ANALISIS PREDIKSI KARAKTERSTIK LINGKUNGAN BISNIS 1. Prediksi Karakteristik Umum Lingkungan Bisnis (Globalisasi, Persaingan, Perdagangan Bebas, dan Dilema Bisnis) Memprediksi karakteristik umum lingkungan bisnis sepanjang abad XXI pada dasarnya bermasksud untuk membantu organisasi atau perusahaan dalam usaha pengadaan dan pengembangan SDM yang mampu melaksanakan program bisnis masing-masing. Dengan kata lain hasil prediksi lingkungan bisnis harus dijadikan dasar dalam kegiatan perencaan SDM, agar mampu menghadirkan SDM yang memiliki kemampuan mengatisipasi berbagai hambatan dan rintangan bisnis sepanjang abad XXI. Setiap organisasi atau perusahaan dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya tidak dapat lagi sekedar mengandalkan pada investasi dan aset yang dimiliki, tanpa memberikan tempat dan perlakuan yang tepat pada SDM yang dapat membuat investasi dan asetnya itu menjadi unggul dalam berkompetisi. Karakteristik umum lingkungan bisnis sepanjang abad XXI sebagai hasil prediksi itu, antara lain adalah sebagai berikut: 1) Globalisasi berciri perubahaan yang cepat (rapid change) a. Globalisasi lingkungan bisnis membawa perubahan nilai-nilai kehidupan. Yang berpengaruh pada sikap konsumen dalam mengkonsumsi produk sebuah organisasi atau perusahaan. Nilai-nilai individualistis dan materialistis yang mengglobal pada sebagian besar konsumen di lingkungan masyarakat maju dan modern terutama di kota-kota metropolitan dan kota-kota besar. Nilainilai itu menyebabkan perubahan pada kebutuhan dan keinginan konsumen dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang dan jasa, yang bergerak pada kualitas dan kecangihan teknologinya untuk memperoleh semakin banyak kemudahan dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan. Kondisi itu berarti juga setiap organisasi atau perusahaan memerlukan semakin banyak SDM profesional yang memiliki kemampuan mencipta dan kreatif di bidangnya, agar mampu menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan seperti disebutkan diatas. Bersamaan dengan itu akan dibutuhkan semakin banyak SDM yang memiliki kemampuan manajerial
profesional yakni yang mampu mengelola organisasi atau perusahaan dalam bersaing merebut pasar dll. b. Perkembangan dan kemajuan ilmu dan tekonologi yang tak dapat dihentikan. Kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi yang berlangsung sangat cepat tidak mungkin dan tidak dapat dihentikan oleh para pelaku bisnis, karena pihak yang menemukan dan mengembangkannya berada di luar sistem perekonomian internasional dan nasional. Penemu dan pengembang ilmu dan teknologi itu adalah lingkungan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian yang selalu haus pada sesuatu yang baru. Di antara hasilnya ternyata banyak yang sangat bersar pengaruhnya pada proses produksi untuk menghasilkan produk berupa barang dan jasa yang berteknologi canggih atau bahkan sekedar berteknologi tepat guna, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang terus berubah seperti telah di urangikan diatas. Kondisi ini berarti juga setiap orgnaisasi atau perusahaan harus memiliki SDM potensial yang dapat dikembangkan agar mampu mengadaptasi kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi untuk menghasilkan produk terkini yang memimpin pasar karena selalu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen SDM seperti itu hanya mungkin dimiliki jika Perencanaan SDM mampu menetapkan kualifikasi SDM yang memiliki potensial ability, sebagai persyaratan yang dipergunakan dalam menseleksi calon pekerja baru yang dibutuhkan organisasi atau perusahaan. c. Perubahan dan perkembangan konsep organisasi yang efektif. Berbagai perubahaan lingkungan bisnis terutama yang telah diketengahkan di atas, tidak boleh mengakibatkan struktur organisasi sebuah perusahaan menjadi tidak efektif dan tidak efisien dalam melaksanakan bisnis yang harus terus menerus berusaha menyesuaikan produknya dengan keinginan dan kebutuhankonsumen. Dengan demikian berarti juga setiap organisasi atau perusahaan harus berusaha menemukan dan melaksanakan struktur organisasi yang memungkinkan SDM berkualitas dan kompetitif yang dimilikinya bekerja secara efektif dan efisien dalam memproduksi dan memasarkan produknya, agar tidak ketinggalan dari pesaingnya.
