Psikologi Keluarga - keluarga dan anak remaja -
Disusun oleh: Amelia P. Maharani 1606914870 Devie S. Savira 1606825335 Ellysabeth D. Ayuni 1606914744 Gabriela Atalie 1606915242 Suci Ramadhanty S 1606823941 Zakia V. Balqis 1606892182 2
● Teori ○ Implementasi Teori Bronfenbrenner pada Remaja ○ Perubahan Fisik Outline ○ Perubahan Kognitif pembahasan ○ Perubahan Psikososial ○ Parenting Style ● Permasalahan ○ Jurnal : Remaja dengan Compulsive Internet Use ○ Jurnal : Risky Sexual Behavior Remaja ○ Jurnal : Remaja dengan Juvenile Delinquency ● Analisis Permasalahan + Solusi ● Kesimpulan
TEORI
Implementasi Teori Bronfenbrenner pada Remaja Mikrosistem Orang tua, keluarga, sekolah, teman Mesosistem Interaksi antara komponen mikrosistem (keluarga, sekolah, neighborhood)
Makrosistem Ideologi, budaya
Eksosistem Pekerjaan orang tua, keuangan keluarga, media massa
Perubahan Fisik Pubertas
● ●
Matangnya organ-organ reproduksi pada manusia. Perubahan fisik seperti tumbuhnya rambut-rambut halus di area kemaluan dan ketiak, berjerawat, dan penambahan produksi minyak pada wajah
jakun, dada bidang, suara yang lebih berat, dan mimpi basah
pertumbuhan pada ovarium, dan uterus. mengalami menstruasi
payudara, Perempuan
Perubahan Kognitif Piaget’s formal operation stage, dapat berpikir abstrak
Kecenderungan untuk terlibat dalam perilaku beresiko (risky behavior)
Melihat masalah dari perspektif orang lain (empati)
Mampu menyelesaikan masalah sosial dalam hubungan interpersonal
Membuat keputusan berdasarkan emosi karena amygdala mature sebelum prefrontal cortex
Perubahan Psikososial Erikson’s Identity vs Identity Confusion
Identity = gambaran yang bersifat koheren mengenai diri (the self), yang mencakup tujuan, nilai, kepercayaan yang terhadapnya individu tsb telah berkomitmen
Sexual orientation dan sexual identity
Sexual orientation: fokus dari ketertarikan seksual, romantis dan afeksi seorang individu (bisa homosexual, heterosexual atau bisexual)
Perilaku antisosial dan kenakalan remaja
Early onset, muncul pada masa awal remaja dan berlanjut menjadi semakin kronis. Late onset, terjadi setelah puberty dan hanya temporary karena perubahan dalam masa remaja.
Hubungan dengan keluarga dan teman
Menghabiskan banyak waktu dengan peer dan tidak dengan keluarga, namun orang tua masih berperan menjadi secure base. Dipengaruhi oleh parenting style.
Parenting Style Authoritative
Menghargai anak untuk memberikan pendapat, mengajak untuk membuat keputusan bersama.
Authoritarian
Tidak menerima pendapat yang diberikan oleh anak, kurang mengapresiasi prestasi anak namun akan memberikan hukuman apabila melakukan suatu kesalahan.
Neglectful (Uninvolved Parenting)
Permissive
Orang tua sangat tidak terlibat dengan kehidupan anak, atau bisa dikatakan cuek. Orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak. Sangat kurang dalam memberi aturan, sehingga selalu mengikuti kemauan anak. Hal ini bisa menyebabkan anak menganggap dirinya raja dan harus selalu dituruti.
