A. Pengertian Keluarga Baru Pasangan Baru adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melaui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga masing. Pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu keluarga baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut tahap pernikahan. Pasangan yang baru menikah, saat ini membuat porsi rumah tangga menjadi lebih kecil daripada beberapa decade sebelumnya. Jumlah rumah tangga pasangan baru adalah 45 juta pada tahun1970, dan pada tahun 2000 jumlah rumah tangga pasangan baru meningkat sebesar 55 juta, sebenarnya peningkatan tersebut jauh lebih lambat daripada semua tipe rumah tangga lainnya. Proporsi keluarga pasangan baru yang memiliki anak telah menurun dari 87% pada tahun 1970 menjadi 69% pada tahun 2000. Kelompok pasangan baru kini lebih cenderung tinggal di daerah pedesaan, dirumah mereka sendiri, dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Mereka tidak mungkin tidak berkerja jika dibandingka dengan semua kelompok keluarga lainnya. B. Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahapan 1. Membentuk Pernikahan Yang Memuaskan Bagi Kedua Belah Pihak Pada saat kedua orang menyatu dalam sebuah pernikahan, perhatian pertama mereka adalah mempersiapkan tipe baru dalam kehidupan bersama. Sumber dari dua orang digabungkan peran mereka berubah dan mereka menanggung fungsi yang baru. Belajar untuk hidup bersama sementara menyediaakan kebutuhan dasar lain dari masing-masing kebutuhan pribadi menjadi tugas perkembangan yang sangat penting. Pasangan harus saling mengakomodasi dalam banyak cara. Misalnya, mereka harus mengembangkan jadwal rutinitas makan, tidur, bangun dipagi hari, membersihkan rumah, membagi kamar tidur, melakukan rekreasi. Dan pergi ke tempat yang mereka sukai. Dalam proses akomodasi bersama ini,serangkaian pola transaksi dibentuk dan kemudia dipertahankan oleh pasangan, dengan setiap pasangan memicu dengan memantau perilaku pasangan lainnya. Membentuk hubungan yang sukses tergantung pada akomodasi mutual yang baru saja didiskusikan dan berdasarkan sifat yang saling melengkapi, atau bersama-sama menyesuaikan kebutuhan dan minat pasangannya. Sama pentingnya bahwa perbedaan individual juga harus diketahui. Dalam hubungan yang sehat, perbedaan dilihat untuk memperkaya
hubungan
pernikahan.
Mencapai
hubungan
yang
memusaskan
bergantung pada perkembangan cara yang memuaskan untuk menangani “perbedaan” dan konflik. Cara sehat untuk mengatasi masalah hubungan dengan kemampuan pasangan untuk bersikap empati, saling mendukung, mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur, serta melaukan pendekatan terhadap konflik dengan perasaan saling 2. 3. 4. 5. 6. 7.
menghargai. Membina hubungan intim yang memuaskan Menetapkan tujuan bersama Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB Persiapan menjadi orang tua Memahami prenatal cara (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua )
C. Masalah Kesehatan Keluarga Baru 1. Tidak Cukup Seks Sebanyak 60% pasangan baru menikah yang mengikuti survey mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyak ialah kesibukan. Coba untuk menginisiasikan acara berhubungan intin dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. 2. Tidak Menjaga Tubuh Biasanya orang-orang baru menikah akan terlihat makmur, dalam hal berat badan. Entah mengapa ini selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau mkan dimalam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga pada pagi hari jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. 3. Belum terbiasa dengan kehidupan baru dan lingkungan nya akan mengakibatkan ketidakmampuan menjali kehidupan berumah tangga yang baru dan ditakutkan saat memiliki seorang anak tidak dapat merawat anak tersebut
D. Fungsi Perawat Dalam Keluarga Baru 1. Memberitahukan Tentang Macam-macam Kontrasepsi Pengkajian dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metode apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenis/metosde, perawat dapat menanyakan alasan penggunaan metode tesebut. Pertanyaan-pertanyaan ini akan
mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang di gunakan. 2. Memberitahukan Pengetahuan Teknik Penggunaan Metode Kontrasepsi Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai diafrgama, kapan dandimana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadi kehamilan yang tidak direncanakan 3. Penyuluhan konseling prenatal
PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU/KELUARGA BARU Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga Dosen Pengajar : Ns. Siti Makaromah, M.Kep
Disusun Oleh Kelompok 1 Abdul Holik Sanjaya
16.0353.688.01
Bahtari Apriliani M
16.0359.694.01
Ellen Retno Sari
16.0367.702.01
Irena Christine
16.0379.714.01
Murniati Mappeabang
16.0394.729.01
Nur Khairina F
16.0403.738.01
Pormawan Rizki R
16.0406.741.01
Sinta Yendi
16.0419.754.01
STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019
DAFTAR PUSTAKA Vicky R. Bowden, Elaine G. Jones. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Edisi 5. Jakarta: EGC Ratmawati Emmelia. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : PT. PUSTAKA BARU Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Diponegoro: Pustaka As Salam