TUGAS TEORI KEPERAWATAN MIDDLE RANGE THEORY: POSTPARTUM DEPRESSION “CHERYL TATANO BECK”
Oleh: Kelompok 1
:
1. Agustina Lia Fitriani
(131611133103)
2. Alfia Dwi Sunarto
(131611133105)
3. Galang Tegar Indrawan
(131611133106)
4. Khilyatud Diniyah
(131611133107)
5. Hilmy Ghozi Alsyafrud
(131611133108)
6. Adhelia Putri Prastiwi
(131611133109)
7. Ramadhani Wahyuningtyas
(131611133110)
8. Yohana Rahmawati Santoso
(131611133111)
9. Emmalia Adhifitama
( 131611133113)
10. Dwi Yanti Rachmasari Tartila
(131611133112)
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul “MIDDLE RANGE THEORY “BECK TATANO BECK”POSTPARTUM DEPRESSION THEORY. Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata Teori Keperawatan. Makalah ini membahas mengenai bagaimana middle range theory khususnya theory Cheryl Tatano Beck dalam pelayanan keperawatan. Masa depan keperawatan adalah praktik keperawatan berdasar teori yang menerapkan keterampilan berfikir kritis dan teori keperawatan untuk memandu praktik. Teori keperawatan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang situasi klien yang kompleks dan memandu pengumpulan, organisasi, dan interpretasi data tentang klien. Teori tersebut memberikan pemikiran logis untuk menjelaskan bagaimana perawat membantu klien kearah kesehatan yang optimum. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ilmiah ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari segenap pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Teori Keperawatan.
Surabaya, Desember 2016
Penulis
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Pelayanan
keperawatan
sebagai
pelayanan
profesional
akan
berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek keperawatan. Penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Walker, 1995). Level ke kedua dari teori keperawatan adalah middle range theory yang berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008). Teori Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset
3
dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris. Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Middle Range Theory
memberikan manfaat bagi perawat, mudah
diaplikasikan dalam praktek dan cukup abstrak secara ilmiah. Middle Range Theory, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung. Bila dibandingkan dengan Grand theory, Middle Range Theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang berperan dalam pengembangan Middle Range Theory mendefenisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori. Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory: Salah satu konsep model keperawatan yang termasuk dalam middle range theory yang menunjang pengembangan keperawatan baik dalam pengembangan ilmu maupun dalam praktek adalah model teori keperawatan yang dikembangkan oleh Cheryl Tatano Beck. Oleh karena itu, penulis akan melakukan analisis konsep teori keperawatan Cheryl Tatano Beck dalam keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah latar belakang konsep teory Cheryl Tatano Beck dalam pelayanan keperawatan? 2. Bagaimanakah Sejarah Teori Cheryl Tatano Beck? 3. Apa Filosofi Teori Cheryl Tatano Beck? 4. Apa Visi dan Misi Teori Cheryl Tatano Beck? 5. Apa saja nilai yang terkandung dalam Teori Cheryl Tatano Beck? 6. Apa Tujuan Teori Cheryl Tatano Beck dalam pelayanan keperawatan? 4
7. Bagaimana konsep teori Cheryl Tatano Beck dalam pelayanan keperawatan?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui Latar Belakang Teori Cheryl Tatano Beck dalam pelayanan keperawatan. 2. Untuk Mengidentifikasi Sejarah Teori Cheryl Tatano Beck. 3. Untuk mengetahui Filosofi Teori Cheryl Tatano Beck. 4. Untuk mengetahui Visi dan Misi Teori Cheryl Tatano Beck. 5.
Untuk mengetahui nilai Teori Cheryl Tatano Beck.
6.
Untuk menjelaskan Tujuan Teori Cheryl Tatano Beck.
7.
Untuk mengetahui Konsep Teori Cheryl Tatano Beck dalam pelayanan keperawatan.
1.4 Manfaat a.
Teoritis Mampu menjelaskan konsep dasar middle range theory khususnya teori Cheryl Tatano Beck, mengidentifikasi kejadian depresi pada klien postpartum sehingga perawat bisa membantu klien dalam mengatasi depresi postpartum.
b.
Praktis Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan kemampuan berfikir dan menjadi bahan untuk melakukan asuhan keperawatan dengan masalah depresi postpartum.
