Makalah Obstetri - Imunisasi Pada Ibu Hamil.docx

  • Uploaded by: Yoga Prayoga
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Obstetri - Imunisasi Pada Ibu Hamil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,175
  • Pages: 22
MAKALAH IMUNISASI PADA IBU HAMIL DAN PADA BAYI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Obstetri dan Pediatri Dosen pengampu: Dr. Hj. Yani Achdiani, M.Si.

Disusun Oleh:

Agung Rizky Subagja

1601828

Feby Koerur Rijal

1605055

Kintan Tamara Permata

1607388

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2018

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Imunisasi Pada Ibu Hamil dan Paya Bayi ” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterima kasih pada Bu Dr. Hj. Yani Achdiani, M.Si selaku dosen Mata Kuliah Obstetri dan Pediatri yang telah membimbing kami. Semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang dimiliki sangat

kurang. Oleh

karena itu diharapkan kepada para pembaca untuk

memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Hanya kepada Allah kami bersyukur atas selesainya makalah ini dan semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada kita semua.

Bandung,

November 2018

Penulis,

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A.

Latar Belakang......................................................................................................... 1

B.

Materi...................................................................................................................... 1

C.

Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3 URAIAN MATERI ................................................................................................. 3 1.

Pengertian Imunisasi ............................................................................................... 3

2.

Tujuan Imunisasi ..................................................................................................... 4

3.

Jenis-jenis imunisasi ................................................................................................ 4

4.

Efek Samping Imunisasi......................................................................................... 11

5.

Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi .................................... 13

BAB III ................................................................................................................. 17 KESIMPULAN ..................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sejarah Imunisasi di Indonesia telah dimulai sejak abad ke-19 yang dilaksanakan untuk pemberantasan penyakit cacar. Program Imunisasi di Indonesia memiliki sejarah panjang dan telah mencapai banyak keberhasilan selama empat dekade terakhir. Imunisasi berasal dari kata imun yang berasal dari bahasa latin, immunitas yang berarti pembebasan atau kekebalan. Imunisasi adalah salah satu upaya tindakan medis yang paling efektif dan efisien. Imunisasi merupakan teknologi yang sangat berhasil di dunia kedokteran oleh Katz (1999) dikatakan imunisasi adalah sumbangan ilmu pengetahuan yang terbaik yang pernah diberikan para ilmuwan di dunia ini. Namun, sampai saat ini masih banyak ibu hamil dan bayi yang masih terkena beberapa penyakit berbahaya yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan seorang ibu terhadap pentingnya Imunisasi untuk diberikan sejak dini baik itu pada ibu yang sedang mengandung atau hamil dan juga pada bayi yang telah dilahirkan setelah dikandung. Ibu hamil agar dapat menjaga kesehatannya dengan baik perlu melakukan Imunisasi yang harus diberikan pada ibu hamil karna hal tersebut penting dilakukan dari sebelum dan selama kehamilan karna hal itu merupakan tindakan preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu terhadap infeksi parasit, bakteri, dan virus. Selain itu, imunisasi pada bayi atau anak adalah suatu tindakan pencegahan suatu penyakit dengan cara memasukkan cairan tertentu yang bersifat antibodi ke dalam tubuh agar tidak mudah terserang penyakit dimasa yang akan datang.

B. Materi Beberapa materi yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu: 1. Pengertian Imunisasi 2. Tujuan diberikan Imunisasi

1

3. Jenis-jenis yang ada pada Imunisasi 4. Efek samping Imunisasi 5. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh Imunisasi

C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui pengertian imunisasi 2. Untuk mengetahui tujuan diberikannya Imunisasi 3. Untuk mengetahui jenis-jenis yang ada pada Imunisasi 4. Untuk mengetahui efek samping Imunisasi 5. Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh Imunisasi

2

BAB II URAIAN MATERI

1. Pengertian Imunisasi a. Umum Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi, Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manuasia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi serangan kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu kebal terhadap penyakit lain. (Depkes RI, 1994) Dalam ilmu kedokteran, imunitas adalah suatu peristiwa mekanisme pertahanan tubuh terhadap invasibenda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh dengan benda asing tersebut. Adapun tujuan imunisasi adalah merangsang sistim imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). (Musa, 1985) Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. b. Ibu Hamil Imunisasi pada ibu hamil adalah imunisasi yang dilakukan sebelum dan selama kehamilan adalah merupakan tindakan preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu terhadap infeksi parasit, bakteri, dan virus. c. Bayi Imunisasi pada bayi atau anak adalah suatu tindakan pencegahan suatu penyakit dengan cara memasukkan cairan tertentu yang bersifat antibodi ke dalam tubuh agar tidak mudah terserang penyakit dimasa yang akan datang.

