Psb - Laporan Hasil Penelitian Fix.docx

  • Uploaded by: Yoga Prayoga
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Psb - Laporan Hasil Penelitian Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,017
  • Pages: 32
LAPORAN HASIL PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR PERUBAHAN POLA MAKAN MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya Dosen Pengampu Dr. Wilodati, M.Si

Disusun oleh: Dzikri Khasnudin

1608251

Feby Khoerur Rijal R.

1605055

Agung Rizky Subagja

1601828

Ali Imron Rahan

1600004

Oktomi Putra H.

1607428

Fialdo Dafin

1600652

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2017

KATA PENGANTAR Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah SWT karena Ridho-Nya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, untuk para keluarga, sahabat serta pengikutpengikutnya yang setia mendampingi beliau. Laporan penelitian ini memaparkan tentang faktor-faktor perubahan pola makan mahasiswa departemen pendidikan kesejahteraan keluarga yang bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Sosial Budaya. Selama penyusunan laporan ini, kami menyadari masih terdapat kekurangan atau kekeliruan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki laporan kami yang selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, Oktober 2017

Penyusun,

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3 BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 4 A. Pengertian Pola Makan ................................................................................ 4 B. Pengertian Gizi Seimbang ............................................................................ 5 C. Frekuensi Makan .......................................................................................... 6 D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan...................................... 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 10 A. Desain Penelitian ........................................................................................ 10 B. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 10 C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 11 D. Instrumen Penelitian................................................................................... 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 15 A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ............................................................ 15 B. Deskripsi Responden .................................................................................. 15 C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 17 D. Analisis Faktor Perubahan Pola Makan ..................................................... 22 E. Pembahasan ................................................................................................ 24 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI ................................................................................................ 27 A. Kesimpulan ................................................................................................ 27 B. Ketebatasan Penelitian ............................................................................... 27 C. Rekomendasi .............................................................................................. 28 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain kebutuhan pakaian dan tempat tinggal. Kebutuhan makan harus terpenuhi oleh setiap individu untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Hal tersebut karena makan merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada umumnya makan dilakukan tiga kali sehari untuk makanan pokok dan dilaksanakan secara rutin teratur. Kebiasaan makan per hari akan membentuk sebuah pola makan. Pola makan adalah jenis makanan dan jumlah makanan yang dimakan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologis, psikologis, maupun sosial (PERSAGI, 2009). Mahasiswa merupakan usia dewasa dimana faktor gizi berperan dalam meningkatkan ketahanan fisik dan produktivitas kerja (Hidayat, 1997 dalam Indrawagita, 2009). Mereka dituntut untuk dapat berdiri sendiri, menentukan pola hidup dan cara hidup atas tanggung jawab sendiri tanpa merugikan orang lain (Melly, 1993). Artinya, mahasiswa harus mampu menerapkan pola hidup sendiri tanpa bergantung pada orang lain termasuk dalam menentukan pola makan teratur. Namun, aktivitas mahasiswa yang banyak dan kesibukannya dapat mempengaruhi pola makan mereka. Seringkali, pola makan mahasiswa tidak teratur, sering memakan-makanan cepat saji atau sering melewatkan sarapan mereka. Akibatnya, mahasiswa mendapat dampak yang kurang baik bagi kesehatan

mereka

sehingga

menimbulkan

beberapa

penyakit

dari

ketidakmampuan mengatur pola makan tersebut. Kehidupan mahasiswa menyebabkan terjadinya perubahan pola makanan. Perubahan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti uang saku, aktivitas, kebiasaan, dan sebagainya. Selain itu, banyak mahasiswa yang tinggal di tempat kost sulit untuk mengatur pola makan mereka sebagai bentuk adaptasi di kehidupan sosial yang baru.

1

Mahasiswa seringkali kesulitan menerapkan pola makan yang teratur karena kesibukan dengan berbagai tugas dan kegiatan. Padahal pola makan yang teratur akan memudahkan mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan belajar. Konsentrasi belajar akan meningkat apabila makanan sebagai sumber energi di kelola secara teratur. Hal ini menunjukkan mahasiswa harus memperhatikan pola makan mereka demi kelancaran selama proses pembelajaran. Penelitian yang akan dilakukan mengambil subjek mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2015-2017. Mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga telah diberikan pengetahuan mengenai gizi seimbang. Artinya, mereka seharusnya dapat mengubah pola makan mereka menjadi lebih teratur. Berdasarkan pertimbangan diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pola makan mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga di tahun 2017. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran pola makan mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga di tahun 2017? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga di tahun 2017? 3. Bagaimana pengaruh faktor tersebut berkaitan dengan perubahan pola makan mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga di tahun 2017? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Gambaran pola makan mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga di tahun 2017. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga di tahun 2017. 3. Faktor

perubahan

pola

makan

mahasiswa

Kesejahteraan Keluarga di tahun 2017.

2

Departemen

Pendidikan

D. Manfaat Penelitian 1. Menambah pengetahuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pola makan mahasiswa. 2. Meningkatkan kesadaran mahasiswa untuk menerapkan pola makan secara teratur. 3. Menjadi referensi bagi peneliti lain tentang pola makan.

