Psd_presentasi_4

  • Uploaded by: Haki Sukta Core
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Psd_presentasi_4 as PDF for free.

More details

  • Words: 3,620
  • Pages: 13
Psikodiagnostik Presentasi 4 Psychological Test Sebuah tes psikologis adalah sebuah prosedur sistematik untuk memperoleh sampelsampel perilaku, yang berhubungan dengan kognitif atau fungsi afektif dan untuk men-skor serta mengevaluasi sampel-sampel ini berdasarkan standard. Tes psikologis biasanya dideskripsikan sebagai standardisasi untuk dua alasan, keduanya merujuk pada keobjektifitasan dalam proses testing. Alasan yang pertama adalah keseragaman prosedur dalam semua aspek administrasi, scoring, dan interpretasi dari test. Kemudian alasan yang kedua adalah fokus pada penggunaan standard untuk mengevaluasi hasil tes. Istilah tes hanya digunakan untuk prosedur ini, yang mana respon-respon orang yang dites dievaluasi berdasarkan kebenaran atau kualitas. Instrument seperti ini selalu dicantumkan dalam penilaian beberapa aspek dari fungsi kognitif seseorang, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Di lain hal, instrument yang responnya dievaluasi atau diskor sebagai benar-salah atau lulus-gagal disebut inventori, questioner, survey, checklist, schedule atau teknik proyektif dan biasanya dikelompokkan sebagai tes kepribadian. Alat-alat ini dirancang untuk memperoleh informasi mengenai motivasi seseorang, pilihan, sikap, minat, opini, emosi, dan reaksi karakteristik orang, situasi dan stimulus lainnya. Biasanya, digunakan pertanyaan pilihan berganda atau jenis benar-salah, kecuali untuk tes proyeksi, yang membuka waktu inventoris kepribadian, questioner, dan instrument lainnya digunakan self-report. Tes yang berisikan sampel pengetahuan, keterampilan atau fungsi kognitif dirancang sebagai tes kemampuan, yang mana semuanya itu termasuk ke dalam tes kepribadian. Other Term Used in Connection with Tests and Test Titles Salah satu diantara bagian ini adalah scale atau skala, yang berkenaan dengan: •

Keseluruhan tes dibuat dari beberapa bagian. Contohnya, Stanford-Binet Intelligence

Scale •

Subtes atau kumpulan dari item-item dalam suatu tes, yang mengukur kejelasan dan

karakteristik spesifik. Contohnya, Depression scale of the Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) •

Kesatuan dari beberapa subtes yang sama-sama menggunakan karakteristik secara umum.

Contohnya, Verbal scales of the Wechsler intelligence tests 1

Psikodiagnostik Presentasi 4 •

Suatu instrumen tersendiri yang terbuat dari item-item yang dirancang untuk

mengevaluasi karakterisitik tertentu. Contohnya, Internal-External Locus of Control Scale •

Sistem numerikal yang digunakan untuk menilai atau melaporkan value pada beberapa

dimensi pengukuran. Contohnya, scale ranging dari 1 sampai 5, dengan angka 1 yang berarti strongly disagree(sangat tidak setuju) dan angka 5 yang berarti strongly agree(sangat setuju) Jadi, ketika digunakan dalam referensi pada tes-tes psikologis, istilah skala dapat menjadi ambigu dan kurang ketelitian. Bagaimanapun, dalam lingkup pengukuran psikologi (psikometri), skala memiliki arti lebih tepat. Ini merujuk pada sebuah grup dari item-item yang berhubungan dengan variabel tunggal dan diatur melalui kesukaran dan intensitasnya. Proses pencapaian pada rangkaian item-item disebut scaling. Battery merupakan istilah lain yang sering digunakan dalam title tes. A battery adalah sebuah grup/kumpulan/kelompok dari beberapa tes atau subtes yang dikelola pada satu waktu untuk seseorang. Ketika beberapa tes dipaket bersama oleh seorang penerbit untuk digunakan pada tujuan yang spesifik, istilah battery biasanya muncul pada title dan seluruh grup/kelompok dari tes-tes yang dilihat secara tunggal, keseluruhan instrumen. Beberapa contoh dari pemakaian ini terjadi

