Salam Redaksi

Kepemimpinan Tanpa Batas

Akhirnya be kembali terbit. Kata akhirnya kami pilih, karena telah sekian lama finishing touch naskah-naskah tulisan be mandeg dan macet, di tangan reporter dan editor. Selain disebabkan nuansa nuansa lebaran dan kesibukan harian crew, kesiapan narasumber untuk diwawancarai dan difoto juga menjadi aral kami tidak on time menyapa pembaca. Alasan-alasan kami tersebut tentu saja tidak lantas mengugurkan kewajiban kami untuk meminta maaf dan membarenginya dengan menyegerakan penerbitan tabloid tercinta keluarga besar JILC ini. Untuk edisi ini, kami tetap berusaha tampil dengan nuasa yang kreatif dan inspiratif. Warna-warna layout yang lebih fresh dan gaul, mulai menjadi karakter brand design tabloid be dari edisi ke edisi. Rubrik profil menampilkan tokoh-tokoh mumpuni yang pantas untuk ditiru, bukan hanya karena prestasi tapi juga karena idealism dan kerendahan hati. Ada Berliana Abidah Oktaviani yang begitu supel dan bersahaja, namun lolos di ITS dan STAN.

Juga ada Direktur JILC Cenderawasih Kak Ibrahim,ST dan Ex Front Office JILC Kak Fitriani Saleh yang selalu tabah dan tegar dalam mengabdikan dan membesarkan JILC di Kawasan Timur Indonesia. Tentu saja, hadirnya rubrik profil tersebut bukan tanpa alasan, tapi dengan sebuah harapan generasi-generasi JILC bisa mencontoh prestasi, karakter, dan dedikasi mereka. Berhasilnya penerbitan be edisi Agustus bisa dibilang luar biasa, karena di waktu bersamaan sang editior in Chief Afandi Fatriah Mansyur memimpin keredaksian nun jauh di Jakarta untuk melanjutkan pendidikan magister akuntansinya di Universitas Indonesia. Dan di waktu yang bersamaan pula dia mempersiapkan prosesi pernikahannya yang telah dilangsungkan 10 Oktober 2009. Keberhasilan ini laik disebut dengan model kepemimpinan tanpa batas, artinya jarak dan waktu bukan lah hambatan untuk menyelesaikan amanah dan tanggungjawab, karena fasiltas teknologi modern dan canggih telah hadir untuk mengbackup komunikasi kepemimpinan manusia menuju delapan penjuru mata angin.

Yah catatan keberhasilan ini, tentu sangat tak lepas dari soliditas tim dan Standar Operating Procedure (SOP) keredaksian yang jelas dan kuat, sehingga roda tanggungjawab berjalan sebagaimana mestinya. Harus diakui semua memang masih jauh dari angka memuaskan, jika dibandingkan apabila sang editor in chief hadir langsung di tengah-tengah tim keredaksian. Namun untuk sebuah media yang baru bangun dari tidur, setelah nyenyak terlelap sekian lama, maka semua harus berjalan dengan hukum alam optimisme dan spirit untuk mencapai hasil lebih di masa mendatang. Tidak bermaksud bermimpi, tapi kami yakin bisa lebih baik.Wassalam.