meraih kesempatan pendidikan baik formal maupun non formal 7. Mencari kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan 8. Mengambil
peran
dan
kegiatan
kemasyarakatan
dalam
organisasi
kepemudaan seperti karang taruna, pramuka, remaja masjid, remaja gereja, remaja hindu, dll 9. Memperluas pengalaman
positif
yang dapat
memperluas cakrawala
berpikir sehingga dapat menjadi bekal berumah tangga B. TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS) Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponen dan proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental dan sosial. TRIAD KRR adalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS. 1. Seksualitas Apa yang dimaksud dengan seksualitas? Seksualitas adalah semua yang berhubungan dengan manusia sebagai makhluk seksual (emosi, kepribadian, sikap, dll). Sedangkan seks berarti jenis kelamin, reproduksi seksual, organ seks, rangsangan/gairah seksual, hubungan seks. Seksualitas berasal dari kata seks, yang memiliki beberapa arti, yaitu : a. Jenis kelamin: biologis yang membedakan laki-laki dan perempuan b. Reproduksi seksual: bagian tubuh tertentu dari laki-laki maupun perempuan yang dapat melahirkan bayi: organ reproduksi c. Organ reproduksi: bagian dalam dan luar; perempuan a.l vagina, rahim, laki-laki: testis, penis d. Rangsangan atau gairah seksual: disebabkan perasaan tertarik yang sangat kuat pada seseorang shg terasa ada getaran “aneh” yang muncul e. Hubungan seks: penetrasi
6
f.
Orientasi
seksual: kecenderungan seseorang mencari
pasangan
seksualnya berdasar jenis kelamin Organ Reproduksi Apa yang terdapat pada organ reproduksi manusia? Bagan Organ reproduksi perempuan 1) Ovarium (Indung Telur) 2) Fimbrae (Umbai-umbai) 3) Tuba Fallopii (saluran telur) 4) Uterus (rahim) 5) Serviks (leher rahim) 6) Vagina (liang kemaluan) 7) Mulut vagina
Bagan Organ reproduksi perempuan 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
7
Penis Glans: kepala penis Uretra (saluran kencing) Saluran sperma Epididymis-penghasil sperma Testis Scrotum( pelapis testis) Kelenjar prostat Vesicula seminalis Kantung kencing
Apa tanda remaja perempuan yang sudah menginjak masa pubertas? Pubertas adalah masa seseorang alami : a. Perubahan struktur tubuh tinggi dan besar b. Perubahan kerja hormon Tanda-tanda pubertas pada perempuan: a. Kulit dan rambut mulai berminyak b. Keringat bertambah banyak c. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang d. Tangan dan kaki bertambah besar e. Tulang wajah mulai memanjang dan membesar f.
Panggul berkembang lebih besar, vagina mengeluarkan cairan
g. Folikel di dinding indung telur mulai membesar, ditandai dengan menstruasi Apa dan bagaimana menstruasi terjadi? Menstruasi (Haid/Datang Bulan) adalah proses peluruhan lapisan dalam (endometrium) rahim yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina. a. Menstruasi pertama (menarche): tanda awal pubertas b. Menstruasi pada remaja putri Anemia Gizi Besi Pencegahannya : Tablet Tambah Darah (TTD)
1 tablet / hari selama
haid c. Hormon prostagladin rahim berkontraksi rasa kram /sakit selama menstruasi (dysmenorrhea) d. Penanganan dysmenorrhea : 1) Olahraga, yoga, kompres hangat di perut 2) Apabila tidak berkurang, maka dapat dipakai obat-obatan Keperawanan: a. Perawan : belum pernah melakukan hubungan seksual (penis masuk ke vagina) b. Selaput dara (hymen) 1) Terdapat di mulut vagina 2) Selaput yang mudah sobek
8
c. Sobek selaput disebabkan antara lain: bersenggama, kecelakaan,masturbasi/onani terlalu dalam. Bagaimana tanda-tanda pubertas pada remaja laki-laki? Tanda-tanda pubertas pada laki-laki: a. Tubuh bertambah berat dan tinggi b. Pundak dan dada bertambah besar c. Keringat bertambah banyak d. Kulit dan rambut berminyak e. Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang f.
