1
REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN MERGER: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI A.
LATAR BELAKANG Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan atau kesejahteraan para stake holdernya serta dalam mengembangkan bisnis perusahaan tersebut. Untuk mengembangkan bisnisnya tersebut tentunya perusahaan juga ingin memperoleh dana dari pihak investor agar perusahaan tersebut bisa tetap beroperasi dan memperluas bisnisnya. Oleh karena itu, perusahaan perlu wadah atau tempat untuk memperoleh dana dari pihak investor dan pasar modal merupakan solusi bagi perusahan untuk memperoleh dana. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Menurut Sartono (2001:23) Pasar modal merupakan fungsi intermediasi yaitu menjembatani antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang kelebihan modal. Sehingga pasar modal menjadi wadah alternatif yang cocok bagi perusahaan untuk mendapatkan dana guna menjalankan dan mengembangkan usahanya selain melalui lembaga keuangan (perbankan) dan lembaga non keuangan lainnya. Namun kondisi pasar modal beberapa tahun ini mengalami perubahan yang signifikan dalam lingkungan bisnis seperti globalisasi, deregulasi, kemajuan teknologi dan telekomunikasi serta fragmentasi pasar telah menciptakan
2
persaingan yang ketat, sehingga mendorong perusahaan-perusahaan di tuntut untuk selalu mengembangkan strateginya guna mempertahankan eksistensinya dan dapat memperbaiki kinerjanya (Puspitaayu, 2011). Selain itu perusahaan juga dituntut untuk bisa menjadi besar dan kuat. Oleh sebab itu banyak strategisrategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menghadapi masalah tersebut, salah satunya yaitu dengan melakukan strategi ekspansi atau perluasan usaha. Menurut Swandari (1999) salah satu usaha untuk menjadi perusahaanperusahaan besar dan kuat yaitu dengan ekspansi. Ekspansi dapat dibedakan menajadi dua yaitu ekspansi usaha dan ekspansi finansial. Menurut Widyastuti (2010) Ekspansi usaha yaitu ekspansi yang dilakukan tanpa mengubah struktur modalnya sedangkan ekspansi finansial dilakukan dengan menambah aktiva tetap dengan mendirikan pabrik baru, membeli perusahaan lain dan memerlukan dana jangka panjang sehingga mengubah struktur modalnya . Ekspansi juga merupakan perluasan usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai efisiensi dan memperoleh sinergi. Ekspansi perusahaan dapat dilakukan dengan ekspansi internal maupun ekspansi eksternal. Ekspansi internal ini merupakan pendekatan yang paling umum, ekspansi internal ini merupakan usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan pangsa pasar dari lini produk atau jasa yang sedang berjalan secara lebih cepat dari pada yang sekarang. Sedangkan ekspansi eksternal, yaitu mengambil alih seluruh atau sebagian dari perusahaan lain yang diperkirakan akan menambah efektifitas perusahaan seperti Merger , akuisisi, atau kosnsolidasi.
3
Merger merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperbaiki pertumbuhan perusahaan dan kinerja keuangannya. Sorensen (2000) Merger dan akuisisi telah menjadi trend bisnis di tahun 1990-an di Amerika Serikat, yang dimulai di tahun 1992. Sejak tahun 1992 perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi terus meningkat, bahkan jika dibandingkan antara tahun1996 dan 1995 peningkatan merger dan akuisisi meningkat hingga 67% . Demikian pula di Indonesia dengan adanya peraturan perundang undangan yang mempermudah masuknya investor asing, sehingga membuat pelaksanaan merger di Indonesia semakin meningkat. Merger merupakan topik yang tengah populer dalam dunia usaha. Aktivitas merger di Indonesia sebenarnya sudah dikenal sejak awal berlakunya Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (“UU 1/1995”). Namun, secara praktis, aktivitas merger sudah dikenal secara sektoral khususnya di bidang perbankan, jauh sebelum berlakunya UU 1/1995. Istilah merger menjadi semakin populer semenjak merger empat bank milik pemerintah yang kemudian menghasilkan Bank Mandiri pada tahun 1998. Menurut Moin (dalam Dijkgraaf, 2012), mengemukakan merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar. Merger dalam Bahasa Indonesia disebut dengan penggabungan adalah suatu prospek hukum untuk meleburkan suatu perusahaan ke dalam perusahaan yang lebih penting, sehingga perusahaan tersebut yang meleburkan diri menjadi bubar dengan atau tanpa likuidasi.
4
Menurut Kuncoro dan Sudhardjono (2011:374) Daya tarik utama merger setidaknya ada tiga yaitu yang Pertama, dengan merger berarti meningkatkan skala ekonomi (economic of scale). Artinya, penggunaan sumberdaya yang ada menjadi semakin ekonomis, yang pada gilirannya profitabilitas perusahaan meningkat. Kedua, meningkatkan efisiensi dengan memungkinkan menutup cabang perusahaan yang saling berdekatan dan menghilangkan duplikasi lainnya. Ketiga, mengurangi persaingan. Konsekuensi terbaik dari merger adalah sinergi kekuatan antara dua perusahaan yang bergabung. Keuntungan yang utama suatu merger secara hukum adalah sederhana dan tidak ada biaya yang besar seperti bentuk akuisi yang lainnya. Selain itu tujuan perusahaan melakukan merger pada umumnya untuk memperoleh sinergi atau nilai tambah yang bersifat jangka panjang. Merger tidak hanya dilakukan pada saat kondisi kesehatan perusahaan memburuk, tapi merger juga bisa dilakukan pada saat perusahaan mengalami kelebihan kas atau pada saat kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan baik. Menurut Adipratama (2012 ) Keputusan untuk melakukan strategi ekspansi yaitu dengan merger ini mempunyai pengaruh yang besar dalam perbaikan kondisi dan peningkatan kinerja perusahaaan, karena dengan bergabungnya dua perusahaan atau lebih dapat saling menunjang kegiatan usaha, sehingga keuntungan yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan bila dilakukan dengan sendiri-sendiri. Selain itu strategi yang dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan informasi bagi investor. Informasi ini berupa informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan atau emiten. Salah satu informasi yang dipublikasikan tersebut yaitu
5
informasi pengumuman merger. Sehingga informasi pengumuman merger tersebut dapat menimbulkan reaksi dari suatu pasar. Reaksi dari suatu pasar ini dapat terlihat dari perubahan harga saham. Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan untuk mencapai prestasi, harga saham juga mencerminkan bagaimana prospek perusahaan tersebut untuk kedepannya. Harga saham juga merupakan media paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu yang dapat mempengaruhi keputusan yang akan di ambil oleh setiap investor untuk menanamkan sahamnya diperusahaan tersebut. Sehingga perubahan harga saham dapat mengindikasikan besarnya keuntungan atau return yang diperoleh para pemegang saham maupun oleh para investor melalui jumlah abnormal return yang mereka terima sebagai dampak dari pengumuman merger. Abnormal return terjadi karena naik turunya harga saham karena reaksi pasar terhadap pengumuman merger (Rahmadiansyah, 2013). Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan oleh investor). Menurut Hartono (2009:557) return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian. Menurut Payamta dan Setiawan (dalam Djajanti dan Novaliza, 2013) Abnorsmal return sesudah pengumuman merger dan akuisisi bernilai negatif, sedangkan abnormal return sebelum pengumuman merger dan akuisisi bernilai
