BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa misi penting yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW adalah untuk membentuk tatanan kehidupan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai islam. Dari misi tersebut salah satunya adalah menciptakan keluarga yang sesuai dengan syariat islam. Dalam persoalan keluarga mencakup hubungan antara Allah SWT dan manusia itu sendiri. Keluarga memiliki andil yang sangat penting dalam mencapai peningkatan ibadah dan tafakur kepada Allah SWT serta menjadi media untuk menjalani kehidupan bermasyarakat. Islam memberi perhatian yang serius perihal keluarga. Ini terlihat dari beragam pembahasan yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjukkan makna keluarga, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan, dalam al-qur’an terdapat satu surat yang banyak berbicara tentang keluarga, yaitu surat an-nisa. Keluarga merupakan unit terkecil lembaga sosial dari struktur besar yang dinamakan masyarakat. Oleh karena itu, keluarga sangat berperan penting dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera. Keluarga demikianlah yang termasuk dalam kategori keluarga sakinah. Untuk sampai pada terwujudnya sebuah keluarga sakinah, seorang individu sebaiknya mengusahakannya sedini mungkin, yaitu mulai dari sebelum memasuki pernikahan (masa pra pernikahan), dan kemudian dilanjutkan sampai saat telah memasuki kehidupan keluarga. Keluarga merupakan pondasi bagi berkembang majunya masyarakat. Keluarga membutuhkan perhatian yang serius agar selalu eksis kapan pun dan dimanapun. Perhatian ini dimulai sejak pra pembetukan lembaga perkawinan sampai kepada memfungsikan keluarga sebagai penggerak anggotanya terutama anak-anak, sehingga betul-betul
dalam
kehidupan
menjadi tiang penyangga
masyarakat. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan keluarga sejahtera? 2. Bagaimana konsep keluarga sejahtera menurut ajaran islam?
1
3. Bagaimana syarat-syarat keluarga sejahtera menurut ajaran islam? 4. Apa saja ayat Al-Qur’an mengenai keluarga sejahtera? C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengertian keluarga sejahtera. 2. Untuk mengetahui konsep keluarga sejahtera menurut ajaran islam. 3. Untuk mengetahui ciri-ciri keluarga sejahtera menurut ajaran islam. 4. Untuk mengetahui ayat Al-Qur’an mengenai keluarga sejahtera. D. Manfaat Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca diantaranya yaitu: 1. Menginformasikan kepada pembaca mengenai konsep dasar keluarga sejahtera dalam perspektif ajaran islam. 2. Menginformasikan kajian ayat-ayat Al-Qur’an mengenai keluarga sejahtera.
2
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Keluarga Sejahtera Ada beberapa pengertian keluarga menurut para ahli yaitu menurut Kartono mengemukakan keluarga merupakan persekutuan hidup primer dan alami di antara seorang wanita, yang dekat dengan tali perkawinan dan cinta kasih. Reisner mengemukakan keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang teridiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek. Sedangkan Logan berpendapat bahwa keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain. Adapun pengertian kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat dan tentram. Menurut BKKBN keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup, spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup. B. Ciri-Ciri Keluarga 1. Ciri-ciri umum keluarga Menurut Mac iver ciri-ciri umum keluarga adalah sebagai berikut: Keluarga merupakan hubungan perkawinan Berbentuk perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara Suatu sistem tata nama termasuk perhitungan garis keturunan Anggota-anggota keluarga mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan ekonomi yaitu untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak
3
Merupakan tempat tinggal bersama yang tidak mungkin berpisah terhadap kelompok keluarga 2. Ciri-Ciri Khusus Keluarga Kebersamaan Dasar-dasar emosional Pengaruh perkembangan Ukuran yang terbatas Posisi inti dalam struktur sosial Tanggung jawab peranggota Aturan kemasyarakatan C. Fungsi Keluarga Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau diluar oleh keluarga itu. Adapun beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga adalah sebagai berikut. 1. Fungsi Biologis Untuk meneruskan keturunan Memelihara dan membesarkan anak Memenuhi kebutuhan gizi keluarga Memelihara dan merawat anggota keluarga 2. Fungsi Psikologis Memberikan kasih saying dan rasa aman Memberikan perhatian diantara anggota keluargaa Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga Memberikan identitas anggota keluarga 3. Fungsi Sosialisasi Membina sosialisasi pada anak Membentuk