Tulang wajah memanjang dan membesar
g. Tumbuh jakun, suara menjadi berat h. Penis dan buah zakar membesar,diikuti mimpi basah Mimpi Basah adalah keluarnya sperma tanpa rangsangan pada saat tidur, dan umumnya terjadi pada saat mimpi tentang seks. Menstruasi adalah Proses peluruhan lapisan dalam (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina secara siklik dan periodik. Bagaimana terjadinya proses kehamilan? a. Akibat hubungan Seksual antara perempuan dan laki-laki usia subur atau rekayasa teknologi reproduksi . b. Pada masa Subur Perempuan, saat sel telur telah matang & potensial untuk dibuahi sperma. c. Pada hari ke 14 untuk periode haid 28 hari, bila lebih dari 28 hari perlu perhitungannya 2 minggu/ 14 hari sebelum masa haid yang akan datang. d. Diawali dengan pertemuan Sperma Dan Ovum dalam tuba/ saluran telur Tanda-tanda kehamilan : a. Dugaan hamil ditunjukkan dengan : 1) Tidak datang haid. 2) Pusing dan mual/ muntah pada pagi hari. 3) Buah dada membesar/ mengeras. 4) Daerah sekitar puting agak gelap. 5) Perut mulai membesar. 9
b. Dipastikan melalui pemeriksaan medis, ditunjukkan dengan: 1) Ada detak jantung janin. 2) Teraba bagian janin. 3) Dengan usg tampak janin dan gerakannya. 2. HIV dan AIDS HIV adalah virus yang menyebabkan kekebalan tubuh berkurang atau hilang. Sementara itu, AIDS adalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh HIV. HIV belum ditemukan obatnya sampai sekarang. Kasus AIDS kumulatif tahun 2005 s/d Juni 2012 sebesar 29.421 kasus (45,6% diantaranya kelompok usia 15 – 29 tahun) (Kemenkes RI, Juni 2012). Bagaimana tanda-tanda Seseorang yang terkena AIDS? a. Penurunan 10% BB dalam 1 bulan tanpa sebab yang jelas. b. Diare lebih dari 1 bulan tanpa sebab yang jelas. c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan. d. Batuk yang tidak sembuh-sembuh. e. Kulit gatal di seluruh tubuh. f.
Infeksi jamur kandida pada mulut, lidah atau tenggorokan.
g. Pembengkakan
kelenjar
getah
bening
di
leher,
ketiak
atau
selangkangan. Perilaku-perilaku yang bagaimana yang beresiko menularkan HIV dan AIDS? a. Menggunakan jarum dan peralatan yang tercemar HIV b. Mengidap penyakit/infeksi menular seksual c. Berhubungan seks melalui anus d. Pekerja Seks Komersial (PSK dan pelanggan) e. Hubungan seksual berganti-ganti pasangan Bagaimana cara penularan HIV dan AIDS ? a. Hubungan seks tidak aman: 1) Berganti-ganti pasangan 2) Tidak menggunakan kondom
10
b. Transfusi darah (menggunakan darah yang tercemar virus HIV) c. Penggunaan Jarum Suntik 1) Menggunakan jarum suntik yang tidak steril (tercemar virus HIV) 2) Menggunakannya secara bergantian a. Ibu Hamil kepada bayinya 1) Antenatal (sebelum bersalin, melalui plasenta) 2) Intranatal (ketika bersalin, melalui cairan vagina) 3) Postnatal (setelah bersalin, melalui air susu ibu) HIV tidak menular melalui : a. Kontak sosial dari satu orang ke orang di rumah, tempat kerja, tempat umum lainnya b. Makanan, udara dan air (kolam renang, toilet, dll) c. Gigitan serangga/nyamuk d. Batuk, bersin, meludah e. Bersalaman, menyentuh, berpelukan atau cium pipi 3. Narkotika, Alkohol, Psikotropika, Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) Apa yang dimaksud dengan NAPZA? NAPZA adalah Kelompok zat /obat-obatan psikoaktif
yang banyak
dimanfaatkan dan diperlukan bagi upaya penyembuhan (terutama penyakit yang berkaitan dengan syaraf pusat) dan pelayanan kesehatan serta untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kasus Narkoba kumulatif tahun 2007-2011 : 138.475 kasus, tersangka Kasus Narkoba: 189.294 orang, diantaranya < usia 16 – 24 tahun : 40.690 orang (21,5%). (BNN, 2011) Jenis-jenis NAPZA: a. Ganja/Mariyuana b. Heroin/Putaw c. Kokain/Crack d. MDMA/Ecstasy e. Methamphetamin /shabu-shabu f.
