Perilaku Konsumen.docx

  • Uploaded by: Rivsal Fredy
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perilaku Konsumen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,321
  • Pages: 6
PERILAKU KONSUMEN 1. Komponen yang mempengaruhi persepsi seseorang 

Komponen Inderawi Rangsangan yang diterima oleh pancaindera dapat mempengaruhi persepsi sesorang terhadap suatu produk, rangsangan tersebut ditangkap lalu diolah sesuai dengan apa yang kita rasakan. 

Bau : zat yang kita rasakan lewat indera penciuman, dimana menjadi sangat penting untuk produk-produk seperti parfum.

-

Contoh : Penawaran produk-produk parfum yang sangat beragam, hingga berbagai macam, menjadikan perusahaan kosmetik mengeluarkan inovasi baru, saya menjumpai inovasi yang dilakukan “Oriflame Cosmetics” yaitu dengan menciptakan buku yang berisi gambar berbagai macam parfum, yang disertai kertas yang jika digosok mengeluarkan bau yang sesuai parfum yang tersedia di buku. Tentu memudahkan konsumen seperti saya, tidak perlu jauh-jauh hanya sekadar mencoba. Setelah mengetahui bau parfum yang ada, saya dapat menilai kualitas parfum tersebut, lalu dapat memutuskan membeli atau tidak.



Warna : memanfaatkan indera pengelihatan, dengan mengolah rangsangan yang diterima menjadi persepsi.

-

Contoh : Kebanyakan orang dalam menentukan barang yang ingin dibeli adalah dengan memilih brand terkenal atau yang disukai, namun tidak dengan saya, saya mungkin hanya menjadi bagian dari minoritas orang yang membeli barang hanya melalui warna, apalagi warna tersebut adalah warna kesukaan saya. Pernah terjadi saat saya berusia 8 tahun, saya sangat menginginkan sebuah sepeda, saya menabung kira-kira hingga umur 10 tahun untuk membeli sepeda, disaat ingin membeli sepeda yang sangat di idam-idamkan yaitu wimcycle tibatiba dalam sekejap berubah pikiran karena ada sepeda warna merah paduan kuning yang menarik minat dan hati saya, dengan semudah itu saya akhirnya membeli sepeda tersebut padahal pabrikannya belum ternama.



Komponen Struktural Beberapa faktor struktural yang menjadi bagian dari komunikasi pemasaran dapat mempengaruhi persepsi. 

Ukuran : ukuran yang diciptakan sebuah produk jika semakin besar ukurannya, maka semakin besar minat untuk diperhatikan.

-

Contoh : Iklan kartu “Indosat Oreedo” sering kali tak pernah menarik perhatian saya, iklan tersebut sering muncul di aplikasi Spotify, dimana aplikasi tersebut hampir setiap hari saya pakai, namun saya tak peduli dan lebih suka skip atau beli akun premium untuk menghilangkannya. Pampangan besar di jalan raya berwarna kuning membuat perhatian saya tertuju padanya, iklan besar Indosat Oreedo di Billboard yang sangat besar. Menyita perhatian dan menggugah saya untuk mencoba paket intenet dari Indosat Oreedo.



Posisi : Tata letak dapat berpengaruh pada persepsi, pada iklan, gambar yang terletak pada bagian kanan akan lebih menarik untuk dilihat. Pada buku produk yang ditampilkan di halaman-halaman awal, akan lebih diperhatikan, lebih tepatnya 10% bagian awal buku.

-

Contoh : Majalah-majalah yang memiliki iklan produk lebih saya lihat pada bagian awalan, namun majalah yang meletakkan pada bagian belakang kurang menarik minat saya.



Tagline : Tagline yang bagus dan baik akan menyita perhatian dan akan menciptakan efek mengenang.

-

Contoh : Tagline yang selalu saya ingat dan tak pernah lepas, #SelfieExpert milik OPPO, Seleraku milik Indomie, Semakin di Depan milik Yamaha, dsb.

2. Dogma adalah keyakinan tertentu dan benar, dogma yang menyebutkan bahwa budaya selalu menjadi acuan seseorang untuk berperilaku, menurut Horton (1987:64-66) karena budaya adalah sistem norma yang mengatur cara-cara merasa dan bertindak yang diketahui dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Penerapan norma-norma tersebut telah menjadi kebiasaan bagi anggotanya karena dilaksanakan berulang-ulang, dan norma-norma tersebut menjadi lazim bagi mereka. Dari norma-norma yang dimiliki itu, kemudian kelompok masyarakat dapat mengetahui bentuk perilaku dan tindak tutur yang menunjukkan budaya kesopanan, hal yang baik dan yang tidak yang berhubungan dengan kebiasaan, demikian pula dalam hal strategi bertutur, karena cara hidup (ways of living) sekelompok masyarakat akan selalu berdampingan dengan cara bertindak tutur atau berkomunikasi masyarakat yang bersangkutan.1 1

Yusof Abdullah dan Kastolani. RELASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Studi Tentang Tradisi Nyadran di

Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Kontemplasi. Vol. 4 No.1, Agustus 2016, 58.