dalam

neuropsychological

instruments

(sebagaimana

seperti

Halstead-Reitan

Neuropsychological Battery) dimana banyak fungsi kognitif butuh untuk dievaluasi, yang berarti sebagian tes, dipergunakan untuk menemukan kemungkinan perusakan otak. Battery juga digunakan untuk menandakan beberapa grup/kelompok dari tes individual secara spesifik diseleksi oleh seorang psikolog untuk menjawab sebuah pertanyaan yang spesifik, biasanya melalui diagnostic alami. Test Standarts Karena uniknya kepentingan tes bagi semua profesional yang menggunakannya, dan masyarakat luas, sejak pertengahan tahun 1950, tiga profesional utama organisasi telah ikut serta kekuatan untuk menyebarluaskan standart yang memberikan sebuah dasar untuk evaluasi tes, latihan tes, dan pengaruh kegunaan tes. Versi terbaru yaitu Standards for Educational and Psychological Testing dipublikasikan pada tahun 1999 oleh American Educational Research Assiciation, American Psychological Association, dan National Council on Measurement in Education yang mengarah pada testing

2

Psikodiagnostik Presentasi 4 standarts yaitu suatu sumber yang terpenting dari kriteria untuk mengevaluasi tes, menggunakan tes dan efek dari menggunakan tes tersebut.

Sejarah Tes Psikologis Meskipun tes psikologis dapat digunakan untuk mengeksplor dan menginvestigasi variabel-variabel psikologis secara meluas, kegunaan dasar dari tes psikologis adalah sebagai alat dalam membuat keputusan mengenai orang. Bukanlah suatu kebetulan bahwa tes psikologis yang kita kenal sekarang ini mulai muncul pada awal pertengahan abad 20. Kenaikan tingkat urban, industrialisasi dan kelompok demokratis sebelumnya, terdapat sedikit kebutuhan bagi kebanyakan orang untuk membuat keputusan mengenai orang lain, di luar keluarga dan kerabat dekat. Di desa, lingkungan agraria, kelompok otokrasi, kebanyakan keputusan hidup individu dibuat oleh orangtua, mentor, pembuat keputusan, dan oleh gender, kelas, tempat, dan lingkungan dimana ia dilahirkan. Namun, sebelum abad 20 terdapat beberapa pelopor penting dari tes psikologis modern dalam berbagai budaya dan konteks. Pelopor tes psikologi modern dalam bidang pekerjaan Permasalahan yang tetap dalam bidang pekerjaan adalah pertanyaan bagaimana memilih orang yang paling mungkin untuk pekerjaan tertentu. Pelopor tertua yang terkenal dalam tes psikologis tepat menemukan area ini, dimana sistem dari ujian kompetisi berkembang dalam kerajaan Cina kuno untuk memilih orang yang akan mengabdi dalam posisi pemerintahan. Ternyata, dorongan untuk mengembangkan sistem pencerahan dari pemanfaatan sumber daya manusia ini merupakan fakta mengapa Cina tidak memiliki aturan kelas keturunan seperti apa yang ada di Eropa sampai abad 20. Ujian kerajaan Cina ini berakhir pada tahun 1905 dan digantikan dengan seleksi berdasarkan pendidikan universitas. Bagaimanapun juga pada masa itu, sistem tersebut menjadi inspirasi untuk ujian pegawai sipil yang berkembang di Britain pada tahun 1850-an, yang merangsang pembentukan U.S Civil Service Examination pada tahun1860-an. Pelopor tes Psikologis modern dalam bidang pendidikan Salah satu pertanyaan dasar dalam bidang pendidikan adalah bagaimana memastikan bahwa siswa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang ditanamkan para guru kepada mereka. 3