norma-norma
perilaku
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan anak Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4
4. Fungsi Ekonomi Menncari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak – anak, jaminan hari tua, dan sebagainya. 5. Fungsi pendidikan Menyekolahkan anak untuk member pengetahuan, keterampinan dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang di miliki. Mempersiapkan anak – anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang yang akan memenuhi perananya sebagai orang dewasa Mendidik anak sesuai dengan tingkat pekembangannya. 6. Fungsi rekreatif Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tiak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat di lakukan di rumah dengan cara nonton tv bersama, bercerita tentang pengalaman masing – masing, dan sebagainya. D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga 1. Faktor Intern Keluarga Jumlah anggota keluarga. Kebutuhan primer, sekunder dan tersier akan lebih memungkinkan dapat terpenuhi jika jumlah anggota dalam keluarga sejumlah kecil. Tempat tinggal. Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera penghuninya, akan lebih mungkin menimbulkan suasana tenang dan menggembirakan serta menyejukkan hati. Sebaliknya, tempat tinggal yang tidak teratur akan menimbulkan kebosanan untuk ditempati.
5
Keadaan sosial ekonomi keluarga. Keadaan sosial ekonomi dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis, bila mana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih saying antar anggota keluarga. Hal ini nampak dengan adanya rasa saling hormat, menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai. Keadaan ekonomi keluarga. Semakin banyak sumber keuangan atau pendapatan yang diterima, maka akan meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun sumber keuangan atau pendapatan dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar berdagang dsb. 2. Faktor Ekstern Keluarga Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain: Faktor manusia yaitu iri hati, fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma. Faktor alam yaitu bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit. Faktor ekonomi negara yaitu pendapatan tiap penduduk atau pendapatan per kapita rendah dan inflasi. E. Klasifikasi Keluarga Sejahtera Terdapat beberapa klasifikasi dari keluarga sejahtera yaitu sebagai berikut. 1. Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal seperti kebutuhan sandang, pangan, papan. 2. Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi lingkungan tempat tinggal dan transportasi. Pada keluarga sejahtera I kebutuhan sosial psikologi yang belum terpenuhi yaitu : Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur Seminggu sekali keluarga menyediakan daging, ikan atau telur 6
Seluruh anggota keluarga memperoleh satu pakaian baru pertahun Luas lantai rumah kurang lebih 8 meter persegi untuk tiap pengguna rumah Kurang lebih anggota 15 tahun keatas penghasilannya tetap 3. Keluarga Sejahtera II yaitu keluarga disamping telah memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi namun kebutuhan pengembangan yang belum yaitu : Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga Biasanya makan bersama kurang lebih sehari sekali dan kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar keluarga Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan keluarga Mengadakan rekreasi minimal 1 kali per bulan Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televise atau majalah Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi sesuai kondisi daerah 4. Keluarga sejahtera III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan teratur bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga sejahtera III kebutuhan fisik, sosial psikologis dan perkembanga telah terpenuhi namun kepeduliaan belum yaitu : Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi keadilan sosial atau masyarakat dalam bentuk material Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan atau yayasan atau instansi masyarakat.