5
BAB II. TEORI
2.1 Latar Belakang Teori Menurut beck sekitar 13% sampai dengan 25 % wanita yang melahirkan mengalami depresi setelah melahirkan. Mengingat tingginya angka wanita yang mengalami depresi setelah melahirkan sehingga beck tertarik untuk mempelajarinya, walaupun sebenarnya beck tidak pernah mengalapi depresi setelah melahirkan anak – anaknya. Beck menggunakan kualitatif dan kuantitatif dalam tulisan – tulisannya karena dia menyadari bahwa metodology kuantitatif itu tidak cukup untuk merefleksikan perawatan transpersonal yg ideal sebagaimana dikatakan oleh watson. Cheryl Tatano Beck adalah seorang profesor di University of Connecticut, School of Nursing. Gelar Sarjana Science dalam Keperawatan dari Western Connecticut State University. Cheryl Tatano Beck menerima gelar Master-nya dalam merawat ibu dan bayi yang baru lahir dari Yale University. Cheryl Tatano Beck memiliki sertifikat Nursing Maternity dari Yale University. Cheryl Tatano Beck menerima gelar doktor of Science Keperawatan dari Boston University.
Beck adalah anggota dalam
American Academy of Nursing. Cheryl Tatano Beck telah menerima berbagai penghargaan
seperti
Keperawatan
Timur
Research
Society,
Distinguished
Penghargaan Peneliti, Distinguished Award dari Alumna Yale University dan Perawat Connecticut 'Association Diamond Jubilee Award untuk kontribusinya terhadap penelitian keperawatan. Selama 20 tahun terakhir Beck telah memfokuskan penelitiannya pada upaya pengembangan program penelitian pada mood postpartum dan gangguan kecemasan. Beliau telah meneliti secara ekstensif menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan temuan dari beberapa penelitian kualitatifnya, Cheryl Tatano Beck telah mengembangkan Skala Skrining Depresi Postpartum/Postpartum Depression Screening Scale (PDSS) yang diterbitkan oleh Western Psychological Services.
6
Beliau juga salah seorang penulis produktif yang telah menerbitkan lebih dari 100 artikel jurnal tentang beberapa topik seperti depresi postpartum, trauma lahir, PTSD/ posttraumatic stress disorder karena melahirkan, fenomenologi, grounded theory, meta-analisis, pengembangan instrumen, meta-sintesis, dan analisis naratif. Saat ini upaya penelitian Beck difokuskan pada (1) dampak trauma lahir pada menyusui, (2) efek DHA pada depresi postpartum, dan (3) penilaian psikometri dari Postpartum Depression Screening Scale melalui administrasi telepon. Beliau telah menjadi anggota Dewan Pembina Depresi Setelah Pengiriman-Nasional dan Dewan Eksekutif Marce Internasional Society. Beliau telah ditunjuk untuk Presiden Dewan Pertimbangan Postpartum Dukungan Internasional.
2.2 Sejarah Sejarah muncul teori ini berawal dari penelitian Beck pada keadaan ibu postpartum yang mengalami gangguan mood yang sering diabaikan dalam perawatan kesehatan, mengabaikan ibu dengan postpartum menderita dalam ketakutan, kebingungan dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Menurut Beck (2002) dalam Records, Rice, Beck (2007), depresi postpartum adalah episode depresi mayor yang bisa terjadi selama 12 bulan pertama setelah melahirkan. Beberapa kasus yang mendukung sejarah Teori Cheryl Tatano Beck yaitu :
Year 1972
1977 1982 1985
Focus reasearch Women’s cognitive and emotional responses to fetal monitoring (master’s thesis) Replication of master thesis Parturients’ temporal experiences during labor (doctoral dissertation) Mothers’ temporeal experiences in postpartum period after vaginal and
Year 1999
Focus research Maternal depression and child behavioral problems
2000 2001
PPDS : development and psychometric testing Comparative analysis between PPDS and two other depression instruments Item response theory in affective instrument development
2001
7
1988 1989 1990 1992 1994 1995 1995 1995 1996 1996 1996 1996 1997
1998 1998
cesarean deliveries Postpartum temporal experiences of primiparas Incidence of maternitity blues in primiparas and length of hospital stay Teetering on the edge: A grounded theory study of PPD The lived experience of PPD Nurses’ caring with postpartum depressed mothers Screening methodes for PPD PPD and maternal – infant interaction Mothes’ with PPD perceptions of nurses’ caring Relationship between PPD and infant temperament Predictors of PPD metaanalysis Mothers with PPD and their experiences interacting with children Concept analysis of panic Developing research programs using qualitatve and quantitative approaches Effects of PPD on child development Checklist to identify women at risk of PPD