Psikodiagnostik Presentasi 4 Dengan demikian, tidak heran jika penggunaan tea pertama kali dalam bidang pendidikan terjadi selama Middle Ages dengan kemunculan universitas pertama di Erop pada abad 13. Sekitar masa itu, derajat universitas digunakan untuk merupakan syarat untuk mengajar, dan ujian oral formal digunakan untuk memberikan kesempatan untuk menunjukkan kompetensi para kandidat. Sedikit demi sedikit, penggunaan tes ini menyebar untuk level sekunder dari pendidikan, dan ketika kertas lebih murah dan tersedia, ujian oral digantikan oleh ujian tertulis dalam setting pendidikan. Pada abad ke 19, di Eropa dan Amerika, ujian memiliki metode yang baik dalam memastikan siapa yang harus diberi penghargaan derajat universitas seperti siapa yang akan dilatih menjadi profesional. Pelopor tes psikologis dalam psikologi klinis Pertanyaan individu mendasar lainnya yang ditujukan pada tes psikologis adalah masalah dalam membedakan normal dan abnormal dalam intelektual, emosi, dan perilaku. Berlawanan dengan, bidang pekerjaan ataupun pendidikan, dimana dasar keputusan dibuat adalah jelas, bidang psikopatologi masih diselimuti misteri dan mistik selama beberapa periode. Beberapa pelopor tes psikologis berasal dari bidang psikiatri. Kebanyakan tes ini berkembang di Jerman pada pertengahan kedua abad 19, meskipun beberapa di antaranya sudah ada pada pertengahan awal abad 19 dan berasala dari Prancis. Hampir seluruhnya instrumeninstrumen

ini digunakan untuk tujuan menilai level fungsi kognitif pasien dengan berbagai

gangguan seperti retardasi mental dan kerusakan otak. Kebanyakan teknik yang berkembang pada abad 19 ini jenius dan bertahan untuk diinkorporasikan dengan tes modern yang masih digunakan secara luas. Meskipun cerdas, pengembang dari tes psikologis awal ini dihalangi sedikitnya oleh 2 faktor. Yang pertama adalah kurangnya pengetahuan dan banyaknya takhayul dan miskonsepsi. Dalam hal ini, perbedaan antara psychosis dan retardasi mental belum dibuat secara jelas sampai tahun 1838 ketika psikiatrist Prancis menyatakan bahwa kemampuan untuk menggunakan bahasa merupakan kriteri yang paling penting untuk menciptakan level fungsi mental individu. Faktor kedua adalah kurangnya standardisasi prosedur. Terobosan yang signifikan dalam psikiatri dicapai pada tahun 1890-an, ketika Emil Kraepelin mengklasifikasikan gangguan mental menurut penyebabnya, sympomp, dan 4