7
BAB III PEMBAHASAN A. Keluarga Sejahtera Dalam Islam Keluarga sejahtera dalam perspektif ajaran islam disebut dengan keluarga sakinah. Kata sakinah diambil dari akar kata yang terdiri atas huruf sin, kaf dan nun yang mengandung makna ketenangan. Penggunaan kata sakinah dalam pembahasan keluarga pada dasarnya diambil dari ayat Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 21 yaitu:
“dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteriisteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS ArRum : 21) Dalam kalimat surat tersebut terdapat kata “litaskunu ilaiha”yang artinya bahwa Allah Swt menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tentram terhadap yang lain. Dalam bahasa arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Dengan demikian, sakinah merupakan suatu kondisi yang ideal dalam kehidupan keluarga. Apabila kita lihat ayat diatas kata per kata, “wa min aayaatihim” bermaksud bahwa Allah Swt dengan segala kekuasaan-Nya memberitahukan kepada manusia tanda-tanda dari kekuasaan tersebut. Kemudian lebih dijelaskan lagi dengan kata
8
“annkholakum min anfusakum” yang mengandung makna bahwa Allah Swt menciptakan isteri-isteri dari jenis manusia itu sendiri. Hal tersebut merupakan bukti bahwa Allah Swt memerintahkan kita untuk berkeluarga dengan menciptakan isteri bagi kaum laki-laki. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “berwasiatlah kalian dengan kebaikan kepada para wanita (isteri), karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk” (HR Al Bukhari dan Muslim). Berdasarkan pernyataan tersebut sudah jelas bahwa maksud Allah Swt “menciptakan isteri dari jenismu sendiri” adalah wanita yang diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Kaum laki-laki juga diberi tanggung jawab untuk memelihara wanita dengan segala kebaikan. Dalam surat Ar-Rum ayat 21 juga sebutkan bahwa “litaskunu ilaiha wa ja’ala bainakum mawadah warahmah” yang mengandung makna bahwa Allah Swt memberi rasa kasih dan sayang agar merasa nyaman dan tentram dalam menjalani kehidupan khususnya kehidupan keluarga. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian keluarga sakinah berdasarkan surat Ar-Rum ayat 21 adalah suatu ikatan sah yang terjalin antara kaum laki-laki dan perempuan untuk menjalani kehidupan keluarga yang berlandaskan rasa kasih sayang serta dengan dasar ketentraman dan kenyamanan. B. Syarat Tegaknya Keluarga Sakinah Ada beberapa syarat dalam membentuk keluarga sakinah yaitu sebagai berikut. 1. Dalam keluarga harus ada mawaddah dan rahmah. Hal ini selaras dengan AlQur’an Surat Ar-Rum ayat 21 diatas yaitu waja’ala bainakum mawaddah warahmah. 2. Hubungan suami isteri harus didasari oleh saling membutuhkan, seperti pakaian dan pemakainya (hunna libasun lakum wa antum libasunlahunna (QS Al-baqarah: 21)). Dalam pergaulan suami istri, mereka harus memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut, tidak asal benar dan hak (wa’asyiruhinnabil ma’ruf (QS Al Maidah: 4)).
9
3. Rasulullah pernah bersabda “apabila allah menghendaki, maka rumah tangga yang bahagia itu akan diberikan kecenderungan senang mempelajari ilmu-ilmu agama, yang muda-muda menghormati yang tua-tua, hemat dan hidup sederhana, menyadari cacat mereka dan melakukan taubat” (HR Dailami dari Abas RA) Dari hadits tersebut ada 5 syarat yang harus dipenuhi untuk mewujudkan keluarga sakinah yaitu sebagai berikut.
pertama, harus banyak mempelajari ilmu-ilmu agama
kedua, mudah menghormati yang tua dan menyayangi yang muda
ketiga, santun dalam bergaul
keempat, hemat dan hidup sederhana
kelima, menyadari kekurangan diri masing-masing
4. Menurut hadis Nabi yang lain disebutkan bahwa ada empat hal yang menjadi pilar keluarga sakinah, yaitu:
pertama, suami istri yang setia (shalih dan shalihah) kepada pasangannya
kedua, anak-anak yang berbakti kepada orang tuanya
ketiga, lingkungan sosial yang sehat dan harmonis
keempat, murah dan mudah rezekinya
C. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah Beberapa ciri-ciri keluarga sakinah, diantaranya: 1.
Keluarga Berlandaskan Al Qur’an dan Hadits Firman Allah swt. dalam QS. An-Nisa’ ayat 59, artinya: “Kemudian jika kamu selisih faham /pendapat tentang sesuatu, maka kembalilah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasulullah (Sunnah)”. Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa apabila dalam suatu keluarga terdapat perbedaan pendapat atau terdapat konflik antar anggota keluarga maka Allah Swt memerintahkan untuk kembali pada ajaran Al-Qur’an dan Hadits untuk memutuskan suatu perkara.