3

2. Tujuan Imunisasi Imunisasi dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi). Bahkan, imunisasi juga bertujuan untuk menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar variola. Kondisi yang terakhir ini bisa saja terjadi pada jenis penyakit yang ditularkan melalui manusia, seperti penyakit difteria. Misal, imunisasi pada bayi untuk menjaga dan melindungi bayi yang kadar imunitas tubuhnya masih sangat rentan dari penyakit yang bisa dan dapat untuk menyebabkan penyakit, kecacatan, atau bahkan kematian bayi.

3. Jenis-jenis imunisasi Pada dasarnya, imunisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. a. Imunisasi Aktif (active immunization) Imunisasi aktif adalah pemberian zat antigen yang diharapkan akan mengakibatkan terjadinya proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta sel memori. Jika terjadi infeksi, tubuh akan memberikan respon dengan cepat. Dalam imunisasi jenis ini, ada 4 macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain : 1) Antigen Antigen adalah bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan. Antigen bisa berupa poli sakarida, toksoid, bakteri ataupun virus yang telah dilemahkan atau dimatikan. 2) Pelarut Pelarut bisa berupa air steril ataupun cairan kultur jaringan. 3) Preservatif, stabiliser dan antibiotika Preservatif, stabiliser, dan antibiotika ini berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen 4) Adjuvan

4

Adjuvan terdiri atas garam aluminium yang berguna untuk meningkatkan imunogenitas antigen.

b. Imunisasi Pasif (pasive immunization) Imunisasi pasif adalah pemberian zat imunoglubulin. Zat ini merupakan suatu zat yang dihasilkan melalui proses infeksi yang bisa berasal dari plasma manusia atau hewan yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang masuk ke dalam tubuh manusia yang terinfeksi. Di Indonesia sendiri, ada beberapa jenis-jenis imunisasi yang diwajibkan pemerintah. Imunisasi ini disebut dengan istilah imunisasi dasar atau imunisasi wajib, di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Imunisasi BCG (Basillus Calmette Guerin). Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit TBC. 2) Imunisasi Hepatitis B, merupakan jenis imunisasi yang mencegah terjadinya penyakit hepatitis. 3) Imunisasi Polio, digunakan untuk mencegah penyakit poliomyelitis yang bisa menyebabkan anak lumpuh. 4) Imunisasi DPT, merupakan imunisasi yang mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. 5) Imunisasi Campak. Imunisasi ini berguna untuk mencegah penyakit campak pada anak karena penyakit campak termasuk penyakit yang gampang menular. Imunisasi ini mempunyai efek samping berupa terjadinya ruam pada tempat suntikan dan juga panas. 6) Imunisasi MMR. MMR atau Measles, Mumps, Rubella adalah jenis imunisasi yang digunakan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit campak. 7) Imunisasi Typhus Abdominalis. Imunisasi ini diberikan untuk mencegah penyakit typhusabdominalis yang terdiri atas tiga jenis vaksin yang di dalamnya berisi kuman yang mematikan, kuman yang dilemahkan, dan antigen. 8) Imunisasi varicella, diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit cacat.

5

9) Imunisasi Hepatitis A. Imunisasi ini diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. Biasanya imunisasi hepatitis A diberikan pada anak yang usianya di atas 2 tahun. 10) Imunisasi HIB. Imunisasi ini diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe

Imunisasi pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Namun disisi lain, imunisasi pun bisa dibagi lagi yaitu imunisasi pada ibu hamil dan imunisasi pada bayi. a. Imunisasi pada Ibu hamil Berikut imunisasi yang diberikan pada masa kehamilan: 1. Tetanus Toksoid (TT) Imunisasi Tetanus Toksoid ialah imunisasi untuk mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT Pada ibu Hamil adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan pada ibu hamil terhadap infeksi tetanus yaitu dengan menyuntikan vaksin tetanus toxoid. Di banyak negara, banyak kaum ibu melahirkan dalam kondisi tidak higienis. Hal ini berisiko menimbulkan infeksi oleh kuman tetanus pada ibu dan bayi hingga jiwa mereka terancam. Rahim ibu yang melahirkan rentan terinfeksi kuman tetanus, sedangkan pada bayi infeksi ini dimulai dari luka pada tali pusatnya. Bakteri Klostridium tetanus pada bayi baru lahir dapat menimbulkan penyakit tetanus neonatorum yang dapat mengakibatkan kematian. Bakteri atau spora tetanus tumbuh dalam luka yang tidak steril. Misalnya, jika tali pusat dipotong dengan pisau yang tidak tajam dan tidak steril, atau jika benda apa pun yang tidak bersih menyentuh ujung tali pusat. Semua ibu hamil harus memastikan mereka telah mendapat imunisasi tetanus toksoid (TT) untuk menghindari jangkitan tetanus yang berisiko pada diri dan bayinya. Walaupun sudah mendapatkan imunisasi sebelumnya, ibu membutuhkan tambahan vaksin tetanus toksoid yang biasanya dianjurkan menjelang pernikahan. Bila terlewat, bisa diberikan saat ibu hamil sebanyak dua kali dengan jarak 1 sampai 2 bulan. Menjelang waktu persalinan, imunisasi ini harus sudah lengkap. Karenanya,

6

di masa hamil, imunisasi ini

dilakukan di usia kehamilan 7 bulan, kemudian 8 bulan, dan dapat diulangi tiga tahun kemudian. Setelah diimunisasi, ibu biasanya mengalami demam ringan meski sangat jarang terjadi, agak nyeri, dan sedikit bengkak pada daerah bekas suntikan. Sesudah persalinan, ibu juga harus memastikan bahwa luka di vagina atau perutnya (akibat sesar) dalam keadaan bersih. Begitu pula tali pusat bayinya. 2. Influenza Influenza yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari familia Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum. Sebuah penelitian terhadap 340 ibu hamil di Bangladesh yang mendapatkan suntikan vaksin flu menunjukkan ibuibu tersebut memiliki bayi yang lebih tahan terhadap influenza. Hanya ditemukan tiga kasus flu ketika usia bayi mereka masih di bawah enam bulan. “Padahal tidak pernah terbukti sebelumnya bahwa imunisasi terhadap ibu hamil memberikan keuntungan besar kepada bayinya. Di Amerika, hanya 14% ibu hamil yang menjalani imunisasi ini. Angka ini terpaut tidak jauh dibandingkan di negara miskin dimana akses kesehatan terbatas. Di banyak daerah, program ini telah banyak diberikan kepada ibu

hamil termasuk suntikan antitetanus. Mereka seharusnya

menambahkan vaksin influenza,” ujar Mark Steinhoff, Profesor Pediatrik dari Johns Hopkins Universitiy, di Baltimore. Hasil ini mendukung rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa ibu hamil seharusnya mendapatkan imunisasi influenza untuk melindungi dirinya dan calon anaknya. Infeksi ini meningkat risikonya pada ibu hamil dan bayi yang kurang gizi. Menurut sebuah laporan dalam jurnal medis di Inggris tahun 2005, ratarata kematian akibat flu masih tinggi untuk bayi usia di bawah enam bulan. Sedangkan di Indonesia, penyakit influenza sering dianggap biasa. Padahal bisa mengganggu kesehatan ibu dan janin. Pemberian imunisasi influenza diberikan pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Setelahnya, ibu mungkin mengalami demam ringan, bengkak, dan kemerahan di daerah bekas suntikan. Melakukan