Psikodiagnostik Presentasi 4 rangkaiannya. Kraepelin ingin membawa metode scientific ke dalam psikiatri dan membantu menggambarkan gambaran klinis dari schizophrenia dan bipolar disorder yang pada waktu itu disebut sebagai dementia praecox dan manic-depressive psychosis. Ia mengajukan sistem untuk membandingkan sane dan insane berdasarkan karakteristik seperti distractibility, sensitivitas, dan kapsitas memori dan bahkan mengawali penggunaan teknik asosiasi bebas dengan pasien psikiatrik. Antecedents of Modern Testing in Scienific Psychology Penelitian dari psikolog Jerman Fechner dan Weber di pertengahan abad ke-19 yang menjadi puncak awal perkembangan terjadi di Wihelm Wundt’s kreasi dari labroratorium pertama yang didedikasikan untuk dunia psikologis di Leipzig, Jerman, tahun 1897. Peristiwa psikologi ini pada awalnya terpisah, disiplin formal, bagian dari filosofi. Dalam perkembangan disiplin baru dari psikologi eksperimental, muncul banyak ketertarikan dalam perkembangan standarisasi prosedur dan perlengkapan untuk pemetaan bidang kemampuan manusia dari sensasi dan persepsi. Laboratorium Wundt di Jerman menuliskan,pada akhir abad ke-19 dan banyak psikolog dari Amerika Serikat dan Negara lainnya yang akan kembali ke negara mereka untuk mendirikan lab yang serupa. Pada waktu yang sama, seorang lelaki Inggris bernama Francis Gulton memiliki ketertarikan dalam perbedaan awal fungsi psikologis. Galton adalah seorang pria pandai yang berkeingintahuan tinggi dan memiliki banyak kecakapan, yang memiliki hak sosial dan posisi finansial yan memungkinkannya untuk mencapai ketertarikannya. Dia juga sepupu dan pengagum berat Charles Darwin, yang mengemukakan teori evolusi dari dari seleksi alam pada pertengahan abad ke-19. Setelah membaca risalah sepupunya tentang asal mula spesis, Galton memutuskan untuk mencari tahu ketertarikannya tentang dugaan bahwa intelektual singgah di setiap keluarga. Pada akhirnya dia membangun lan antropometerik di London, dimana dalam beberapa tahun dia mengumpulkan data dalam angka dari karakteristik fisik dan psikologis seperti jengkal lengan, berat, tinggi, kapasitas vital, kekuatan genggaman, dan ketajaman perasaan yang berhubungan dengan berbagai hal dari ratusan individu dan keluarga. Galton telah meyakinkan bahwa kemampuan intelektual adalah fungsi dari ketajaman dari perasaan seseorang dalam merasa dan membedakan stimuli, yang mana dipercaya sebagai keturunan yang alami. Akhir dari akumulasi dan tabulasi silang dari data antropometriknya, Galton berharap menetapkan kedua cakupan 5

Psikodiagnostik Presentasi 4 variasi pada karakteristik ini, seperti halnya persetujuan dan hubungan timbal balik mereka ke seberang individu dengan tingkat derajat keluarga yang berbeda (Fancher, 1996). Galton tidak berhasil dalam sasaran terakhirnya, yang memperkenalkan eugenic, dalam bidang yang dimulai dengan usaha keras yang bertujuan dalam meningkatkan perkembangbiakan ras manusia sebagai specimen. Pada akhirnya, dia menginginkan untuk menemukan jalan untuk menaksir kapasitas intelektual anak dan remaja pada akhir tes untuk mengidentifikasikan individu berbakat sejak dini dan membesarkan hati untuk menhasilkan banyak keturunan. Namun, pekerjaan Galton berlanjut dan diperluas di Amerika Serikat oleh James McKeen Cattel, yang juga mencoba, gagal, dalam menghubungkan berbagai tindakan dari diskriminasi yang sederhana, perspektif, dan kekuatan asosiatif (yang dicapnya sebagai tes “mental”) pada penilaian independen dari tingkat intelektual, seperti tingkat sekolah. Galton telah membuat kontribusi signifikan dalam lapangan pada statistik dan ukuran psikologis. Ketika data perbandingan grafik antara orangtua dan keturunan, untuk contoj, dia menemukan phenomena dari regresi dan korelasi, yang menyediakan dasar bagi banyak riset psikologi berikutnya dan analisis data. Dia juga menemukan alat untuk mengukur ketejaman pendengaran dan diskriminasi berat badan, dan calon anggota dengan menggunakan kuisioner dan asosiasi kata-kata dalam riset psikologi. Galton juga merintis metode twin study, yang menyaring suatu kejadian, untuk menjadi alat utama riset dalam perilaku genetic. Di akhir tahun 1800 kesuksesan pertama intrumen dari era modern tes. Ketika mempelajari efek dari kelelahan dalam kemampuan mental anak, psikolog Jerman Hermann Ebbinghaus yang dikenal untuk riset pertama dalam bidang memori menemukan teknik yang dikenal sebagai Ebbinghaus Completion Test. Teknik ini menuntut anak-anak untuk mengisi teks dari kata-kata yang atau penggalan kata yang telah dihilangkan. Signifikansi dari metode ini, yang mana kemudian diadaptasi untuk variasi dari maksud yang berbeda dua kali lipat. Pertama, karena telah diberikan secara bersamaan kepada seluruh anak di kelas, itu memberikan pertanda pada perkembangan dari kelompok test. Apa yang paling penting, bagaimanapun juga, teknik ini mempertimbangkan untuk menjadi ukuran efektif dari kemampuan intelektual, ketika score diperoleh dengan menerangkan baik-baik kepada siswa mengenai kemampuan mental di tentukan oleh rangking di dalam kelas. Alfred Binet terinspirasi untuk menggunakan completion technique dan complex mental task lainnya dalam perkembangan skala tes intelegensi yang pertama kali sukses (DuBois, 1970) 6