3

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pola Makan Pola makan menurut Sedioetama (2009) merupakan banyak atau jumlah pangan secara tunggal maupun beragam, yang di konsumsi seseorang atau kelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi tujuan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang di perlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat. Pola makan atau pola konsumsi pangan menurut Djaeni (2009) merupakan kegiatan terencana dari seseorang atau merupakan sebuah acuan dalam pemilihan makanan dan penggunaan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makanan. Jenis makanan yang kita konsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Untuk memenuhi kandungan yang ada pada makanan tersebut dapat melalui makanan utama atau makanan selingan. Makanan utama adalah makanan yang dikonsumsi seseorang berupa makan pagi, makan siang dan makan malam yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, dan minuman. Sedangkan makanan selingan adalah makanan kecil yang dibuat dalam porsi kecil sebagai selingan antara makanan utama. Makanan selingan hendaknya memberikan kalori yang cukup, diberikan dengan porsi yang kecil dan tidak mengenyangkan, mudah dicerna serta tidak mengandung terlalu banyak gula dan lemakJumlah atau porsi makanan merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi tiap kali makan. Pola makan lima kali sehari harus memenuhi presentase dari total kalori yang dibutuhkan dalam sehari. Sarapan harus memenuhi sekitar 20% dari total kalori per hari, makan siang 30%, dan makan malam 20%. Sedangkan untuk selingan pagi dan selingan sore persentase kalorinya masing-masing 15%. Frekuensi makan adalah aturan atau jadwal makan

4

yang harus dipenuhi setiap hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Frekuensi makan yang benar adalah pola makan 5 kali sehari. Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong (1985 dalam Matondang, 2007) adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan mempunyai ciri khas untuk suat kelompok masyarakat tertentu. Pendapat lain mengatakan pola makan adalah gambaran mengenai jenis makanan dan frekuensi makan yang dikonsumsi dan berlaku berulang-ulang dan terus-menerus (Mulia, 2010). Sementara Baliwati (2004 dalam Okviani, 2011) mengatakan bahwa pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan mempunyai ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat. Konsumsi makanan adalah jumlah total dari makanan yang tersedia untuk dikonsumsi (Hadju, 1997). Handjani (1996 dalam Sari, 2012) mengemukakan pengertian pola makan yaitu tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan yang menggambarkan konsumsi makan harian meliputi jenis makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makan. Dari beberapa pendapat yang berbeda, dapat diartikan secara umum bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang digunakan seseorang atau sekelompok orang dalam memilih dan menggunakan bahan pangan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makan. B. Pengertian Gizi Seimbang Gizi menurut Tuti Sunardi adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi proses perubahan dari semua jenis makanan yang dapat masuk ke dalam tubuh, yang gunanya dapat mempertahankan kehidupan kita. Menurut Dr. I.K.G. Suandi, Spa gizi merupakan suatu bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang anak, maka sehingga pemenihan kebutuhan gizi harus secara akurat turut menentukan kualitas untuk tumbuh

5

kembang, dan sebagai sumber daya manusia untuk dimasa yang akan datang. (Bobsusanto,2016) Gizi seimbang menurut Kementerian Kesehatan adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. C. Frekuensi Makan Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika rata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Okviani,2011). Frekuensi Makan yang baik dan benar untuk ialah yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Sebagai contoh pola makan sehari 3 kali yaitu makan pagi, selingan siang, makan siang, selingan sore, makan malam, dan sebelum tidur. Makanan selingan sangat diperlukan, terutama jika porsi makanan utama yang dikonsumsi anak pada saat makan pagi, makan siang dan makan malam belum mencukupi. Makan selingan tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan 15 nafsu makan remaja pada saat menyantap makanan utama berkurang akibat kekenyangan oleh makanan selingan (Sari, 2012). D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan Menurut pendapat suhardjo (1989) dan pelto (1981) bahwa faktor yang mempengaruhi pola makan dapat di kelompokan menjadi faktor ekonomi (uang saku), tempat tinggal, sosial budaya (pendidikan gizi, jumlah angota keluarga,kepercayaan, budaya dan agama) serta faktor pribadi yaitu pengetahuan gizi, jenis kelamin, sikap gizi dan aktivitas. a. Uang saku Faktor ekonomi merupakan

merupakan faktor yang paling penting

terhadap kuantitas kualitas makan yang di konsumsi keluarga, hal tersebut dapat di ukur melalui uang bulanan. Seiring dengan mningkatnya

6

pendapatan , akan memberikan peluang untuk meningkatkan pembelian makanan yang beagam dan bermutu Ritche(1967) dalam hardiyansah dan Briawan (2005) Kondisi kemakmuran ekonomi bertambah maju akan menyebabkan perubahan pola makan seperti pada sebagian besar Negara maju mempunyai pola makan yang lebih banyak komponen hewani di bandingkan Negara miskin (suhardjo,1989) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh radhitya (2009) yang palig berpengaruh terhadap pola makan adalah biaya yang dikeluarkan untuk makan. Perubahan pendapatan secara langsung dapat mempengaruhi pola makan keluarga. Meningkatnya pendapatan berarti memperbesar peluang membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas pangan yang di beli. b. Tempat tinggal Letak tempat tinggal memudahkan dalam memperoleh makanan menentukan banyak sedikitnya yang di dapat untuk di keonsumsi (harper 2006). Letak tempat tinggal juga berpengaruh terhadap mempengaruhi terhadap perilaku konsumsi individu. Sebagai contoh seorang petani yang tinggal di desa dan dekat dengan areal pertanian akan lebih mudah dalam mendapatkan makanan segardan alami, namun seseorang yang tinggal di daerah perkotaan akan mengurangi akses mendapatkan makanan segar, karena di daerah kota lebih banyak tersedia makanan cepat saji, walaupun tidakmenutup kemungkinan, penduduk perkotaan ada yang mengkonsumsi buah dan sayur(suhardjo,1989) c. Pengetahuan gizi Pengetahuan adalah hasil tahu yang didapat stelah oarang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan memegang peranan penting dalam hal pembentukan tindakan seseorang (over behavior ), jika didasri pengetahuan akan lebih langgeng bila tanpa didasari pengetahuan (Notoatmojo,2007).

