SEMINAR KASUS KRITIS PADA TN R DENGAN ACUTE LUNG ODEMA DAN ADHF DI RUANG ICU RSAM TAHUN 2019
OLEH KELOMPOK 2
AMMELIA PERSESA YOOLANDA ELSA MAYORI FAUZI RAHMAN GUSTIKA PUTRI CANIA GITAMIA NURHAYATI ASTRIANI RAHMI AVIVI ROSSY OKTAFIA RACHMAN WILDA EFRI YUSNI YORIN MIFTAHURRAHMI
PROGRAM STUDY NERS STIKes YARSI SUMATRA BARAT BUKITINGGI 2019
1
HALAMAN PENGESAHAN Seminar ini telah disetujui
Oleh :
PEMBIMBING AKADEMIK
(
PEMBIMBINGAKADEMIK
)
(
)
PEMBIMBING KLINIK
(
)
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan seminar ini dengan judul “seminar asuhan keperawatan kritis pada Tn R dengan acute lung odema dan adhf di ruang icu rsam 2019”. Salawat beriringan salam tidak lupa pula diucapkan kepada nabi Muhamad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk dunia dan akhirat. Seminar ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat untuk tugas kasus. Selama proses penyusunan seminar ini penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, dukungan, arahan dan kerja sama dari berbagai pihak pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih setulus hati kepada :
1. Ibu Hj. Misfatria Noor, M,kep,Ns,Sp.kep.MB 2. Ibu Reni chaidir, S.kep, M.kep 3. Bapak Ns. H. Junaidi Suparman Rustam, S.kep, MNS
Akhir kata, penulis berharap Allah swt berkenaan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga seminar ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu khususnya dibidang keperawatan kritis
Bukitinggi, febuari 2019
Penulis
3
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang TN R Pasien kiriman dari RSUD lubuk sikaping masuk ke ruangan ICU dengan diagnosa acut lung odema (alo) dan acut decompensated heart failure (adhf) dan Tn R mengalami penurunan kesadaran. Adhf merupakan gagal jantung akut yang didefenisikan sebagai serangan yang cepat (rapit onset ) dari gejala-gejala atau tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal (Hanafi, 2016). Proses remodeling iskemia miokard menurun menyebabkan peningkatan beban ventrikel kiri. Hal ini ini tentunya akan meningkatkan bedungan di daerah paru- paru. Sehingga menimbulkan transudasi cairan kejaringan dan alveolus paru sehingga terjadilah odema paru. Oedema ini tentunya menimbulkan pertukaran gas di paru-paru (Sudiono, 2015). Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) di atas dan Muncul sedikit lebih tinggi pada klavikula di dalam lehar. Paru paru ada dua merupakan alat pernafasan utama. Paru- paru mengisi rongga dada. Terletak di sebelah kanan dan kiri dan kanan dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besar dan struktur lainya yang terletak didalam mediastinum (Defri, 2015)
4
Pulmonary edema (acut lung odema) adalah istilah yang digunakan ketika edema terjadi di paru- paru. Area yang langsung diluar pembuluhpembuluh darah kecil pada paru-paru ditempati oleh kantong-kantong udara yang sangat kecil yang disebut alveoli. Ini adalah dimana oksigen dari udara diambil oleh darah yang melaluinya, dan karbondioksida dalam darag alveoli untuk dihembuskan keluar. Alveoli normalnya mempunyai dinding yang sangat tipis yang mengizikan pertukaran udara ini, dan cairanya biasanya dijauhkan dari alveoli kecuali dinding-dinding ini kehilangan integritasya (Badan penelitian kesehatan kemenkes RI 2016) Edema paru yang diakibatkan oleh kegagalan jantung menimbulkan peningkatan tekanan vena kapiler- kapiler pulmonal. Peningkatan tekanan pulmunal ini melebihi tekanan intravaskular osmotik. Oleh karena itu, cairan plasma dari kapiler dan venula dapat masuk kedalam alveoli melalui membrane alvcolar kapilar. Dari alveoli, cairan dapat dengan cepat memasuki bronkiale, dan bronki pasien dapat tenggelam dalam cairan ini (WHO 2015) Edema paru terjadi karena adanya aliran cairan dari darah keruang intersisial paru yang selanjutnya keaveoli paru, melebihi cairan kembali kedarah atau melalui saluran limfatik. Menurut penelitian pada tahun 1994 secara keseluruhan terdapat 74,4 juta penderita edema paru di Dunia. Di inggris sekitar 2,1 juta odema paru yang perlu pengobatan dan pengawasan secara komperhensif. Di amerika serikat diperkirakan 5,5 juta penduduk menderita edema. Di jerman 6 juta penduduk. Ini merupaakan angka yang
5
cukup besar yang perlu mendapat perhatian dari perawat didalam merawat pasien klien edema secara komperhensif bio psikososial dan spiritual Penyakit edema paru pertama kali di Indonesia menemukan pada tahun
1971. Sejak itu penyakit tersebut menyebar keberbagai daerah,
sehingga sampai tahu 1980 seluruh profinsi di indonesia. sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukan kecendrungan meningkat cukup baik dan jumlah maupun luas wilayah. Di indonesia insiden terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan isiden rate (IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFT= 2% pada tahun 1999 IR dendrung mebingkat yaitu 15,99( tahun 2011); 21,99 ( tahun 2012); 19,24 (tahun 2013); dan 23,87 (Riskesdas, 2014) Data penyakit acute lung odema di Ruang ICU RSAM 5 tahun terakhir yaitu sebanyak 15 orang. Dari uraian diatas maka kelompok mengangkat judul seminar yaitu asuhan keperawatan pada Tn R dengan acut lung odema diruang ICU RSAM
1.2 Rumusan Masalah Seminar Asuhan Keperawatan Pada Tn R Dengan Acut Lung Odema Diruang ICU RSAM
1.3 Tujuan Penulis 1. Tujuan Umum Mampu menerapkan asuhan keperawatan kritis dengan acut lung odema
6
2. Tujuan Khusus a. Maasiswa mampu mengetahui tentang konsep acut lung odema b. Maasiswa mampu menerapkan efidembes tentang kasus acut lung odema acut lung odema c. Maasiswa mampu untuk membandingkan jurnal konsep dan teori yang tepat pada pasien acut lung odema d. Maasiswa mampu untuk evaluasi keperawatan serta tindakan apa yang dilakukan pada pasien acut lung odema
1.4. Manfaat Penulis 1. Bagi Perawat Diharapkan dapat dijadikan sumber data dan masukan dalam meningkatkan upaya dalam penanganan pasien dengan acut lung odema dan acut decompensated heart failure 2. Bagi Pasien untuk menambah wawasan mengenai penyakit yang di deritanya yaitu mengenai kasus acut lung odema dan acut decompensated heart failure
7