Pada giliran berikutnya setiap organisasi atau perusahaan harus tanggap pada kemungkinan terjadinyaa perubahan-perubahan lingkungan bisnis lainnya, seperti kondisi ekonomi dan moneter, kondisi sosial politik nasional dan internasional DLL, terutama yang diprediksi berpengaruh terhadap bidang bisnsi yang telah dipilih dan ditekuni oleh organisasi atau perusahaan masingmasing. Untuk itu diperlukan SDM yang memiliki wawasan yang luas dan mampu memprediksi kondisi bidang ekonomi dan keungan nasional dan internasional di masa depan melalui analisis data yang akurat. 2) Persaingan yang semakin ketat dan berat Bisnis adalah dunia persaingan yang hanya dimenangkan oleh organisasi atau perusahaan yang mengerti dan mampu mewujudkan kerja sama untuk meningkatkan kemampuan bersaing. Kerjasama dan persaingan ibarat dua sisi pada satu mata uang yang sama, yang harus terus diwujudkan, dibina dan dikembangkan. Dalam kondisi itu berarti setiap perusahaan domestik dan multi nasional yang memperebutkan pasar ritel dan pasar potensial yang sama, harus memiliki SDM yang mampu menetapakan kapan dan dalam bidang apa harus bekerja sama dan bersaing satu dengan yang lain. Sedang secara internal untuk mengantar pada keunggulan di antara SDM yang dimiliki harus dikembangkan kerjasama yang solid, meskipun secara individual perlu dibina dan diarahkan kemampuan bersaing dalam prestasi kerja sebagai kontribusi pada organisasi atau perusahaan. Persaingan yang ketat dan berat itu sepanjang abad XXI diprediksi akan semakin dominan karena masuknya modal asing, yang tidak sekedar ditunggu tetapi justru diundang masuk ke negara indonesia dalam rangka memperbaiki ketrpurukan kondisi ekonommi dan moneter nasional. Modal asing itu tidak saja masuk melalui joint venture.tetapi juga mengakibatkan berdirinya perusahaan multi nasional berskala besar dan bahkan berskala raksaa, yang berbisnis dari berbagai produk elektronik berteknoloji canggih sampai pada bumbu dapur. Dengan demikian berarti persaingan yang ketat dan berat tidak sekedar akan dihadapi oleh perusahaan domestik berskala menegah dan besar, tetapi harus dihadapi juga oleh para pelaku bisnis di pasar-pasar tradisional yang bermodal kecil.