7

Pengetahuan gizi sebaiknya telah ditanamkan sedini mungkin sehingga apabila orang dewasa ataupun memenuhi kebutuhan energy tubuhnya dengan perilaku makannya karena makanan gizi sangat bermanfaat dalam menentukan apa yang kita konsumsi setiap harinya (Notoatmojo,2007), dengan adanya pengetahuan gizi pada seseorang, maka kita dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan zat gizi yang sesuai dengan banyak kalori yang kita perlukan setiap harinya dalam melakukan aktivitas dan produktivitas kita sehari – hari sehingga dapat di capai kesehatan yang optimal (paul,2001). d. Aktivitas Kesibukan dan rutinitas mempengaruhi konsumsi makan seseorang. Seseorang yang sibuk oleh berbagai aktivitas cenderung akan memilih jenis makanan yang praktis dan mudah di proleh menurut becke (1982) dalam kamso 2000. Meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial dan kesibukan para mahasiswa akan mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola makan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak

makan

pertumbuhan

siang

(sayogo,2006).

mahasiswa

diiringi

Putra dengan

(2008)

banyak

meningkatnya

faktor aktivitas

mahasiswa yang pada akhirnya yang dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan mahasiswa tersebut. Orang – orang yang aktif memang membutuhkan lebih banyak makanan untuk energy. Maka untuk meningkatkan energy orang yang aktif tidak hanya dapat meningkatkan energy orang yang aktif tidak hanya dapat mengandalkan makanan tinggi kalori, tetapi seharusnya juga memiliki makanan kaya zat gizi seperti sereal,roti, buah, sayur dan susu(sizer,1988) e. Mahasiswa Mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur 19-24 tahun menurut Susanto (2003) dalam Rahmawati (2006). Pada usia dewasa unsur gizi merupakan faktor kualitas SDM yang pokok, gizi tidak hanya sekedar mempengaruhi derajat kesehatan dan ketahanan fisik, tetapi juga

8

menentukan kualitas kecerdasan intelektual bagi manusia Hidayat (1997) dalam Indrawagita (2009). Menurut Guhtrie & Picciano (1995), pada usia dewasa terjadi perubahan pola makan, mereka menjadi tidak tergantung pada pola makan orang tua, lebih banyak makan dan jajan di luar rumah. Mereka sering mencoba makanan baru dan meningggalkan kebiasaan makan orang tua (Ulfa,1998). Pola makan usia dewasa merupakan permulaan seseorang dalam mengadopsi perilaku pola makan yang cenderung akan menetap pada masa dewasa (Brown, 2005). Remaja saat ini banyak menggemari fast food, sehingga kurang mengonsumsi makanan yang mengandung serat. Manifestasinya dapat menghambat aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan kerja sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia, energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan apabila jumlah makanan sehari-hari tidak memenuhi kebutuhan, maka energi didapat dari cadangan tubuh. (Rachmat,1987) dalam Indrawagita (2009).

9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Cresweel (2010), pendekatan kuantitatif adalah pengukuran data kuantitatif dan statistic objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel-sampel atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan presentase tanggapan mereka. Penggunaan pendekatan kuantitatif bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makan pada mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun analisis data yang digunakan adalah menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan serta meringkaskan berbagai kondisi dan situasi yang berpengaruh dalam perubahan pola makan mahasiswa Departemen Kesejahteraan Keluarga. B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia terletak di Jalan Setiabudi No. 229, Isola, Sukasari, Kota Bandung 40154. Adapun objek penelitiannya adalah mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Alasan dipilihnya objek Mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga karena pada mahasiswa Departemen PKK terdapat pembelajaran mengenai ilmu gizi yang mencakup pola makan. Maka, objek yang diteliti dalam penelitian ini seharusnya memiliki pola makan yang teratur. Selain itu, pada mahasiswa Departemen PKK seharusnya mengalamai peningkatan dalam pola makan teratur sebagai akibat dari pengetahuan tentang ilmu gizi yang di dapat. Namun, masih terdapat sebagian mahasiswa yang memiliki pola makan kurang teratur.

Hal

tersebut

bisa

disebabkan

oleh

beberapa

faktor

yang

mempengaruhinya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui sejauh mana perubahan pola makan yang dirasakan oleh Mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.

10

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Subana dkk (2015), secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai berikut. a. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian b. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta cirriciri yang ditetapkan c. Sekumpulan objek yang lengkap dan jelas Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah Mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Angkatan 2015, 2016 dan 2017. Gambaran tentang populasi dapat dilihat dalam tabel berikut Tabel 1 Populasi Mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga No.

Angkatan

Jumlah Mahasiswa

1.

2015

140

2.

2016

139

3.

