Laporan Praktikum Ii Sdk Arsad.docx

  • Uploaded by: Arsad
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Ii Sdk Arsad.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,315
  • Pages: 7
LAPORAN PRAKTIKUM I SIFAT DASAR KAYU “Sifat Makroskopis”

OLEH : ARSAD M1A118092 KELOMPOK 1

JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2019

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Kayu adalah bagian batang atau cabang serta tumbuhan yang mengeras karena mengalami lighnifikasi(pengayuan).Kayu di gunakan untuk berbagai keperluan,muli darimemasak membuat perabot(meja,kursi)bahan bangunan(pintu,jendela,rangka atap)bahan kertas,dan banyak lagi kayu juga bermanfaat sebagai hiasan-hiasan ruamah tangga dan sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah di sebut akumulasi dan pada dinding sel sebagai jaringan di batang Tumbuhan berkayu dapat di golongkan berdasarkan ada tidaknya porsi pada tumbuhan tersebut yaitu kayu daun lebar dan kayu daun jarum.Istilah hardwood dan softwood ini tidak menginterpretasi secara langsung kekuatan dari kayu tersebut.Bukan berrarti harfood mempunyai/merupakan jenis kayu yang kuat dan bukan pula softwood jenis kayu yang lunak.Golongan tumbuhan yang termaksud kayu daun jarum adalah gymnospermae,yakni tumbuhan berbiji terbuka(conifer)biasanya di cirikan dengan warna daunnya selalu hijau bentuk tajuknya yang mengerucut serta betuk batang yang simetris,sedangkan golongan tumbuhan yang termaksud kayu daun lebar adalah anggyospermae yakni tumbuhan berbiji tertutup,biasanya di arahkan dengan bentuk tajuk yang melebar dan banyaknya cabang-cabang pohon. Kayu memiliki ciri mikrokopis dan makrokopis ciri makrokopis kayu adalah ciri kayu yang dapat di lihat langsung secara kasat mata atau dengan bantuan lup pada bidang anios tropiknya.Ciri makropis kayu yang diikuti bau,warna,tekstur,kilap dan lain-lain.Ciri makrokopis kayu adalah ari kayu yang hanya dapat di ketahui dengan bantuan mikroskop saja yang meliputi susunan pori parenkim dan saluran resin.Untuk dapat memperoleh ciri mikrokpis kayu,makan kayu harus di sayat.

Metode pengenalan kayu secara praktis adalah suatu metode pengenalan kayu berdasarkan sifat-sifat struktur anatominya.Struktur anatomi suatu jenis kayu adalah merupakan sifat yang objektif yang secara konstan terdaopat di dalam kayu.Sifat sifat objektk kayu sudah jela di lihat dan di amati hanya dengan mata telanjang atau di bantu dengan lup(biasanya mempunyai besaran sepuluh kali) di sebut sifat makrokopis sau.

I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Pengertian Hutan adalah kumpulan dari vegetasi tumbuh-tumbuhan yang di dominasi oleh pohon-pohonan yang terbentang pada suatu areal yang cukup luas dan mampu menciptakan suatu iklim tertentu yang berbeda dengan areal di sekitarnya.Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, yang dimaksud dengan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.Menurut Dengler, Pengertian / definisi hutan adalah suatu kumpulan atau juga asosiasi pohon-pohon yang cukup rapat serta juga menutup areal yang cukup luas sehingga akan bisa membentuk suatu iklim mikro yang kondisi ekologis yang khas dan juga berbeda dengan areal luarnya (Anonimous 1997). Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.Beberapa jenis kayu dipilih karena bersifat kedap air, isolator, dan mudah dibentuk. Sejarah KayuTumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga 400 juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi untuk membuat rumah dan senjata serta sebagai bahan baku industri (misal pengemasan dan kertas). Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca pada masa pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan.Bagian-bagian Kayu Cincin pertumbuhan Cincin pertumbuhan atau juga disebut lingkaran tumbuh adalah gambar pola-pola konsentrik pada penampang melintang kayu. Terbentuknya cincin pertumbuhan kayu ini adalah karena terjadinya perbedaan musim yang dialami oleh pohon tersebut. Pada satu tahun pohon akan mengalami periode dengan pertumbuhan cepat dan periode dengan pertumbuhan yang lambat, dan itu mempengaruhi pertumbuhan diameter batang pohon. Diameter yang bertumbuh cepat, lalu melambat, akan membentuk cincin satu tahun, dan seterusnya.Bagian paling tengah dari cincin pertumbuhan kayu merupakan tahap hidup awal dari sebuah pohon yang masih mengalami pertumbuhan relatif lebih cepat, sehingga massa jenisnya lebih rendah dibandingkan dengan bagian kayu dari cincin pertumbuhan yang dekat dengan kulit terluarnya.Bagian-bagian kayu yaitu : Mata kayu Mata kayu atau knot adalah bagian dari kayu yang merupakan dasar dari percabangan atau kuncup yang dorman.