Amphetamin
11
Apa efek dari pemakaian zat psikoaktif? a. Keinginan yang tak tertahankan (an overpowering desire) terhadap obat tersebut b. Kecenderungan untuk menambah dosis sesuai toleransi tubuh c. Ketergantungan fisik dan psikis Faktor apa saja yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba pada remaja ? a. Faktor kepribadian 1) Kurangnya
pengendalian
pengetahuan ttg
diri
(
biasanya
memiliki
sedikit
bahaya yang ditimbulkan narkoba serta aturan
hukum yang berlaku ). 2) Konflik individu / emosi yang masih belum stabil ( biasanya bagi remaja
yang
tidak
terbiasa
dalam
penyelesaian
masalah
cenderung mencari jalan pintas, sehingga kecemasan yg dialami dapat hilang seketika). 3) Terbiasa hidup senang/mewah, ( biasanya selalu berupaya dengan pola hidup senang, tidak mau susahn jika susah sedikit maka remaja cenderung mencari jalan pintas). b. Faktor keluarga 1) Kurangnya kontrol keluarga, orang tua terlalu sibuk. 2) Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab. c. Faktor lingkungan 1) Masyarakat yang individualis, kurang peka terhadap lingkungan sekitar. 2) Pengaruh teman sebaya, biasanay penyalahgunaan narkoba menjadi sebuah syarat kemudahan untuk diterima dalam sebuah kelompok. d. Faktor gender Remaja
putri
secara
psikologis
lebih
rentan
terhadap
bahaya
penyalahgunaan narkoba, karena mereka cenderung lebih cepat pubertas, cemas
terhadap berat badan dan memiliki kecemasan yg
tinggi dalam sesuatu hal. 12
e. Faktor pendidikan Kurangnya sosialisasi bahaya penyalahgunaan menjadi penyebab penyalahgunaan f.
narkoba diduga juga
narkoba dikalangan remaja.
Faktor masyarakat dan komunitas sosial Hilangnya nilai-nilai dalam sebuah keluarga dan sebuah hubungan, hilangnya perhatian dengan komunitas/apatis, sulitnya beradaptasi dengan lingkungan (merasa diasingkan).
C. Life Skill (Keterampilan Hidup) Apa dan mengapa ketrampilan hidup menjadi penting? Keterampilan hidup adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. Perlunya keterampilan hidup 1. Membantu
remaja
mengatasi
berbagai
permasalahan
seperti
penyalahgunaan narkoba, seks bebas, HIV dan AIDS dengan lebih efektif 2. Membantu remaja mencapai tugas pertumbuhan dan perkembangan pribadi Jenis keterampilan hidup apa yang perlu dimiliki remaja? 1. Menjaga kesehatan fisik 2. Mempercayai diri dan menghargai diri sendiri 3. Berkomunikasi dengan orang lain 4. Bersikap tegas ( asertif) 5. Berpikir positif 6. Mengatasi stress 7. Mengambil keputusan dan memecahkan masalah 8. Mempraktekan kehidupan spiritual 9. Mengembangkan hobby menjadi usaha 10. Menghadapi kesulitan dalam kehidupan
13
D. Komunikasi Efektif Antara Orangtua Dengan Remaja Apa yang dimaksud dengan komunikasi orang tua dan remaja? Komunikasi orangtua dengan remaja merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal dimana pembicaraan antar kedua belah pihak berlangsung akrab, berusaha saling memahami dan terjadi tanya jawab, sehingga terdapat saling pengertian. Dalam hal ini masing-masing pihak saling memberikan umpan balik, dengan terbuka, jujur, tidak berprasangka dan saling mendukung, demi tercapainya efektivitas komunikasi. Komunikasi orang tua remaja dikatakan efektif bila pesan yang diterima remaja dimengerti dan dipahami sama dengan yang dimaksud oleh orang tua. Komunikasi orang tua - remaja juga harus mencakup penyampaian nilai, standar dan sikap orangtua mengenai isu tersebut. 1. Apa tujuan berkomunikasi efektif dengan remaja? Tujuan dilakukannya komunikasi efektif orangtua dengan remaja, adalah a. Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja b. Membentuk suasana keterbukaan c. Membuat orangtua mau mendengar remaja saat mereka berbicara d. Membuat remaja mau bicara pada saat mereka menghadapi masalah e. Membuat remaja mau menghormati orangtua atau orang dewasa saat mereka berbicara. f.