6
positif. Artinya kinerja perusahaan dari sisi kinerja saham mengalami penurunan setelah pengumuman merger dan akuisisi. Penelitian lain oleh Widyaputra (2006), juga mengatakan hasil pengujian abnormal return perusahaan pada periode jendela sebelum pengumuman merger dan akuisisi (h-22 sampai dengan h-1) tidak berbeda dengan abnormal return pada periode jendela setelah merger dan akuisisi(h+1 sampai h+22). Sedangkan peneliti lain mengatakan Hutagalung (2002) dalam penelitiannya bahwa ada perbedaan signifikan positif rata- rata abnormal return yang diterima perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Hasil penelitian hutagalung ini juga didukung oleh penelitian Astria (2013) yang juga mengatakan terdapat perbedaan signifikan abnormal return pada periode sebelum dan sesudah peristiwa dan berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa pengumuman merger dan akuisisi merupakan kabar baik bagi pelaku pasar untuk berinvestasi dipasar modal sehingga tujuan merger dan akuisisi untuk mencapai sinergi dapat tercapai. Ma, pagan dan Chu (2009) juga mengatakan bahwa Abnormal return
kumulatif
pemegang saham sepuluh Negara berkembang di asia: China, Hong Kong, india, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand positif dalam tiga jendela acara yang berbeda: dua hari (0, 1) jendela, tiga hari (-1, +1) jendela, dan lima hari (-2, 2) jendela. Informasi yang dipublikasikan oleh emiten atau perusahaan selain dapat berdampak terhadap perubahan harga saham yang ditunjukan dari abnormal return yang diterima oleh para pemegang saham maupun para investor, informasi
7
pengumuman merger ini juga dapat mempengaruhi volume perdagangan saham perusahaan yang melakukan atau mempublikasikan pengumuman merger tersebut. Menurut Marwan Asri dan Faisal (dalam Pramana, 2012) Volume perdagangan saham juga merupakan salah satu indikator dari reaksi pasar terhadap suatu pengumuman. Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume perdagangan saham. Menurut Lestari (2014) Perubahan volume perdagangan menunjukan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi para investor. Perubahan dalam volume perdagangan serta kenaikan dalam volume perdagangan dipercayai sebagai pertanda kenaikan dalam harga, karena hal tersebut mencerminkan minat investor dalam membeli saham dan sebaliknya jika terjadi penurunan volume perdagangan akan menandai penurunan harga dan mencerminkan turunnya minat investor untuk membeli saham (Putri, 2008). Menurut Chordia (2000) Saham yang aktif perdagangannya sudah pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan menghasilkan return saham yang tinggi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Chen dkk (2001) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa volume perdagangan positif signifikan terhadap return saham. Terdapat beberapa penelitian yang mengatakan bahwa pengumuman merger berpengaruh terhadap volume perdagangan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2012) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata- rata kumulatif TVA setelah event lebih besar dibandingkan dengan sebelum
8
event, dan pengumuman merger berpengaruh signifikan terhadap harga dan volume perdagangan saham. Hasil penelitian lain yang berneda diungkapkan oleh Lestari (2014) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan seham setelah merger dan akuisisi pada periode pengamatan. Sedangkan pada abnormal return terdapat perbedaan yang signifikan setelah merger dan akuisisi pada periode pengamatan dan pengujian. Dari uraian yang telah di jelaskan diatas bahwa pengumuman merger dapat mempengaruhi harga saham yang ditunjukan dengan abnormal return yang diterima oleh para pemegang saham atau para investor dan beberapa penelitian yang pernah dilakukan. Adanya perubahan volume perdagangan juga terlihat karena dampak pengumuman merger yang dilakukan oleh perusahaan. Terlihat dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang mengatakan pengumuman merger berpengaruh terhadap volume perdagangan. Namun terdapat beberapa penelitian juga yang mengatakan pengumuman merger tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan. Sehingga dalam hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
mengenai
“REAKSI
PASAR
TERHADAP
PENGUMUMAN MERGER: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI” Berikut adalah data perusahaan yang melakukan merger yang terdaftar di BEI periode 2006-20009 yang akan digunakan sebagai bahan penelitian.
9
Tabel 1. Perusahaan yang Melakukan Merger di BEI Periode 2006-2009
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B.
Kode Emiten MITI KLBF BNGA SMSM MCOR JPFA ANTM AKRA INDY MEDC
Nama Emiten PT. Mitra Ivestindo Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Selamat Sempurna Tbk PT Bank Multicor Tbk PT. JAPFA Comfeed Tbk PT. Aneka Tambang Tbk PT. AKR Corporindo Tbk PT. Indika Energy Tbk PT. Medco Energy Tbk
Tanggal Efektif merger 23/3/2006 12/1/2006 1/11/2008 2/1/2007 8/1/2008 5/8/2009 7/7/2009 10/11/2009 19/2/2009 25/2/2009
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukan diatas, adapun
rumusan masalahnya mengenai : 1. Apakah terdapat perbedaan Abnormal Return pemegang saham sebelum dan sesudah pengumuman merger ? 2. Apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman merger ? C. BATASAN MASALAH Untuk menghindari penyimpangan dalam pembahasan, maka ruang lingkup permasalahan yang dianalisis dibatasi pada : 1. Perusahaan yang melakukan merger yang terdaftar di BEI 2. Analisis Abnormal Return dan Trading Volume Activity 3. Periode yang dianalisis adalah tahun 2006-2009 D. TUJUAN PENELITIAN
10
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan abnormal return pemegang saham dan trading volume activity perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman merger. E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian yang dilakukan antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Untuk mengetahui lebih jauh wawasan dan ilmu tentang abnormal return dan trading volume activity, serta mengatahui lebih dalam lagi tentang merger. Selain itu juga untuk melatih bagaimana kemampuan penulis dalam melakukan penelitian. 2. Bagi Perusahaan Untuk
memberikan
informasi,
kontribusi
dan masukan
serta
bahan
pertimbangan bagi perusahan dalam mengambil kebijakan dalam melakukan strategi ekspansi dengan melakukan merger.
