“PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN RISIKO PADA PROSES BLASTING DENGAN METODE HIRARC DAN JSA ” (Studi Kasus: PT.Kaltim Prima Coal )
Disusun Oleh : Haris Saputra / 15 522 179
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2019
1. Latar Belakang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi
kelayakan,
konstruksi,
penambangan,
pengolahan
dan
pemurnian,pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang ( UU No 4 Tahun 2009) Kegiatan penambangan merupakan aktivitas yang memiliki resiko yang tinggi. Risiko ini apabila tidak disertain dengan penanganan yang baik maka akan menimbulkan permasalahan terutama masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Masalah K3 yang dapat terjadi pada area pertambangan adalaah potensi tertimpa, kebakaran, ledakan , atau paparan kebisingan yang mengakibatkan pekerja dapat mengalami penurunan daya dengar( Suyono,1995). Salah satu proses penambangan yang memiliki resiko yang besar adalah blasting. Blasting adalah kegiatan penambangan untuk menghancurkan batuan dengan bantuan bahan peledak. Bahaya- bahaya yang dapat terjadi akibat proses blasting adalah, flyrock, peledakan prematur and misfire (Verakis & Lobb, 2001). Contoh kasus pada tahun 2007 terdapat kecelakaan akibat proses blasting di tambang milik PT. Pama Persada Nusantara yang berlokasi di Kab. Balangan Kalimantan Selatan. Peristiwa ini memakan 2 korban jiwa dan 1 luka luka. Proses ini harus diawasi dan dikendalikan dengan baik agar dampak dari resiko yang terdapat dalam proses ini dapat diminimalisir. Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap bahaya-bahaya tersebut maka akan mengakibatkan kecelakaan kerja yang akan merugikan baik karyawan maupun perusahaan.
Dengan melakukan penilaian resiko pada proses blasting dampak dan kemungkinan terjadinya resiko tersebut dapat kita ketahui dan dapat dilakukan langkah- langkah untuk menanggulangi atau mencegah dampak dari resiko tersebut
1.1 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana mengidentifikasi resiko, penilaian resiko yang ada pada proses blasting di PT Kaltim Prima Coal ?
2.
Bagaimana penanganan resiko pada proses blasting di PT. Kaltim Prima Coal?
1.2 Tujuan Penelitian 1.
Mengidentifikasi resiko, penilaian resiko yang ada pada proses blasting di PT Kaltim Prima Coal.
2.
Mendesain usulan penanganan resiko pada proses blasting di PT. Kaltim Prima Coal.
2. Tinjauan Pustaka 2.1 Kajian Induktif Kajian Induktif berisi penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang
telah dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu ini telah dirangkum pada Tabel 2.4 berikut. No
Nama Penulis
1
Tahun
Judul
Hasil
Kiki Rizki Amir Roehan, 2014
Identifikasi
Yuniar, et al
Risiko
Potensi bahaya dengan kategori extreme terdapat pada 4 tempat. Untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja di area batching plant perlu dilakukan inspeksi rutin terhadap peralatan operator, dipakai peredam arus listrik di setiap peralatan listrik, membuat tempat penyimpanan air untuk proses pembuatan adukan socrete, dan mematuhi SOP yang ada.
Kecelakaan Kerja Dengan Metode Hazard Identification And Risk Assessment ( HIRA ) Di Area Batching Plant Pt Xyz
2
Fatmawaty Mallapiang , Ismi Aulia Samosir
2014
Hasil penilaian risiko yang Bahaya Dan dilakukan di Pengendaliannya PT. MUL dengan Dengan Metode menggunakan metode HIRAC (Studi HIRAC yaitu Kasus : Industri Stasiun pencacahan Kelapa Sawit (Digester) dan PT. Manakarra pengempaan Analisis Potensi
No
Nama Penulis
Tahun
Judul
Hasil
Unggul Lestari
(Presser, Stasiun terakhir Nut dan Kernel dengan tingkat risiko M (Moderate Risk) risiko menengah dan H (High Risk) risiko tinggi. Hasil pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan metode HIRAC di PT. MUL yaitu stasiun pencacahan (Digester) dan pengempaan (Presser), Stasiun pemurnian (Clarifier) dan Stasiun terakhir Nut dan Kernel pengendalian yang digunakan adalah Administratif, APD, Eliminasi dan Subtitusi.