Membantu remaja menyelesaikan masalahnya
2. Hal-hal apa yang menghambat keberhasilan komunikasi dengan remaja? Beberapa hal yang sering dilakukan orangtua ketika berkomunikasi dengan remaja, sehingga menghambat keberhasilan komunikasi orangtua dengan remaja, antara lain: a. Lebih banyak berbicara daripada mendengar b. Merasa tahu lebih banyak c. Cenderung memberi arahan dan nasihat d. Tidak berusaha untuk mendengar terlebih dahulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami oleh remaja 14
e. Tidak memberi kesempatan pada remaja untuk mengemukakan pendapat f.
Tidak mencoba menerima kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya
g. Merasa putus asa dan marah karena tidak tahu harus bersikap atau bertindak bagaimana kepada remajanya 3. Sikap apa yang harus diperhatikan oleh agar komunikasi menjadi efektif ? a. Keterbukaan. b. Empati. 1) Lebih banyak memahami keinginan, pengalaman, kemampuan dan kecemasan yang dirasakan orang lain. 2) Menghindari penilaian baik-buruk atau benar-salah terhadap perilaku atau sikap orang lain. 3) Mencoba untuk melihat masalah dari cara pandang (persepsi) orang lain. c. Dukungan. Ungkapan verbal dan non verbal. d. Kepositifan. Sikap positif dan menghargai orang lain, sehingga seseorang mampu menghargai dirinya sendiri secara positif. e. Kesamaan. Agar mencegah terjadinya kesalahpahaman atau konflik. Kemampuan apa yang harus dikuasai orang tua dalam berkomunikasi dengan remaja ? 1. Memahami perasaan remaja : Orang tua dapat menangkap makna dibalik kata dan bahasa tubuh remaja serta perasaan yang mendasarinya, selain itu orang tua menerima perasaan anak sehingga anak merasa berharga 2. Mendengar aktif : Cara/Usaha untuk mendengar dan menerima perasaan serta memberi tanggapan yang bertujuan menunjukkan kepada remaja bahwa orang tua :
15
a. sungguh-sungguh
telah
menangkap
pesan
dan
perasaan
yang
terkandung didalamnya sehingga dapat memahami anak seperti yang mereka rasakan bukan seperti apa yang kita lihat atau sangka b. Membantu anak untuk mengenali, menerima dan mengerti perasaan sendiri serta menemukan cara mengatasi perasaan dan masalahnya 3. Memberikan pesan “saya” bukan pesan “kamu” a. Pesan “Saya” lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai akibat perilaku anak terhadap Ortu, sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku punya akibat terhadap orang lain b. Pesan “Kamu” lebih berpusat pada kesalahan anak dan cenderung tidak membedakan anak dan perilakunya sehingga membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan disudutkan Bagaimana penggunaan pesan saya ? Pesan saya diformulasikan terdiri dari 4 bagian a. Kapan (tingkah laku yang mengganggu orang tua) b. Saya merasa (pernyataan yang mengandung bagaimana perasaan orang tua yang berkaitan dengan tingkah laku anak yang mengganggu c. Karena/sebab (alasan/penjelasan apa yang diperkirakan akan terjadi d. Perilaku remaja yang diharapkan oleh orang tua 4. Menentukan “masalah siapa” Mengapa orang tua perlu mengetahui masalah siapa dalam menghadapi anak yang sedang bermasalah ? a. Orang tua tidak mungkin menjadi seorang yang harus mampu memecahkan semua masalah b. Orang tua harus mengajarkan anak rasa tanggung jawab dalam memecahkan masalah sendiri c. Orang tua perlu membantu anak tidak ikut campur urusan orang lain d. Anak perlu belajar mandiri Bila yang Bermasalah Anak gunakan teknik Mendengar Aktif Bila yang Bermasalah orang tua gunakan Metoda Pesan Saya
16
5. Mengenali dan menghindari hal-hal yang menghalangi/menghambat komunikasi Gaya-gaya Komunikasi seperti apa yang dapat menghambat ? a. Memerintah b. Membohongi c. Menyindir d. Membandingkan e. Menasihati f.