7

imunisasi tersebut di saat tubuh benar-benar dalam keadaan sehat. Setelah melakukan imunisasi, disarankan untuk melakukan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan jangan dekati orang yang sedang terkena influenza karena akan mudah tertular. Sempatkanlah memeriksakan diri ke dokter jika ibu mengidap flu untuk memastikan flu tersebut tidak membahayakan. 3. Hepatitis B Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Infeksi ini dapat mengakibatkan kerusakan pada hati selanjutnya dan menyebabkan kanker hati. Orang – orang yang terinfeksi virus ini, tidak menyadari kalau mereka sudah terinfeksi. Pada umumnya di beberapa negara penyebaran hepatitis B adalah melalui ibu ke anak. Umumnya seseorang tidak langsung menyadari bahwa dirinya terinfeksi virus hepatitis B, bahayanya janin bisa ikut tertular ketika menjalani proses kelahiran. Karenanya, imunisasi hepatitis B sangat perlu bagi ibu hamil. Bayi baru lahir pun diwajibkan segera mendapat imunisasi Hepatitis B. Vaksin Hepatitis B terbuat dari bahan rekombinan yaitu vaksin yang dibuat dengan bahan rekayasa genetika sehingga menyerupai virus Hepatitis B. Vaksin ini aman diberikan kepada ibu hamil. Waktu pemberian imunisasi ini adalah pada kehamilan bulan pertama, kedua, dan keenam. Ibu hamil akan diperiksa kadar HbsAg dan Anti-Hbs-nya (reaksi antigen-antibodi). Jika hasil Anti-HbsAg-nya positif, ibu tak perlu imunisasi lagi karena sudah mempunyai zat antobodi/kekebalan hepatitis B. Biasanya setelah imunisasi, timbul demam ringan dan nyeri pada bekas suntikan. Bila tidak ada infeksi dan belum mempunyai antibodi, maka vaksin hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil. 4. Meningococcal Meningococcal adalah semua penyakit yang disebabkan oleh bakteri tipe tertentu yang disebut Neisseria meningitidis, juga diketahui sebagai meningococcus [muh-ning-goh-KOK-us]. Penyakit-penyakit tersebut biasanya cukup serius dan termasuk infeksi pada lapisan otak dan sumsum tulang belakang (meningitis) dan infeksi aliran darah (bacteremia atau septicemia). Bakteri meningococcus menyebar melalui pertukaran saluran pernapasan dan sekresi tenggorokan seperti ludah

8

(misalnya dengan hidup berdekatan, atau ciuman). Penyakit meningococcal dapat diobati dengan menggunakan antibiotik atau vaksin, tetapi perhatian medis yang cepat sangatlah penting. Vaksin pencegah meningitis atau radang selaput otak ini terbuat dari bakteri meningococcal yang sudah mati/tidak aktif sehingga aman untuk ibu hamil. Apabila ibu hamil menderita meningitis, maka kumannya pun dapat menjalar ke otak janin. Pada ibu hamil, imunisasi ini sebaiknya diberikan setelah trimester pertama untuk menghindari risiko umum yang terjadi pada kehamilan trimester pertama seperti keguguran. Sebaiknya, lakukan imunisasi ini saat tubuh benar-benar sehat meski pada beberapa orang hanya akan muncul demam ringan.

b. Imunisasi pada Bayi Imunisasi terbukti mampu memberantas penyakit menular, sepeti campak, gondongan, batuk rejan (pertusis), polio, cacar air, dan lainnya. Oleh karena itu, disarankan kepada ibu yang mempunyai bayi untuk membawa bayinya ke Posyandu, Puskesmas, bidan, maupun dokter untuk mendapatkan imunisasi. Di Indonesia ada 5 jenis imunisasi wajib untuk bayi, dan ini diberikan secara gratis di Posyandu. Jenis imunisasi ini adalah: 1. Hepatitis B Vaksin ini diberikan saat bayi baru lahir, paling baik diberikan sebelum waktu 12 jam setelah bayi lahir. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak saat proses kelahiran. 2. Polio Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan. Vaksin ini bisa diberikan pada saat lahir, kemudian pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah lumpuh layu. 3. BCG BCG hanya diberikan sebanyak 1 kali dan disarankan pemberiannya sebelum bayi berusia 3 bulan. Paling baik diberikan saat bayi berusia 2 bulan. Vaksin BCG ini berfungsi untuk mencegah kuman tuberkulosis yang dapat menyerang paru-paru dan selaput otak, dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian.

