INTERPRETASI DATA KLINIK KESALAHAN ANALISA DATA KLINIK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Oleh : Kelompok 1 Agin Delthia S (1301003) Andri Arfaldi (1301005) Fadhilatun K (1301035) Geby Orlance (1301037) Junida Apni (1101045) Kurnia Ulfa H (1301044) Melda Rahmatul K (1301051)
Dosen : Mira Febrina, M.Sc,Pharm,Apt SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU PEKANBARU 2016
LABORATORIUM KLINIK INTERPRETASI DATA KLINIK
Kumpulan informasi pasien berupa info personal dan keluarga, data medis yang di dokumentasikan
Laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Fungsi Pemeriksaan laboratorium Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis Konfirmasi pasti diagnosis Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis Membantu pemantauan pengobatan Menyediakan informasi prognostic atau perjalan penyakit Memantau perkembangan penyakit Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
Interprestasi hasil pemeriksaan laboratoriun oleh apoteker bertujuan:
1. Menilai kesesuaian terapi. 2. Menilai efektivitas terapi. 3. Mendeteksi dan mencegah reaksi obat yang tidak dikehendaki. 4. Menilai kepatuhan penggunaan obat. 5. Mencegah interprestasi yang salah terhadap hasil pemeriksaan
Hasil Data Laboratorium 1. Kualitatif 2. Semi Kuantitatif 3. Kuantitatif
Tanda Positif atau Negatif Titer
Angka
Nilai abnormal suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik. Sebaliknya, nilai normal dapat dianggap tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Oleh karena itu perlu diperhatikan nilai rujukan sesuai kondisi khusus pasien.
Performa Hasil Data Klinik Ketelitian dan keakuratan
Ketelitian merujuk pada reprodusibilitas sebuah metode analisis, sementara keakuratan menunjukkan seberapa dekat nilai yang terukur dengan nilai sesungguhnya.
Performa Hasil Data Klinik Sensitivitas dan spesifitas analitis
Sensitivitas analitis sebuah metode uji merupakan ukuran penentu jumlah minimum analit yang masih terdeteksi oleh metode tersebut, sementara spesifitas analitis terkait dengan kemampuan uji untuk membedakan antara analit yang hendak diukur dan zat-zat yang cenderung mengganggu.
Performa Hasil Data Klinik Jaminan mutu
Staf laboratorium memantau performa uji menggunakan sampel pengawas mutu, untuk menjamin kelayakan metode yang dipakai pada analisis spesimen pasien. Sampel pengawas mutu internal ini diperiksa secara berkala.
Performa Hasil Data Klinik Kisaran rujukan Makin jauh nilai uji dari batas-batas kisaran rujukan, makin jelas menandakan adanya kelainan Ada sedikit tumpang tindih antara keadaan sakit dan nilai normal. Nilai abnormal yang dijumpai pada pasien yang kemudian terbukti tidak mengidap penyakit tersebut dinamakan positif palsu. Sebaliknya hasil nilai normal ditemukan pada pasien yang diketahui mengidap penyakit itu dinamakan negatif palsu.
Kesalahan Pemeriksaan Data Klinik
1. Kesalahan Teknik Terdiri dari : • Kesalahan acak (Random error) • Kesalahan sistematik (Systematic error)
2. Kesalahan non teknik Terdiri dari : • Kesalahan pengambilan sampel (sampling error) • Kesalahan penghitungan dan penulisan (Clerical error)
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu: • Faktor Pra instrumentasi / Pra Analitik : Sebelum dilakukan pemeriksaan • Faktor Instrumentasi / Analitik : Saat pemeriksaan (analisa) sample, • Faktor Pasca Instrumentasi/ Pasca Analitik : Saat penulisan hasil pemeriksaan Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%.
• Persiapan Penderita/ Pasien • Pengambilan Bahan • Penanganan Sampel • Pengiriman Sampel Pra Instrumen/Pra Analitik
Instrumentasi/ Analitik • Pemeriksaan laboratorium penilaian hasil
• Pencatatan Hasil • Pelaporan Hasil • Pengiriman Hasil Paca Instrumentasi/ Pasca Analitik
1. Tahap Pra Analitik Kesalahan pra analitik merupakan kesalahan yang terjadi saat dari pengambilan sampel sampai tiba di laboratorium
1. Tahap Pra Analitik A.
Persiapan Sampel Sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses praanalitik yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti: 1. Latihan fisik 8. Usia 2. Puasa 9. Jenis kelamin 3. Diet 10. Variasi diurnal 4. Stres 11. Pasca transfusi 5. Menstruasi 12. Pasca donasi 6. Kehamilan 13. Pasca operasi 7. Gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif)
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT PERSIAPAN PENDERITA • Persiapan Pasien Secara Umum. • Menghindari obat-obatan sebelum spesimen di ambil • Menghindari aktifitasfisik/olahraga sebelum spesimen di ambil • Memperhatikan efek postur
• Memperhatikan variasi diurnal (perubahan kadar analit sepanjang hari)
Faktor Pasien yang mempengaruhi intrepretasi data klinik 1.