(PT. Mul) Pada Stasiun Digester dan Presser, Clarifier, Nut dan Kernel, Mamuju, Sulawesi Barat)
3
Kemas Mohammad Ade
2017
Analisis
Jika risk
Isnaeni, Zulkifli Dahlan,
Pengaruh Risk
asessment
et al
Asessment
dilakukan
(Penilaian
melalui Job
Resiko)
Safety
Terhadap
Analysis dan
Kecelakaan
Standard
Tambang Pada Kegiatan
No
Nama Penulis
Tahun
Judul
Hasil
Penambangan
Operation
Batubara
Procedure ,
(Studi Kasus PT. yang diawali Baturona
dengan
Adimulya)
analisis mendalam terhadap kecelakaan yang terjadi baik cedera berat maupun near miss, maka mampu mencegah secara efektif kecelakaan tambang yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kecelakaan tambang terjadi disebabkan karena faktor kelalaian manusia dan lingkungan yang tidak aman serta manajemen perusahaan yang kurang
No
Nama Penulis
Tahun
Judul
Hasil optimal dalam mengelola aspek K3
4
Hazyiyah Ghaisani, Erwin Dyah Nawawinetu
2014
Identifikasi
Pada penilaian
Bahaya,
risiko
Penilaian Risiko
didapatkan 11
Dan
bahaya dengan
Pengendalian
kategori risiko
Risiko
rendah, 3
Pada Proses
bahaya dengan
Blasting Di PT.
kategori risiko
Cibaliung
sedang, dan
Sumberdaya,
bahaya dengan
Banten
ketegori risiko tinggi tidak ditemukan. Upaya pengendalian risiko yang dilakukan pada proses blasting di PT Cibaliung Sumberdaya terdapat 28 upaya pengendalian yang meliputi 3 jenis atau metode pengendalian yakni melalui metode rekayasa teknik,
No
Nama Penulis
Tahun
Judul
Hasil administratif dan penggunaan APD yang disesuaikan dengan bahaya yang mucul disetiap proses kerja blasting.
2.2 Kajian Deduktif a) Risiko Risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Definisi resiko menurut ISO 31000 adalah segala macam ketidakpastian yang dapat berdampak pada sasaran atau tujuan yang diinginkan. Sasaran yang diinginkan dapat berupa keuangan, kesehatan, penjualan, dll. Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (1978), risiko didefinisikan sebagai; o Kans kerugian – the chance of loss o Kemungkinan kerugian – the possibility of loss o Ketidakpastian – uncertainty o Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan – the dispersion of actual from expected result o Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan – the probability of any outcome different from the one expected
b) Hazard Identification and Risk Assesment Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) merupakan salah satu metode identifikasi kecelakaan kerja dengan penilaian risiko sebagai salah satu poin penting untuk mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (Kiki Rizki Amir Roehan, 2014). Dilakukannya HIRA bertujuan untuk mengidentifikasi potensipotensi bahaya yang terdapat di suatu perusahaan untuk dinilai besarnya peluang terjadinya suatu kecelakaan atau kerugian. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengontrolannya harus dilakukan diseluruh aktifitas perusahaan, termasuk aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan tersebut dilakukan oleh karyawan langsung maupun karyawan kontrak, supplier dan kontraktor, serta aktifitas fasilitas atau personal yang masuk ke dalam tempat kerja. Cara melakukan identifikasi bahaya dengan mengidentifikasi seluruh proses/area yang ada dalam segala kegiatan, mengidentifikasi sebanyak mungkin aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap proses/area yang telah diidentifikasi sebelumnya dan identifikasi K3 dilakukan pada suatu proses kerja baik pada kondisi normal, abnormal, emergency, dan maintenance. c)
Pertambangan
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu bara yangmeliputi peneyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang ( UU No 4 Tahun 2009)
d) Hierarchy control Dalam tahap perencanaan, standar OHSAS 18001 memiliki persyaratan untuk organisasi untuk membangun hirarki kontrol. Selama proses identifikasi bahaya k3, organisasi perlu mengidentifikasi apakah sudah ada kontrol dalam organisasi dan apakah kontrol tersebut memadai untuk identifikasi bahaya. Ketika mendefinisikan kontrol atau membuat perubahan yang sudah ada, organisasi perlu memperhitungkan hierarki kontrol/pengendalian bahaya. Hierarki pengendalian bahaya pada dasarnya berarti prioritas dalam pemilihan dan pelaksanaan pengendalian yang berhubungan dengan bahaya k3. Ada beberapa kelompok kontrol yang dapat dibentuk untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya k3, yakni diantaranya: 1. Eliminasi 2. Substitusi 3. Kontrol Teknik / Perancangan 4. Kontrol Administratif 5. Alat Pelindung Diri.