Kayu teras Kayu teras (disebut juga heartwood, duramen adalah kayu yang terbentuk lebih awal pada suatu pohon dan telah mati dan terletak di bagian dalam dari sebuah kayu. Kayu teras tidak memiliki pembuluh yang berfungsi lagi. Kayu teras sebelumnya adalah kayu gubal (bagian dari kayu yang masih hidup) yang mengalami penumpukan mineral. Keberadaan mineral ini menjadikan kayu teras cenderung lebih keras dibandingkan kayu gubal. Seiring dengan pertumbuhan kayu, diameter batang melebar, saluran pembuluh baru terbentuk dekat dengan tepi luar, dan saluran pembuluh yang lebih dalam perlahan mati. Meski dikatakan telah mati, kayu teras masih menanggapi respon terhadap organisme yang menyerang kayu, meski hanya sekali.[6] Biasanya kayu teras dapat dibedakan dengan kayu gubal secara visual. Namun tidak semua tumbuhan menghasilkan kayu teras.Kayu teras bukanlah komponen terpenting dari sebuah pohon, karena pohon yang sudah berusia terlalu tua, bagian kayu terasnya dapat saja sudah membusuk namun pohon tersebut masih tetap hidup Kayu gubal Kayu gubal (disebut juga sapwood, alburnum) adalah bagian dari kayu yang dekat dengan tepi luar dan masih hidup. Semua kayu pada awalnya adalah kayu gubal hingga ia mati dan membentuk kayu teras. Kayu gubal mengandung pembuluh yang menghantarkan air dari akar ke daun dan juga untuk menyimpan air. Semakin banyak jumlah daun, semakin besar volume kayu gubal. Kayu gubal lebih tebal di batang bagian atas, namun secara volume sama dengan batang bagian bawah. Kayu keras dan kayu lunak ada kaitan yang erat antara sifat-sifat kayu dengan sifat jenis pohon yang menghasilkannya. Kerapatan (densitas) kayu bervariasi menurut spesiesnya dan menentukan kekuatan kayu tersebut. Kayu mahoni dan jati, misalnya, memiliki kerapatan sedang hingga tinggi, sehingga baik untuk diolah sebagai furniture dan kayu konstruksi. Akan tetapi kayu dadap dan kapuk kerapatannya rendah, sehingga hanya layak untuk membuat begisting atau penggunaan lain yang tidak memerlukan banyak kekuatan. Namun, pengertian ‘kayu keras’ dan ‘kayu lunak’ dalam bahasa Inggris (yakni hardwood dan softwood, berturut-turut) lebih terkait dengan kelompok tumbuhan yang menghasilkannya. Hardwood dihasilkan oleh jenis-jenis pohon berdaun lebar (kelompok dikotil), sedangkan softwood dihasilkan oleh pohon-pohon berdaun jarum (konifer). Dalam kenyataannya, jenis-jenis ‘kayu keras’ tertentu, yang memiliki kerapatan rendah, bisa jadi lebih lunak daripada beberapa jenis ‘kayu lunak’ berkerapatan tinggi.

1.2 Tujuan praktikum Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu : 1. untuk mengetahui sifat-sifat makroskopis kayu seperti warna,kilap,tekstur,arah serat,jari-jari,pori dan untuk pembandingan berat antara satu jenis kayu dengan jenis kayu lainnya. 2. Untuk mengetahui pori dan prenkim yang dimiliki oleh kayu yang di amati baik kayu dau jarum maupun kayu daun lebar serta pada kelompok monokotil 3. Untuk mengetahui jumlah pori dan jari-jari,mengetahui diameter pori-pori,jumlah berbagai jenis susunan pori serta tinggi dan diameter jari-jari dalalm luasan 1 m.

1.3 Manfaat praktikum Adapun manfaat dari praktikum ini, yaitu : 1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara untuk mengamati sifatsifat makroskopis kayu serta untuk membandingkan praktikum 2. Pratikum dapat menggetahui cara untuk mengidentifikasi pori berdasarkan hidup sebaran dan susunannya serta parenkimnya. Juga untuk membandingkan kenyataan yang diperoleh dalam pratikum dengan teor 3. Pratikum ini dapat mengetahui jumlah pori dan jari-jari,menggetahui diameter jari-jari dalam suatu sampel

III METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu 30 maret 2019 pukul 15:30 sampai selesai di laboratorium Kehutanan Universitas halu oleo. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini yaitu, potongan kayu, cutter(pisau tajam), kertas, dan alat tulis

3.3 Prosedur Kerja Prosedur kerja dalam praktikum ini sebagai berikut : 1. Menyiapkan potongan kayu yang akan diamati 2. Mengamati sifat makroskopisnya secara langsung untuk kilap, warna kayu, 3. 4. 5. 6.

serat,tekstur jari-jari dan berat Mengamati sebaran pori dengan bantuan lup Untuk mengamati kekerasan padfa kayu dgunakan kuku dan cutter Mencatat hasil pengamatan yang telah dilakukan Menggambarkan pori dan jari-jari dari kayu yang diamati

Related Documents


More Documents from "ratrih"