2017

135

Jumlah

414

2. Sampel Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Maka dari itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu teknik atau cara mengambil sampel yang representative dari populasi.

11

Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. (Subana dkk, 2015: hlm 25) Teknik

sampling

yang

digunakan

dalam

penelitian

ini

menggunakan random sampling dan sampel yang diperoleh disebut sampel random. Teknik random sampling memungkinkan peneliti dapat mengambil sampel secara objektif karena setiap unit yang menjadi anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun penentuan besar jumlah sampel minimal sebagai wakil populasi, peneliti menggunakan pedoman rumus Slovin.

Rumus

Slovin yang digunakan untuk menentukan sampel minimal adalah sebagai berikut.

𝑛=

𝑁 1+𝑁(𝑒)2

=

414 1+414(0,1)2

=

414 1+414(0,01)

=

414 5,14

= 80,5

Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance) Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel minimum yang digunakan dalam penelitian ini adalah 80, 5 anggota populasi dengan batas kesalahan yang ditolerir dalam pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan e=10% (0,1). D. Instrumen Penelitian 1. Sumber Data Menurut Arikunto (2010), sumber data penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Adapun sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut.

12

a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung kepada responden yang merupakan objek penelitian. Data tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada responden mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang menjadi partisipan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa angkatan 2015, 2016, dan 2017. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian tetapi data ini dapat mendukung penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa buku-buku, dokumen, artikel, situs internet, ataupun jurnal yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan bertujuan untuk mencari data-data yang mendukung permasalahan penelitian. Pada penelitian ini, digunakan untuk melengkapi data-data yang berkaitan dengan pola makan mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan masukan berupa konsep-konsep, prinsip, maupun teori yang berhubungan dengan penelitian. b. Kuesioner Kuesioner adalah instrumen pengumpul data yang digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung artinya responden secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui media tertentu. Tujuan penyebaran kuesioner adalah mencari informasi yang lengkap mengenai masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. (Subana dkk, 2015: hlm 30) Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari para responden yang telah ditentukan. Kuesioner berisi

13

pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor perubahan pola makan mahasiswa yang menjadi objek penelitian. Pertanyaan disusun dengan memperhatikan isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan, panjang pertanyaan, urutan pertanyaan, dan sebagainya. 3. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah statistika deskriptif. Statistika deskriptif menurut Sugiyono (2011) adalah statistik

yang

digunakan

untuk

menganalisis

data

dengan

cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Secara khusus, analisis data deskriptif yang digunakan adalah dengan menghitung ukuran pemusatan dan penyebaran data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga merupakan salah satu jurusan yang ada di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan

Indonesia.

Departemen

Pendidikan

Kesejahteraan

Keluarga

merupakan lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan yang memiliki tanggung jawab terhadap bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (DPKK) yang dulu dikenal dengan nama Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (JPKK) berdiri pada tanggal 25 Agustus 1967 yang berada dibawah naungan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP IKIP Bandung). Pada tahun 1984, Departemen PKK dialihkan ke Fakultas

Pendidikan

Teknologi

dan

Kejuruan

karena

mengacu

pada

pengembangan kurikulum IKIP Bandung dan kekhasan kurikulum FPTK. Terdapat tiga program studi yang ada di Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yaitu Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Pendidikan Tata Boga, dan Pendidikan Tata Busana. Lulusan dari ketiga program studi tersebut bergelar sarjana pendidikan (S.Pd.). Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga adalah menjadi Sarjana Pendidikan yang berkualitas secara Akademis dan Profesional, berkontribusi meningkatkan mutu sumber daya manusia bidang keilmuan dan keahlia tata boga, tata busana, dan pendidikan kesejahteraan keluarga. B. Deskripsi Responden Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner ke mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga sebagai populasi dalam penelitian. Sedangkan responden dalam penelitian terdiri dari angkatan 2015,2016, dan 2017. Kuesioner disebarkan kepada responden mulai tanggal 2 Oktober 2017. Kuesioner sudah diterima kembali oleh peneliti pada tangal 5 Oktober 2017.

15

Jumlah kuesioner yang disebarkan oleh peneliti adalah 135 kuesioner. Namun responden yang mengembalikan kuesioner kepada peneliti berjumlah 107 kuesioner. Ada sebagian responden yang tidak mengisi kuesioner serta waktu pengembaliannya melebihi waktu yang ditentukan. Penyebaran kuesioner lebih jelasnya dapat dilihat dari jumlah responden berdasarkan hal berikut. Tabel 2 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

Laki-laki

9

8,4 %

Perempuan

98

91,6%

Total

107

100%

Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin perempuan (91,6%) dan sisanya (8,4%) berjenis kelamin laki-laki. Hal ini membuktikan bahwa mayoritas mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga berjenis kelamin perempuan. Tabel 3 Responden Berdasarkan Angkatan Angkatan

Jumlah

Persentase

2015

18

16,8%

2016

45

42,1%

2017

44

41,1%

Total

107

100%

Tabel 3 menunjukkan sebaran responden berdasarkan angkatan dengan hasil angakatan 2015 (16,8%), angkatan 2016 (42,1%), dan angkatan 2017(41,1%). Berdasarkan data tersebut maka mayoritas responden berasal dari angkatan 2016.