Kondisi prediksi persaingan yang semakin ketat dan berat itu mengisyaratkan perlunya organisasi atau perusahaan dalam semua skala untuk memiliki SDM yang berkualitas dan kompetitif. Kondisi itu mengharuskan para pelaku bisnsi untuk meningkatkan kemampuan dalam menetapkan persyaratan SDM di dalam Perencanaan SDM yang akan dipekerjakan di lingkungan sebauah organisasi atau perusahaan. 3) Konsep perdagangan bebas yang tidak dapat ditunda. Dari kepentingan nasional dan pergaulan internasional, bangsa dan negara ini tidak dapat mengelakkan diri dalam menerima dan melaksanakan konsep perdangan bebas. Waktunya tidak terlalu lama lagi, yang akan dimulai pada tahun 2003 pada tingkat ASEAN dan tahun 2010 pada tingkat ASIA PASIFIK, dan akhirnya tahun 2020 untuk tingkat global atau dunia, mengaruskan pelaku bisnis di negara ini utnuk mempersiapkan diri agar mampu mengantisipasi pengaruhnya. Dari satu ini sisi konsep perdangan bebas yang terlihat seperti sederhana, ternyata merupakan bisnis yang komplek dan resikonya sangat besar. Tidak mudah untuk mengglobalkan sebuah perushaan domesrik memasuki pasar di negara lain. Investasi yang relatif kecil mengharuskan para pelaku bisnis berusahan mencari dan memanfaarkan pinjaman dari negara lain atau dari lembaga keungan dunia, yang dalam kenyataannya jika tidak kompetitif hanya akan mempebesae hutang swasta, yang pada gilirinnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi itu memiliki kecenderungan yang besar pada menurunnya posisi kompetitif bangsa dan negara tercinta ini dalam perturan bisnis internasional, yang pada akhrinya akan membuat rakyatnya semakin terpuruk tingkat kesejahteraannya karena tekanan-tekanan pada kondisi ekonomi dan moneter nasional yang akan semakin buruk. Untuk itu para pelaku bisnis harus semakin memahami dan bersedia menerima kenyataan, bahwa untuk memasuki peraturan perdagangan bebas diperlukan SDM yang berkualitas internasional pula. Dengan demikian semakin diperlukan kemampuan untuk mendapatkan SDM yang memiliki reputasi bisnis internasional melalui perencanaan sdm. 4) Dilema bisnis sepanjang abad XXI. Perdangan bebas yang berarti setiap dan semua bangsa dan negara di dunia harus terbuka dalam menerima SDM akan berdampak terjadi kompetisi antara SDM
domestik dan SDM dari negara lain sebagai ekspatriat. Dalam keadaan kemampuan bersaing masih rendah, maka tenaga kerja domestik sangat memerlukan perlindungan dari pemerintah. Dengan proteksi itu diharapkan pekerja domestik tidak menjadi penganggur di negaranya sendiri. Namun dalam konsep perdangan bebas, usaha pemproteksi tenaga domestik itu akan mendapat tantangan serius, sehingga terjadi dilema yang sulit untuk diselesaikan. Demikian pula dalam menerima produk dari negara lain yang dapat mendesak produk dalam negeri kaan terjadi dilema serupa yng uslit menyelesaikannya . berbagai dilema akan muncul apabila SDM domestik tidak berushaa mengembangkan kemampuannya menjadi SDM berkualitas interasional. Usaha itu di satu sisi memerlukan perhatian serius dari pemerintah, seperti kesungguhan menata kurkulum pendidikan jalur sekolah, agar setiap kelulusan sesuai jenjangnya memiliki kemampuan kerja bertaraf internasional yang dapat diberdayakan secara maksimal pada saat memasuki lapangan kerja. Misalnya kemampuan berkomunikasi dalam bahasa inggris, kemampuan mengadaptasi keragaman budaya organisasi atau perusahaan yang menuntut kemampuan berdisplin, bekerja keras dll. Sedangkan dari sisilain para pelaku bisnsi selain harus mampu menetapkan kualifikasi SDM yang dibutuhkannya untuk memamsuki bisnis internasional, juga perlu memberikan perhatian pada peningkatan kualitas SDM potensial yang dimilikinya agar memiliki kopetensi internasional dalam menjalankan operasional bisnisnya.