2001
Ensuring content validity
2002
PPD-metasynthesis
2002
Revision of PDPI
2002 2003
Mothering multiples PPD in mothers of babies in the NICU
2003 2004 2004
PPDS – spanish version Birth trauma Posttraumatic stress disorder after childbirth
2004
Benefits of internet interviews
2005 2005
DHA in pregnancy Birth trauma and breastfeeding
2005 2007
Mapping birth trauma narratives PPDS – internet
2009
Mothers caring for a child with a brachial plexus injury Subsequent childbirth after previous birth trauma
2012
2.3 Filosofi Teori Teori ini mengungkapkan bahwa caring (Teori Jean Watson) sebagai pusat dalam pelayanan keperawatan. Sehingga Beck, mengaplikasikan teori caring dalam bentuk membantu klien yang mengalami depresi pada postpartum. Beck menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
2.4 Visi dan Misi Teori Beck memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:
8
1. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain) 2. Understanding (pemahaman) 3. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi) 4. Spirituality (spiritualitas) 5. Exercise (latihan) Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg mengalami depresi postpartum. Wanita dengan depresi postpartum seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhanya.
2.5 Nilai Teori Hasil dari metasyntesis teori depresi postpartum memberikan implikasi bagi pelayanan keperawatan dimana konsep kehilangan (Kubler-Ross, 1969) yang dimunculkan sebagai komponen kunci dari postpartum depresi dapat digunakan perawat untuk membantu membedakan bentuk kehilangan dari pengalaman wanita dengan postpartum.
2.6 Keyakinan teori Beck tidak mengarah kepada caring sebagai teori atau filosofi yang membangun secara khusus penelitian – penelitiannya. Akan tetapi dia melakukan penelitian yang membuktikan keyakinannya tentang pentingnya caring/kepedulian dalam perawatan wanita dengan depresi postpartum. Karena apabila depresi tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak
2.7 Tujuan Teori Tujuan Beck Tatano Beck mengembangkan teori depresi postpartum yaitu: a. Memahami postpartum sebagai suatu cara yang memberi jalan kepada para professional untuk mengembangkan strategi pencegahan yang adekuat;
9
b. Mengembangkan program screening agar bisa memberikan intervensi sedini mungkin, dan; c. Mengembangkan strategi treatment yang adekuat untuk mencegah hal – hal yang berbahaya terhadap para wanita, anak - anak mereka serta keluarga mereka.
2.8 Konsep Teori Beck Tatano Beck menggunakan ide – ide dari Jean Watson yaitu perawat sebagai pusat perawatan. Beck juga menggunakan studi phenomenology dalam penelitiannya terhadap bagaimana wanita mengalami depresi postpartum ( pendekatan Colaizzi’s 1978 ). Selanjutnya Beck menggunakan teori grounded sebagai pengaruh dari ide – ide teori dan filosofi glasser (1978), Gkasser dan Strauss (1967), dan Hutchinson (1986). Sumber teori yang tidak seperti biasanya juga diambil oleh Beck dari Sichel dan Driscoll (1999).
1.
Definisi postpartum Menurut Beck (2002) dalam Records, Rice, Beck (2007), depresi postpartum adalah episode depresi mayor yang bisa terjadi selama 12 bulan pertama setelah melahirkan.
2.
Faktor penyebab postpartum Menurut Beck, faktor-faktor yang menyebabkan depresi postpartum ada 13, yaitu (Varney, et al., 2008) :
a). Depresi prenatal Depresi prenatal (selama kehamilan) merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya depresi postpartum yang paling kuat. Depresi prenatal bisa terjadi pada beberapa atau keseluruhan dari trimester kehamilan (Beck, 2001). b). Stress merawat anak Hal-hal yang membuat stres yang berhubungan dengan perawatan anak meliputi faktor-faktor seperti masalah kesehatan yang dialami bayi, dan kesulitan dalam perawatan bayi khususnya mengenai masalah makanan dan tidur (Beck, 2001).