3. Bagi Investor a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi investor untuk melakukan penilaian investasi pada perusahaan yang melakukan merger. b. Untuk memberikan informasi kepada investor perbedaan abnormal return yang mungkin akan diterima investor dan bagaiamana trading volume activitynya jika perusahaan tersebut melakukan merger. c. Untuk membantu investor dalam pengambilan keputusan suatu investasi. 4. Bagi Akademis
11
Sebagai bahan referensi untuk penulis berikutnya yang melakukan penelitian mengenai abnormal return dan trading volume activity setelah melakukan merger. F. LANDASAN TEORI a. Merger 1) Definisi Merger Berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia seperti yang dikatakan Simanjuntak (dalam kurniawan, 2011 ) menjelaskan bahwa merger di Indonesia secara umum diatur dalam Undang-undang No.1/1995 mengenai Perseroan Terbatas, untuk perusahaan terbuka, merger diatur dalam Peraturan Bapepam No. IX.G. 1 mengenai Penggabungan dan Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten. Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar. Merger adalah penggabungan perusahaan atau pembelian perusahaan oleh perusahaan lain (Sartono, 2001:366). Merger dapat dilakukan melalui pembelian saham perusahaan ataupun pembelian asset perusahaan yang ingin dibeli. Menurut Moin (dalam Dijkgraaf, 2012), mengemukakan merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar. Merger menurut Gitman (2009) yaitu, The combination of two or more firm, in which the resulting firm maintains the identity of one of the firms, usually the larger. Artinya, Kombinasi dari dua atau lebih perusahaan, di mana
12
perusahaan yang dihasilkan mempertahankan identitas dari salah satu perusahaan, biasanya perusahaan yang paling besar. Gambar 1 Ilustrasi Merger Perusahaan A Perusahaan A/B Perusahaan B
Sumber : Hudaiyati ( 1997) Dari ilustrasi diatas sebagai contoh perusahaan A akan merger dengan perusahaan B, kemudian hanya ada satu perusahaan saja yang akan tetap beroperasi sedangkan yang satu lagi akan hilang, misal hanya perusahaan A atau B saja yang akan ada.
2) Proses Merger Menurut Sartono (2001:367) Proses merger secara umum melalui beberapa tahap. Biasanya perusahaan besar menentukan untuk membeli perusahaan lain, melakukan negosiasi dan membeli perusahaan lain yang dikehendaki. Berikut merupakan tahap-tahap dalam melakukan merger. a) Perusahaan yang akan melakukan pembelian mengidentifikasi perusahaan lain yang ditargetkan. b) Menentukan harga beli yang bersedia dibayarkan c) Manajer perusahaan yang akan membeli menghubungi perusahaan yang ditargetkan untuk melakukan negosiasi
13
d) Apabila terjadi kesepakatan maka kedua manajer akan memberikan rekomendasi kepada pemegang saham. Apabila tidak terjadi kesepakatan manajer perusahaan yang akan membeli melakukan negosiasi dengan pemegang saham dan mengajukan penawaran tender offer kepada pemegang saham perusahaan yang diinginkan. e) Apabila pemegang saham menyetujui, penggabungan dapat dilaksankan baik melalui pembayaran tunai maupun pembayaran dengan saham perusahaan. 3) Tipe- tipe Merger Gitman (2009:766), mengemukakan tipe-tipe merger berdasarkan aktivitas ekonomi yaitu :
a) Merger Horizontal Merger perusahaan dalam horizontal adalah merger antara dua atau lebih industri yang sama. b) Merger Vertikal Merger antara dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. c) Merger Konglomerat Merger antara dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. d) Merger Ekstensi Pasar Merger yang dilakukan oleh dua perusahaan atau lebih yang mempunyai tujuan memperluas area pasar. e) Merger Ekstensi Produk Merger yang dilakukan oleh dua perusahaan atau lebih untuk memperluas lini produk perusahaan.
14
Tipe-tipe
merger
berdasarkan
aktivitas
ekonomi
berfungsi
untuk
mendapatkan teknologi baru, mengurangi wajib pajak, memperluas akses ke distributor, pelanggan, produk, pemasok, dan kreditor. 4) Motif Merger Macam- macam motif merger menurut Gitman (dalam Dijkgraaf, 2012 ) yaitu : a). Growth or Diversification Perusahaan yang memiliki tujuan pertumbuhan pangsa pasar. Perusahaan dapat mencapai tujuan yang sama dalam waktu singkat dengan menggabungkan perusahaan. Strategi ini lebih menghemat biaya dibandingkan
dengan
mengambangkan
kapasitas
produksi
yang
diperlukan. b). Synergi Sinergi merger adalah skala ekonomi yang dihasilkan dari overhead perusahaan gabungan yang lebih rendah. Sinergi yang lebih jelas ketika perusahaan melakukan merger dengan perusahaan lain dalam bidang yang sama, karena banyak fungsi yang berlebihan dan karyawan dapat dikurangi. Hal tersebut dapat mengurangi biaya produksi. c). Fund Raising Perusahaan bergabung untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menghimpun dana. Perusahaan tidak bisa memperoleh dana untuk ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana penggabungan usaha
15
eksternal. Tujuan dari merger ini memungkinkan dana dibangkitkan secara eksternal dengan biaya lebih rendah. d). Increased Managerial Skill or Technology Perusahaan akan memiliki potensi yang baik bahwa dia menemukan dirinya sendiri tidak dapat berkembang sepenuhnya karena kekurangan di daerah tertentu dari manajemen atau tidak adanya produk yang dibutuhkan atau teknologi produksi yang dibutuhkan. Merger dilakukan untuk melengkapi kekurangan dari bidang teknologi. e). Tax Consideration Pertimbangan
pajak
merupakan
salah
satu
motif
kunci
untuk
penggabungan. Manfaat pajak umumnya berasal dari fakta bahwa salah satu perusahaan memiliki rugi fiskal-maju. f). Increased Ownership Liquidity Penggabungan dua perusahaan kecil dan perusahaan besar dapat memberikan para pemilik perusahaan kecil dengan likuiditas yang lebih besar. Hal ini karena daya jual yang lebih tinggi terkait dengan saham perusahaan besar. g). Defense Against Takeover Untuk lebih efektif, suatu pengambil alihan defensif harus menciptakan nilai bagi pemegang saham dari mereka akan menyadari setelah perusahaan digabungkan dengan perusahaan lain. Samosir (2003) Juga mengatakan motif merger adalah diversifikasi. Pada dasarnya diversifikasi dimaksudkan untuk meminimalkan risiko. Apabila dua atau
16
lebih perusahaan yang berada dalam satu jalur bisnis yang sama melakukan merger, maka sebuah perusahaan baru hasil merger tersebut akan memiliki aneka ragam produk. Mekanisme diversifikasi ini berarti juga membagi risiko perusahaan untuk dipikul oleh jenis produk yang makin banyak, jadi dapat meminimumkan risiko. 5) Alasan Perusahaan Melakukan Merger Menurut Sartono (2001:373), terdapat beberapa alasan perusahaan melakukan merger, yaitu sebagai berikut : a) Economies of Scale Dengan melakukan merger perusahaan dapat mencapai skala operasi yang ekonomis (yaitu skala operasi dengan biaya rata-rata terendah). b) Memperbaiki Manajemen Biasanya dikarenakan pengelolaan perusahaan yang kurang efisien sehingga profitabilitasnya rendah dan memerlukan perbaikan manajemen. c) Penghematan Pajak Biasanya dikarenakan perusahaan tidak pernah dapat memperoleh laba sehingga tidak dapat memanfaatkan potensi memperoleh penghematan pajak. Oleh karena itu diputuskan untuk bergabung dengan peruahaan lain. d) Diversifikasi atau Risk Reduction Dengan merger, perusahaan dapat memiliki usaha yang lebih besar tanpa harus memulai dari awal. Dengan diversifikasi maka risiko yang dihadapi atas suatu saham dapat dikompensasi oleh saham yang lain sehingga risiko yang dihadapi lebih kecil. e) Meningkatkan Corporate Growth Rate Dengan merger maka dapat meningkatkan pertumbuhan usahanya dikarenakan penguasaan jaringan pemasaran yang lebih luas, manajemen yang lebih baik, dan efisiensi yang lebih tinggi. 6) Kelebihan dan Kekurangan Merger
