Perbedaan Herpes Zooster dan Herpes Simpleks Perlu diketahui, bahwa penyakit herpes dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu herpes zooster (yang lebih dikenal dengan cacar air) dan herpes simpleks. Keduanya sama-sama disebabkan oleh virus, namun jenis virusnya berbeda, di mana herpes zooster disebabkan oleh virus varicela zoster (VVZ) sedangkan herpes simpleks disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV). Perbedaan jenis virus ini tentu saja membuat manifestasi klinisnya juga berbeda. HSV sendiri ada dua macam meski keduanya dapat saling berhubungan, yaitu tipe 1 yang dikaitkan dengan infeksi di daerah bibir dan rongga mulut dan tipe 2 yang bermanifestasi di genital (alat kelamin). Begitu seseorang terinfeksi HSV baik tipe 1 maupun tipe 2, virus ini akan terus berada di syaraf dalam keadaan laten dan sewaktuwaktu penyakit ini dapat kambuh lagi. Serangan pertama atau disebut infeksi primer dari HSV tipe 1 biasa terjadi pada anak-anak dan remaja, sedangkan infeksi primer dari HSV tipe 2 lazim dijumpai setelah pubertas dan ditularkan secara seksual. Selama terjadi serangan, virus keluar dari persyarafan menuju kulit atau membran mukosa di mana ia berkembang biak dan menimbulkan gejala klinis. Setelah setiap serangan, virus ini akan kembali ke serabut syaraf dan kembali memasuki fase laten yaitu keadaan istirahat. Pertama kali seseorang merasakan serangan virus herpes simpleks ini, umumnya keluhannya jauh lebih berat daripada serangan kambuhan (rekuren) meski ada sebagian kasus dimana keluhan pasien sangat ringan bahkan tidak terasa apa-apa. Gejala umum dari infeksi HSV tipe 1 adalah yang disebut herpetic gingivostomatitis. Periode inkubasi umumnya 4 hingga 5 hari kemudian gejala diawali dengan demam. Pasien dapat merasa rasa sakit,panas dan perih atau gatal terutama pada saat makan dan minum. Gusi dapat membengkak dan mudah berdarah. Di dalam rongga mulut dapat timbul vesikel (gelembung) berukuran kecil yang umumnya berkelompok dan dapat dijumpai di bagian dalam bibir, lidah, tenggorokan, langit-langit dan di bagian dalam pipi. Selanjutnya vesikel ini akan pecah dan menjadi ulkus (luka) yang dipermukaannya terdapat semacam lapisan kekuningan. Pada saat inilah rentan terjadi penularan karena vesikel tersebut mengeluarkan cairan yang mengandung jutaan virus herpes simpleks. Kelenjar getah bening setempat yaitu di sekitar leher dapat membesar dan saat ditekan terasa lunak.
Selain herpetic gingivostomatitis, HSV tipe 1 juga dapat bermanifestasi di bibir dan sering disebut herpes labialis. Gejalanya kurang lebih sama dengan yang telah dikemukakan di atas. Infeksi Herpes Simpleks Virus tipe 2 adalah infeksi virus yang umumnya dapat terlihat pada kemaluan seseorang, dan ditularkan melalui hubungan intim atau seksual. Namun bisa juga ditemukan pada bagian kulit lain. Gejala yang dapat muncul adalah adanya lesi pada kulit, terutama tempat virus tersebut masuk. Selain itu, bisa juga terdapat gejala-gejala infeksi virus pada umumnya seperti demam, nyeri tulang, sakit kepala, dll. Sampai saat ini, infeksi virus herpes simplex belum ada obatnya. Virus varisela-zoster merupakan virus yang sama yang menyebabkan cacar air, untuk itu memang dapat menular. Herpes zoster dapat menular pada mereka yang belum pernah terkena cacar air dan yang akan timbul adalah cacar air bukan herpes zoster. Setelah seseorang terkena cacar air maka orang tersebut dapat terkena herpes zoster bila mengalami stres berlebih atau penurunan daya tahan tubuh. Mereka dengan herpes zoster tidak terlalu menularkan virus seperti mereka yang dengan cacar air. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang mengalami lesi karena virus dapat menyebar melalui udara. Untuk itulah, setiap orang dapat tertular. Penularan bukan terjadi secara langsung melalui hubungan seksual (alat kelamin) tetapi melalui kontak kulit dengan kulit yang mengalami herpes zoster. Jika virus ditularkan maka dapat menyebabkan varisela zoster (cacar air), bukan herpes zoster.