Refleksi Kasus 1 Dermatitis Seboroid.docx

  • Uploaded by: Rahma Daris
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Refleksi Kasus 1 Dermatitis Seboroid.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,663
  • Pages: 11
REFLEKSI KASUS

Juli, 2018

DERMATITIS SEBOROIK

Disusun Oleh:

NAMA

: RISWANDHA

NIM

: N 111 17 070

PEMBIMBING KLINIK dr. Diany Nurdin, Sp. KK, M.KES

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2018

STATUS PASIEN BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD UNDATA PALU

I.

II.

IDENTITAS PASIEN 1) Nama Pasien

: Tn. S

2) Umur

: 24 Tahun

3) Jenis Kelamin

: Laki-laki

4) Alamat

: DS. winangun

5) Agama

: Islam

6) Pekerjaan

: Karyawan Swasta

7) Tanggal Pemeriksaan

: 25 Juni 2018

ANAMNESIS 1) Keluhan Utama : Gatal-gatal 2) Riwayat penyakit sekarang : pasien Tn S usia 24 tahun datang ke poli Penyakit kulit dan kelamin Rumah Sakit Undata kota palu, datang dengan keluhan gatal-gatal, keluhan gatal-gatal dirasakan sudah beberapa bulan terakhir, keluahan ini paling sering dirasakan pasien dibagian belakang kepala, awalnya kulit kepala bagian belakang pasien tampak kemerahan, setelah itu pasien menggaruk-garuk, pasien juga mengatakan muncul di bagian belakang telinga. Pasien sudah berobat di poli penyakit kulit sebelumnya namun keluhan pasien muncul kembali, pasien alergi terhadap mie instan dan telur. Pasien juga mengeluhkan banyak ketombe dibagian rambut kepala. 3) Riwayat penyakit dahulu: sudah pernah merasakan keluhan yang sama beberapa bulan yang lalu. 4) Riwayat penyakit keluarga: DM tidak ada, Hipertensi (+)

1

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa dengan pasien. III.

PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis 1. Keadaan umum

: Sakit sedang

2. Status Gizi

: Baik

3. Kesadaran

: Compos mentis

Tanda-tanda Vital TD

: 130/80 mmHg

Nadi

: 80 kali/menit

Respirasi

: 20 kali/menit

Suhu

: 36,50 C

Status Dermatologis Ujud Kelainan Kulit : 1.

Kepala

: terdapat lesi berupa papul, skuama , berwarna

kemerahan, Berukuran

miliar. Penyebaran berupa difus, tersusun

secara deseminata. Pada Regio occipitalis 2.

Leher

: tidak terdapat ujud kelainan kulit

3.

Ketiak

: tidak terdapat ujud kelainan kulit

4.

Dada

: tidak terdapat ujud kelainan kulit

5.

Punggung

: tidak terdapat ujud kelainan kulit

6.

Perut

: tidak terdapat ujud kelainan kulit.

7.

Selangkangan

: tidak terdapat ujud kelainan kulit

8.

Ekstremitas Atas

: tidak terdapat ujud kelainan kulit

9.

Ekstremitas bawah : tidak terdapat ujud kelainan kulit

10. Genitalia

: tidak terdapat ujud kelainan kulit

2

IV.

GAMBAR

Gambar 1. terdapat lesi berupa papul, skuama , berwarna kemerahan, Berukuran miliar. Penyebaran berupa difus, tersusun secara deseminata. Pada Regio occipitalis V. RESUME pasien Tn S laki-laki usia 24 tahun datang dengan keluhan gatalgatal (+), keluhan dirasakan sudah beberapa bulan , keluahan ini paling sering dirasakan pasien di kepala bagian belakang (+), awalnya kulit kepala bagian belakang pasien tampak kemerahan (+), dan pasien menggaruk-garuk. Pasien sudah berobat di poli penyakit kulit sebelumnya namun keluhan pasien muncul kembali (+), pasien alergi terhadap mie instan dan telur. ketombe (+). Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan Umum: sakit sedang, status gizi baik, kesadaran komposmentis. Tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali, respi 20 kali, dan suhu 36,5 C. Pada status dermatologis didapatkan pada kepala terdapat lesi berupa

3

papul, skuama , berwarna kemerahan, Berukuran

miliar. Penyebaran

berupa difus, tersusun secara deseminata. Pada Regio occipitalis. VI.

DIAGNOSIS KERJA Dermatitis Seboroik

VII.

DIAGNOSIS BANDING 1. Tinea Capitis 2.

VIII.

Psoriasis

PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

IX.