9

4. Campak Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada usia 9 bulan dan 24 bulan. Namun, vaksin campak kedua pada usia 24 bulan tidak perlu lagi diberikan ketika anak sudah mendapatkan vaksin MMR pada usia 15 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit campak berat yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan bahkan bisa menyerang otak. 5. Pentavalen (DPT-HB-HiB) Pentavalen merupakan vaksin gabungan dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus), vaksin HB (Hepatitis B), dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini diberikan untuk mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak). Vaksin ini diberikan sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan. Semua jenis imuniasi diatas tersebut wajib untuk diberikan secara lengkap sebelum anak berusia 1 tahun.Namun dalam perkembangan zaman yang semakin berkembang, para ahli memberikan beberapa saran vaksinasi tambahan yang juga bisa diberikan pada anak, yaitu: a) Pneumokokus (PCV), dapat diberikan pada anak usia 7-12 bulan sebanyak 2 kali dengan interval 2 bulan. Bila diberikan pada anak usia di atas 2 tahun, PCV cukup diberikan sebanyak 1 kali. Vaksin ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari bakteri pneumokokus yang dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga. b) Varisela, diberikan setelah anak berusia 12 bulan, paling baik diberikan sebelum anak masuk sekolah dasar. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah anak dari cacar air. c) Influenza, diberikan pada anak minimal usia 6 bulan, dan diulang setiap tahun. d) Hepatitis A, dapat mulai diberikan saat anak berusia 2 tahun. Berikan sebanyak 2 kali dengan interval 6-12 bulan.

10

e) HPV (human papiloma virus), dapat mulai diberikan saat anak sudah berusia 10 tahun. Vaksin ini melindungi tubuh dari human papiloma virus yang dapat menyebabkan kanker mulut rahim.

4. Efek Samping Imunisasi a. Efek Samping Imunisasi Pada Ibu Hamil 1) Demam Ibu hamil yang baru saja mendapatkan imunisasi TT biasanya akan mengalami demam ringan hingga berat. Semua itu tergantung pada kondisi kesehatan ibu hamil saat mendapatkan imunisasi. Efek ini biasanya tidak terjadi pada ibu hamil yang sehat. Kemudian demam karena imunisasi sebaiknya tidak langsung diberi obat medis. Ibu hamil bisa istirahat agar demam turun sendiri dan tubuh ibu hamil kuat. Jika selama 24 jam demam tinggi tidak turun maka ibu hamil bisa pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan. 2) Nyeri Nyeri pada bagian bekas suntikan bisa menjalar ke tangan dan semua bagian tubuh. Kondisi ini sangat umum dan ibu hamil bisa mencoba untuk istirahat saja. Jangan terlalu sering menggosok pada bekas suntikan agar tidak menjadi infeksi. Ibu bisa tetap menggerakkan tangan seperti biasanya sehingga semua efek samping akan sembuh sendiri dalam waktu 2 hari. 3) Bengkak pada bekas suntikan Efek lain yang sering terjadi adalah bengkak dan merah pada bekas suntikan. Bengkak bisa terlihat mengeras pada bagian bekas suntikan. Ini juga efek yang sangat umum dan biasanya akan sembuh sendiri selama kurang lebih 2 hari. Jika bengkak tidak berkurang dan muncul abses atau nanah pada bekas suntikan maka ibu hamil harus segera pergi ke dokter untuk mendapatkan resep dan perawatan yang tepat. 4) Mual dan lelah

11

Ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT bisa mengalami reaksi mual dan sangat lelah. Kondisi ini bisa terjadi setelah mendapatkan suntikan. Jika mual tidak terlalu parah maka ibu bisa istirahat dengan tidur. Sementara jika ibu mengalami gangguan yang sangat berat maka ibu bisa mendapatkan obat anti mual. Namun semua obat yang digunakan sebaiknya mendapatkan persetujuan dari dokter. 5) Rasa sakit di semua bagian tubuh Entah karena sedang hamil atau tidak maka imunisasi TT bisa memberikan reaksi yang sangat umum yaitu kelelahan pada semua bagian tubuh. Ibu hamil bisa merasakan sakit sendi dan tulang tanpa diketahui penyebabnya. Rasa sakit dideskripsikan seperti tekanan, nyeri dan sakit ketika digerakkan. Jika ibu hamil mengalami kondisi ini maka cukup istirahat yang cukup. Kemungkinan pengaruh kehamilan juga bisa menyebabkan beberapa gejala tidak nyaman ini. 6) Alergi a) Ruam-ruam b) Gatal yang berlebihan c) Ibu hamil sulit bernapas d) Terjadi pembengkakan pada bagian mulut dan wajah e) Bengkak ringan pada bagi f) Menggigil b. Efek Samping Imunisasi Pada Bayi 1) Nyeri pada lokasi suntikan Hal ini wajar dan tidak membahayakan, kemudian nyeri saat disuntik pada bayi bisa dihindari dengan cara pengalihan perhatian dengan memberikan mainan untuk digenggam seperti bola karet, boneka dan benda lembut lainnya. 2) Fobia jarum suntik Karena timbul rasa sakit saat disuntik tidak jarang anak mengidap fobia terhadap jarum suntik dan akibatnya bisa sampai pingsan. Maka apabila

