PENGANTAR REDAKSI Sesungguhnya da'wah adalah kehidupan itu sendiri. Ia lahir dan menyatu bersamaan dengan perjalanan hidup umat manusia. Ketika kebaikan berubah menjadi keburukan, ketika yang ma'ruf berubah menjadi kemungkaran, dan ketika keimanan berubah menjadi kekufuran, maka da'wah sebagai kelanjutan risalah para Nabi dan Rasul adalah garda terdepan. Untuk itu, menghayati, meneladani, serta menapaki tilas perjuangan mereka adalah kemuliaan yang menangkat derajat kemanusiaan disisi-Nya. Menjadikan manusia biasa sebagai kekasih Allah dan kekasih orang-orang beriman. Derap langkah kemungkaran yang pernah tak pernah berniatan absent dari pentas tipu daya dan tipu muslihat seakan-akan telah menemukan tempat bermuaranya di hati orang-orang yang bersaksi akan ketauhidan Allah dan kersulan terakhir Muhammad Salallahu 'alaihi wasallam. Tanpa harus berbohong kepada diri sendiri dan orang lain, sebagai salah satu unsur dari tubuh umat Islam sesungguhnya kita merasakan "ketercabikan" yang teramat sangat itu. Kekuatan kaum muslimin yang pernah di bangun oleh Rasulullah dan generasi terbaik pertama (salaf) seolah-olah hanya seperti riwayat emas yang berakhir pada masanya saja. Izzah Islam wal Muslimin yang ditakuti oleh Romawi dan Persia di zaman itu tak lagi ditemukan permisalannya di belahan bumi ini. Padahal mereka mengaku beragama Islam, cinta kepada Nabi, dan meneladani kehidupan para sahabat radhiyallahu 'anhu. Meskipun epilog ini terasa menyudutkan, akan tetapi ia juga berpotensi sebagai cambukan untuk membangunkan kekuatan yang terpendam. Da'wah yang dijalankan umat Islam berabad-abad lamanya memang tak dapat dipandang sebagai sesuatu yang kecil. Namun demikian, apa yang kita rasakan saat ini sebagai problematika da'wah tetap harus mendapatkan jawabannya. Para ulama Islam adalah pioner-pioner yang gemilang di zamannya, dan teladan untuk zaman ini. Sedangkan para du'at di zaman ini, kemudian umat dan mad'unya, bertanggungjawab mengangkat Islam dan mewariskan citra Islam yang ber-Izzah bagi umat-umat berikutnya. Melalui terbitnya Jurnal Da'wah perdana oleh Litbang Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah Mohammad Natsir ini, kami berusaha untuk memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan da'wah Islam di negeri tercinta ini. Melalui institusi kampus yang bercorak da'wah ini, adalah sebuah keniscayaan bahkan kewajiban untuk senantiasa beramal jama'i, melahirkan aktifitas-aktifitas keIslaman, serta melakukan yang terbaik untuk kemaslahatan umat. Semoga Jurnal perdana yang kami terbitkan, tentunya dengan banyak kekurangan dapat dijadikan sebagai bahan-bahan referensi ilmiah untuk kepentingan da'wah. Selain itu, kami ucapkan support yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah rurut serta memperlancar amalan ini seperti; Ketua STID Mohammad Natsir, Dewan Senat STID Mohammad Natsir, dan civitas akademika STID Mohammad Natsir serta pihak-pihak lain yang tak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah menambahkan kebaikan keapda masing-masing, berikut curahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin. Masukan dan saran senantiasa terbuka untuk perbaikan-perbaikan ke depan. Maret 1430 H/2009 M Litbang STID Mohammad Natsir Imam Taufik Alkhotob, S.Sos.I