Setelah dilakukannya penilaian risiko dan diperhitungkan kontrol yang ada, maka baru dapat ditentukan apakah kontrol yang ada memadai, butuh perbaikan, atau diperlukan suatu kontrol baru. Jika kontrol baru atau yang ditingkatkan diperlukan, pilihan mereka harus ditentukan oleh prinsip hirarki kontrol, yaitu, penghapusan bahaya bila memungkinkan, diikuti pada gilirannya dengan pengurangan risiko (baik dengan mengurangi kemungkinan terjadinya atau potensi keparahan cedera atau merugikan), dengan penerapan alat pelindung diri (APD) sebagai pilihan terakhir.
Gambar 1 Hirarki Kontrol Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan pembagian hirarki control sebagai berikut (Ruwanto, 2016) : 1.
Eliminasi
–
memodifikasi
desain
untuk
menghilangkan
bahaya;
misalnya,
memperkenalkan perangkat mengangkat mekanik untuk menghilangkan penanganan bahaya manual; 2.
Subtitusi – pengganti bahan kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem (misalnya, menurunkan kekuatan, ampere, tekanan, suhu, dll);
3.
Kontrol teknik / Perancangan – menginstal sistem ventilasi, mesin penjagaan, interlock, dll .;
4.
Kontrol administratif – tanda-tanda keselamatan, daerah berbahaya tanda, tanda-tanda foto-luminescent, tanda untuk trotoar pejalan kaki, peringatan sirene / lampu, alarm, prosedur keselamatan, inspeksi peralatan, kontrol akses, sistem yang aman, penandaan, dan izin kerja, dll ;
5.
Alat Pelindung Diri (APD) – kacamata safety, perlindungan pendengaran, pelindung wajah, respirator, dan sarung tangan.
Umumnya tiga tingkat pertama adalah paling diinginkan, namun tiga tingkat tersebut tidak selalu
mungkin
untuk
diterapkan.
Dalam
menerapkan
hirarki,
Anda
harus
mempertimbangkan biaya relatif, manfaat pengurangan risiko, dan keandalan dari pilihan yang tersedia. Dalam membangun dan memilih kontrol, masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
Kebutuhan untuk kombinasi kontrol, menggabungkan unsur-unsur dari hirarki di atas (misalnya, perancangan dan kontrol administratif),
Membangun praktik yang baik dalam pengendalian bahaya tertentu yang dipertimbangkan,
beradaptasi
bekerja
untuk
individu
(misalnya,
untuk
memperhitungkan kemampuan mental dan fisik individu),
Mengambil keuntungan dari kemajuan teknis untuk meningkatkan kontrol,
Menggunakan langkah-langkah yang melindungi semua orang (misalnya, dengan memilih kontrol rekayasa yang melindungi semua orang di sekitar bahaya daripada menggunakan Alat Pelindung Diri),
Perilaku manusia dan apakah ukuran kontrol tertentu akan diterima dan dapat dilaksanakan secara efektif,
Tipe dasar kegagalan manusia/human error (misalnya, kegagalan sederhana dari tindakan sering diulang, penyimpangan memori atau perhatian, kurangnya pemahaman atau kesalahan penilaian, dan pelanggaran aturan atau prosedur) dan cara mencegahnya,
Kebutuhan untuk kemungkinan peraturan tanggap darurat bila pengendalian risiko gagal,
Potensi kurangnya pengenalan terhadap tempat kerja, contoh: visitor atau personil kontraktor.
Setelah kontrol telah ditentukan, organisasi dapat memprioritaskan tindakan untuk melaksanakannya. Dalam prioritas tindakan, organisasi harus memperhitungkan potensi pengurangan risiko kontrol direncanakan. Dalam beberapa kasus, perlu untuk memodifikasi aktivitas kerja sampai pengendalian risiko di tempat atau menerapkan pengendalian risiko sementara sampai tindakan yang lebih efektif diselesaikan
3.
Metode Penelitian
3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian yang dilakukan kali ini adalah identifikasi pada proses produksi di PT. Kaltim Prima Coal yang merupakan perusahaan manufaktur. Dimana objek penelitian ini telah disesuaikan dengan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. 3.2 Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari sumbernya. Contoh data primer yang akan diambil adalah mengambil data langsung dari expert atau seorang pegawai dari PT Kaltim Prima Coal. 2.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dan didapat dari sumber lain. Pada penelitian kali ini digunakan data sekunder seperti dokumen perusahaan, buku, dan jurnal. Data sekunder ini berguna untuk mendukung data primier yang ada.