12

mengalami fobia tersebut diskusikan dulu dengan tenaga kesehatan yang akan memberikan imunisasi untuk mencegah pasien imunisasi pingsan. 3) Timbul kemerahan dan bengkak pada lokasi suntikan Hal ini wajar terjadi di bagian lokasi suntikan dan tidak berbahaya bagi tubuh, apabila terjadi dalam waktu yang lama segera periksakan ke dokter. 4) Gejala seperti mau sakit flu antara lain: a) Demam ringan b) Sakit maag c) Muntah d) Nafsu makan menurun e) Sakit kepala f) Lemas dan pegal-pegal

5. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi Berikut adalah berbagai macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi: a. Tuberkulosis (TBC) Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc), atau Tb (singkatan dari "Tubercle bacillus") merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit yang menyerang paru-paru ini disebut juga dengan tuberkulosis atau dikenal TBC yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan data dari World Health Organization tahun 2015, Indonesia masuk dalam enam negara yang memiliki kasus TB terbanyak.Salah satu cara untuk mencegah TB adalah dengan memberikan imunisasi BCG. Pemberian imunisasi itu hanya satu kali pada anak usia di bawah dua bulan. Biasanya, suntikan tersebut dilakukan di lengan kanan atas atau paha.

13

b. Campak Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Salah satu imunisasi yang dapat diberikan pada anak adalah imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Biasanya imunisasi ini diberikan dua kali yaitu saat anak berusia sembilan bulan dan enam tahun.Dosis yang diberikan pada imunisasi ini sekitar 0,5 mililiter. Namun, bukan hal yang asing lagi jika seorang anak akan mengalami demam usai diberikan suntikan tersebut. Hal itu memang biasa terjadi karena reaksi obat yang ditimbulkan.

c. Difteri Difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Difteri ialah penyakit yang mengerikan di mana masa lalu telah menyebabkan ribuan kematian, dan masih mewabah di daerah-daerah dunia yang belum berkembang. Penyakit difteri merupakan infeksi yang menyerang selaput lendir di hidung dan tenggorokan. Meski terlihat sepele tetapi penyakit ini justru berpotensi mengancam kelangsungan hidup seseorang. Untuk pencegahan penyakit tersebut seseorang harus menerima imunisasi DPT. Pemberian imunisasi ini dilakukan sebanyak lima kali sejak anak berusia dua bulan hingga enam tahun. Seorang anak akan disuntik pada usia dua bulan, empat bulan, enam bulan, antara 18-24 bulan dan terakhir lima tahun. Imunisasi itu memang memberikan efek samping seperti demam ringan, bengkak di bagian suntikan, kulit yang memerah dan sakit di sekitar suntikan, lelah dan rewel.

d. Batuk rejan Batuk rejan atau biasa disebut dengan pertusis merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan batuk parah. Anak di bawah satu tahun yang terserang penyakit tersebut disebut dapat mengalami

14

pneumonia, kerusakan otak, kejang bahkan kematian. Sama halnya dengan difteri, anak harus mendapatkan imunisasi DPT. Lima kali suntikan yang diberikan pada anak sudah merambah pada pencegahan batuk rejan.

e. Tetanus Tetanus adalah kondisi di mana terdapat kerusakan sistem saraf yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri. Tetanus disebabkan oleh salah satu bakteri yang disebut Clostridium tetani. Bakteri ini ada di seluruh dunia dan terutama berada di tanah. Sama seperti difteri dan batuk rejan, pencegahan penyakit tetanus dilakukan dengan memberikan imunisasi DPT.Tetanus memang disebabkan oleh bakteri dan biasanya menyebabkan kelumpuhan, kejang serta kekakuan pada otot. Meski demikian, tetanus bukan termasuk penyakit menular.