2.
Keluarga Berasaskan Rasa Kasih Sayang (Mawaddah Warahmah)
10
Rasa kasih sayang sangat diperlukan dalam sebuah keluarga karena dapat mewujudkan suatu masyarakat yang bahagia, saling menghormati, saling mempercayai dan tolong-menolong. Tanpa adanya rasa kasih sayang, kebahagiaan hanya sebuah angan-angan saja. 3.
Mengerti Peraturan Berkeluarga Setiap keluarga pasti memiliki peraturan yang patut dipatuhi oleh setiap anggota keluarganya yang mana seorang istri wajib taat kepada suami dengan tidak keluar rumah melainkan setelah mendapat izin, tidak menyanggah pendapat suami walaupun si istri merasakan dirinya betul selama suami tidak melanggar syariat, dan tidak menceritakan hal rumahtangga kepada orang lain. Anak pula wajib taat kepada kedua orangtuanya selama perintah keduanya tidak bertentangan dengan larangan Allah.
4. Menghormati dan Mengasihi Kedua Ibu Bapak Pasangan yang ingin membina sebuah keluarga sakinah seharusnya tidak menepikan ibu bapak dalam urusan pemilihan jodoh, terutamanya anak lelaki. Anak lelaki perlu mendapat restu kedua ibu bapaknya karena perkawinan tidak akan memutuskan tanggung jawabnya terhadap kedua ibu bapaknya. Selain itu, pasangan juga perlu mengasihi ibu bapak supaya mendapat keberkatan untuk mencapai kebahagiaan dalam berumahtangga. 5. Menjaga Hubungan Kerabat dan Ipar Salah satu tujuan ikatan perkawinan ialah untuk menyambung hubungan keluarga kedua belah pihak termasuk saudara ipar kedua belah pihak dan kerabat-kerabatnya. Karena biasanya masalah seperti perceraian timbul disebabkan kerenggangan hubungan dengan kerabat dan ipar.
11
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Keluarga sejahtera merupakan suatu ikatan perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup baik primer maupun sekunder secara layak serta memiliki keseimbangan dengan lingkungan masyarakatnya. Keluarga sakinah adalah salah satu bentuk keluarga sejahtera dalam perspektif ajaran islam. Ada beberapa faktor dalam pembentukan keluarga yang sejahtera atau sakinah. Faktor tersebut berasal dari faktor internal maupun eksternal. Keluarga juga memiliki banyak fungsi dalam menjalani kehidupannya dalam masyarakat seperti fungsi sosialisasi, pendidikan, ekonomi, biologis, dan lain-lain. Islam menjelaskan keluarga sakinah dalam berbagai surat dan salah satunya surat Ar-Rum ayat 21. Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa untuk menciptakan suatu keluarga yang sakinah harus didasari atas rasa kasih dan sayang (Mawaddah Warahmah). Selain itu, terdapat Hadits Rasul Saw yang memaparkan pilar-pilar dalam terbentuknya keluarga sakinah seperti suami isteri yang salilh dan salihah, anak yang berbakti dan lingkungan yang harmonis. Apabila dalam keluarga sejahtera atau sakinah terdapat suatu perkara maka penyelesaiannya harus sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadits. B. Saran Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna dengan sumber-sumber referensi yang terbatas. Bagi pembaca yang ingin lebih mengetahui mengenai keluarga sejahtera atau keluarga sakinah dapat mencari referensi atau sumber-sumber yang lebih lengkap selain dari makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA Rahardi, Rofiq, Konsep Keluarga Sakinah Dalam Tafsir Al-Misbah, Skripsi Program Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008 Atabik, Ahmad, Dari Konseling Perkawinan Menuju Keluarga “Samara”, Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol. 6 No.1, Kudus, 2015 Huda, Mahmud, Konsep Keluarga Sakinah, Mawaddah, Wa Rahmah dalam perspektif ulama Jombang, Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 1 No. 1, Jombang, 2016 https://rikaarba.wordpress.com/2012/10/21/keluarga-dan-fungsi-keluarga/ http://banjarwangi.com/2015/08/25/konsep-keluarga-sakinah-dalam-islam/
13