17
Kelebihan dan kekurangan merger menurut Moin (dalam Wibowo 2012) adalah sebagai berikut: a). Kelebihan Merger Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain. b). Kekurangan Merger Dibandingkan akuisisi, merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan, sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. b. Konsep Nilai Tambah Dalam Merger Tujuan perusahaan dalam melakukan strategi merger pada umumnya untuk memperoleh sinergi atau nilai tambah dari aktifitas tersebut. Pada prinsipnya salah satu yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan yaitu tercapainya suatu kondisi yang lebih baik setelah melakukan merger. Dengan demikian dengan adanya merger bisa menjadikan nilai tambah bagi perusahaan. Nilai tambah dalam proses merger sering dituliskan dengan simbol 1 + 1 = 3 (Samosir, 2003 :11). Keputusan perusahaan untuk melakukan merger bukan hanya sekedar menjadikan 1 + 1 = 2 , tapi dengan adanya merger ini bisa menjadikan 1 + 1 = 3. Nilai tambah yang dimaksud tersebut lebih bersifat jangka panjang dibanding nilai tambah yang hanya bersifat sementara saja. c. Event Study Penelitian event study ini mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas (Tandelilin, 2010:239). Studi peristiwa (event study)
18
merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat untuk menyerap abnormal return untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru (Hartono, 2009:537). Begitu juga sebaliknya jika suatu pengumuman tidak menimbulkan abnormal return maka pasar tersebut masih diragukan efisiennya atau efeisiensinya masih tidak jelas dan tidak terjawab pasti efisiensinya.
19
Menurut Tandelilin (2010:239) standar metodologi yang biasa digunakan dalam event studies ini adalah: mengumpulkan sampel yaitu perusahaanperusahaan yang mempunyai pengumuman yang mengejutkan pasar (event), menentukan periode pengamatan biasanya dihitung dalam hari, menghitung return dan abnormal return dari masing-masing sampel. Ada tiga model yang digunakan untuk mengestimasi abnormal return yaitu, model yang disesuaikan dengan rata-rata (Mean Adjusted Model), model pasar (Market Model), model yang disesuaikan dengan pasar (Market Adjusted Model). Salah satu model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model yang disesuaikan dengan pasar (Market Adjusted Model). Menurut Hartono (2009:568) Model yang disesuaikan dengan pasar (Market Adjusted Model) ini mengganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. d. Return Return merupakan salah satu alasan bagi investor untuk melakukan investasi dan tujuan utama investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor dalam berinvestasi dan return juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko dalam melakukan investasi. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Menurut Hartono (2009:199), dalam investasi return
20
dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. 1) Return Realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian dihirung menggunakan data historis. Return Realisasian atau return historis ini berguna sebagai kinerja suatu perusahaan dan return realisai ini jug berguna sebagi dasar penentuan return ekspektasian (expected return) dan risiko di masa mendatang. 2) Return Ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan kan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya bekum terjadi. e. Abnormal Return Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan oleh investor). Sehingga return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian (Hartono, 2009). Abnormal return ini digunakan untuk mengukur reaksi dari suatu pasar. Abormal return saham perusahaan mempunyai 2 arah yaitu positif dan negatif. Abnormal return positif menunjukkan pemegang saham perusahaan memperoleh return saham diatas return pasar pada hari perdagangan tersebut. Sedangkan abnormal return negatif berarti return saham yang diperoleh lebih kecil dari return pasar (Lestari, 2014). f. Trading Volume Activity
21
Menurut Husnan (1998:353) Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik (bullish). Peningkatan volume perdagangan diikuti dengan peeningkatan harga merupakan gejala yang makin kuat akan kondisi yang bullish. Volume perdagangan saham merupakan indikator untuk mengetahui kegiatan perdagangan saham atas reaksi pasar modal terhadap suatu pengumuman (Lestari, 2014). Menurut (Ang, 1997) Perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan kekuatan antara penawaran dan permintaan yang merupakan cerminan dari tingkah laku investor. Naiknya volume perdagangan merupakan kenaikan aktivitas jual beli para investor di bursa. Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, semakin besar pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di bursa, dan semakin meningkatnya volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga atau return saham. Menurut Hartono (dalam Maknun, 2010) Volume perdagangan saham adalah jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dibagi dengan jumlah saham yang beredar (listing). Volume perdagangan saham digunakan untuk mengukur apakah para pemodal individu mengetahui informasi yang dikeluarkan perusahaan dan menggunakannya dalam pembelian atau penjualan saham, sehingga akan mendapatkan keuntungan di atas normal (abnormal return). G. PENELITIAN TERDAHULU Beberapa studi yang telah melakukan penelitian tentang return maupun risk pemegang saham sebelum dan sesudah pengumuman merger. Beberapa studi
22
ini melakukan pengukuran return dengan menggunakan abnormal return. Penelitian oleh Widyaputra (2006), yang berjudul Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan & Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger Dan Akuisisi (Di Bursa Efek Jakarta Periode 1998-2004) mengungkapkan bahwa hasil pengujian
abnormal
return
perusahaan
pada
periode
jendela
sebelum
pengumuman merger dan akuisisi (h-22 sampai dengan h-1) tidak berbeda dengan abnormal return pada periode jendela setelah merger dan akuisisi(h+1 sampai h+22). Penelitian oleh
Puspitaayu (2011)
berdasarkan hasil analisisnya
menyimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman merger pada perusahaan go publik di Indonesia. Penelitian oleh Rachmawati dan Tendelilin (2001)
Hasil pengujian