f. Polio Polio (disebut juga poliomyelitis) adalah penyakit menular yang disebabkan virus polio. Virus ini menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan nyeri atau merusak saraf motorik, sehingga menyebabkan kelumpuhan otot (ketidakmampuan untuk menggerakan tungkai atau bagian tubuh lain). Pada kasus yang berat, penyakit ini sering terjadi pada kaki, walau pada kasus terparah, penyakit dapat mempengaruhi kemampuan bernapas dan menelan. Penyakit yang satu ini memang paling sering didengar oleh masyarakat ketika hendak melakukan imunisasi. Polio termasuk sebagai salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dalam saluran pencernaan dan tenggorokan.Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan imunisasi polio pada usia di bawah lima tahun. Biasanya imunisasi tersebut dilakukan secara tetes atau oral dan suntik. Suntik diberikan sebanyak empat kali kepada anak yang berusia dua bulan, empat bulan, enam bulan hingga 18 bulan dilanjutkan dengan dosis penguat saat usia empat hingga enam tahun. Sementara itu tetes atau oral diberikan pada anak usia 0-59 bulan.

15

g. Hepatitis B Penyakit hepatitis B adalah infeksi hati menular yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Bagi sebagian orang, penyakit ini bisa menjadi kronis dan bisa berlangsung selama lebih dari enam bulan. Total orang dengan hepatitis B di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan Riskesda 2017, sebanyak 7,1 persen penduduk Indonesia mengidap infeksi ini. Bahkan dikutip dari laman Depkes, diketahui bahwa setiap tahun diperkirakan terdapat 150 ribu bayi yang 95 persennya berpotensi mengalami hepatitis kronis pada 30 tahun ke depan. Pemberian vaksin hepatitis B ditujukan untuk menangkal infeksi organ hati karena virus hepatitis B. Hal tersebut menjadi penting karena infeksi hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati dan sirosis. Vaksin diberikan sebanyak tiga sampai empat kali suntik dalam waktu enam bulan. Dosis pertama diberikan saat bayi baru dilahirkan, dosis kedua pada usia satu sampai dua bulan, dan dosis terakhir pada usia enam sampai 18 bulan.

16

BAB III KESIMPULAN

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Pemberian suatu imunisasi pada seseorang khususnya ibu yang sedang hamil dan bayi diharapkan mampu memberikan fungsi serta manfaatnya dalam hal melindungi kandungan seorang ibu dan bayi yang kadar imunitas tubuhnya masih sangat rentan dari berbagai penyakit yang mampu untuk menyebabkan kecacatan, kesakitan, dan kematian bayi. Di dalam vaksin sendiri sebenarnya terdapat bakteri bibit penyakit. Namun, bakteri tersebut tentu tidaklah berbahaya, tapi bakteri lemah atau yang telah mati. Dengan mempunyai bakteri dalam tubuh secara lami tubuh dapat membentuk suatu pertahanan diri yang dapat disebut dengan antibodi. Antibodi tersebut yang akan melumpuhkan bakteri penimbul suatu penyakit. Antibodi mampu mengibat cara memerangi bakteri seperti yang telah dilumpuhkannya. Bakteri akan tinggal lama di dalam tubuh, sehingga ketika bkateri jahat di suatu hari masuk ke dalam tubuh, antibodi akan tahu cara mengatasinya. Dengan demikianlah, seseorang yang telah menerima imunisasi setidaknya dapat terhindar dari penyakit.

17

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes, 2002, Buku Kesehatan Ibu Dan Anak.Jakarta.

Huliana, A. Md.Keb, 2003, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa Swara, Jakarta.

Kurniasih, dkk, 2006, Panduan Imunisasi, PT. Gramedia, Jakarta.

____________.(TT). [Online) http://www.artikelsiana.com/2017/08/pengertian-imunisasi-

tujuan-jenis-jenis. diakses hari sabtu 24 november 2018

_____________.(TT).http://nakita.grid.id/amp/027244/ibu-hamil-jangan-lupa-imunisasi-

ini-demi-kebaikan-janin diakses hari kamis 22 november 2018

_____________.(TT)https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/efek-samping-

imunisasi/ diakses hari sabtu 24 november 2018

_____________.(TT) https://www.friso.co.id/artikel/efek-samping-imunisasi-pada-anak-

dan-cara-mengatasinya diakses hari sabtu 24 november 2018

_____________.(TT) https://hamil.co.id/kehamilan/kesehatan-bumil/imunisasi-tt-pada-

ibu-hamil diakses hari minggu 25 november 2018

18

Related Documents


More Documents from "kikinatassia"