16

C. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Pola Makan Mahasiswa Pola makan merupakan suatu kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan oleh setiap individu dalam sehari. Frekuensi makan per hari dapat mengetahui tentang gambaran umum pola makan. Adapun gambaran pola makan mahasiswa dapat dilihat melalui tabel berikut ini. Tabel 4 Frekuensi Makan Frekuensi Makan

Jumlah

Persentase

1 Kali

15

14%

2 Kali

39

36,5%

3 Kali

53

49,5%

Berdasarkan tabel

4 tersebut,

sebagian besar mahasiswa

mengkonsumsi makan dengan frekuensi 3 kali dalam sehari dengan presentase 49,5%. Sedangkan, mahasiswa dengan kebiasaan makan 2 kali sehari presentasenya 36,5% dan kebiasaan makan 1 kali yaitu 14%. Adapun pola makan pokok dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 5 Pola Konsumsi Makan Pokok Waktu

Ya

Persentase

Tidak

Persentase

Pagi

72

67,3%

35

32,7%

Siang B Malam

84

78%

13

12%

75

70,1%

32

29,9%

e rdasarkan tabel 5, jumlah responden yang memiliki kebiasaan makan pagi yaitu (67,3%), makan siang (78%), dan makan malam (70,1%). Adapun responden yang tidak memiliki kebiasaan makan pagi sebesar (32,7%), makan siang sebesar (12%), dan makan malam sebesar (29,9%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa konsumsi makan siang memiliki frekuensi yang paling tinggi yaitu (78%).

17

Diagram 1 Kebiasaan Makan Junkfood Dalam Sehari Ya

Tidak

15%

85%

Berdasarkan diagram diatas, jawaban responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi junkfood dalam sehari yaitu 85%. Sebaliknya, responden yang tidak memiliki kebiasaan mongkonsumsi junkfood yaitu 15%. Adapun frekuensi konsumsi junkfood dalam sehari dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 6 Frekuensi Konsumsi Junkfood Frekuensi Makan Junkfood

Jumlah

Persentase

1 kali

67

73,6%

2 kali

12

13,2%

>2 kali

12

13,2%

Tabel 6 menunjukkan responden yang memiliki kebiasaan mengkomsumsi junkfood 1 kali sebesar (73,6%), kemudian yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi junkfood 2 kali sebesar (13,2%), dan yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi junkfood lebih dari 2 kali sebesar (13,2%). Jadi, sebagian besar responden mengkonsumsi junkfood sehari sebanyak 1 kali. 2. Gambaran umum uang saku mahasiswa Uang saku dalam sebulan dapat mempengaruhi pola makan mahasiswa. Seiring dengan besarnya uang saku per bulan, akan memberikan peluang untuk meningkatkan pembelian makanan yang beragam dan bermutu. Namun tidak menutup kemungkinan mahasiswa yang memiliki uang saku lebih rendah untuk dapat mengelola makanan 18

dengan baik. Gambaran umum uang saku mahasiswa dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 7 Uang Saku Mahasiswa Uang Saku

Frekuensi

Persentase

Rp0 – Rp500.000

31

29%

Rp500.000 – Rp1.000.000

44

41%

Lebih dari Rp1.000.000

32

30%

Tabel 7 menunjukkan uang saku mahasiswa per bulan yang didapatkan mulai dari Rp0-Rp500.000 persentasenya sebesar (29%), Rp500.000-Rp1.000.000 sebesar (41%), dan yang lebih dari Rp1.000.000 sebesar (30%). Berdasarkan data tersebut rata-rata uang saku mahasiswa yang didapatkan per bulan berkisar antara Rp500.000-Rp1.000.000. Tabel 8 Uang Makan Dalam Sehari Uang Makan

Frekuensi

Persentase

Rp0-Rp15.000

44

41,1%

Rp15.000-Rp30.000

53

49,5%

Lebih dari Rp30.000

10

9,4%

Berdasarkan tabel diatas, uang yang disisihkan mahasiswa untuk makan

sehari-hari

berkisar

Rp0-Rp15.000

persetasenya

(41,1%),

Rp15.000-Rp30.000 (49,5%), dan yang lebih dari Rp30.000 persentasenya (9,4%).

Data

tersebut

menunjukkan

sebagian

besar

mahasiswa

menyisihkan uang untuk makan berkisar Rp15.000-Rp30.000. 3. Aktivitas Mahasiswa Aktivitas utama mahasiswa di dalam kampus adalah kuliah. Namun tidak sedikit mahasiswa yang memiliki kegiata lain seperti kerja, mengikuti organisasi atau unit kegiatan mahasiswa (UKM), berwirausaha dan sebagainya. Aktivitas tersebut dapat mempengaruhi pola makan mahasiswa. Aktivitas mahasiswa sebagai responden dapat dilihat dalam diagram berikut ini.