2. Usaha Adaptasi dan Antisipasi Prediksi Bisnis Prediksi bisnis sepanjang abad XXI seperti diuraikan di atas harus diadaptasi dan diantisipasi oleh para pelaku bisnis melalui operasional bisnis atau perusahaannya masingmasing. Beberapa usaha mengadaptasi dan mengantisipasi itu antara lain dapat dilakukan sebagai berikut 1) Adaptasi dan anitsipasi dari sudut organisasi atau perusahaan a. Antipasi melalui adaptasi frame work organisasi atau perusahaan. Organisasi
atau
perusahaan
harus
memiliki
kemampuan
dalam
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, terutama dalam proses produksi dan pemasaran produknya. Untuk itu secara internal organisasi atau perusahaan harus memiliki kemampuan merkontruksi struktur organisasi yang berpola lini
dan staf atau kombinasi kedua pola tersebut, dengan mengadaptasi struktur organisasi yang berbentuk flat. Antipasi ini akan memperpendek birokrasi dalam pengambilan keputusan bisnis, agar berlangsung cepat dan tidak didahului oleh organisasi atau perusahaan kompetitor. Di samping itu akan dapat menghemat pembiayaan yang harus dikeluarkan untuk unit kerja strukturan dan pejabatnya karena jumlahnya akan jumlahnya akan berkurang, yang akan memberikan kontribusi dalam memperkecil pengaruhnya pada pembiayaan produksi, untuk menghasilkan harga dasar dan harga penjualan yang bersaing. Pada gilirannya berarti organisasi atau perusahaan dalam mengembangkan eksistensinya harus berusaha merebut kesempatan untuk menciptakan net work eksternal berupa kerjasama internasional, baik dilakukan sendiri maupun melalui perusahaan bapak angkat. Kemampuan merebut kesempatan itu sangat penting dalam menyambut dilaksanakannya konsep perdangan bebas sepanjang abad XXI. b. Adaptasi Budaya Majemuk Setiap organisasi atau perusahaan domestik yang memanfaatkan kesempatan memasuki bisnis internasional, harus berusaha mengadaptasi budaya organisasi atau perusahaan multi nasional agar mampu berjalan seiring, baik sebagai mitra maupun kompetitor. Budaya organisasi atau perusahaan multi nasional itu pada dasarnya merupakan budaya majemuk untuk terbentuk karena keragaman tenaga kerja yang terdapat di dalamnya. SDM yang berasal dari berbagai latar belakang kebudayaan dalam interaksi antara yang satu dengan yang lain, harus mampu menghasilkan budaya kerja yang dapat mengantarkan organisasi atau perusahaan pada sukses. Budaya majemuk itu diantaranya telah mengkristal dalam kesediaan bekerja keras, berorientasi pada kualitas produk berstandar internasional, berkomunikasi dalam bahasa dunia khususnya bahasa inggris, berpenampilan sebagai pelaku bisnis yang bonafit dan dapat dipercaya, berorientasi pada kepuasan pelanggan dll. c. Konsep Pemberdayaan SDM
Perencanaan SDM di lingkungan sebuah organisasi atau perusahaan harus memperhitungkan
kemampuan
organisasi
atau
perusahaan
dalam
mempertahankan SDM yang keahliannya dibutuhkan organisasi atau perusahaan d. Berorientasi pada produk berstandar internasional Perdagangan bebas memberikan peluang yang luas bagi organisasi atau perusahaan memasuki pasar internasional. Untuk itu diperlukan kemampuan menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen di negara-negara yang pasar potensialnya cukup besar, terutama di negaranegara maju atau negara-negara industri. Untuk itu Perencanaan SDM harus menetapkan kualifikasi SDM yang memiliki ketrampilan dan keahlian tinggi di bidang yang relevan dengan produk yang dihasilkan organisasi atau perusahaan masing-masing. Kemampuan itu akan memperkecil hambatan memasuki pasar internasional, karena produk yang dihasilkan akan mampu bersaing dengan produk sejenis dari organisasi atau perusahaan kompetitor. e. Berorientasi pada pelayanan berkualitas Perencaaan SDM perlu ditetapkan kualifikasi SDM yang mampu melaksanakan dan meningkatkan pemberian pelayan yang berkualitas, agar dapat mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi atau perusahaan, melalui penciptaan brand loyality konsumen yang tinggi,karena merasa mendapat pelayanan yang memuaskan. 