statistik menggunakan uji beda dua rata-rata pada periode sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi menunjukan secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman M&A. Penelitian oleh Ikram, F dan Nugroho, A.B (2014) hasil penelitiannya ditemukan bahwa tidak ada perbedan cumulative average abnormal retun 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah hari pengumuman dan pasar modal indonesia efisien dalam bentuk setengah kuat pada pengumuman M&A. Sedangkan Penelitian oleh Hutagalung (2002) mengatakan dalam penelitiannya bahwa ada perbedaan signifikan positif rata- rata abnormal return
23
yang diterima perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Hasil penelitian hutagalung ini juga didukung oleh beberapa penelitian lainnya. Penelitian oleh Saiful (2003)
Hasil dari penelitian ini telah ditemukan
rata-rata dan kumulatif abnormal return yang diperoleh perusahaan target dan non target dalam industri sejenis adalah positif. Penelitian oleh Astria (2013), mengatakan terdapat perbedaan signifikan abnormal return pada periode sebelum dan sesudah peristiwa dan berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa pengumuman merger dan akuisisi merupakan kabar baik bagi pelaku pasar untuk berinvestasi dipasar modal sehingga tujuan merger dan akuisisi untuk mencapai sinergi dapat tercapai. Penelitian oleh Hutagalung (2002), Saiful (2003) dan Astria (2013) ini juga didukung oleh beberapa penelitian internasional lainnya seperti penelitian oleh Ma, pagan dan Chu (2009) yang meneliti abnormal return pemegang saham perusahaan penawar sekitar hari pengumuman M&A sepuluh pasar Asia yang sedang berkembang: Cina, India, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand. Ditemukan bahwa abnormal returnya positif dalam tiga jendela acara yang berbeda: dua hari (0, 1) jendela, tiga hari (-1 , +1) jendela, dan lima hari (-2, 2) jendela. Penelitian oleh Liargovas (2011) mengatakan bahwa Cumulative average abnormal return (CAARs) pemegang saham positif dan signifikan sebelum dan sesudah M&A pada sektor perbankan Yunani dan untuk kinerja operasi pada sector perbankan yunani menunjukan kinerja opersinya tidak membaik dengan adanya M&A.
24
Maryati (2012) meneliti mengenai pengaruh pegumuman merger terhadap harga dan volume perdagangan memperoleh hasil bahwa hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hasil pengujian kumulatif rata-rata TVA dengan event window 11 hari menunjukkan bahwa kumulatif rata-rata TVA setelah event lebih besar dibandingkan dengan sebelum event, dan pengumuman merger berpengaruh signifikan terhadap harga dan volume perdagangan saham. Sedangkan penelitian lain tentang volume perdagangan saham oleh Lestari (2014) menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan seham setelah merger dan akuisisi pada periode pengamatan. Sedangkan pada abnormal return terdapat perbedaan yang signifikan setelah merger dan akuisisi pada periode pengamatan dan pengujian. Tabel 2 Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1
2
Nama & Judul Penelitian terdahulu Widyaputra (2006) Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan & Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger Dan Akuisisi
Maryati (2012) Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan.
3
Puspitaayu (2011) Analisis
Perbedaan Abnormal Return
Variabel penelitian
Alat Analisis
Hasil Penelitian
PER (price earning ratio), PBV (price to book value) dan EPS (earning per share), OPM (operating profit margin), NPM (net profit margin),Total AssetTurnover,ROA ,ROE dan abnormal return Abnormal return dan Trading Volume Activity (TVA)
Normalitas data, uji beda Wilcoxon Sign Test, dan uji Manova
Hasil pengujian abnormal return perusahaan pada periode jendela sebelum pengumuman merger dan akuisisi (h-22 sampai dengan h-1) tidak berbeda dengan abnormal return pada periode jendela setelah merger dan akuisisi(h+1 sampai h+22).
t-test
Terdapat
abnormal return
Uji Asumsi Klasik
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return
perbedaan rata-rata TVA dengan event window 11 hari rata-rata TVA setelah event lebih besar dibandingkan dengan sebelum event, dan pengumuman merger berpengaruh signifikan terhadap harga dan volume perdagangan saham. Sedangkan pengumuman merger tidak berpengaruh terhadap abnormal return.
25
perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman merger pada perusahaan go publik di Indonesia.
Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Merger Pada Perusahaan Go Publik Di Indonesia 4
Rachmawati dan Tendelilin (2001)
Abnormal return
Uji beda dua rata-rata
Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Perusahaan Target di Bursa Efek Jakarta.
Hasil penelitian dengan uji statistik uji beda dua ratarata pada periode sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi menunjukan secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman M&A. Hasil penelitiannya ditemukan bahwa tidak ada perbedan cumulative average abnormal retun 30 hari sebelum dan 30 hari sesudah hari pengumuman M&A dan pasar dalam keadaan semi kuat. Hasil dari penelitian ini adalah ada perbedaan signifikan positif rata-rata abnormal return yang diterima perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
5
Ikram, F dan Nugroho, A.B (2014) Cumulative Average Abnormal Return And Semi strong Form Efficiency Testing In Indonesian Equity Market Over Restructuring Issue
Abnormal return
Uji parametric dan uji non parametrik
6
Hutagalung (2002)
Abnormal return
Uji beda
7
Astria ( 2013) Analisis Dampak Pengumuman Merger Dan Akuisisi Terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan Akuisitor Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2006 – 2008 Saiful (2003) Abnormal Return Perusahaan Target dan Industri Sejenis Sekitar Pengumuman Merger dan Akuisisi
abnormal return
Wilcoxon Signed Rank Test
ada perbedaan signifikan abnormal return pada periode sebelumsesudah peristiwa
Abnormal return
Paired sample t-test
Hasil dari penelitian ini telah ditemukan rata-rata dan kumulatif abnormal return yang diperoleh perusahaan target dan non target dalam industri sejenis adalah positif.
9
Ma, pagan dan Chu (2009) Abnormal Returns to Mergers and Acquisitions in Ten Asian Stock Markets
Abnormal Return
t-test and Wilcoxon signed-rank test
Hasil penelitiannya ditemukan Abnormal return kumulatif sepuluh Negara berkembang di asia: China, Hong Kong, india, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand positif dalam tiga jendela acara yang berbeda: dua hari (0, 1) jendela, tiga hari (-1 , +1) jendela, dan lima hari (-2, 2) jendela.
10
Liargovas (2011) The Impact of Mergers and Acquisitions on the Performance of the Greek Banking Sector: An Event Study Approach
Abnormal return, Operating Performance
t-test
Hasil penelitiannya Cumulative average abnormal return (CAARs) pemegang saham positif dan signifikan sebelum dan sesudah M&A pada sektor perbankan Yunani, sedangkan
8
Reaksi Pemegang Saham Terhadap Pengumuman Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Jakarta.
26
kinerja operasinya tidak membaik.