Source : Papalia. 2014. Experiece Human Development
Parenting Style
PERMASALAHAN
Compulsive Internet Use Among Adolescents: Bidirectional Parent–Child Relationships ❖ Author
: Regina J. J. M. van den Eijnden, Renske Spijkerman, Ad A. Vermulst, Tony J. van Rooij, and Rutger C. M. E. Engels
❖ Tahun
: 2010
❖ Sampel
: Penelitian dilakukan di Belanda dengan 4.483 murid elementary dan
Secondary School (Usia 10-16 th) sebagai partisipan. ❖ Hasil
: Pengkomunikasian secara lisan yang baik tentang penggunaan internet
merupakan alat yang menjanjikan bagi orang tua untuk mencegah anak remaja mereka mengembangkan CIU. Selain itu, reaksi orangtua terhadap penggunaan internet yang berlebihan dan pengaturan orang tua terhadap konten penggunaan internet remaja dapat membantu mencegah CIU. Akan tetapi, pengaturan ketat tentang waktu penggunaan internet ternyata dapat meningkatkan kecenderungan CIU untuk berkembang pada remaja.
CIU di kalangan remaja mengurangi frekuensi komunikasi orang tua tentang penggunaan internet.
Unwanted Online Sexual Solicitation and Risky Sexual Online Behavior Across the Lifespan ❖ Author
: Susanne E. Baumgartner, Patti M. Valkenburg, Jochen Peter.
❖ Tahun
: 2012
❖ Hasil
: Perilaku remaja dalam berinternet menjadi concern utama
karena remaja rentan menjadi korban perilaku sexual online yang tidak diinginkan (unwanted online sexual behavior). Hasil menunjukkan bahwa remaja lebih berisiko menjadi korban dari rayuan melakukan perilaku sexual online dibandingkan dewasa. Wanita lebih mudah terbujuk dibandingkan pria, namun wanita lebih sedikit mengambil resiko dalam perilaku sexual online. Meskipun remaja tidak lebih sedikit dalam mengetahui resiko dan keuntungan dari perilaku seksual online, tetapi remaja tetap paling banyak terbujuk dalam perilaku
tersebut.
Hubungan antara Kekerasan Emosional pada Anak terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja ❖ Author
: Nindya P. N. dan Margaretha R.
❖ Tahun
: 2012
❖ Sampel
: Penelitian dilakukan di Indonesia dengan 150 pelajar Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA) di kelurahan Mojo, Surabaya.
❖ Hasil:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
kekerasan emosional yang terjadi pada anak dengan kecenderungan kenakalan remaja pada anak yang menjadi korban kekerasan emosional tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kekerasan emosional yang terjadi pada anak dengan kecenderungan kenakalan remaja pada anak yang menjadi korban kekerasan emosional tersebut. Penelitian dilakukan pada 150 pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di kelurahan Mojo, Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekerasan emosional berkorelasi dengan kecenderungan kenakalan remaja.
ANALISIS MASALAH DAN SOLUSI
Remaja dengan Kecanduan Internet Preoccupation (keasikan) thd objek
Kecanduan?
Melakukan perilaku candu secara terus-menerus walaupun mendapat konsekuensi yang berbahaya
(Korpa & Papadopoulou, 2013).
Tidak memiliki kontrol perilaku (loss of control)
Secara terus-menerus menggunakan internet Emosi tidak menyenangkan ketika tidak menggunakan internet
ANALISIS MASALAH Menggunakan internet telah menjadi salah satu yang paling populer kegiatan waktu luang di kalangan remaja.
Untuk melepaskan diri dari perasaan negatif Penggunaan internet mendominasi kognisi dan perilaku Penggunaan internet yang mengakibatkan konflik dengan orang lain atau konflik diri (Meerkerk et al. 2009).
SOLUSI ﹡ Dijelaskan oleh teori Bronfenbrenner (dalam Pratiwi, 2017) bahwa pengaruh lingkungan sangat penting terhadap perkembangan remaja, serta media khususnya internet telah menjadi bagian mikrosistem dalam kehidupan remaja. ﹡ Menurut Livingstone dan Helsper (dalam Pratiwi, 2017), mediasi orangtua terdiri dari tiga dimensi yaitu: 1. Mediasi aktif (active mediation) merupakan komunikasi aktif antara orangtua-anak dalam penggunaan media; 2. Mediasi membatasi (restrictive mediation) komunikasi orangtuaanak berkaitan dengan aturan-aturan; dan 3. Co-using, memonitor/memantau aktivitas penggunaan media atau internet anak tanpa komunikasi verbal.