19

Diagram 2. Aktivitas Mahasiswa Kerja

Organisasi

Lain-lain

5%

48% 47%

Diagram 2 menunjukkan aktivitas mahasiswa selain kegiatan kuliah yaitu kegiatan organisasi sebesar (47%), kerja sebesar (5%), dan aktivitas lain-lain persentasenya (48%). Aktivitas lain-lain tersebut meliputi kegiatan berwirausaha, mengerjakan tugas, refreshing. Dari data tersebut sebagian besar mahasiswa aktivitas yang sering dilakukannya yaitu berwirausaha, mengerjakan tugas, dan refreshing. 4. Tempat Tinggal Mahasiswa Tabel 9 Tempat Tinggal Mahasiswa Tempat Tinggal

Frekuensi

Persentase

Bersama Orangtua

36

33,6%

Kost

71

66,4%

Total

107

100%

Tabel 9 menunjukkan tempat tinggal responden yang tinggal bersama orangtua sebesar 33,6% dan responden dengan tempat tinggal kost sebesar 66,4%. Artinya, sebagian besar responden bertempat tinggal di tempat kost. 5. Pengetahuan Gizi Mahasiswa Pengetahuan akan gizi merupakan hal yang penting bagi setiap individu untuk mengetahui apakah makanan yang dikonsumsi berkualitas, bermutu dan bergizi tinggi. Sebagai mahasiswa yang memiliki aktivitas yang padat dan menguras pikiran tentu harus memperhatikan gizi dari 20

makanan yang akan dikonsumsi agar makanan tersebut dapat memulihkan tenaga dan pikiran mahasiswa. Berikut ini terdapat diagram mahasiswa yang memiliki pengetahuan gizi seimbang.

Diagram 3. Pengetahuan Gizi Seimbang Ya

Tidak

9%

91%

Berdasarkan diagram diatas, mahasiswa yang memiliki pengetahuan tentang gizi seimbang persentasenya sebesar (91%) sedangkan yang tidak mengetahui tentang gizi seimbang persentasenya sebesar (9%). Jadi, sebagian besar mahasiswa departemen PKK sudah memiliki pengetahuan tentang gizi seimbang. 6. Perubahan Pola Makan

Diagram 4. Perubahan Pola Makan Ya

Tidak

14%

86%

21

Diagram 4 tersebut menunjukkan adanya perubahan pola makan pada mahasiswa sebesar (86%) sedangkan yang tidak mengalami perubahan persentasenya sebesar (14%). Dilihat dari data tersebut sebagian besar mahasiswa mengalami perubahan pola makan.

Dampak Perubahan Pola Makan 60 50

40 30 20 10 0 Meningkat Menurun

Berdasarkan diagram 5 diatas responden yang memiki dampak perubahan pola makan meningkat frekuensinya sebanyak 48 orang. Sedangkan yang perubahan pola makan yang menurun frekuensinya sebanyak 59 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa perubahan pola makannya tidak membaik atau meningkat tetapi malah menurun. D. Analisis Faktor Perubahan Pola Makan 1. Hubungan Uang Saku dengan Pola Makan Tabel 10 Hubungan Uang Saku Dengan Pola Makan Frekuensi Makan (%) Uang Saku

Frekuensi

Rp0Rp500.000

31

Rp500.00044 Rp1000.000 >Rp1000.000 32 Rata-rata

Perubahan Pola Makan(%) Tidak ada Menurun Meningkat perubahan

1 kali

2 kali

3 kali

12,9

58,1

29

48,4

35,5

16,1

11,3

39,7

50

45,4

45,4

9,2

18.8 14,2

25 40,7

56.2 45,1

37,5 43,6

50 43,6

12,5 12,8

22

Tabel 10 menunjukkan uang saku responden dengan rentangg Rp0Rp500.000 per bulan sebagian besar memiliki kebiasaan makan 2 kali dalam sehari dengan presentase 58,1%. Sedangkan rentang uang saku Rp500.000Rp1.000.000 dan yang lebih dari Rp1.000.000 persentasenya masingmasing 50% dan 56,2%. Artinya semakin besar uang saku

maka pola

makannya semakin teratur. Apabila dilihat berdasarkan perubahan pola makannya, responden dengan uang saku Rp0-Rp500.000 sebagian besar mengalami penurunan dalam kebiasaan makannya sebesar 48,4%. Adapun responden dengan uang saku Rp500.000-Rp1.000.000, perubahan pola makannya seimbang antara peningkatan dan penurunannya yaitu sebesar 45,4%. Sedangkan rentang uang saku yang lebih dari Rp1.000.000 sebagian besar mengalami peningkatan dalam pola makannya dengan persentase 50%. 2. Hubungan Tempat Tinggal dengan Pola Makan Tabel 11 Hubungan Tempat Tinggal dengan Pola Makan Tempat Tinggal

Frekuensi Makan(%)` Frekuensi

1 kali

2 kali

3 kali

Perubahan Pola Makan(%) Meningkat Menurun

Tidak Ada Perubahan

Kost

71

12,7

50,7

36,6

42,2

47,9

7

Orangtua

36

16,7

38,9

44,4

50

41,7

8,3

Berdasarkan tabel 11 diatas, responden yang bertempat tingal di tempat kost sebagian besar memiliki kebiasaan makan 2 kali dalam sehari dengan persentase 50,7%. Sedangkan, responden yang tinggal bersama orangtua sebagian besar memiliki kebiasaan makan pokok 3 kali dalam sehari. Responden yang meyatakan mengalami penurunan dalam kebiasaan makan berdasarakan tempat tinggal masing-masing 47,9% dengan tempat tinggal di tempat kost dan 41,7% yang tinggal bersama orangtua. Adapun yang menyatakan mengalami peningkatan sebesar 42,2% dengan tempat tinggal di kost dan 50% yang tinggal bersama orangtua. Sisanya menyatakan tidak mengalami perubahan.