11
Lestari (2014) Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Setelah Merger Dan Akuisisi
Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA)
uji normalitas dat, paired sample t-test dan wilcoxon signed rank test.
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan seham setelah merger dan akuisisi pada periode pengamatan. Sedangkan pada abnormal return terdapat perbedaan yang signifikan setelah merger dan akuisisi pada periode pengamatan dan pengujian.
H. KERANGKA PEMIKIRAN Merger merupakan tindakan strategi ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan, dan setiap tindakan yang dilakukan perusahaan akan berdampak kepada aktifitas perusahaan tersebut dan kesejahteraan para pemegang sahamnya. Selain itu strategi yang dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan informasi bagi investor. Informasi ini berupa informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan atau emiten yaitu
informasi pengumuman merger. Informasi
pengumuman merger tersebut dapat menimbulkan reaksi dari suatu pasar. Reaksi dari suatu pasar ini dapat terlihat dari perubahan harga saham. Perubahan harga saham dapat mengindikasikan besarnya keuntungan atau return yang diperoleh para pemegang saham maupun oleh para investor melalui jumlah abnormal return yang mereka terima sebagai dampak dari pengumuman merger. Selain itu informasi pengumuman merger ini juga dapat mempengaruhi volume perdagangan saham perusahaan yang melakukan atau mempublikasikan pengumuman merger tersebut. Oleh sebab itu abnormal return dan volume perdagangan saham atau trading volume activity (TVA) merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian ini, untuk mengukur reaksi dari pengumuman merger tersebut.
27
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Perusahaan yang melakukan Pengumuman Merger
Sebelum Merger
Sesudah Merger
Abnormal Return
Abnormal Return
Trading Volume Activity
Trading Volume Activity
I. HIPOTESIS Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang diajukan, penelitian terdahulu dan kerangka pikir yang ada maka dalam penelitian ini diperoleh hipotesis sebagai berikut : H1: Ada perbedaan AR sebelum dan sesudah pengumuman merger H2: Ada perbedaan TVA sebelum dan sesudah pengumuman merger J. METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus dan komparatif. Penelitian komparatif yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan suatu variabel pada dua sampel atau lebih (Sugiyono, 2000:37). Penelitian ini merupakan event study, karena hanya mengambil pengaruh dari suatu kejadian tertentu (merger) pada suatu periode tertentu dengan melihat tanggal pencatatan di BEI yang digunakan titik kritisnya. Penelitian ini adalah
28
membandingkan Abnormal return dan Trading Volume Activity perusahaan yang melakukan merger baik sebelum dan sesudah pengumuman merger yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sehingga ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). b. Periode Pengamatan Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu periode peristiwa (event period) selama 71 hari, periode peristiwa ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu 10 hari sebelum pengumuman (event day), dan 60 hari setelah pengumuman (event day ). Periode peristiwa dipilih 71 hari karena diharapkan pergerakan harga saham peristiwa yang terjadi tidak dipengaruhi peristiwa lain. Selain itu untuk periode pengamatan atau lamanya jendela tergantung dari jenis peristiwanya. Jika peristiwa yang nilai ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor (pengumuman laba dan pengumuman dividen) periode jendela dapat pendek, disebabkan oleh investor yang dapat bereaksi secara cepat. Sebaliknya untuk peristiwa yang nilai ekonomisnya sulit ditentukan oleh investor seperti merger, investor akan membutuhkan waktu yang lama bereaksi. Maka untuk merger digunakan periode peristiwanya sekitar 71 hari yaitu 10 hari sebelum pengumuman merger dan 60 hari setelah pengumuman merger (Hartono, 2009:560).
Event periode
29
t-10
t0
c.Teknik Pengumpulan Data
t+60 =+
Pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Metode studi dokumentasi yaitu teknik mencari dan mengumpulkan data dari website resmi dari objek yang diteliti seperti www.bei.go.id
dan
www.yahoofinance.com untuk mengetahui variable-variabel yang digunakan untuk penelitian dan gambaran tentang objek yang diteliti tersebut (perusahaan yang melakukan pengumuman merger). b. Penelitian kepustakaan dan internet (library and internet research). Penelitian kepustakaan dan internet bertujuan untuk memilih data sekunder yang dikumpulkan dengan cara membaca, mempelajari, menelaah dan mengutip berbagai bahan bacaan atau literatur seperti buku-buku, jurnal, majalah, hasil penelitian sejenis dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. d. Populasi dan Sampel a) Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
30
b) Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007:116). Sampel atau objek dari penelitian ini adalah Perusahaan melakukan merger yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2009. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.yahoofinance.com. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 71 hari yaitu periode sebelum dan sesudah merger, periode sebelumnya yaitu 10 hari dan 60 hari sesudah pengumuman merger. e.Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Samplinng. Teknik Purposive Sampling adalah teknik pengambilan
sampel
sumber
data
dengan
pertimbangan
tertentu
(Sugiyono,2007:392). Teknik purposive sampling ini dimana peneliti dapat menentukan sendiri kriteria data yang diinginkan yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini, kriteria sampel yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Perusahaan yang melakukan pengumuman merger tahun 2006 sampai tahun 2009 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). b. Dapat diketahui secara jelas tanggal pengumuman merger yang dikeluarkan oleh KPPU ( Komisi Pengawasan Penggabungan Usaha). c. Perusahaan memiliki data harga saham penutup harian, volume saham yang diperdagangan dan volume saham yang beredar selama periode waktu penngamatan.
31
d. Indeks
harga
saham
gabungan
yang
diperoleh
dari
www.yahoofinance.com. Perusahaan memiliki data-data yang lengkap mengenai variable-variabel yang akan diukur. f. Perusahaan yang tidak melakukan aktifitas lain selama periode waktu e.
pengamatan. g. Perusahaan yang yang menjadi sampel penelitian masih Listing di BEI. h. Variabel Penelitian Variabel pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga mendapatkan informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:58). Variabel- variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah :
1) Abnormal Return Return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian (Hartono, 2009). Abnormal return ini digunakan untuk mengukur reaksi dari suatu pasar. Urutan perhitungan abnormal yaitu sebagai berikut : a) Menghitung return sesungguhnya, dengan persamaan : Rit=[(Pit - (Pit-1))/(Pit-1)] Keterangan : Rit
= Return saham harian emiten i pada hari ke-t
Pit
= Harga saham harian i pada hari ke-t
Pit-1
= Harga saham harian i pada hari ke t-1
b) Menghitung Market Return saham harian dengan persamaan :
32
Rmt=[(IHSGt - IHSGt-1)/(IHSGt-1 )] Keterangan : Rmt
= Market return saham pada hari ke-t
IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada hari ke-t HSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada hari ke t-1 c) Menghitung abnormal return dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : ARit = Rit – Rmt Keterangan : ARit
= Abnormal return saham emiten i pada hari ke-t
Rit
= Return saham harian emiten i pada hari ke-t
Rmt
= Return pasar pada hari ke-t
d) Menentukan average abnormal return (AAR) harian, menggunakan persamaan sebagai berikut : AARt =
1 N
n
t 1
ARit
Keterangan ; AARt = Average abnormal return saham seluruh emiten pada hari ke-t
AR
it
N
= Sigma abnormal return saham seluruh emiten pada hari ke-t = Jumlah emiten sampel
2) Trading Volume Activity (TVA) Menurut Hartono (dalam Maknun, 2010) Volume perdagangan saham adalah jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dibagi dengan jumlah saham yang beredar (listing).