Remaja dan Sexual Behavior ANALISIS MASALAH 1. 2. 3.
SOLUSI
Remaja → pengguna Authoritative Parenting internet terbesar. 1. Diharapkan orang tua Sexual orientation dan memiliki pengetahuan yang Sexual identity. cukup mendalam tentang Remaja menghabiskan seksual; banyak waktu dengan peer. 2. Menyediakan waktu yang cukup, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.
Remaja dengan Juvenile Delinquency ANALISIS MASALAH
●
●
● ●
Emosi, judgement, organisasi perilaku, dan kontrol diri yang masih fluktuatif Sensitif terhadap stimulus emosional karena menghabiskan lebih banyak waktu bersama peer Masa pencarian identitas Faktor resiko lainnya: peer influence dan lingkungan sekolah
SOLUSI Positive Parenting Program Lv. 5: intervensi yang dilakukan oleh staff kesehatan dan kesejahteraan mental untuk menambah pengetahuan orangtua tentang parenting skill, mood and anger management, stress coping skills dan partner support skills Authoritative Parenting: membimbing, mengawasi, brainstorming, memberi konsekuensi yang tepat atas perilaku anak.
Triple P (Teens) - Positive Parenting Program
Prinsip Positive Parenting 1. Lingkungan yang aman dan mengikat 2. Lingkungan belajar yang positif 3. Disiplin yang asertif 4. Harapan yang realistis 5. Perawatan diri orang tua (Sanders, 2008)
KESIMPULAN
Hal positif yang dapat dilihat dari keluarga dengan remaja, diantaranya: Banyak Teman
Pengalaman Baru
Mampu Berpikir Secara Dewasa
Contoh: Remaja dapat membantu usaha orang tua.
Contoh: Remaja lebih banyak tahu dibanding orang tua.
Contoh: Remaja dapat dijadikan tempat curhat.
Dalam penggunaan Instagram/ aplikasi teknologi, remaja lain dapat dijadikan bisa memberi tahu wadah bisnis untuk cara memulai usahanya. penggunaannya.
Ketika orang tua minta diberi saran, remaja mampu mengeluarkan argumen berdasarkan sudut pandangnya.
REFERENSI
Baumgartner, S. E., Valkenburg, P. M., & Peter, J. (2010). Unwanted online sexual solicitation and risky sexual online behavior across the lifespan. Journal of Applied Developmental Psychology, 31(6), 439–447.doi:10.1016/j.appdev.2010.07.005 Eijnden, R., Spijkerman, R., Vermulst, A., Rooij, T., & Engels, R. (2010). Compulsive internet use
among adolescents: Bidirectional parent-child relationships. Journal of Abnormal Child Psychology, 38(1), 77-89. Korpa, T.N., & Papadopoulou, P.V. (2013). Clinical signs and symptoms of addiction behaviors. Int J
Child Adolesc Health, 6(4), 369-376. Meerkerk, G. J., Van den Eijnden, R. J. J. M., Vermulst, A. A., & Garretsen, H. (2009). The compulsive internet use scale (CIUS), Some psychometric properties. CyberPsychology &
Behavior, 12 (1), 1–6 Nindya, P. N., & Margaretha, R. (2012). Hubungan antara kekerasan emosional pada anak terhadap kecenderungan kenakalan remaja. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 1(02), 1-9.
Papalia, D. E., & Martorell, G. (2014). Experience human development (13th ed).
New York: McGraw-Hill Education Pratiwi, R. (2017). Peran dan Mediasi Orangtua Terhadap Kecanduan Internet Pada Remaja.
Diakses
pada
2
Maret
2019
dari
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Penelitia nDetail&act=view&typ=html&buku_id=128159&obyek_id=4
Sanders, M. R. (2008). Triple P-positive parenting program as a public health approach to strengthening parenting. Journal of Family Psychology, 22(4), 506517.
Thanks! Any questions?
28