Pusi-pusi ini saya publikasikan juga di http://warsa.wordpress.com Kau Tentu Tahu Bedanya Pesawahan bukan ladang golf Pematang bukan rel kereta api Lapangan bola bukan terminal Beranda rumah bukan halaman mall Gemercik air bukan air mancur di tengah kota Kentongan bambu bukan radio atau televisi Namun kau masih juga menganggapnya sama Padahal kita tak bisa berlari di atas rel kereta api Seperti kita berlari di atas pematang sambil menyentuh ujung-ujung daun padi Itulah bedanya… ####################### Terbuat Dari Apakah Hati Kita Padahal dua menit lagi menjelang buka Jalanan ramai Di mall, rumah makan, dan toko-toko makanan Di atas meja makan telah siap berbagai aneka ragam minuman dan makanan sop buah, es kelapa, jeruk, nasi hangat, daging, opor ayam, sayur… Dari Ujung jalan, berjalan seorang anak kecil Menghitung waktu yang dipenuhi iba dan haru Menyusuri jalan dengan langkai ringkih Bibir kering Lantas duduk di bibir trotoar menatap angkasa sesekali Namun… Segalanya berjalan begitu lancar Seolah ada pemisah antara kami dengan si kecil Sehingga dunia kami adalah milik kami Sementara Dunia dia adalah miliknya sendiri Sudah hampir tak ada belas kasihan lagi rupanya di Kota ini Sudah hampir hilang rasanya kepedulian di Kota ini Padahal Padahal Padahal Padahal
dua menit lagi menjelang buka ini adalah bulan Ramadhan beberapa hari ke depan kita akan merayakan kemenangan beberapa hari lagi kita akan menjadi bayi-bayi suci
############### Kangen Aku kangen, Seperti tungku yang merindukan kayu Atau dedaunan yang merindukan embun Aku kangen Pada harum sikapmu yang menghiasi pagi Seperti udara dalam nafas nyanyi emprit di dahan bulir waktu
Aku kangen Seperti gemercik air yang dirindukan penglihatan Atau arak-arakan awan putih yang dirinduka pendengaran Atau sungai yang merindukan pelangi Aku kangen Ingin bercumbu dalam balutan kabut Ingin memeluk suara Ingin membenamkan rasa Bersamamu…