3.3
Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian kali ini, metode penelitian yang penulis gunakan adalah : 1.
Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara melakukan peninjauan langsung terhadap proses bisnis dan data historis PT. Kaltim Prima Coal. 2.
Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah kepada beberapa karyawan PT. Kaltim Prima Coal mengenai proses bisnis dan risiko yang terjadi pada aktivitas produksi. 3.
Kajian Literatur
Kajian literatur merupakan proses pencarian informasi mengenai metode maupun permasalahan yang akan diteliti dari studi kasus melalui sumber seperti buku, jurnal, situs internet, dokumen perusahaan, dan lain-lain.
3.4 Alur Penelitian Tahapan penelitian adalah sebagai berikut : Mulai
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Studi Lapangan
Studi Literatur
Identifikasi Bahaya
Penilaian risiko
Rekomendasi Pengendalian Risiko Hasil Pengendalian Risiko
Kesimpulan & saran
Selesai
Gambar 3.4.1
Penjelasan Alur Penelitian : 1.
Mulai
Peneliti memulai penelitian di PT. Kaltim Prima Coal 2.
Latar Belakang
Peneliti membuat latar belakang mengenai mengapa harus dilakukan penelitian tentang analisis resiko pada proses blasting di PT.Kaltim Prima Coal. Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap masalah – masalah apa saja yang terjadi dan mengidentifikasi data-data yang diperlukan untuk penelitian ini. 3.
Perumusan Masalah
Tahapan ini dilakukan untuk membuat rumusan masalah yang akan dijadikan pertanyaan untuk dijawab di akhir penelitian 4.
Tujuan penelitian
Berguna untuk memberi kejelasan kearah mana ruang lingkup penelitian akan dilakukan. 5.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan dan wawancara terhadap pihak atau karyawan yang terkait pada bidang produksi kertas, serta mengambil data historis yang dimiliki perusahaan jika diizinkan. 6.
Studi Literatur
Pengumpulan informasi mengenai definisi,terori, metode-metode yang membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Pada penelitian ini informasi yang dikumpulkan mengenai Bahaya, Risiko,HIRARC, JSA, Blasting
7.
Studi Lapangan
Melakukan observasi langsung di lapangan yaitu mengamati langsung proses blasting di PT. Kaltim Prima Coal dan melakukan identifikasi potensi bahaya yang terjadi selama proses blasting. Selain melakukan pengamatan peneliti juga melakukan wawancara kepada pihak pihak terkait.
8.
Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya dilakukan dengan untuk mengetahui potensi bahaya dari sistem atau proses. Dalam melakukan identifikasi sumber bahaya dengan memperhatikan kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan risiko bahaya dan jenis kecelakaan yang mungkin terjadi dari pekerjaan yang dilakukan. Dalam melakukan pengidentifikasian bahaya peneliti menggunakan metode Job Hazard Analysis.
9.
Penilaian risiko
Setelah diidentifikasi, langkas selanjutnya adalah melakukan penilaianterhadap resiko. Penilaian resiko adalah metode untuk mengetahui tingkatan resiko dari suatu kegiatan atau proses. Parameter yang digunakan dalam melakukan penilaian resiko adalah probability dan severity. Dimana dua parameter itu nanti akan dikalikan sehingga bisa didapatkan nilai resiko. Lalu nilai resiko yang didapatkan dari tiap aktivitas akan dimasukkan dalam peta resiko sehingga dapat dikategorikan sesuai dengan tingkatan risikonya.
10. Rekomendasi Pengendalian Risiko Setelah melakukan penilaian terhadap resiko yang ada pada proses blasting
diberikan
rekomendasi pengendalian resiko untuk mengurangi dampak atau likelihood dari risk event yang ada.
11. Kesimpulan dan Saran Penarikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan pemberian saran
12. Selesai
Daftar Pustaka
Suyono, J. 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: EGC Verakis, H. C. & Lobb, T. E. (2001). Blasting Accidents in Surface Mines, A Two Decade Summary. In: Proceedings of the 27 Annual Conference on Explosives and Blasting th Technique, Vol I, January 28 - 31, 2001, Cleveland, OH: International Society of Explosives Engineers, pp. 145-152.