Faktor Diet • Pemeriksaan glukosa darah dan trigliserida. • Pemeriksaan glukosa darah, pasien perlu dipuasakan 10 – 12 jam dan untuk pemeriksaan trigliserida, pasien dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam sebelum pengambilan darah. 2. Obat-Obatan Misalnya : • Diuretik • Tiazid • Kontrasepsi Oral • Morfin
Lanjutan... 3. Merokok • Mengakibatkan peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron dan kortisol. • Perubahan lambat terjadi pada hitung lekosit, lipoprotein, aktifitas beberapa enzim, hormon, vitamin, petanda tumor dan logam berat. 4. Alkohol • Terjadi peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat dan terjadinya asidosis metabolik. • Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas gamma glutamyl transferase (gamma-GT), GOT, GPT, trigliserida, kortisol, dan MCV.
Lanjutan... 5. Trauma • Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan antara lain penurunan kadar substrat maupun aktifitas enzim, termasuk juga hemoglobin, hematokrit dan produksi urine. • Pada tingkat lanjut akan terjadi peningkatan ureum dan kreatinin serta enzim-enzim yang berasal dari otot. 6. Kehamilan Pada saat interpretasi hasil perlu mempertimbangkan masa kehamilan wanita.
7.
8.
Aktifitas fisik Aktifitas fisik dapat menyebabkan terjadinya shift volume antara kompertemen di dalam pembuluh darah dan interstitial, kehilangan cairan karena ke keringan dan perubahan kadar hormone. Akibatnya akan terjadi perbedaan yang besar antara kadar gula darah di arteri dan di vena serta terjadi perubahan konsentrasi gas darah, kadar asam urat, kreativitas dan produksi urin.
Demam Pada waktu demam akan terjadi peningkatan gula darah pada tahap permulaan dengan akibat akan terjadi peningkatan kadar insulin yang akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar gula darah pada tahap lebih lanjut.
9. Umur Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah. Hitung eritrosit dan kadar Hb jauh lebih tinggi pada neonatus dari pada dewasa. 10. Jenis kelamin (gender) • Berbagai kadar dan aktifitas di pengaruhi oleh jenis kelamin. • kadar hormone seks wanita, prolaktin dan kolesterolHDL akan di jumpai lebih tinggi pada wanita dari pada pria
B. Pengambilan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Peralatan Wadah Pengawet Waktu Lokasi Volume Teknik
Lanjutan... B. Pengambilan Bahan Sumber-sumber kesalahan pada pengambilan spesimen darah : • Pemasangan turniquet terlalu lama dapat menyebabkan : – Protein (termasuk enzim) , Ca2+, laktat , fosfat, dan Mg2+ meningkat – pH menurun, hemokonsentrasi – PPT dan APTT mungkin memendek karena pelepasan tromboplastin jaringan ke dalam sirkulasi darah • Pemompaan menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+ meningkat, sedangkan pH menurun
Lanjutan... • Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat menyebabkan : – trombosit dan fibrinogen menurun; PPT dan APTT memanjang – kalium, LDH dan SGPT/ALT meningkat • Pengambilan darah pada jalur infus dapat menyebabkan : – natrium meningkat pada infus saline – kalium meningkat pada infus KCl – glukosa meningkat pada infus dextrose – PPT, APTT memanjang pada infus heparine. – kreatinin, fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit, trombosit, eritrosit menurun pada semua jenis infus
Lanjutan... • Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna atau keterlambatan homogenisasi menyebabkan terbentuknya bekuan darah. • Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan K+, Mg2+, fosfat, aminotransferase, LDH, fosfatase asam total
PENANGANAN SAMPEL
• •
• •
Dalam penanganan spesimen perlu diperhatikan berbagai hal sehingga bahan pemeriksaan memenuhi syarat untuk dapat diperiksa, antara lain: Antara permintaan pemeriksaan dan sampel tidak sesuai, harus diteliti kembali. Antikoagulan yang dipakai tidak sesuai, atau jumlahnya sedikit/terlalu banyak Adanya hemolisis pada saat pengambilan/pemisahan serum. Spesimen keruh/lipemik, perlu ambil/pemisahan ulang.
Lanjutan... • Pemisahan serum yang tidak sempurna, perlu memperhatikan sentrifugasi. • Volume darah/sampel yang sedikit/tidak memadai, sebaiknya jumlahnya cukup. • Seringkali spesimen bukan merupakan daerah yang “dicurigai”, misalnya pada pemeriksaan faeces. • Tempat pengiriman sampel tidak memenuhi syarat (seadanya). • Waktu pengiriman sampel. • Penyimpanan bahan pemeriksaan menyangkut suhu simpan. • Usahakan menggunakan bahan/spesimen yang segar
SPESIMEN YANG TELAH DIAMBIL DARI PASIEN HENDAKLAH DILAKUKAN LANGKAH SEBAGAI BERIKUT
1. Pemberian Identitas 2. Pengolahan
C. Pengiriman Sampel Penundaan terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik dan kimiawi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan, seperti : – Penurunan kadar natrium ( Na+ ), glukosa darah, angka lekosit, angka trombosit. – Perubahan morfologi sel darah pada pemeriksaan mikroskopik – PPT / APTT memanjang. – Peningkatan kadar kalium ( K+ ), phosphate, LDH, SGPT. – Lisisnya sel pada sample LCS, transudat, eksudat. – Perkembangbiakan bakteri
PENGIRIMAN SAMPEL • Persyaratan pengiriman spesimen antara lain: • Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen. • Tidak terkena sinar matahari langsung • Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk pemberian label yang bertuliskan “Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau “Bahan Pemeriksaan Berbahaya”. • Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.