Psikodiagnostik Presentasi 4 The Rise of Modern Psychological Testing Di awal tahun 1900-an segala yang diperlukan bagi kebangkitan test psikologi modern pertama yang benar-benar berhasil berada pada : •

Tes-tes laboratorium yang dihasilkan oleh para psikolog percobaan mula-mula di Jerman,



Perangkat pengukuran dan teknik statistik yang dikembangkan Galton dan mahasiswanya untuk pengumpulan dan analisa data tentang perbedaan individual, dan



Berbagai temuan yang signifikan dalam ilmu psikologi, psikiatri dan neurologi yang sedang berkembang.

Semua perkembangan ini memberikan landasan bagi kebangkitan pengujian modern. Akan tetapi, daya dorongnya datang dari kebutuhan praktis untuk mengambil keputusan dalam penempatan pendidikan. Pada tahun 1904, psikolog Perancis Alfred Binet diangkat menjadi anggota komisi yang bertugas mengajukan metode untuk mengevaluasi anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental atau keterbelakangan perkembangan lainnya, bisa memperoleh manfaat dari kelas biasa di dalam sistem sekolah negeri dan akan membutuhkan pendidikan khusus. Binet sangat siap untuk tugas ini, karena ia telah bergelut dalam penelitian perbedaan individu dengan menggunakan berbagai ukuran fisik dan fisiologik, dan juga test proses mental yang lebih kompleks, seperti ingatan dan pemahaman verbal. Pada tahun 1905, Binet dan kawan-kawannya, Theodore Simon, mempublikasikan penggunaan instrumen/perangkat pertama untuk pengukuran kemampuan kognitif umum atau inteligensi global. Skala Binet-Simon tahun 1905, sebagaimana kemudian dikenal, adalah rangkaian 30 test atau tugas yang bervariasi baik isi maupun kesulitannya, yang sebagian besar dirancang untuk menilai kemampuan pertimbangan dan pemikiran terlepas dari pembelajaran sekolah. Skala tersebut mencakup pertanyaan-pertanyaan tentang perbendaharaan bahasa, pemahaman, perbedaan antara pasangan-pasangan konsep dan lain sebagainya, dan juga tugas yang mencakup deret bilangan berulang, mengikuti petunjuk, mengisi tempat yang kosong dalam teks dan menggambar.