Contoh : Ragam suku di negara indonesia membedakan budaya hingga norma, termasuk orang jawa dan juga batak. Orang jawa sejak kecil didik dengan norma dan budaya yang sangat kental dengn kesopanan, anggapan orang jawa pun semakin melekat tak lekang oleh zaman, namun memang benar, orang jawa tak pernah pandang bulu untuk sopan pada siapapun. Norma yang telah ada itu selalu turun menurun sehingga anak cucu mereka tetap berada pada budaya yang sama. Sama halnya dengan orang batak, sejak masih balita sudah diajarkan menjadi orang yang tegas, sehingga saat dewasa pun orang batak dipandang memiliki budaya yang sangat disiplin, dan memang benar adanya.

3. Iklan setiap kemunculannya, ada yang menciptakan fenomena maupun tidak, beberapa iklan dapat mendorong kepercayaan khalayak terhadap suatu budaya. Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan akan terpenuhi dan tak akan adalagi kekecewaan (Ryan, 2002). 2Iklan jika sudah mendapat kepercayaan dari pihak atau konsumen yang berpengaruh pada khalayak, maka akan terjadi budaya percaya pada orang lain yang telah menjadi kosumen terlebih dahulu. Semakin banyak iklan yang mempengaruhi orang yang dipercaya oleh orang lain terhadap suatu produk, maka semakin besar pula budaya percaya konsumen sebelumnya. Produk AHHA milik Atta Hallintar dipromosikan lewat instagram dan iklan google ads, iklan tersebut dipercaya oleh Putra Siregar dan membeli produk tersebut, Putra Siregar sudah sangat dicintai oleh Cheap Handphone Hunter di Indonesia. Karena mengidolakan Putra Siregar maka mereka pun membeli produk-produk dari AHHA.

4. Karekteristik yang biasanya mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian adalah karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis (Kotler dan

2

Putra Algamar. PENGARUH IKLAN DAN KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP MINAT BELI

KONSUMEN (STUDI PADA TEXAS CHICKEN PEKANBARU). JOM FISIP. Vol. 4 No. 1, Februari 2017, 2.

Armstrong, 2008:159). 3Budaya dapat mempengaruhi perilaku konsumen karena adanya norma-norma yang berlaku dan kebiasaan sehari-hari. Sosial lebih condong ke strata sosial, seperti pendidikan, pekerjaan dan peghasilan, semakin tinggi status sosial, dan pengasilan mereka, semakin mudah menentukan produk yang ingin dikonsumsi, berbeda dengan strata bawah yang memilih membeli kebutuhan pokok terlebih dahulu. Pribadi ditentukan oleh konsep yang berada pada diri sendiri, dan lebih memfokuskan pada usia, tahap siklus hidup, dan gaya hidup, usia yang lebih dewasa akan berbeda saat masih remaja maupun kanak-kanak, karena siklus hidup yang telah dilalui, itupun mempengaruhi gaya hidup dan perilaku untuk menkonsumsi. Psikologis menitik beratkan pada pandangan dua sudut, dari penjual atau konsumen itu sendiri. Motivasi, persepsi, dan pembelajaran, motivasi merupakan dorongan dari penjual, persepsi adalah proses mengolah motivasi dan disaat untuk memilih, sedangkan pembelajaran adalah tindakan pengambilan keputusan berdasar pengalaman.

5. Teori Psychoanalitis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud menekankan pada sifatsifat kepribadian yang tidak disadari sebagai hasil dari konflik masa kanak-kanak. 

Id – Seluruh pengaruh yang ada didalam diri, sudah ada sejak lahir yang mengendalikan perilaku tanpa disadari.

-

Contoh : Viral pemuda yang menjual satu ginjalnya demi membeli handphone dan console, yang akhirnya dua barang itu dicuri. Dia tidak memikirkan apa yang terjadi kedepan hidup dengan satu ginjal.



Ego – merupakan pengatur Id, Ego menjadi penahan nafsu untuk membeli produk.

-

Contoh : Saat memiliki uang yang cukup untuk membeli kaos baru, namun diingatkan Ego memiliki hutang, akhirnya uang tersebut dipergunakan untuk membayar hutang terlebih dahulu.



Superego – motivasi agar perilaku menuruti hawa nafsu dihukum dengan perasaan bersalah.

3

Hidayat K. et al. PENGARUH KARAKTERISTIK KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Survei terhadap Mahasiswa Peserta Telkomsel Apprentice Program Pembeli Kartu SimPATI di GraPARI Telkomsel Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 37 No. 2 Agustus 2016, 12.

-

Contoh : Memiliki uang lebih dan ingin membeli mobil baru, tetapi perasaan bersalah muncul mengingat saudara masih hidup sengsara, lalu uang tersebut diberikan pada saudaranya sebagai modal usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Yusof Abdullah dan Kastolani. RELASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL Studi Tentang Tradisi Nyadran di Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Kontemplasi. Vol. 4 No.1, Agustus 2016, 58. Putra Algamar. PENGARUH IKLAN DAN KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (STUDI PADA TEXAS CHICKEN PEKANBARU). JOM FISIP. Vol. 4 No. 1, Februari 2017, 2. Hidayat

K.

et

al.

PENGARUH

KARAKTERISTIK

KONSUMEN

TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei terhadap Mahasiswa Peserta Telkomsel Apprentice Program Pembeli Kartu SimPATI di GraPARI Telkomsel Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 37 No. 2 Agustus 2016, 12.

Related Documents

Perilaku
June 2020 24
Perilaku Pembeli
April 2020 14
Perilaku Konsumenn.docx
April 2020 18
Perilaku Organisasi.docx
October 2019 29
Perilaku Keorganisasian
August 2019 28
Perilaku Reproduksi
June 2020 19

More Documents from ""