10
c). Stress dalam kehidupan Stres dalam kehidupan merupakan penunjuk terjadinya stres selama kehamilan dan setelah kehamilan. Stres yang terjadi dalam hidup seseorang, bisa karena hal yang positif maupun negatif, dan termasuk juga sebuah pengalaman seperti, perubahan status perkawinan (contohnya, bercerai, menikah kembali), perubahan pekerjaan, dan krisis yang terjadi (contohnya, kecelakaan, perampokan, krisis ekonomi, dan penyakit kronis) (Beck, 2001). d). Dukungan sosial Ibu yang baru saja mengalami proses reproduksi sangat membutuhkan dukungan psikologis dari orang-orang terdekatnya. Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dapat menyebabkan penurunan psikologis seperti mudah menangis, merasa bosan, capek, tidak bergairah, dan merasa gagal yang akan menyebabkan ibu menjadi depresi (Anonim). e). Ansietas pranatal Ansietas pada masa kehamilan bisa terjadi selama beberapa trimester dan kadang terjadi diseluruh masa kehamilan. Ansietas ini merupakan suatu perasaan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi mengenai sesuatu yang tidak jelas, ancaman yang belum jelas (Beck, 2001). f). Kepuasan perkawinan Derajat kepuasan dengan sebuah hubungan perkawinan ditandai dengan seberapa bahagia atau puasnya seorang wanita pada hal-hal tertentu dari perkawinannya, seperti komunikasi, keterbukaan, kesamaan dalam saling menghargai, saling membantu, menghargai terhadap suatu keputusan, dan hal-hal yang baik secara global lainnya (Beck, 2001). g). Riwayat depresi sebelumnya Sarafino dalam Ryan (2009), menyatakan bahwa perempuan yang memiliki sejarah masalah emosional rentan terhadap gejala depresi ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan dengan munculnya gejala depresi (Ryan, 2009). h). Temperamen bayi
11
Temperamen bayi yang sulit digambarkan sebagai seorang bayi yang lekas marah, rewel, dan susah dihibur (Beck, 2001). Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Whiffen dan Gotlib (1989) dalam Hagen (1999), yang menyimpulkan bahwa temperamen sebagai salah satu penyebab terjadinya depresi postpartum. i). Maternity blues Maternity blues adalah sebuah fenomena yang hanya sekilas dari perubahan suasana hati yang dimulai pada beberapa hari pertama setelah melahirkan dan paling sedikit 1 sampai 10 hari atau lebih.Keadaan tersebut ditandai dengan perasaan ingin menangis, cemas, kesulitas konsentrasi, lekas marah, dan suasana hati yang labil (Beck, 1998a dalam Beck, 2001). j). Harga diri Harga diri ditunjukkan kepada perasaan seorang wanita secara umum dalam hal harga diri dan penerimaan diri sendiri, artinya adalah kepercayaan diri dan kepuasan terhadap diri sendiri.Rendahnya harga diri menggambarkan negatifnya evaluasi terhadap diri sendiri dan perasaan terhadap diri seseorang atau kemampuan seseorang (Beck, 2001). k). Status sosioekonomi Segre, Lisa, Losch, O’Hara dalam Wikipedia (2010), mengungkapkan bahwa status sosial ekonomi berhubungan dengan kejadian depresi postpartum. Semakin rendah pendapatan keluarga, semakin tinggi pula resiko terjadinya depresi postpartum. l). Status perkawinan Status demografi ini berfokus pada kedudukan seorang wanita dalam hal pernikahan.Tingkatannya adalah tidak menikah, menikah/hidup bersama, bercerai, janda, berpisah, memiliki pasangan (Beck, 2001). m). Kehamilan tidak diinginkan atau tidak direncanakan Kehamilan yang tidak direncanakan, bisa disebabkan oleh perasaan ragu-ragu terhadap kehamilan yang dialami.Jika kehamilan itu direncanakan, mungkin saja 40 minggu bukanlah waktu yang cukup bagi pasangan untuk menyesuaikan diri
12
terhadap perawatan bayi yang ada kalanya membutuhkan usaha yang cukup keras (The American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), 2009). Seorang bayi mungkin dilahirkan lebih awal dari perkiraan lahirnya, hal ini juga dapat menjadi faktor pemicu terjadinya depresi postpartum, karena jika bayi lahir lebih awal dapat menyebabkan perubahan secara tiba-tiba, baik di lingkungan rumah maupun perubahan terhadap rutinitas kerja yang tidak diharapkan oleh orang tua (ACOG, 2009). 3.