Menghibur
g. Mengeritik h. Memberi Cap i.
Menganalisis
j.
Meremehkan
k. Mengancam
17
BAB III MASALAH YANG MUNGKIN DIALAMI REMAJA SERTA CARA MENGATASINYA A. Seks Pranikah Apa akibat dari hubungan seks yang dilakukan sebelum menikah? 1. Budaya Indonesiaà kehilangan keperawanan/keperjakaan, 2. Peluang tertular IMS/ISR, sangat tinggi. 3. Peluang terjadinya kehamilan tidak diinginkan (KTD) cukup tinggi memicu terjadinya pengguguran kandungan (aborsi) Aborsi tidak aman berisiko tinggi, menyebabkan: a. Kerusakan rahim, b. Infeksi rahim, c. Infertilitas, d. Perdarahan, e. Komplikasi, f.
Kematian
Cara pencegahan dan mengatasi seks pranikah 1. Menanamkan nilai ketimuran Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keagamaan yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke pergaulan bebas/seks pranikah.
18
2. Mengurangi menonton televisi Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, lebih banyak menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan nilai-nilai gaya hidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan infotainment yang kadang menayangkan acara perselingkuhan, seks bebas di kalangan artis. Dengan demikian, kisah seks pranikah bukan menjadi hal yang tabu lagi. Oleh sebab itu perlu membatasi menonton televisi ini karena lambat laun otak akan teracuni oleh nilai-nilai yang sebenarnya sangat negatif. Untuk mendapatkan informasi, kalangan muda bisa mengalihkan perhatian dengan membaca koran, majalah maupun buku-buku. 3. Banyak beraktivitas secara positif Seks pranikah, biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang banyak waktu longgar,
banyak
waktu
bermain,
bermalam
minggu.
Nah,
untuk
mengantisipasi hal tersebut, mengalihkan waktu untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus dikembangkan. Misalnya dengan melibatkan anak muda dalam organisasi-organisasi sosial, menekuni hobinya dan mengembangkannya menjadi lahan bisnis yang menghasilkan, maupun mengikuti acara-acara kreatifitas anak-anak muda. Dengan demikian, waktu mudanya akan tercurahkan untuk hal-hal positif dan sedikit waktu untuk memikirkan hal-hal negatif seperti pergaulan bebas tersebut. 4. Sosialisasi bahaya seks pranikah Di kalangan muda, seks pranikah sering dilakukan karena mereka tidak tahu akibat yang ditimbulkannya. Seperti misalnya penyakit kelamin yang mematikan. Oleh sebab itu Informasi-informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat seks pranikah ini perlu terus disebarkan di kalangan muda.
Harapannya,
mereka
juga
punya
informasi
sebagai
bahan
pertimbangan akal sehatnya. Jika informasi tersebut belum didapatkan ada kemungkinan mereka akan terus melakukan pergaulan bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi sudah didapatkan tapi mereka tetap nekad melakukan itu perlu ada penanganan khusus, apalagi bagiyang sudah terang-terangan bangga melakukan seks pranikah. 19
5. Menegakkan aturan hukum Bagi yang bangga tersebut, perlu adanya perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek jera. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan anak-anak muda dari amoralitas karena perilaku seks pranikah yang lambat laun otomatis akan merusak bangsa. 6. Menikah Cara ini efektif sekali. Kalau masih belum bisa, cara lain adalah dengan berpuasa. Catatan: Apabila sudah terjadi kehamilan rujuk ke dokter kebidanan atau rumah sakit untuk pemeriksaan dan mencegah tindakan aborsi. B. Penyalahgunaan NAPZA Apa tanda-tanda remaja yang menggunakan NAPZA? 1. Aktifitas dan prestasi disekolah menurun: Angka remaja penyalahguna yang pernah
tidak
naik kelas 2 kali lebih
banyak dari remaja non penyalahguna, dengan perbandingan 17%:8%. Angka remaja penyalahguna yang mempunyai nilai dibawah rata-rata kelas 2-3 kali lebih banyak daripada remaja Non penyalahguna dengan perbandingan 7% : 3 %. Angka remaja penyalahguna yang malas masuk sekolah 3 kali lebih banyak daripada remaja non penyalahguna, dengan perbandingan 17% : 5%. 2. Aktivitas keseharian terganggu : Remaja penyalahguna lebih banyak 2-3 kali merasa sedih, murung, sulit tidur nyenyak, pernah mengalami kecelakaan, pernah dirawat atau masuk UGD RS daripada remaja non penyalahguna. 3. Agresivitas sosial a. Remaja
penyalahguna
mempunyai
resiko
melakukan
tindakan
agresivitas sosial 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan remaja non penyalahguna.