7

Psikodiagnostik Presentasi 4 Skala Binet-Simon berhasil karena memadukan ciri-ciri perangkat-perangkat sebelumnya dengan cara baru dan sistematik. Cakupannya lebih komprehensif daripada perangkat sebelumnya yang dikhususkan untuk mengevaluasi kemampuan-kemampuan yang lebih sempit. Ternyata, skala ini merupakan rangkaian kecil test yang diseleksi dengan cermat yang disusun dalam urutan tingkat kesulitan dan disertai dengan petunjuk-petunjuk yang tepat tentang bagaimana melaksanakan dan menafsirkannya. Hasil studi ini membuktikan bahwa mereka mengajukan prosedur untuk pengambilan sampel keberfungsian kognitif dengan jalan mana tingkat kemampuan intelektual umum si anak bisa digambarkan secara kuantitatif, dalam bentuk tingkat usia dengan mana kinerjanya pada skala bersesuaian. Kebutuhan akan alat sedemikian begitu akut sehingga skala tahun 1905 akan dengan cepat diterjemahkan ke dalam bahasa lain dan diadaptasi untuk digunakan di luar Perancis. Pengujian Kelompok Pada saat Binet meninggal dunia, di tahun 1911, ia sudah mempertimbangkan kemungkinan menyesuaikan skala yang diajukannya untuk kegunaan lain dan mengembangkan test kelompok yang bisa dilaksanakan oleh seorang pemeriksa kepada kelompok besar untuk digunakan di lingkungan militer dan lingkungan lainnya. Akan tetapi, penggenapan ide tersebut tidak akan terjadi di Perancis namun di Amerika Serikat di mana skala Binet-Simon diterjemahkan dengan cepat dan direvisi untuk digunakan terutama pada anak-anak sekolah dan untuk tujuan yang sama dengan saat test tersebut dikembangkan di Perancis. Begitu Amerika Serikat masuk Perang Dunia I pada tahun 1917, presiden APA, Robert Yerkes, membentuk komisi psikolog untuk membantu dalam upaya perang. Komisi ini memutuskan bahwa kontribusi paling praktis adalah mengembangkan test inteligensi kelompok yang bisa dilaksanakan dengan efisien kepada semua calon rekrutan masuk Tentara AS , untuk membantu dalam melakukan penugasan personil. Komisi, yang terdiri dari para pakar test terkemuka pada masa itu, termasuk Lewis Terman, dengan cepat merangkai dan mencoba test yang kemudian dikenal sebagai Army Alpha. Test ini terdiri dari delapan subtest yang mengukur kemampuan verbal, numerik dan pertimbangan, dan juga pertimbangan praktis dan informasi umum. Test ini, yang akhirnya akan dilaksanakan untuk lebih dari sejuta rekrutan, menggunakan materi dari berbagai perangkat lain, termasuk skala Binet. Dalam penyusunannya, komisi sangat berpatokan pada prototipe test kelompok yang belum dipublikasikan yang dikembangkan Arthur 8

Psikodiagnostik Presentasi 4 Otis, yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda yang dapat dinilai secara objektif dan cepat. Army Alpha terbukti sangat berguna. Ini dengan cepat diikuti oleh Army Beta, test yang agaknya ekuivalen yang tidak membutuhkan bacaan dan dengan demikian bisa digunakan kepada para rekrutan yang tidak melek huruf atau yang tidak fasih berbahasa Inggris. Sayangnya, cepatnya test ini dikembangkan dan digunakan menimbulkan sejumlah praktek pengujian yang tidak tepat. Selain itu, kesimpulan yang tidak wajib diambil berdasarkan besarnya jumlah data yang terkumpul dengan cepat. Beberapa konsekuensi negatip dari cara dengan mana program pengujian Militer dan upaya pengujian besar-besaran lainnya sejak masa itu, merusak reputasi pengujian psikolog dengan cara yang sulit diatasi. Namun demikian, melalui kesalahan-kesalahan yang dilakukan di awal sejarah pengujian modern, sangat banyak yang dipelajari yang kemudian berfungsi untuk mengkoreksi dan meningkatkan praktek di bidang ini. Lebih jauh lagi, dengan test Militer bidang psikologi melangkah dengan pasti keluar dari lingkungan laboratorium dan akademik dan menunjukkan potensi besarnya dalam memberi kontribusi kepada aplikasi dunia nyata. Setelah Perang Dunia I, pengujian psikolog menancapkan kakinya di Amerika Serikat. Otis mempublikasikan Skala Inteligensi Kelompok, test yang berfungsi sebagai model untuk Army Alpha, pada tahun 1918. E.L. Thorndike, perintis Amerika penting lainnya yang bekerja di Teachers College at Columbia , menghasilkan test inteligensi untuk lulusan SMA, yang dibakukan atas sampel yang lebih terseleksi (yaitu, yang baru lulus SMA) di tahun 1919. Sejak saat itu, jumlah test yang dipublikasikan tumbuh pesat. Peningkatan prosedural juga mencapai kemajuan dalam pelaksanaan dan penilaian test. Sebagai contoh misalnya, item-item test dengan tipe-tipe yang berbeda mulai dipresentasikan dalam urutan campuran dan bukan sebagai subtest-subtest terpisah sehingga batas waktu secara keseluruhan bisa digunakan untuk suatu test, yang menghapuskan perlunya penetapan-waktu terpisah untuk subtest-subtest. Isu standardisasi, seperti menghapuskan kata yang bisa dibaca dengan pelafalan yang berbeda dalam test ejaan, mengemuka, begitupun dengan kepercayaan atas test – suatu istilah yang, pada masa itu, dicakup apa yang sekarang ini dimaksudkan dengan kehandalan dan keabsahan.