2. Adaptasi dan Antisipasi dari sudut SDM Dalam uraian-uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa sebuah organisasi atau perusahaan tidak dapat lebih baik dari pada SDM yang dipekerjakannya. Dengan demikian berarti dari Perencanaan SDM yang mampu menciptakan kualifikasi SDM secara tepat, akan diperoleh para pekerja yang memiliki kinerja tinggi, yang secara bersama-sama akan menciptakan dan membentuk kinerja organisasi atau perusahaan yang tinggi pula. Sebaliknya dari kualifikasi yang tidak akurat dalam Perencaaan SDM akan dihasilkan pekerja yang memiliki kinerja rendah, sehingga akan berdampak pada kinerja organisasi atau perusahaan yang rendah pula. Oleh karena itulah dalam mengantisipasi tantangan lingkungan bisnis sepanjang
abad XXI, harus dilakukan juga melalui SDM yang dipekerjakan di lingkungan organisasi atau perusahaan. Antisipasi itu harus dilakukan seiring dengan kegiatan menetapkan kualifikasi SDM dalam Perencanaan SDM sesuai dengan persyaratan jabatan atau perkejaan yang membutuhkan SDM baru di masa depan, yang perlu diawali dengan menetapkan kualifiaksi SDM yang memiliki kemampuan bisnis secara umum. Persyaratan dimaksud adalah dengan menetapkan bahwa SDM yang akan dipekerjakan di lingkungan sebuah organisasi atau perusahaan harus memenuhi kualifkasi sebagai berikut : a. Memiliki kemampuan kompetitif (SDM Kompetitif) Persyaratan ini dibutuhkan oleh setiap dan semua organisasi atau perusahaan secara universal, karena merupakan syarat bagi setiap tenaga kerja yang ingin memasuki dunia bisnis. Dengan kata lain bisnis harus dilaksanakan oleh SDM Kompetitif yang karakteristiknya adalah sebagai berikut : o Memiliki kemampuan menjaring, menganalisis dan memanfaatkan informasi bisnis o Memiliki kemampuan merespon kesempatan bisnis secara cepat o Memiliki kemampuan merespon kesempatan bisnis secara tepat o Memiliki kemampuan mengurangi atau menghinadri resiko bisnis o Memiliki kemampuan mereduksi pembiayaan (cost) dalam kegiatan pelaksanaan bisnis
b. Memiliki Kemampuan yang Berkualitas Tinggi (SDM Berkualitas) Persyaratan ini dibutuhkan oleh setiap dan semua organisasi / perusahaan secara universal, karena merupakan syarat bagi pelaku bisnis dalam mencapai keunggulan. Dengan kata lain bisnis harus dilakukan oleh SDM berkualitas, yang karakteristiknya adalah sebagai berikt: 1) Kualitas Jasmaniah a) Memiliki kesehatan jasmani (fisik) yang terpelihara b) Memiliki kemampuan mendayagunakan atau memfungsikan peralatan tubuh yang dikaruniakan Tuhan YME kepada manusia, secara baik dan optimal dalam mencapai suatu prestasi. 2) Kualitas sosial Psikologis
a) Terus menerus berusaha meningkatkan keluasan dan kedalaman pengetahuan, baik yang bersifat umum maupun khusus di bidang yang digelimangi dalam bekerja memiliki kemampuan berpikir kristis dan logis, sehingga terdorong untuk berprilaku proaktif melalui cara berpikir kreatif. b) Searah denag kualitas tersebut di atas, selalu berusaha untuk menguasai keterampilan atau keahlian tertentu, baik sebelum maupun sesudah memasuki suatu bidang pekerjaan. c) Manusia berkualitas memiliki kemampuan berpikir kritis dan logis d) Memiliki kemampuan mengadaptasi norma-norma berupa norma sosial, norma-norma bisnis dan budaya bisnis, sehingga selalu diterima dan dipercaya dalam memasuki satu kelompok sosial atau organisasi, khususnya perusahaan dan/atau organisasi 3) Kualitas Moral dan Spiritual Manusia berkualitas memiliki komitmen yang tinggi pada nilai-nilai luhur dalam kehidupan, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. 3. Adaptasi dan Antisipasi dari Sudut Manajemen SDM Beberapa kegiatan yang diperlukan dalam mengadaptasi dan mengantisipasi prediksi tantangan bisnis sepanjang abad XXI melalui kegiatan Manajemen SDM Profesional: a. Manajemen SDM difungsikan untuk menggerakan SDM agar produktivitas tinggi b. Manajemen SDM bersama Manajemen bidang lainnya harus berusaha agar SDM yang dimiliki organisasi / perusahaan secara terus menerus berorientasi pada