20
b. Tindakan agresivitas yang paling banyak dilakukan adalah berkelahi/ tawuran terutama pada jenjang SMA dan mahasiswa. Bagaimana cara pencegahan dan mengatasi penyalah gunaan NAPZA? 1. Pandai memilih teman/pergaulan Pergaulan yang salah bisa menyebabkan remaja terperosok sehingga harus berhati-hati dalam memilih teman. Remaja pun harus berani mengatakan tidak pada NAPZA serta meninggalkan kawan-kawan kita yang dapat merusak kita. Carilah teman yang baru jika teman yang lama hanya berupaya menjerumuskan kita ke lubang yang dalam. Jika perlu pilih kawan yang biasa-biasa saja walaupun culun dan katro. Bergaul dengan orang saleh / soleh umumnya bisa menyelamatkan kita dari jerat NAPZA. 2. Belajar membedakan yang baik dan yang salah Remaja harus tahu, berani mengambil sikap dan konsisten pada berbagai hal di dunia ini. Jika sudah jelas itu NAPZA dan teman mengajak memakai , tolak ajakannya, segera tinggalkan dia dan blacklist dia dari kehidupan kita. Ambil keputusan dengan cepat dan tepat sebelum dia menguasai pikiran kita dan akhirnya berani coba-coba. 3. Tingkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME Memakai NAPZA itu dosa karena hanya menyakiti dan merusak tubuh dan pikiran kita sendiri. Dengan dosa yang terakumulasi sedemikian besar maka setelah mati kita akan masuk neraka. NAPZA juga menjauhkan kita dari Tuhan karena di otak kita hanya NAPZA dan NAPZA lagi. 4. Berhubungan dengan NAPZA itu perbuatan kriminal Remaja harus takut pada NAPZA
karena kalau polisi tahu siapa yang
memakai NAPZA bisa langsung dilempar ke penjara yang sunyi, dingin dan menakutkan. Di penjara itu tidak enak karena akan disiksa oleh penghuni tahanan lainnya serta diperas oknum dan penjahat lainnya. 5. NAPZA adalah candu yang menjadikan kita budak setan Sekali kita pakai NAPZA maka selamanya akan ketergantungan pada benda haram tersebut. Untuk kasus NAPZA kita tidak bisa mencari alternatif karena yang kita harus lakukan hanyalah pakai NAPZA terus menerus sampai mati. 21
Dengan menjadi budak kita akan lebih mudah disetir orang yang punya NAPZA, karena jika kita butuh dan hanya dia yang punya barang, maka kita bisa menyerahkan seluruh harta dan nama baik kita untuk sedikit barang haram. 6. NAPZA hanya membuat rugi NAPZA itu mahal, sulit didapat, merusak akal sehat, merusak pikiran, berpotensi membunuh kita, membuat kita tampil bodoh, bisa membuat kita masuk penjara, masuk neraka, menghancurkan raga kita, menghancurkan hubungan keluarga dan orang lain, dan lain sebagianya. NAPZA tidak ada untungnya karena keuntungan yang diberikan hanyalah semu yang sementara namun duka yang mendalam berada di baliknya. 7. Terus mengikuti informasi Modus-modus baru mungkin dapat bermunculan setiap saat. Hati-hati dan jangan sampai kita terjebak karena kita tidak tanggap atas hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Jaga anggota keluarga kita dengan menginformasikan mereka tentang NAPZA yang terjadi di lingkungan sekitar. Catatan: Apabila sudah ada gejala ketergantungan obat rujuk ke rumah sakit ketergantungan Obat C. Penyimpangan Seksual Jenis penyimpangan perilaku seksual 1.