33
a) Menghitung volume perdagangan masing-masing saham selama event periode (Foster, 1986): 𝑇𝑉𝐴 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 � 𝑦𝑎𝑛� 𝑑�𝑝𝑒𝑟𝑑𝑎�𝑎𝑛�𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 � 𝑦𝑎𝑛� 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡
b) Menghitung rata-rata seluruh volume perdagangan seluruh saham selama event periode: N
ATV
i ,t
TVA
i ,t
i ,t
N Keterangan : ATV it = Average Trading Volume Activity untuk sekuritas ke- i pada hari ke-t N
TVA
i ,t
= Jumlah Trading Volume Activity (TVA) pada waktu ke-t
i ,t
N
= Jumlah sekuritas yang terpengaruh
i. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengolah data dan penginterprestasikan hasil pengolahan data (Feroneka, 2013). Dalam penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur dan membandingkan abnormal return dan trading volume activity perusahaan sebelum dan sesudah melakukan merger. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS.16. Oleh karena itu untuk menjawab rumusan masalah tentang perbandingan return dan risiko pemegang saham sebelum dan sesudah merger, penulis menggunakan uji statistik dan pengujian hipotesis sebagai berikut: 1) Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang menekankan pada pembahasan data-data dan subjek penelitian dengan menyajikan datadata secara sistematik dan tidak menyimpulkan hasil penelitian (Priyatno, 2008). Stastistik deskriptif
34
menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, dan lain-lain. 2) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Angka statistik yang semakin kecil nilainya, menunjukkan distribusi data semakin normal. Salah satu penyebab yang menjadikan data tidak berdistribusi normal adalah karena terdapat beberapa item data yang bersifat outliers, yaitu kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari obserasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variable kombinasi (Ghozali, 2005). Untuk menguji normalitas data
digunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov
dengan
menggunakan
taraf
signifikansi α =5% atau 0,05 uji satu arah. Kriteria pengujiannya adalah data dinyatakan berdistribusi normal apabila signifikansinya lebih besar dari α= 5% atau 0,05. Hidayat (2003) Apabila data dinyatakan berdistribusi normal, maka akan digunakan alat uji t-test. Sedangkan apabila data dinyatakan berdistribusi tidak normal, maka digunakan alat uji non parametrik Mann-Whitney. 3) Uji Parametrik 1. Uji t-Tes Uji t-test digunakan apabila hasil uji Kolmogorov Smirnov menyatakan bahwa data berdistribusi normal. Ada beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini. Hipotesis pertama bertujuan untuk menguji perbedaan signifikansi atas return pemegang saham sebelum dan sesudah pengumuman merger. Pada
35
hipotesis pertama digunakan uji paired sample t-test. Langkah-langkah pengujiannya adalah : a. Menyusun Hipotesis Ho : Tidak ada perbedaan AR sebelum dan sesudah pengumuman merger Ha : Ada perbedaan AR sebelum dan sesudah pengumuman merger b. Menentukan level of Significance Level of Significance yang digunakan adalah α= 5% atau 0,05 c. Mencari t-hitung Nilai statistik hitung tergantung pada metode parametrik yang digunakan pada pengerjaan dengan SPSS. Nilai statistik hitung langsung ditampilkan nilai akhirnya pada output SPSS. d. Kriteria Pengujian Kriteria pengujiannya adalah 1) Ho diterima apabila probabilitas > 0,05 Apabila Ho diterima, maka tidak ada perbedaan AR sebelum dan sesudah pengumuman merger. 2) Ho ditolak apabila probabilitas < 0,05 Apabila Ho ditolak, berarti ada perbedaan AR sebelum dan sesudah merger . Hipotesis kedua, bertujuan untuk menguji perbedaan TVA (Trading Volume Activity) sebelum dan sesudah pengumuman merger. Pada uji kedua digunanakan uji paired-sample t-test apabila data berdistribusi normal. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : a.
Menyusun Hipotesis
36
Ho : Tidak ada perbedaan TVA sebelum dan sesudah pengumuman merger Ha : Ada perbedaan TVA sebelum dan sesudah pengumuman merger b. Menentukan level of Significance Level of Significance yang digunakan adalah α= 5% atau 0,05
c. Mencari t-hitung Nilai statistik hitung tergantung pada metode parametrik yang digunakan pada pengerjaan dengan SPSS. Nilai statistik hitung langsung ditampilkan nilai akhirnya pada output SPSS. d. Kriteria Pengujian Kriteria pengujiannya adalah 1) Ho diterima apabila probabilitas > 0,05 Apabila Ho diterima, maka tidak ada perbedaan TVA
sebelum dan
sesudah pengumuman merger. 2) Ho ditolak apabila probabilitas < 0,05 Apabila Ho ditolak, berarti ada perbedaan TVA sebelum dan sesudah pengumuman merger . 4) Uji Non Parametrik Uji non parametrik merupakan uji data dengan kriteria tidak berdistribusi normal. Uji ini dilakukan apabila data-data yang diperoleh merupakan data yang tidak normal. Dalam uji non parametrik, digunakan alat analisis MannWhitney. Menurut Sugiyono (2007:322) Uji Mann-Whitney U-Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel
37
independen bila datanya berbentuk ordinal. Tes ini merupakan test yang terbaik untuk menguji hipotesi komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam suatu pengamatan data berbentuk interval, maka perlu dirubah dulu kedalam data ordinal. Terdapat dua hipotesis yang diuji.
Pada hipotesis pertama digunakan uji independent sample test . Langkahlangkah pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Menyusun Hipotesis Ho : Tidak ada perbedaan AR sebelum dan sesudah pengumuman merger Ha : Ada perbedaan AR sebelum dan sesudah pengumuman merger b. Menentukan level of Significance Level of Significance yang digunakan adalah α= 5% atau 0,05 c. Mencari U-hitung Nilai U-hitung tergantung pada metode non parametrik yang digunakan pada pengerjaan dengan SPSS. Nilai U-hitung langsung ditampilkan nilai akhirnya pada output SPSS. d. Kriteria Pengujian Kriteria pengujiannya adalah 1) Ho diterima apabila probabilitas > 0,05 Apabila Ho diterima maka tidak ada perbedaan AR sebelum dan sesudah pengumuman merger. 2) Ho ditolak apabila probabilitas < 0,05.