PENATALAKSANAAN Nonmedika mentosa: - Hindari semua faktor yang memperberat. - Hindari Makanan yang berlemak. - Hindari stress dan emosi. Medikamentosa Topikal : -

Sampo selenium sulfida 2,5%/ 2-3 kali/ minggu

-

Losion hidrocortison 0,1 %/ 1 kali sehari selama 4 minggu.

Sistemik: -

X.

Tablet Prednison 4 mg 2 x 1 Tablet

PROGNOSIS Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad fungtionam

: ad bonam

Quo ad cosmetikam

: dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: dubia

4

PEMBAHASAN Pada kasus berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan, pasien Tn S laki-laki usia 24 tahun datang ke poli Penyakit kulit dan kelamin Rumah Sakit Undata kota palu, datang dengan keluhan gatal-gatal (+), keluhan dirasakan sudah beberapa bulan , keluahan ini paling sering dirasakan pasien di kepala bagian belakang (+), awalnya kulit kepala bagian belakang pasien tampak kemerahan (+), dan pasien menggaruk-garuk. Pasien sudah berobat di poli penyakit kulit sebelumnya namun keluhan pasien muncul kembali (+), pasien alergi terhadap mie instan dan telur. ketombe (+). Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan Umum: sakit sedang, status gizi baik, kesadaran komposmentis. Tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali, respi 20 kali, dan suhu 36,5 C. Pada status dermatologis didapatkan pada kepala terdapat lesi berupa papul, skuama , berwarna kemerahan, Berukuran miliar. Penyebaran berupa difus, tersusun secara deseminata. Pada Regio occipitalis. Dermatitis seboroik (DS) merupakan penyakit eritroskuamosa kronis, biasa ditemukan pada usia anak dan dewasa. Keadaan ini ditandai oleh kelainan kulit di area tubuh dengan banyak folikel sebasea dan kelenjar sebasea aktif, yaitu daerah wajah, kepala, telinga, badan bagian atas dan lipatan tubuh (inguinal, inframamae

dan

aksila).

Kadang-kadang

dapat

juga

mengenai

daerah

interskapular, umbilikus, perineum, dan anogenital. Diagnosis dermatitis seboroik umumnya mudah ditegakkan secara klinis, dan tidak memerlukan alat bantu khusus. Pemeriksaan tambahan lain berupa pemeriksaan laboratorium dan pemakaian alat non invasif dapat membantu diagnosis dan terapi spesifik yang diperlukan. Pada DS diduga akibat aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat. Semua usia bisa terkena DS namun lebih sering pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman Pityrosporum ovale yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala tampak eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak berminyak dan menghasilkan skuama yang putih berminyak pula. Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat..1,4

5

Walaupun banyak faktor diduga sebagai penyebab DS, namun hanya didapatkan 3 faktor utama yaitu sekresi glandula sebasea ( seborrhea), keberadaan mikroba jamur Malassezia (efek mikrobial) dan kerentanan individu.4 Banyak peneliti mendukung peran jamur Malassezia sebagai penyebab DS. Dijelaskan bahwa penurunan daya tahan tubuh yang terjadi pada infeksi HIV akan merubah reaksi kulit terhadap infeksi jamur tersebut. Terbukti dari beberapa obat antijamur baik topikal maupun sistemik dapat memberikan kesembuhan. Penatalaksanaan umum DS dengan agen antijamur dan kortikosteroid topikal. Penderita HIV-AIDS yang diterapi dengan antiretroviral lebih jarang menderita DS.2 Dermatitis seboroik dapat terjadi pada semua kelompok usia, namun biasanya terpisah menjadi dua golongan usia yaitu neonatus dan dewasa. Pada bayi, penyakit memuncak pada 3 bulan pertama, sedangkan pada dewasa pada usia 30 hingga 60 tahun. DS biasanya diderita lebih banyak oleh lelaki dibandingkan dengan perempuan, Dominasi pria terlihat di semua usia, tanpa predileksi rasial, atau transmisi horizontal. Prevalensi dermatitis seboroik adalah 3% -5% dewasa muda, dan 1% -5% dari umum populasi, meskipun kejadian seumur hidup secara signifikan lebih tinggi. dalam berbagai golongan usia dan ras. Di berbagai negara Asia, pasien DS berusia antara 12 hingga 20 tahun. DS juga dapat ditemukan pada pasien dengan kondisi imunosupresi (misalnya pasien dengan HIV/AIDS, transplantasi organ) dan penyakit lain misalnya Parkinson, serta gangguan nutrisi dan kelainan genetik.1,5 Patogenesis DS masih belum diketahui dengan pasti, namun berhubungan erat dengan jamur Malassezia, kelainan imunologis, aktivitas kelenjar sebasea dan kerentanan pasien. Jumlah sebum yang diproduksi bukan faktor utama pada kejadian DS. Permukaan kulit pasien DS kaya akan lipid trigliserida dan kolesterol, namun rendah asam lemak dan skualen. Flora normal kulit, yaitu Malassezia sp dan Propionibacterium acnes, memiliki enzim lipase yang aktif yang dapat mentransformasi trigliserida menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas bersama dengan reactive oxygen species (ROS) bersifat antibakteri yang

6

akan mengubah flora normal kulit. Perubahan flora normal, aktivasi lipase dan ROS akan menyebabkan dermatitis seboroik.1 Pemberian terapi obat di bidang Dermatologi memerlukan perhatian khusus karena kekhususan struktur dan fungsi kulit Farmakoterapi untuk penyakit kulit pada dasarnya harus menghasilkan efek terapi yang maksimal dengan efek samping seminimal mungkin Agar obat dapat berefek untuk mengatasi penyakit maka obat tersebut harus dapat mencapai tempat kerjanya yaitu set sel kulit yang disfungsi. Ada dua cara agar obat dapat diabsorpsi menuju sel sel kulit yaitu dapat secara langsung melalui absorpsi perkutan atau topikal, dapat juga melalui absorpsi sistemik. Di tempat kerjanya ini obat akan berinteraksi untuk menrmbulkan efek terapi.3

7

TATA LAKSANA7 Pengobatan tidak menyembuhkan secara permanen sehingga terapi dilakukan berulang saat gejala timbul. Tatalaksana yang dilakukan antara lain: 1. Sampo yang mengandung obat anti Malassezia, misalnya: selenium sulfida, zinc pirithione, ketokonazol, berbagai sampo yang mengandung ter dan solusio terbinafine 1%. 2. Untuk menghilangkan skuama tebal dan mengurangi jumlah sebum pada kulit dapat dilakukan dengan mencuci wajah berulang dengan sabun lunak. Pertumbuhan jamur dapat dikurangi dengan krim imidazol dan turunannya, bahan antimikotik di daerah lipatan bila ada gejala. 3. Skuama dapat diperlunak dengan krim yang mengandung asam salisilat atau sulfur 4. Pengobatan simtomatik dengan kortikosteroid topikal potensi sedang, immunosupresan topikal (takrolimus dan pimekrolimus) terutama untuk daerah wajah sebagai pengganti kortikosteroid topikal. 5. Metronidazol topikal, siklopiroksolamin, talkasitol, benzoil peroksida dan salep litium suksinat 5%. 6. Pada kasus yang tidak membaik_dengan terapi konvensional dapat digunakan terapi sinar ultraviolet-B (UVB) atau pemberian itrakonazole 100mg/hari per oral selama 21 hari. 7. Bila tidak membaik dengan semua modalitas terapi, pada dermatitis seboroik yang luas dapat diberikan prednisolon 30 mg/hari untuk respons cepat. Edukasi6 1. Menghindari faktor pemicu/pencetus misalnya: Penggunaan pendingin ruangan (air conditioner) atau udara dengan kelembapan rendah di lingkungan kerja Hindari garukan yang dapat menyebabkan lesi iritasi Hindari bahan-bahan yang dapat menimbulkan iritasi Mengkonsumsi makanan rendah lemak Tetap menjaga higiene kulit

8

2. Mencari faktor-faktor predisposisi yang diduga sebagai penyebab 3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perjalanan penyakit (tujuan pengobatan, hasil pengobatan yang diharapkan, lama terapi, cara penggunaan obat, dan efek samping obat yang mungkin terjadi). 4. Edukasi mengenai pentingnya perawatan kulit dan menghindari pengobatan diluar yang diresepkan.

9

DAFTAR PUSTAKA 1.

Widaty S,. Pilihan Pengobatan Jangka Panjang Pada Dermatitis Seboroik. MDVI. 2012; VOL. 43 NO. 4: pp 153-159.

2.

Gayatri L., Dermatitis Seboroik Pada HIV. FK Universitas Airlangga. 2011; Vol. 23 No. 3.

3.

Cholis M,. & Hidayat T,. Terapi dalam Dermatologi. Universitas Brawijaya. 2013.

4.

Siregar R. S,. Atlast Berwarna Saripati Penyakit Kulit Ed. 2. EGC. 2004.

5. Goldsmith L,A,. Et all. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine Ed 8. McGraw-Hill. 2012. New York. 6.

Widaty S,. Panduan Praktik klinis. Perdoski. Jakarta. 2017

7. Menaldi SL,. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FK Universitas Indonesia, 2016.

10

Related Documents


More Documents from "Muhammad mukram"