9

Psikodiagnostik Presentasi 4 Temuan personalitas Alat pertama tipe instrumen ini adalah Lembaran Data Pribadi Woodworth (Lembaran PD), suatu angket pertanyaan yang dikembangkan selama Perang Dunia I untuk menyelidiki rekrutan yang mugkin menderita penyakit mental. Instrumen ini terdiri dari 116 pernyataan tentang perasaan ,sikap, dan perialku yang secara jelas mengindikasikan psikopatologi terhadap mana responden mmberi jawaban ya atau tidak. Meskipun lembaran P-D memperlihakan prospek yang menjanjikan, namun Perang Dunia I berakhhir sebelum berhasil dipergunakan secara operasional. Stelah perang, ada periode eksperimentasi dengan jenis item-item lain ada dengan skala yang dirancang secara khusus untuk menelaah neuroktikisme, sifat-sifat kepribadian, seperti introversion dan ekstrraversion, dan nilai-nilai. Inovasi dalam penyajian item item yang ditujukan untk mengurangi pengaruh keinginan sosial,seperti teknik

pilihan paksa (forced choice) yang

diperkenalkan dalam studi AllportVernon tahun 1931, mulai berkembang. Akan tetapi, temuan penyelidikan kepribadian yang paling sukses pada era tersebut, dan yang masih bertahan sampai sekarang ini adalah Minnesota Multiphasic Pesonality Inventory (MPI, Hataway dan McKInely, 1940). MMPI memadukan item-item dari lembaran P-D dan

temuan-temuan lain, tetapi

mengguakan teknik kunci kriteria empiris yang diprakarsai dengan SVIB menghasilkan instrumen yang kurang transparan terhadap mana responden tidak dapat dengan mudah menguraikannya karena banyaknya item-item yang tidak memiliki referensi yang jelas terhadap kecenderungan kecenderungan psikopatologis. Sejak 1940an, penyelidikan personalitas telah berkembang. Banyak hasilnya yang telah diperkenalkan dalam konstruskinya, termasuk penggunaan perspektif teoritis, seperti sistem kebutuhan Henry Murray dan metode konsisteni internal dalam memilih item ietm. Selanjutnya, analisis faktor, yang telah begitu pentign terhadap studi dan diferensiasi kemampuan, juga mulai dipergunakan dalam

pengembangan penyelidikan personalitas. Pada tahun 1930an, J.P.

Guilford memprakarsai penggunaan analisis faktor untuk mengelompokkan item-item kedalam skala yang homogen, sedangkan pada tahun 1940n, R.B Cattel menerpakan teknik untuk mencoba mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian yang paling penting, dan oleh karena itu, bermanfaat bagi penyelidikan dan pengkajian.sekarang ini, analisis faktor emaminkan peranan integral dalam kebanyakan aspek teori test dan konstruksi test. 10

Psikodiagnostik Presentasi 4 Fungsi Tes Fungsi utama dari tes psikologis adalah sebagai alat pembuat keputusan. Aplikasi istimewa dari tes ini selalu melibatkan nilai keputusan/pendapat (judgement) pada bagian satu atau lebih pembuat keputusan yang harus menentukan dasar-dasar untuk memilih, menempatkan, mengelompokkan, mendiagnosa, atau sebaliknya membuat prsetujuan dengan seseorang, kelompok, organisasi, atau program. Tentu saja, penggunaan tes sering dikhawatirkan dengan kontroversi sejak ia sering menghasilkan konsekuensi yang tidak menguntungkan untuk satu atau lebih bagian. Dalam banyak situasi dimana tes digunakan untuk membuat keputusan dan orangorang tidak setuju dengan keputusan yang telah dibuat.