Pencegahan Depresi Postpartum Pencegahan terjadinya depresi postpartum dapat dilakukan dengan memberikan
psikoedukasi maupun konseling yang dilakukan oleh perawat maternitas dan profesi kesehatan lain. Hal ini disebabkan karena bantuan yang diberikan pertama kali adalah dari tenaga kesehatan. Ibu biasanya gagal keluar dari kondisi yang sulit karena perasaan yang kurang nyaman, sehingga sangat penting memberikan pelatihan konselor pada tenaga kesehatan professional agar mampu menolong ibu secara professional. Kegiatan konseling yang dilakukan dapat meliputi: a. Konseling perkawinan bagi pasangan yang akan menikah ataupun sudah menikah. Konseling perkawinan bertujuan untuk membangun dan membina keluarga yang harmonis. Seorang konselor menjelaskan tentang tujuan perkawinan, mempersiapkan perkawinan, membina
perkawinan, membina hubungan seksual
dalam
perkawinan, dan mengasuh serta membimbing anak dalam keluarga. Konselor juga membantu untuk mengatasi masalah dalam kehidupan keluarga (Nurbaeti, 2002); b. Konseling antenatal Tujuan dari menyelenggarakan konseling antenatal bagi ibu hamil dan keluarga adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang persalinan dan perawatan bayi, pengetahuan dan perhatian pada aspek emosional serta bagaimana penyelesaian masalah emosional. Kenyataan menunjukkan bahwa pemberian informasi tentang depresi postpartum dapat mengurangi kejadian depresi postpartum (Zahra, 2010).
13
4.
Penatalaksanaan Depresi Postpartum Penatalaksanaan Depression and Bipolar Support Alliance (DBSA) (2010), Jika mengalami depresi postpartum hal-hal yang dapat dilakukan adalah: 1) bicaralah dengan ahli kesehatan tentang semua gejala-gejalanya, riwayat kesehatan yang lalu; 2) bergabunglah dengan sebuah kelompok, dimana bisa berbagi perasaan dan pikiran di dalamnya; 3) makan secara seimbang dan teratur; 4) lakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki; 5) beri kesempatan kepada keluarga dan teman untuk menolong, seperti mengerjakan pekerjaan rumah dan mengasuh anak.
14
BAB VI. PENUTUP
1.1
Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori
adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret. Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Salah satu konsep model keperawatan yang termasuk dalam middle range theory yang menunjang pengembangan keperawatan baik dalam pengembangan ilmu maupun dalam praktek adalah model teori keperawatan yang dikembangkan oleh Beck Tatano Beck. Beck Tatano Beck mengaplikasikan teori caring dalam bentuk membantu klien yang mengalami depresi pada postpartum. Beck memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu: nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain), understanding (pemahaman), rest and relaxation (istirahat dan relaksasi), spirituality (spiritualitas), exercise (latihan). Tujuan Beck Tatano Beck mengembangkan teori depresi postpartum yaitu: a. memahami postpartum sebagai suatu cara yang memberi jalan kepada para professional untuk mengembangkan strategi pencegahan yang adekuat; b. mengembangkan program screening agar bisa memberikan intervensi sedini mungkin, dan; c. mengembangkan strategi treatment yang adekuat untuk mencegah hal – hal yang berbahaya terhadap para wanita, anak - anak mereka serta keluarga mereka.
15
DAFTAR PUSTAKA
Beck, C.T. 2001.Predictors Of Postpartum Depression : An Update.Nursing Research Beck, C.T. 2002. Postpartum depression a meta-syntesis.quality health research Beck, C.T. 2007. Exemplar:Teetering on the edge: A continually emerging Theory of postpartum depression in p munhal (Ed). Boston. Maeve, M.K.2014. Nursing Theory and Their Work, Eigth Edition Marsh, J.R. 2013. A Middle Range Theory of Postpartum Depression : Analisis And Application Walker, L.O.1995. Strategis for Theory Contruction In Nursing. Appleton & Lange: USA
16