38
Sedangkan apabila Ho ditolak berarti bahwa terdapat perbedaan AR sebelum dan sesudah pengumuman merger. Hipotesis kedua adalah menguji perbedaan TVA (trading volume activity) sebelum dan sesudah pengumuman merger. Pada hipotesis kedua digunakan uji independent sample test. Langkah-langkah pengujiannya adalah :
a. Menyusun Hipotesis Ho : Tidak ada perbedaan TVA sebelum dan sesudah pengumuman merger Ha : Ada perbedaan TVA sebelum dan sesudah pengumuman merger b. Menentukan level of Significance Level of Significance yang digunakan adalah α= 5% atau 0,05 c. Mencari U-hitung Nilai U-hitung tergantung pada metode non parametrik yang digunakan pada pengerjaan dengan SPSS. Nilai U-hitung langsung ditampilkan nilai akhirnya pada output SPSS. d. Kriteria Pengujian Kriteria pengujiannya adalah 1) Ho diterima apabila probabilitas > 0,05 Apabila Ho diterima maka tidak ada perbedaan TVA perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman merger. 2) Ho ditolak apabila probabilitas < 0,05. Sedangkan apabila Ho ditolak berarti bahwa terdapat perbedaan TVA perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman merger.
39
K. DAFTAR PUSTAKA Adipratama, R. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia . Edisi I. Media Soft, Indonesia
Astria, Nike. 2013. Analisis Dampak Pengumuman Merger Dan AkuisisiTerhadap Abnormal Return Saham Perusahaan Akuisitor Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2006 – 2008. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Cheng F Lee, Gong Meng Chen and Oliver M Rui, 2001. “Stock Return And Volatility On China’s Stock Market. The Journal of Finance, Vol. 24 p. 523 – 543 Chordia, Tarun dan Bhaskaran Swaminathan, 2000, Trading Volume and CrossAutocorrelations in Stock Returns. The Journal of Finance, Vol. LV, No. 2, p. 913 – 935 Daftar publikasi merger. http://www.kppu.go.id/id/daftar-notifikasi/publikasi merger. Diakses tgl 12 desember 2014. Dijkgraaf, R. A. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Sesudah Merger. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. Djajanti, A Dan Novaliza, P. 2013. Analisis Pengaruh Merger Dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik Di Indonesia (Periode 2004 - 2011). Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 1 No. 1 September. Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta.
40
Feroneka, S. 2013. Analisis Pengaruh Manajemen Laba dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Listing DI IDX. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. Foster, G, 1986,” Financial Statement Analysis”, Englewood cliffs, NJ; Practice Hall, Second Edition. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP. Hartono, Jogiyanto. 2009.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 6. Yogyakarta: BPFE. Hidayat. 2003. Dasar- dasar Statistika. Edisi Revisi. Bandung: ALFABETA Hudaiyati, Ataina. 1997. Merger dan Akuisisi: ”Berbagai Permasalahannya dan Kemungkinan Penyalahgunaannya”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia,Vol.1 No. 2, September. Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.Edisi 3.Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. Hutagalung, A. 2002. “Reaksi Pemegang Saham Terhadap Pengumuman Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Jakarta”, Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 4, No.2. Http://www.kppu.go.id/ina/gelombang-merger-melanda. desember 2014.
Diakses
tanggal
29
Ikram, F dan Nugroho, A. B. 2014. Cumulative Average Abnormal Return And Semi strong Form Efficiency Testing In Indonesian Equity Market Over Restructuring Issue. International Journal of Management and Sustainability, 3(9): 552-566. Kurniawan, T.A. 2011. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Setelah Merger Dan Akuisisi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Kuncoro, M. dan Suhardjono. 2011. Manajamen Perbankan Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Cetakan Pertama.Yogyakarta: BPFE. Lestari, Dhitta Ayu. 2014. Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Setelah Merger Dan Akuisisi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
41
Liargovas, Panagiotis. 2011. The Impact of Mergers and Acquisitions on the Performance of the Greek Banking Sector: An Event Study Approach. International Journal of Economics and Finance, Vol. 3, No. 2; May Ma, Pagan dan Chu. 2009. Abnormal Returns to Mergers and Acquisitions in Ten Asian Stock Markets. International Journal Of Business, Vol. 14, No.3 Maknun, Lu’luil. 2010. Analisis Pengaruh Frekuensi Perdagangan, Volume Perdagangan, Kapitalisasi Pasar, Dan Trading Day Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode Tahun 2006-2008. Fakultas Ekonomi: Universitas Diponegoro.
Maryati,Ulfi. 2012. Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta Dan Bursa Efek Surabaya Terhadap Harga Dan Volume Perdagangan. Politeknik Negeri Padang . Vol 7, No 1 Pramana, Andi. (2012) . Analisis Perbandingan Trading Volume Actifity dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecah Saham.Tesis Universitas Di-ponegoro Semarang. Priyatno, Duwi. 2009. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution) untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta : Mediakom. Puspitaayu, P. A. 2011. Analisis Perbedaan Abnormal Return Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Merger Pada Perusahaan Go Publik Di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Putri, Resti. 2008. Analisis Perbedaan Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Setelah Pengungkapan Informasi Merger Dan Aktuisisi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Padang. Rachmawati, E.N dan Tandelilin, E. 2001, ”Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Perusahaan Target di Bursa Efek Jakarta,” Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi,1 (2), pp153-169. Rahmadiansyah, R Hidayat. 2013. Analisis Dampak Sebelum, Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Fakultas Ekonomi: Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang Saiful. 2003. “ Abnormal Return Perusahaan Target dan Industri Sejenis Sekitar Pengumuman Merger dan Akuisisi”, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol 3.N0.1.
42
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta : BPFE. Samosir, Agunan P. 2003. Analisis Kinerja Bank Mansiri Setelah Merger dan Sebagai Bank Rekapitulasi. Kajian Ekonomi dan Keuangan, 17 (1) : 1- 38. Sorensen, Donal E., 2000, Characteristics of merging firms, Journal of Economics and Business 52, 423-433. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA, CV. Swandari, F.1999. Dampak Jangka Panjang Akuisisi Terhadap Kemakmuran Pemegang Saham: Perbandingan Akuisisi Internal dan Ekternal. Thesis UGM Yogyakarta. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius. Wibowo, F. A. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Semarang: Skripsi Universitas Diponegoro. Widyastuti, Ira. 2010. Analisis Perbandingan Return dan Risk Pemegang Saham Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Widyaputra, Dyaksa. 2006. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan & Abnormal Return Saham Sebelum & Sesudah Merger Dan Akuisisi (Di Bursa Efek Jakarta Periode 1998-2004). Tesis Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Zulfiansyah. 2009. Analisi Perbedaan Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Dividen Tunai Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara.