Pertemuan Pertama 1.Pemaknaan Awal Ilmu Hukum Menurut van Apeldoorn, dalam bukunya yang berjudul “ Inleiding tot de Studie van het Nederlandse Recht” , ia menjelaskan sebagai berikut : “memberikan definisi/batasan hukum sebenarnya hanya bersifat menyama-ratakan saja, dan itu pun tergantung siapa yang memberikan.”Menurut Van peldoorn ada dua sudut pandang dalam hukum.Pertama yaitu De Ontwikkelde Leek (Ontwikkelde = Orang Terpelajar, Leek = Orang Awam ) ontwikkelde Leek adalah orang yang terpelajar namun awam. Hukum bagi golongan ini dianggap sebagai rentetan pasal-pasal yang tidak ada habis-habisnya, seperti yang dimuat dalam undangundang. Mereka dapat melihat hukum, tetapi hanya terbatas didalam undang-undang saja.Kedua yaitu The Man In the Street. Hukum itu dilihatnya sebagai hal yang konkret dan menyangkut kehidupan manusia sehari-hari, karenanya bagi mereka hukum dapat dilihat maupun diraba. 2.Manusia dan Masyarakat 1. Manusia sebagai makhluk sosial Aristoteles, menyatakan bahwa manusia itu adalah ZOON POLITICON, artinya manusia itu bahwasebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yang suka bermasyarakat dan oleh karena itu manusia disebut makhluk sosial.
2. Masyarakat Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama itu lazim disebut Masyarakat. Jadi, masyarakat itu terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama, sehingga dalam pergaulan itu timbul berbagai hubungan atau pertalian yang mengakibatkan bahwa yang seorang dan yang lain saling kenal mengenal dan pengaruh-mempengaruh.
3. Golongan-golongan dalam masyarakat Adapun penyebab golongan-golongan dalam masyarakat, antara lain karena orang: a. merasa tertarik oleh orang lain yang tertentu b. merasa mempunyai kesukaan yang sama dengan orang lain c. merasa memerlukan kekuatan/bantuan orang lain d. mempunyai hubungan daerah dengan orang lain e. mempunyai hubungan kerja dengan orang lain Sifat golongan-golongan dalam masyarakat itu bermacam-macam dan bergantung pada dasar dan tujuan hubungan orang orang dalam golongan itu. Pada umumnya ada tiga macam golongan besar yaitu : 1. Golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan : cth. perkumpulan keluarga 2. Golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan/pekerjaan : perkumpulan ekonomi, koperasi, serikat-kerja, dll
3. Golongan yang berdasarkan hubungan tujuan/pandangan hidup atau ideologi : partai politik, perkumpulan keagamaan Negara yang merupakan organisasi masyarakat yang berkekuasaan mempunyai kewajiban untuk mengatur, agar kemananan terjamin dan ada perlindungan atas kepentingan tiap orang, dan agar tercapai kebahagiaan yang merata dalam masyarakat. Tidak hanya satu golongan saja yang dapat merasa bahagia, tetapi seluruh penduduk negara. 4. Bentuk Masyarakat Masyarakat sebagai bentuk pergaulan hidup bermacam-macam ragamnya, diantaranya : a. yang berdasarkan hubungan yang diciptakan para anggotanya : 1) masyarakat paguyuban (gemeinschaft), apabila hubungan itu bersifat kepribadian dan menimbulkan ikatan batin, misalnya rumah tangga, perkumpulan kematian dan sebagainya. 2)masyarakat patembayan (gesellschaft) apabila hubungan itu bersifat tidak kepribadian dan bertujuan untuk mencapai keuntungan kebendaan, misalnya Firma, Persekutuan Komanditer, PT, dll. b. yang berdasarkan sifat pembentukannya, yaitu : 1) masyarakat yang teratur oleh karena sengaja diatur untuk tujuan tertentu, misalnya perkumpulan olahraga. 2) masyarakat yang teratur tetapi terjadinya dengan sendirinya, oleh karena orang orang yang bersangkutan mempunyai kepentingan bersama, misalnya penonton bioskop, konser, pertandingan sepak bola. 3) masyarakat yang tidak teratur, misalnya para pembaca suatu surat kabar. c. yang berdasarkan hubungan kekeluargaan; rumah tangga, saudara, suku, bangsa. d. yang berdasarkan peri-kehidupan/kebudayaan; 1) masyarakat primitif dan modern 2) masyarakat desa dan masyarakat kota 3) masyarakat teritorial, yang anggotanya bertempat tinggal dalam suatu daerah 4) masyarakat genealogis, yang anggotanya mempunyai pertalian darah (seketurunan) 5) masyarakat teritorial-genealogis, yang anggotanya bertempat tinggal dalam satu daerah 5.Pendorong hidup bermasyarakat Adapun yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat ialah antara lain dorongan kesatuan biologis yang terdapat dakan naluri manusia misalnya : a. hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum b. hasrat untuk membela diri c. hasrat untuk mengadakan keturunan Adapun naluri itu sudah ada pada diri manusia sejak ia dilahirkan, tanpa orang lain yang mengajarkannya. Dari keinginan untuk memperoleh keperluan hidupnya secara mudah itu timbullah dalam diri manusia
suatu dorongan untuk hidup bermasyarakat. Hasrat membela diri juga merupakan salah satu sebab manusia hidup bersama. Faktor-faktor pendorong lain untuk hidup bermasyarakat ialah : ikatan pertalian darah, persamaan nasib, persamaan agama, persamaan bahasa, persamaan cita-cita, kebudayaan dan persamaan kenisyafan bahwa mereka mendiami suatu daerah yang sama.
3.Kaidah Sosial Kaidah Sosial atau Norma Sosial adalah ketentuan-ketentuan tentang baik buruk perilaku manusia di tengah pergaulan hidupnya dan peraturan hidup yang mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat, dengan menentukan perangkat-perangkat atau penggal-penggal aturan yang bersifat perintah dan anjuran serta larangan-larangan. Ketentuan larangan untuk perbuatan-perbuatan yang apabila di lakukan atau tidak dilakukan dapat membahayakan kehidupan bersama, sebaliknya perintahperintah adalah ditujukan agar dilakukan perbuatan-perbuatan yang dapat memberi kebaikan bagi kehidupan bersama. Apabila perilaku masyarakat menuruti norma atau kaidah maka perbuatannya dipandang normal atau wajar, dan apabila sebaliknya tidak normal atau menyimpang sehingga akan menerima reaksi masyarakat. Dapatlah dikatakan bahwa apa yang diartikan dengan kaidah adalah patokan atau ukuran atau pedoman untuk berperilaku atau bersikap tindak dalam hidup. A.Jenis Kaidah Sosial 1.Kaidah Hukum Peraturan hidup yang dibuat oleh penguasa masyarakat atau Negara.Sanksi dapat dibedakan menjadi: 1. Sanksi Positif:reaksi terhadap perbuatan-perbuatan baik dalam bentuk pemberian hadiah, piagam atau tanda penghargaaan yang lain 2. Sanksi Negatif: reaksi terhadap perbuatan-perbuatan negatif atau pelanggaran dalam bentuk hukuman 3. Sanksi Responsif: reaksi spontan dari kedua belah pihak untuk sesegera mungkin memulihkan ketidakseimbangan yang terjadi. Akibat kontak manusia dalam memenuhi kebutuhannya terbagi menjadi 2, yaitu; 1. Kontak yang positif :kontak yang terjadi ternyata sejalan dan menguntungkan kedua belah pihak 2. Kontak yang negatif :kontak yang terjadi ternyata tidak sejalan dan mengakibatkan ada pihak yang dirugikan/menimbulkan konflik 2.Kaidah Kesusilaan Kaidah kesusilaan berhubungan erat dengan bentuk prilaku keseharian yang dilakukan oleh setiap manusia, kaidah ini dianggap paling tua dibandingkan dengan kaidah lainnya. Berasal dari hati nurani kita. Contoh yang termasuk dalam kaidah asusila ini misalnya saja adalah berbuat jujur yang memiliki pengaruh besar dalam kepercayaan yang diberikan manusia. Jujur menjadi pedoman hidup yang bisa memberikan gambaran secara tuntas mengenai bentuk prilaku yang baik.
3.Kaidah Kesopanan Kaidah sosial dalam bentuk lain, adalah kesopanan. Pengertian kaidah ini adalah aturan hidup manusia yang berlaku di masyarakat. Aturan ini memiliki ciri khas tidak tertulis dan bersifat nonformal, meskipun demikian bagi masyarakat yang melanggar akan diberikan saksi, dengan saksi yang bersifat sosial. Contoh yang bisa dikemukakan dalam kaidah kesopanan ini misalnya saja adanya pemuda yang harus menghormati orang tua. Sikap ini setidaknya dimiliki setiap manusia, khususnya jika ia ingin dianggap di lingkungannya. Perilaku yang diberikan misalnya dengan menundukan tubuh saat melewati orangtua, atau bersalaman sekalis mencium tangan pada saat bertemu dengan orang yang lebih tua. 4.Kaidah Agama Terakhir, yang menjadi bagian daripada kaidah sosial adalah agama. Pengertian kaidah agama ini berhubungan erat dengan tingkat kepercayaan yang harus dimiliki oleh setiap manusia, kepercayaan berhubungan dengan rohani dan tidak bisa ditentukan nilainya. Meskipun demikian dalam sudut tertentu manusia penting untuk memiliki kaidah agama ini. Contoh mengenai kaidah agama, yang bisa diberikan misalnya saja dilarang mengatakan “Ah” saat disuruh orang tua. Aturan yang bisa dijalanan dengan berpedoman pada Al-Qur’an bagi umat Islam, pada intinya apa yang menjadi pedoman pada setiap agama, denga “Kitab Sucinya” adalah bagian daripada kaidah agama dalam kaidah sosial.
B.Fungsi Kaidah Sosial Fungsi penting yang bisa diberikan dalam berlakukanya kaidah sosial, antara lain; Menjaga Konflik Sosial dalam Masyarakat Kaidah sosial mampu mengontrol atau meminimalisir penyimpangan sosial Memberikan ketenangan serta keteraman hidup dalam masyarakat Memberikan pedoman bagi masyarakat