Riset psikologi Tes sering digunakan dalam riset pada area perbedaan, perkembangan, abnormal, pendidikan, sosial, dan psikologi kejuruan dan lain-lain. Riset memberikan metode yang diakui dengan baik dalam mempelajari alam, perkembangan, dan interrelasi antara kognitif, afektif, dan perilaku. Faktanya walaupun sejumlah tes berasal dari serangkaian pelajaran psikologi investigasi telah menjadi komesil. Karena jarang terdapat konsekuensi praktis langsung untuk penggunan tes dalam riset, penggunaannya dalam konteks ini tidak terlalu diperdebatkan daripada ketika digunakan dalam pembuatan keputusan tentang inividu, kelompok, organisasi, atau program. Psychological assessment vs Psychological testing Test adalah salah satu dari alat-alat yang digunakan dalam proses Assessment . Proses ini dapat terjadi dalam kesehatan, konseling, atau setting forensik, sebagaimana dalam setting edukasional dan employment. Psychological assessment bersifat fleksibel, tidak terstandard, proses tertuju pada pencapaian kepastian yang bertahan memperhatikan satu atau lebih isu atau pertanyaan psikologis melalui koleksi, evaluasi, dan analisis data yang tepat. (Maloney & Ward, 1976) A. MACAM-MACAM TES 1.

TES INDIVIDUAL DAN KLASIKAL • Perbedaannya adalah pada jumlah individu yang dites. 11

Psikodiagnostik Presentasi 4 • Contoh tes individual: TAT, Ro, WB, WAIS, WISC, dsb. • Contoh tes klasikal: IST, EPPS, RMIB, TKD, CFIT, dsb. • Tes individual biasanya digunakan untuk asesmen individual mendalam, misal: klien klinis, pasien rumah sakit. • Tes klasikal biasanya digunakan untuk seleksi karyawan, seleksi siswa, untuk tujuan riset, sreening, dsb. 2.

TES PERFORMANCE DAN VERBAL • Yang membedakan adalah materi tes yang digunakan serta aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan tes (cara pengerjaan tes). • Tes Verbal misal: paper & pencil test, kuesioner, visual tes, pilihan ganda, dsb. • Tes Performance berkaitan dengan aktivitas motorik. Misal: DAP, HTP, Baum, Wartegg, sub tes melengkapi gambar, menata balok dalam tes IQ, dsb.

3.

TES TERSTRUKTUR DAN TIDAK TERSTRUKTUR • Perbedaannya terletak pada luas respon dan kepastian tugas dari tes. • Tes tidak terstruktur memberikan kebebasan testee dan kepastian tugas dari tes, misal: soal essay, tes projektif (TAT, Ro, Hand Test, dsb). Lebih sulit diskor dan diinterpretasi. • Tes terstruktur biasa disebut juga tes objektif, misal: tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes IQ, dsb.

4.

SELF-REPORT TEST • Testee mendeskripsikan dirinya misalnya memberikan cheklist pada sejumlah pernyataan, RMIB, SSCT, EPPS, dsb.

5.

TES PERFORMANCE KEPRIBADIAN • Testee menunjukkan penampilan kepribadiannya, misal: tes projeksi (TAT, Ro, Hand Test, Grafis, dsb).

 Ketika tes psikologi dipertimbangkan sebagai alat potensial oleh calon pengguna, pada poin ini kualitas teknis dari tes psikologi menjadi perhatian utama. 12

Psikodiagnostik Presentasi 4  Tes psikologi digunakan sesuai tujuan spesifik, pada poin ini menjelaskan keahlian pengguna dan cara tes digunakan merupakan pertimbangan utama

13

More Documents from "Haki Sukta Core"