23

3. Hubungan Aktivitas Mahasiswa dengan Pola Makan Tabel 12 Hubungan Aktivitas Mahasiswa dengan Pola Makan Frekuensi Makan(%) Aktivitas

1 kali

Kerja 12,5 Organisasi 15,7 lain-lain 17,6 Tabel 11

Perubahan Pola Makan Tidak Ada 2 kali 3 kali Meningkat Menurun Perubahan 50 37,5 62,5 25 12,5 41,2 43,1 41,2 49 9,8 64,7 17,6 70,6 29,4 0 menunjukkan aktivitas responden yang kuliah sambil

bekerja sebagian besar memiliki kebiasaan makan 2 kali dalam sehari dengan persentase 50%. Adapun responden dengan aktivitas kuliah dan organisasi sebagian besar memiliki kebiasaan makan 3 kali dalam sehari dengan persentase 43,1%. Sedangkan, responden dengan aktivitas kuliah dan aktivitas lain-lain seperti berwirausaha, mengerjakan tugas, refreshing sebagian besar memiliki kebiasaan makan 2 kali dalam sehari dengan persentase 64,7%. E. Pembahasan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa gambaran umum pola makan Mahasiswa Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dilihat melalui frekuensi dan pola konsumsi makan pokok. Frekuensi makan mahasiswa Departemen PKK dilihat dari tabel 4 secara keseluruhan memiliki kebiasaan pola makan 3 kali dalam sehari dengan persentase 49,5%. Data tersebut diperkuat dengan tabel 5 yang menunjukkan pola konsumsi makan pokok Mahasiswa Departemen PKK mulai dari makan pagi, siang dan makan malam presentasenya melebihi 50%. Mahasiswa Departemen PKK, meskipun memiliki kebiasaan makan yang cukup baik tetap saja memiliki kebiasaan memakan junkfood. Istilah junkfood seringkali dideskrisipkan sebagai makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit nutrisi. Junkfood biasanya mengandung lemak dalam jumlah yang besar. Contoh junkfood yang sering dikonsumsi mahasiswa adalah mie instan, gorengan, minuman soda, makanan kaleng, makanan berlemak dan sebagainya. Sejumlah 85% mahasiswa departemen PKK memiliki kebiasaan mengkonsumsi junkfood.

24

Berdasarkan tabel 6 frekuensi konsumsi junkfood dari mahasiswa Departemen PKK sebesar 73,6% minimalnya 1 kali mengkonsumsi junkfood dalam sehari. Pola makan mahasiswa dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan mahasiswa adalah uang saku, tempat tinggal, dan aktivitas mahasiswa tersebut. Uang saku dapat mempengaruhi pola makan karena semakin besar uang saku yang diterima selama satu bulan maka dapat meningkatkan pembelian frekuensi makanan sehingga lebih teratur. Sedangkan mahasiswa yang bertempat tinggal bersama orangtua pola makannya akan berbeda dengan mahasiswa yang bertempat tinggal di tempat kost. Selain itu, aktivitas mahasiswa di kampus juga berbeda-beda sehingga dapat mempengaruhi pola makan mahasiswa tersebut. Bardasarkan tabel 10, rata-rata uang saku mahasiswa Departemen PKK selama satu bulan berkisar antara Rp500.000-Rp.1.000.00, sebesar 50% diantaranya memiliki pola makan 3 kali dalam sehari.

Sejumlah 58,1%

mahasiswa Departemen PKK dengan uang saku Rp0-Rp500.000 memiliki kebiasaan makan 2 kali dalam sehari. Sedangkan, mahasiswa Departemen PKK yang mendapatkan uang saku lebih dari Rp1.000.000 memiliki pola makan 3 kali sehari dengan presntase 56,2%. Dilihat dari data tersebut semakin besar uang saku yang didapatkan selama 1 bulan oleh mahasiswa Departemen PKK maka pola makannya semakin teratur. Dilihat dari uang saku, perubahan pola makan mahasiswa Departemen PKK tidak begitu signifikan karena peningkatan dan penurunan pola makan mahasiswa rata-rata persentasenya sama yaitu 43,6%. Sedangkan, sebesar 12,6% dari jumlah mahasiswa menyatakan tidak mengalami perubahan pola makan. Sejumlah 66,3% mahasiswa Departemen PKK bertempat tinggal di tempat kost. Sedangkan, sebesar 33,7% sisanya tinggal bersama orangtua. Mahasiswa yang bertempat tinggal ditempat kost memiliki kebiasaan makan pokok 2 kali dalam sehari. Hal tersebut disebabkan karena 47,9% mahasiswa Departemen PKK menyatakan mengalami penurunan dalam pola makan. Adapun mahasiswa yang tinggal bersama orangtua memiliki pola makan yang lebih teratur yaitu 3 kali sehari sesuai dengan standar frekuensi. Sebanyak 50% mahasiswa yang tinggal bersama orangtua menyatakan mengalami peningkatan dalam pola makan.

25

Jadi, mahasiswa yang tinggal bersama orangtua memiliki pola makan yang lebih teratur dibandingkan dengan mahasiswa yang tinggal ditempat kost. Perubahan pola makan juga dapat disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa. Selain kuliah, mahasiswa Departemen PKK memiliki aktivitas lain seperti bekerja, berorganisasi, berwirausaha, mengerjakan tugas, dan sebagainya. Mahasiswa Departemen PKK yang mengikuti kegiatan organisasi memiliki pola makan yang lebih teratur dibandingkan dengan aktivitas lain. Hal tersebut dilihat dari data tabel 11 yang menunjukkan 43,1% mahasiswa yang kuliah dan mengikuti organisasi memiliki pola makan 3 kali sehari. Data tersebut lebih tinggi daripada aktivitas lain yang dilakukan mahasiswa. Namun, sebesar 49% mahasiswa yang mengikuti organisasi menyatakan mengalami penurunan pola makan dibandingkan aktivitas yang lain. Meskipun begitu, mahasiswa Departemen PKK yang memiliki aktivitas lain selain kuliah rata-rata menyatakan mengalami peningkatan dengan persentase 58,1%.