Masturbasi: usaha untuk merangsang organ seksnya sendiri untuk mendapatkan kenikmatan seks dan untuk mengendorkan ketegangan seks.
2.
Homo seksual (lesbian/gay): tertarik pada jenis kelamin yang sama.
3.
Pedophilia: mendapat kenikmatan seks dengan hubungan seks pada anakanak.
4.
Fetishist: orang yang terangsang seksnya tidak oleh seorang wanita,tetapi dengan sesuatu yang merupakan simbol wanita seperti pakaian dalam wanita.
22
5.
Transvertism : menikmati kepuasan seks dengan memakai pakaian dari seksnya berlawanan
6.
Sadisme : cara mendapat rangsangan seks dengan melakukan tindakantindakan kejam
7.
Masochisme ; mendapat kepuasan seks kalau disiksa pasangannya
8.
Perkosaan; suatu paksaan terhadap wanita untuk melakukan hubungan seks diluar kemauan wanita itu sendiri
9.
Ekshibitionis: orang yang punya kebiasaan memperlihatkan kemaluannya kepada orang lain
10. Vayourisme memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip orang lain yang sedang melakukan hubungan seks atau wanita yang sedang mandi (tidak berbusana) Apa penyebab penyimpangan perilaku seksual ? Penyebabnya adalah gangguan psikis diantaranya karena kurang keberanian untuk menghadapi tantangan dengan jenis seks yang berbeda Bagaimana pencegahan penyimpangan perilaku seksual? 1.
Sikap dan pengertian orang tua Pencegahan masturbasi sesungguhnya bisa secara optimal diperankan oleh orang tua. Sikap dan reaksi yang tepat dari orang tua terhadap anaknya yang melakukan masturbasi sangat penting. Di samping itu, orang tua perlu memperhatikan kesehatan umum dari anak-anaknya juga kebersihan di sekitar daerah genitalia mereka. Orang tua perlu mengawasi secara bijaksana hal-hal yang bersifat pornografis dan pornoaksi yang terpapar pada anak.
2.
Pendidikan seks Sex education (pendidikan seks) sangat berguna dalam mencegah remaja pada kebiasaan masturbasi. Pendidikan seks dimaksudkan sebagai suatu proses yang seharusnya terus-menerus dilakukan sejak anak masih kecil. Pada
permulaan
terintegrasi
sekolah
dengan
diberikan
sex information
pelajaran-pelajaran
lainnya,
dengan
dimana
cara
diberikan
penjelasan-penjelasan seksual yang sederhana dan informatif. Pada tahap selanjutnya dapat dilanjutkan dengan diskusi-diskusi yag lebih bebas dan 23
dipimpin oleh orang-orang yang bertanggung jawab dan menguasai bidangnya. Pengobatan penyimpangan seks : Apabila remaja mengalami masalah penyimpangan seks agar dirujuk ke psikolog klinis / psikiater atau dokter ahli kandungan khusus bidang seksologi untuk konseling dan psikotherapy.
24
BAB IV PENUTUP Pelayanan konsultasi konseling keluarga remaja dan remaja merupakan salah satu upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan remaja dan pengelola program GenRe tentang hak-hak reproduksi pada remaja serta perlunya Pendewasaan Usia Perkawinan. Materi Konseling Keluarga Remaja ini merupakan sarana pelengkap bagi konselor/pengelola PPKS dalam melakukan tahapan kegiatan pelayanan konseling keluarga remaja, sehingga diharapkan mempermudah dalam memberikan konsultasi dan konseling. Dengan adanya buku ini diharapkan juga dapat meningkatkan sikap, pengetahuan dan perilaku keluarga yang memiliki remaja dan remaja itu sendiri dalam pembinaan remaja serta mampu menjawab permasalahan yang timbul.
25