2. Pengertian Tahap Analitik • Tahap analitik adalah tahap dalam pemeriksaan spesimen, dimana spesimen di analisa/ diperiksa menggunakan suatu
instrument atau metode tertentu. • Kesalahan biasanya terjadi selama proses pengukuran dan disebabkan kesalahan acak atau kesalahan sistematis mencakup pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji kualitas reagen.
2. Tahap Analitik Kebanyakan masalah analitis disebabkan oleh kesalahan operator, tidak terkait dengan teknologi uji. Ada banyak jenis uji yang di rancang untuk penggunaan diluar laboratorium, tetapi keakuratannya tidak terjamin. Masalah analitis paling sering terjadi akibat kesalahan :
1. Kalibrasi alat 2. Cara membersihkan alat 3. Penggunaan bahan pengawas mutu 4. Cara penyimpanan reagen atau kertas uji
Lanjutan... Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bersih, kering Tidak mengandung deterjen atau bahan kimia Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen Sekali pakai buang (disposable) Steril (terutama untuk kultur kuman) Tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume spesimen
3. TAHAP PASCA ANALITIK • PENGERTIAN PASCA ANALITIK Tahap pasca analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang berupa lembar hasil pemeriksaan laboratorium. Tahap pasca analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benarbenar valid atau dapat dipertanggung jawabkan
3. Tahap Pasca Analitik A. Pencatatan Hasil
Ketelitian
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketelitian yaitu : alat, metode pemeriksaan, volume/kadar bahan yang diperiksa, waktu pengulangan dan tenaga pemeriksa.
Ketepatan
• Ketepatan pemeriksaan terutama dipengaruhi oleh spesifisitas metode pemeriksaan dan kualitas larutan standar.
Lanjutan... B. Kesalahan Intrepretasi Data Klinik Kesesuaian uji dengan faktor-faktor umum harus diperhatikan. Jika sebuah uji dikerjakan pada kelompok usia/ jenis kelamin yang tidak tepat atau pada waktu (hari, bulan) yang salah, hasilnya dapat tidak bermakna secara klinis.
Jika hasil uji tampak bertentangan dengan situasi klinis, harus dipikirkan kemungkinan adanya kontaminasi penganggu (misalnya, detergen dalam wadah urin), atau reaktivitas silang uji dengan lebih dari satu analit (misalnya, hemoglobin dan mioglobin).
Menurut Charles (2007), kegiatan tahap pasca analitik di laboratorium antara lain: 1.
Rekaman Analisis (Catatan Pengujian = CP) Rekaman analisis atau catatan pengujian adalah rekaman orisinil pengujian yang direkam oleh personel penguji. • Suatu rekaman analisis minimal merekam informasi hasil pemeriksaan. • Jadi, catatan pengujian adalah penghubung utama antara pekerjaan analitik itu sendiri dan informasi yang disajikan kepada pasien dalam laporan hasil uji akhir
2. Pelaporan Hasil Pengujian Suatu laboratorium, yang terpenting dalam melayani pasien adalah cara pelaporan hasil uji yang perlu disetujui lebih dulu.
3. Pengiriman Hasil Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi, kimia klinik, imunoserologi, urinalisis dan parameter lainnya sesuai dengan permintaan dicatat dan dilaporkan dalam bentuk blanko hasil pemeriksaan yang terpisah dan ditanda tangani oleh penanggung jawab laboratorium atau petugas laboratorium yang memeriksa
Kesalahan-Kesalahan Tahap Pasca Analitik • Menurut Charles (2007), jika suatu proses pasca analitik digunakan secara rutin, kesalahan yang timbul dapat diatasi dan digolongkan sebagai berikut: 1) Kesalahan Perhitungan Meliputi perhitungan dan pemindahan data tidak dicek ulang oleh personel lain, kesalahan rumus dalam prosedur atau instruksi kerja, satuan yang tidak benar, kesalahan pembulatan, mengabaikan penggunaan data estimasi ketidakpastian pengukuran yang tertera pada sertifikat kalibrasi alat yang digunakan, mengabaikan penggunaan faktor pengenceran atau menggunakan faktor pengenceran yang tidak benar, tidak memahami komponen ketidakpastian dalam perhitungan, dan ketidakpastian pengukuran dalam suatu pengujian).
2)
Kesalahan dalam pelaporan hasil (informasi yang kurang dalam laporan hasil, salah penulisan hasil pemeriksaan, tidak ada tanda tangan personel yang berwenang, interpretasi yang tidak sesuai tentang hasil pemeriksaan, dan salah alamat penerimaan hasil pemeriksaan).