26

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pola

makan

mahasiswa

Departemen

Pendidikan

Kesejahteraan

Keluarga di tahun 2017 rata-rata cukup teratur dengan frekuensi makan 3 kali sehari. Sebagian besar mahasiswa memiliki pola makan yang baik dengan mengkonsumsi makan pagi, siang dan makan malam secara teratur. Meskipun setiap mahasiswa mengkonsumsi junkfood setiap harinya, tetapi dalam jumlah yang relatif sedikit. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan mahasiswa Departemen PKK diantaranya uang saku, tempat tinggal dan aktivitas. Mahasiswa yang memiliki uang saku lebih tinggi memiliki pola makan yang lebih teratur dibandingkan dengan mahasiswa dengan mahasiswa yang memiliki uang saku lebih rendah. Kemudian, mahasiswa yang tinggal bersama orangtua memiliki pola makan yang teratur dibandingkan dengan mahasiswa yang tinggal di tempat kost. Selain itu, mahasiswa yang mengikuti kegiatan organisasi memiliki pola makan lebih baik dengan mahasiswa yang memiliki aktivitas lain seperti bekerja, berwirausaha, mengerjakan tugas dan sebagainya. Rata-rata mahasiswa Departemen PKK mengalami perubahan dalam pola makan yang disebabkan oleh faktor-faktor diatas yaitu uang saku, tempat tinggal, dan aktivitas. Secara keseluruhan, pola makan mahasiswa Departemen PKK mengalami penurunan. Faktor dominan yang menyebabkan penurunan tersebut adalah uang saku dan tempat tinggal. Mahasiswa yang memiliki uang saku rendah lebiha banyak daripada mahasiswa dengan uang saku tinggi. Kemudian, mahasiswa yang tinggal tempat kost lebih banyak daripada mahasiswa yang tinggal bersama orangtua. Namun, aktivitas mahasiswa selain kuliah rata-rata mengalami peningkatan dalam pola makan. B. Ketebatasan Penelitian Penelitian yang kami lakukan memiliki keterbatasan antara lain: 1. Penelitian ini hanya meneliti tentang pola makan berdasarkan frekuensi makan

dan

pola

konsumsi

makan

pokok

saja.

Peneliti

tidak

mengeksplorasi sampai pada menu yang di makan oleh responden. Selain

27

itu, peneliti tidak membahas tentang makanan selingan (snack) yang dimakan oleh responden. 2. Penelitian melibatkan subjek yang terbatas yaitu 107 orang sehingga hasilnya bisa saja tidak representative. 3. Analisis dalam penelitian ini juga sederhana, tidak menggunakan ilmu statistika yang lebih kompleks. C. Rekomendasi 1. Bagi

mahasiswa

Departemen

Pendidikan

Kesejahteraan

Keluarga

disarankan agar dapat mengatur pola makan lebih baik agar mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu, disarankan untuk mengikuti kegiatan organsasi karena dapat membantu mahasiswa dalam mengatur waktu sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam pola makan. 2. Bagi peneliti lain disarankan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan secara kompleks serta menggunakan analisis statistik yang lebih lengkap juga agar hasil penelitian lebih representatf.

28

DAFTAR PUSTAKA Bobsusanto. 2016. Pengertian Gizi Menurut Para Ahli dan WHO. Diakses di http://www.spengetahuan.com/2016/06/12-pengertian-gizi-menurut-paraahli-dan-who-lengkap.html (pada tanggal 5 Oktober 2017) Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. PAU Pangan dan Gizi. IPB : Bogor. Notoatmojo, S. 2007. Dasar – Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan ke – 2. Rineka Cipta : Jakarta Paul. 2001. Macroeconomics. Didapat dari : http://www.litbang.depkes.go.id/ ~surkesnas2 Diakses tanggal 5 Oktober 2017 Kamso, Sudjianto.2000. Nutritional aspect of hypertentionel in Indonesian Elderly:A community study 6 Big Cities. Disertasi Program Doctor (S3) UI. Jakarta. Sayogo. 2006. Usia Adolesen Di Tinjau Dari Kebutuhan Aspek Zat Gizi. Majalah Kesehatan Indonesia Departemen Kesehatan AKZI. Rahmawati, Ade. 2006. Motivasi Berprestasi Mahasiswa Ditinjau Dari Pola Asuh. Makalah. Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Indrawagita, Larasati. 2009. Hubungan Status Gizi, Aktivitas Fisik Dan Asupan Gizi Dengan Kebugaran Mahasiswi Program Studi Gizi FKMUI. Skripsi. FKMUI. Ulfa, Laila. 1998. Pola Konsumsi Makan Dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Pada Siswa Di SMP Islam Harapan Ibu Dan SMP Negri 87, Jakarta Selatan. Skripsi. FKMIU.

29

Related Documents


More Documents from ""